Analisis kesulitan siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok.

(1)

ABSTRAK

Agustinus Tomi Wibowo. 2016.Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.

Penelitian ini betujuan untuk (1) mengetahui kesulitan siswa SMP Negeri 2 Piyungan kelas VIII C dan VIII Ftahun ajaran 2015/2016 dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa SMP Negeri 2 piyungan kelas VIII C dan VIII F tahun ajaran 2015/2016 mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 50 siswa, dan dipilih 10 siswa yang akan diwawancarai. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Data yang dikumpulkan melalui tes dengan materi kubus dan balok dan dari wawancara.Hasil tes digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan berdasarkan teori Hadar.Dari jenis kesalahan tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal.Wawancara digunakan untuk mengetahui faktor penyebab siswa tersebut mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)kesulitan yang dialami siswa SMP Negeri 2 piyungan kelas VIII C dan VIII F dalam menyelesaikan soal cerita yaitu: (a)Kesulitan dalam operasi perhitungan (b)Kesulitan dalam menentukan rumus yang dipakai untuk mengerjakan soal (c)Kesulitan dalam membuat model matematika dari soal, dan (2) faktor-faktor yang menyebabkan siswa SMP Negeri 2 piyungan kelas VIII C dan VIII F mengalami kesulitan yaitu(a)Siswa kurang teliti dalam perhitungan (b)Siswa tidak mampu mengaplikasikan rumus dari materi yang telah dipelajari untuk menyelesaikan soal cerita (c)Siswa tidak tahu apa yang harus dicari terlebih dahulu untuk menyelesaikan soal cerita (d)Persiapan siswa yang kurang dalam menghadapi tes.


(2)

ABSTRACT

Agustinus Tomi Wibowo. 2016. Analysis the difficulties of students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F on solving comprehension test on the cubes and blocks subject. Thesis.Mathematics Education.Department of Mathematics and Science Education.Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma. Yogyakarta.

This study aims (1) to understand the difficulties of students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F academic year 2015/2016 on solving comprehension test on the cubes and blocks subject,and (2) to determine the factors that cause students of SMP Negeri 2 class Piyungan VIII C and F VIII F academic year 2015/2016 have difficulty on solving the comprehension test.

The subjects of this study are students of class VIII C and VIII F SMP Negeri 2 Piyungan academic year 2015/2016 which numbered about 50 students, and the researcher selects 10 students who will be interviewed. Data gathering was conducted in January-March 2016. The study is a qualitative descriptive study. Data collected througha test and interviews with cubes and blocks subjects. The test results are used to determine the types of errors based on the theory of Hadar. From this type of error, it is then used to analyze the difficulties experienced by students on solving the problems. Interviews are used to determine the causes of students’ difficulty on solving the problems.

The results of this study shows that (1) the difficulties experienced by students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F on solving the comprehension test, namely: (a) The difficulty in arithmetic operations (b) The difficulty in determining the formula used to solve the problems (c) the difficulty in making a mathematical model of the problem, and (2) factors that cause students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F experiencing difficulties, namely: (a) students are less accurate in the calculation (b) students are not able to apply the formula of material has been studied to solve word problems (c) students do not know what to look first to solve word problems, and (d) students preparation in facing the test.


(3)

i

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII C DAN VIII F SMP NEGERI 2 PIYUNGAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL

CERITA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh : Agustinus Tomi Wibowo

NIM : 111414033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii SKRIPSI

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII C DAN VIII F SMP NEGERI 2 PIYUNGAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL

CERITA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Oleh

Agustinus Tomi Wibowo NIM : 111414033

telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing


(5)

iii SKRIPSI

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII C DAN VIII F SMP NEGERI 2 PIYUNGAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL

CERITA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Disusun oleh:

Agustinus Tomi Wibowo NIM: 111414033

Telah dipertahankan di depan Penguji pada tanggal

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. M. Andy Rudhito, S.pd. ... Sekretaris : Dr. Hongki Julie, M.Si. ... Anggota : Drs. A. Sardjana, M.Pd. ... Anggota : Beni Utomo, M.Sc. ... Anggota : C. Novella Krisnamurti, M.Sc. ...

Yogyakarta,21 Juli 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto:

Fanatisme menunjukkan kesempitan cakrawala dan kebodohan.

Manusia fanatik mengira bahwa dunia hanya bagus bila hanya ada satu jenis pohon, yakni pohon yang ia sukai – Romo Y.B. Mangunwijaya

Keep your friends close but your enemies closer- Don Vito Corleone

In everymeeting of minds, there must be a loser- Tinker

“Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya…hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya” – Harper Lee

Manusia itu sungguh makhluk yang unik dan misterius – Chrollo Lucilfer

Skripsi ini aku persembahkan untuk orang-orang yang dizalimi, teraniaya, dan menderita, semoga hari esok akan menjadi lebih baik.


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,21 Juli 2016 Penulis


(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agustinus Tomi Wibowo

NIM : 111414033

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII C DAN VIII F SMP NEGERI 2 PIYUNGAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta,21 Juli 2016 Yang menyatakan,


(9)

vii ABSTRAK

Agustinus Tomi Wibowo. 2016.Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.

Penelitian ini betujuan untuk (1) mengetahui kesulitan siswa SMP Negeri 2 Piyungan kelas VIII C dan VIII Ftahun ajaran 2015/2016 dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa SMP Negeri 2 piyungan kelas VIII C dan VIII F tahun ajaran 2015/2016 mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 50 siswa, dan dipilih 10 siswa yang akan diwawancarai. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Data yang dikumpulkan melalui tes dengan materi kubus dan balok dan dari wawancara.Hasil tes digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan berdasarkan teori Hadar.Dari jenis kesalahan tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal.Wawancara digunakan untuk mengetahui faktor penyebab siswa tersebut mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)kesulitan yang dialami siswa SMP Negeri 2 piyungan kelas VIII C dan VIII F dalam menyelesaikan soal cerita yaitu: (a)Kesulitan dalam operasi perhitungan (b)Kesulitan dalam menentukan rumus yang dipakai untuk mengerjakan soal (c)Kesulitan dalam membuat model matematika dari soal, dan (2) faktor-faktor yang menyebabkan siswa SMP Negeri 2 piyungan kelas VIII C dan VIII F mengalami kesulitan yaitu(a)Siswa kurang teliti dalam perhitungan (b)Siswa tidak mampu mengaplikasikan rumus dari materi yang telah dipelajari untuk menyelesaikan soal cerita (c)Siswa tidak tahu apa yang harus dicari terlebih dahulu untuk menyelesaikan soal cerita (d)Persiapan siswa yang kurang dalam menghadapi tes.


(10)

viii ABSTRACT

Agustinus Tomi Wibowo. 2016. Analysis the difficulties of students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F on solving comprehension test on the cubes and blocks subject. Thesis.Mathematics Education.Department of Mathematics and Science Education.Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma. Yogyakarta.

This study aims (1) to understand the difficulties of students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F academic year 2015/2016 on solving comprehension test on the cubes and blocks subject,and (2) to determine the factors that cause students of SMP Negeri 2 class Piyungan VIII C and F VIII F academic year 2015/2016 have difficulty on solving the comprehension test.

The subjects of this study are students of class VIII C and VIII F SMP Negeri 2 Piyungan academic year 2015/2016 which numbered about 50 students, and the researcher selects 10 students who will be interviewed. Data gathering was conducted in January-March 2016. The study is a qualitative descriptive study. Data collected througha test and interviews with cubes and blocks subjects. The test results are used to determine the types of errors based on the theory of Hadar. From this type of error, it is then used to analyze the difficulties experienced by students on solving the problems. Interviews are used to determine the causes of students’ difficulty on solving the problems.

The results of this study shows that (1) the difficulties experienced by students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F on solving the comprehension test, namely: (a) The difficulty in arithmetic operations (b) The difficulty in determining the formula used to solve the problems (c) the difficulty in making a mathematical model of the problem, and (2) factors that cause students of SMP Negeri 2 Piyungan class VIII C and VIII F experiencing difficulties, namely: (a) students are less accurate in the calculation (b) students are not able to apply the formula of material has been studied to solve word problems (c) students do not know what to look first to solve word problems, and (d) students preparation in facing the test.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII C DAN VIII F SMP NEGERI 2 PIYUNGAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK ” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. A. Sardjana, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, motivasi, dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika sekaligus sebagai dosen penguji atas masukkan yang telah diberikan.

4. Bapak Suprapto, S.Pd. selaku Plh. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Piyungan yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian ini. 5. BapakRestituta Gotama, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika

SMP Negeri 2 Piyungan yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukkan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Siswa-siswa kelas VIII C, dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.


(12)

x

8. Seluruh teman-teman P.Mat angkatan 2011 khususnya Yosa,Hendra, Chris, Yoga, Juni, Toro, Danik, Vian, Faming, dan Singgih atas dukungan dan semangat yang diberikan.

9. Teman-teman kampus khususnya Gotaro, Sarjo, Uma, dan Erfan atas motivasi yang selalu diberikan.

10.Serta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah turut serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Saran dan masukkan sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 21 Juli 2016 Penulis


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6


(14)

xii

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Batasan Istilah ... 7

F. Tujuan Penelitian ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 9

H. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Analisis ... 11

B. Karakteristik Anak Yang Berkesulitan Belajar Matematika ... 11

C. Soal Cerita ... 13

D. Kesulitan-Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal Cerita ... 17

E. Kesalahan ... 18

F. Bangun Ruang Kubus dan Balok ... 29

G. Kerangka Berpikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 38

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

D. Bentuk Data ... 39

E. Metode Pengumpulan Data ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 41


(15)

xiii

H. Validitas dan Reliabilitas ... 44

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 47

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Pelaksanaan Penelitian ... 49

B. Validitas Soal Cerita ... 54

C. Hasil Tes Soal Cerita ... 57

D. Rekapitulasi dan Presentase Kesalahan Siswa ... 60

E. Analisis Kesulitan Berdasarkan pada Kesalahan Siswa ... 61

F. Hasil Wawancara ... 88

G. Rangkuman ... 101

BAB V PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – kisi Soal Tes Hasil Belajar ... 41

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Tingkat Kesulitan ... 43

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Validitas ... 45

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Reliabilitas ... 46

Tabel 4.1 Tahapan Penelitian ... 49

Tabel 4.2 Uji Validitas Soal Kelas VIII F ... 54

Tabel 4.3 Validitas Soal ... 55

Tabel 4.4 Variansi Butir Soal ... 56

Tabel 4.5 Data Tes Soal Cerita ... 57

Tabel 4.6 Tingkat Kesulitan Soal tiap Indikator ... 59


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kubus ABCD. EFGH ... 29

Gambar 2.2 Kubus dan Jaring-jaring Kubus ... 31

Gambar 2.3 Kubus Satuan ... 32

Gambar 2.4 Balok ABCD.EFGH ... 33

Gambar 2.5 Balok dan Jaring-jaring Balok ... 35

Gambar 2.6 Kubus Satuan ... 36

Gambar 4.1 Pelaksanaan Tes di Kelas VIII F ... 53

Gambar 4.2 Pelaksanaan Tes di Kelas VIII C ... 53

Gambar 4.3 Kesalahan S34 Soal Nomor 1 ... 62

Gambar 4.4 Kesalahan S17 Soal Nomor 1 ... 62

Gambar 4.5 Kesalahan S7 Soal Nomor 1 ... 63

Gambar 4.6 Kesalahan S6 Soal Nomor 1 ... 64

Gambar 4.7 Kesalahan S1 Soal Nomor 2 ... 66

Gambar 4.8 Kesalahan S26 Soal Nomor 2 ... 66

Gambar 4.9 Kesalahan S6 Soal Nomor 2 ... 67

Gambar 4.10 Kesalahan S34 Soal Nomor 2 ... 68

Gambar 4.11 Kesalahan S5 Soal Nomor 3 ... 69


(18)

xvi

Gambar 4.13 Kesalahan S35 Soal Nomor 3 ... 70

Gambar 4.14 Kesalahan S37 Soal Nomor 3 ... 71

Gambar 4.15 Kesalahan S40 Soal Nomor 3 ... 71

Gambar 4.16 Kesalahan S24 Soal Nomor 3 ... 72

Gambar 4.17 Kesalahan S34 Soal Nomor 4 ... 73

Gambar 4.18 Kesalahan S16 Soal Nomor 4 ... 74

Gambar 4.19 Kesalahan S21 Soal Nomor 4 ... 75

Gambar 4.20 Kesalahan S7 Soal Nomor 4 ... 76

Gambar 4.21 Kesalahan S36 Soal Nomor 4 ... 76

Gambar 4.22 Kesalahan S40 Soal Nomor 5a ... 78

Gambar 4.23 Kesalahan S36 Soal Nomor 5a ... 78

Gambar 4.24 Kesalahan S27 Soal Nomor 5a ... 79

Gambar 4.25 Kesalahan S43 Soal Nomor 5a ... 79

Gambar 4.26 Kesalahan S8 Soal Nomor 5b ... 81

Gambar 4.27 Kesalahan S20 Soal Nomor 5b ... 81

Gambar 4.28 Kesalahan S43 Soal Nomor 5b ... 82

Gambar 4.29 Kesalahan S32 Soal Nomor 5b ... 82

Gambar 4.30 Kesalahan S34 Soal Nomor 5b ... 83

Gambar 4.31 Kesalahan S38 Soal Nomor 6 ... 84

Gambar 4.32 Kesalahan S37 Soal Nomor 6 ... 85


(19)

xvii

Gambar 4.34 Kesalahan S30 Soal Nomor 6 ... 86

Gambar 4.35Kesalahan S45 Soal Nomor 6 ... 87

Gambar 4.36 Hasil Pekerjaan S34 Soal Nomor 1 ... 88

Gambar 4.37 Hasil Pekerjaan S6 Soal Nomor 1 ... 89

Gambar 4.38 Hasil Pekerjaan S6 Soal Nomor 2 ... 90

Gambar 4.39 Hasil Pekerjaan S34 Soal Nomor 2 ... 91

Gambar 4.40 Hasil Pekerjaan S20 Soal Nomor 3 ... 92

Gambar 4.41 Hasil Pekerjaan S24 Soal Nomor 3 ... 92

Gambar 4.42 Hasil Pekerjaan S7 Soal Nomor 4 ... 93

Gambar 4.43 Hasil Pekerjaan S38 Soal Nomor 4 ... 94

Gambar 4.44 Hasil Pekerjaan S43 Soal Nomor 5a ... 95

Gambar 4.45 Hasil PekerjaanS36 Soal Nomor 5a ... 96

Gambar 4.46 Hasil Pekerjaan S43 Soal nomor 5b ... 97

Gambar 4.47 Hasil Pekerjaan S34 Soal Nomor 5b ... 97

Gambar 4.48 Hasil Pekerjaan S38 Soal Nomor 6 ... 98


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 109

2. Validitas Instrumen Penelitian ... 110

3. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 122

4. Tingkat Kesulitan Instrumen Penelitian ... 126

5. Soal Tes Penelitian ... 129

6. Rubik Penilaian Soal Tes Penelitian ... 130

7. Pekerjaan Siswa ... 135


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar dan pembelajaran merupakan istilah yang sering kita jumpai dalam dunia pendidikan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan (Moh. Surya 1981:32).

Arikunto (1993: 12) mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap”.

Belajar matematika merupakan proses siswa untuk menguasai materi yang dipelajari dengan pemahaman yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran. Tingkat pemahaman siswa menjadi aspek yang fundamental dalam belajar matematika. Siswa yang mampu menguasai materi dan memiliki pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari akan mampu mengaplikasikan konsep matematika dalam menyelesaikan suatu permasalahan terkait dengan materi yang telah dipelajari.


(22)

Matematika, sebagai salah satu ilmu yang banyak diaplikasikan di bidang ilmu lain menjadi mata pelajaran yang penting, tetapi mata pelajaran matematika malah ditakuti oleh sebagian besar siswa. Seringkali siswa terbebani dengan target nilai yang harus mencapai ketuntasan minimal, sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Siswa cenderung terfokus pada cara menggunakan rumus yang telah diberikan oleh guru dan menghafalkannya. Siswa lebih berorientasi pada hasil akhir karena terbebani harus mencapai nilai yang memenuhi ketuntasan minimal. Menghafalkan rumus atau menerapkan cara-cara praktis dan cepat seperti yang diberikan oleh lembaga bimbingan belajar mungkin akan membantu siswa dalam menghadapi soal matematika, dan juga untuk mencapai nilai yang diharapkan, tetapi tidak memberikan pemahaman yang mendalam terhadap materi matematika yang telah dipelajari selama proses pembelajaran matematika.

Skemp (1976) dalam teori pembelajarannya membedakan pemahaman, yaitu pemahaman relasional dan pemahaman instrumental. Pemahaman instrumental adalah kemampuan seseorang menggunakan suatu prosedur matematis untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa mengetahui mengapa prosedur itu boleh digunakan untuk menyelesaikan masalah (rules without reason). Sedangkan pemahaman relasional, Skemp menjabarkannya sebagai kemampuan seseorang menggunakan suatu prosedur matematis yang berasal dari hasil menghubungkan berbagai konsep matematis yang relevan dalam menyelesaikan suatu masalah dan mengetahui mengapa prosedur


(23)

tersebut dapat digunakan (knowing what to do and why). Skemp menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika dapat dikategorikan sebagai pemahaman relasional dan juga pemahaman instrumental dengan perbedaan sebagai berikut:

1. Pemahaman relasional, jika siswa selain sudah dapat menentukan hasil namun ia juga harus dapat menjelaskan mengapa hasilnya seperti itu.

2. Pemahaman instrumental jika siswa hanya dapat menentukan hasil, tetapi tidak dapat menjelasakan mengapa hasilnya seperti itu.

Skemp menyatakan bahwa pemahaman instrumental sejatinya belum termasuk pada kategori pemahaman sedangkan pemahaman relasional sudah termasuk pada kategori pemahaman. Siswa yang memiliki pemahaman relasional memiliki fondasi atau dasar yang lebih kokoh dalam pemahaman tersebut.

Soal cerita dalam matematika merupakan jenis soal yang dalam menyelesaikannya diperlukan kemampuan untuk mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika. Terdapat aspek penyelesaian masalah dalam soal cerita. Siswa harus mampu memahami maksud dari permasalahan yang akan diselesaikan, dapat menyusun model matematikanya, serta mampu mengaitkan permasalahan tersebut dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari sehingga dapat menyelesaikannya dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki.


(24)

Berdasarkan langkah-langkah penyelesaian masalah model Polya (dalam Antonius Cahyo Prihandoko , 2006: 208-209) , untuk menyelesaikan soal cerita perlu menyusun langkah-langkah sebagai berikut:

1. menentukan apa yang diketahui, 2. menentukan apa yang ditanyakan,

3. menyusun model matematika , mengubah permasalahan dalam soal cerita ke dalam kalimat matematika,

4. Menafsir hasil yang didapat dalam penyelesaian matematika ke dalam soal.

Seringkali siswa mengalami kesulitan ketika menyelesaikan soal cerita. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi maupun konsep dasar matematika menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Siswa kurang menguasai konsep-konsep yang yang dipelajari untuk memecahkan masalah dalam soal cerita.

Peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 2 Piyungan. Sebelum melakukan observasi, peneliti bertemu dengan Pak Restituta Gotama, yang merupakan salah satu guru matematika di sekolah tersebut. Peneliti bertanya pada Pak Restituta Gotama, apa saja kendala selama proses pembelajaran matematika. Pak Restituta Gotama kemudian mengatakan bahwa siswa di SMP Negeri 2 Piyungan cenderung bersikap pasif selama proses pembelajaran matematika. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Piyungan memakai kurikulum KTSP, dan selama proses pembelajaran guru menjadi pusat pembelajaran,


(25)

menyebabkan siswa kurang aktif selama proses pembelajaran. Guru memberikan materi pelajaran, menuliskan rumus di papan tulis dan memberikan latihan soal. Tidak terlalu banyak siswa yang bertanya. Sebagian besar hanya mencatat materi dan pembahasan soal yang ditulis di papan tulis. Pada materi bangun ruang kubus dan balok yang diajarkan di kelas VIII, sebagian besar siswa sudah mampu menggunakan rumus luas permukaan dan volume untuk mengerjakan soal-soal yang sederhana, sudah diketahui panjang, lebar, dan tinggi untuk balok dan rusuk pada kubus. Pada soal yang diketahui luas permukaan atau volume untuk menentukan panjang, lebar, atau tinggi pada balok, serta rusuk pada kubus, beberapa siswa mengalami kesulitan. Ketika dihadapkan pada soal berbentuk soal cerita pada materi kubus dan balok, siswa seringkali mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan materi luas permukaan dan volume kubus dan balok yang telah diajarkan untuk menyelesaikan masalah soal cerita. Siswa kesulitan dalam menyusun model matematika dari soal cerita.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok”


(26)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa cenderung pasif dalam belajar,

2. Sikap siswa yang pasif membuat guru menjadi dominan selama proses pembelajaran,

3. Siswa cenderung menghafalkan rumus dalam belajar matematika,

4. Siswa kurang mampu mengaplikasikan materi matematika yang dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut,

5. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyusun model matematika pada soal cerita,

6. Banyak siswa yang tidak mampu mengerjakan soal cerita pada materi luas permukaan dan volume kubus dan balok.

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian menjadi lebih fokus pada siswa kelas VIII C dan VIII F SMP 2 Piyungan. Adapun masalah tersebut adalah sebagai berikut:


(27)

1. Materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kubus dan balok Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan.

2. Penelitian ini akan menganalisis kesulitan siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi luas permukaan dan volume kubus dan balok.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja kesulitan yang dialami siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok ?

2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok ?

E. Batasan Istilah 1. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.


(28)

2. Analisis

Analisis merupakan suatu kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

3. Soal cerita

Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal yang menyajikan permasalahan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dalam bentuk cerita.

F. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa SMP Negeri 2 Piyungan

dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa SMP Negeri 2

Piyungan mengalami kesulitan dalam menyelesaian soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok.


(29)

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu siswa untuk mengetahui kesalahan yang dialami siswa tersebut dalam menyelesaikan soal cerita, sehingga siswa dapat mengetahui letak kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan soal cerita.

2. Bagi guru mata pelajaran matematika, penelitian ini dapat membantu guru untuk mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, sekaligus mengerti di mana letak kesulitan yang dialami siswa

3. Bagi peneliti sebagai calon guru matematika, penelitian ini dapat membantu peneliti mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita

H. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, dan batasan istilah. Selain itu, dikemukakan juga mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan dasar teori yang memaparkan teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian.

Bab III dalam skripsi ini memaparkan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, bentuk data, instrumen penelitian, validitas, reliabilitas, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.


(30)

Bab IV memaparkan tentang pelaporan pelaksanaan penelitian, penyajian data, analisa data, dan pembahasan.

Bab V merupakan penutup yang memaparkan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi penelitian ini sendiri.


(31)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis

Analisis merupakan suatu kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan penjelasan mengenai pengertian analisis sebagai berikut:

a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (asal usul, sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya)

b. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan, penelaahan bagian-bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

B. Karakeristik Anak Yang Berkesulitan Belajar Matematika

Karakteristik anak yang berkesulitan belajar matematika dilihat dari kesulitan yang dialami anak selama proses belajar. Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 259-262) menyebutkan beberapa karakteristik anak yang berkesulitan belajar matematika yaitu;


(32)

1. Gangguan hubungan keruangan

Adanya gangguan dalam memahami konsep hubungan keruangan seperti jauh dekat ataupun tinggi-rendah, dapat mengganggu pemahaman anak tentang sistem bilangan secara keseluruhan. Karena gangguan ini, anak mungkin tidak mampu membedakan jarak antara angka-angka pada garis bilangan atau penggaris dan mungkin juga anak tidak tahu bahwa angka 2 lebih dekat ke angka 3 dari pada ke angka 5.

2. Abnormalitas persepsi visual

Salah satu gejala abnormalitas persepsi visual adalah adanya kesulitan untuk melihat berbagai objek dalam hubungannya dalam kelompok atau himpunan yang merupakan dasar yang memungkinkan anak mengidentifikasi jumlah objek dalam suatu kelompok. Gejala yang lain adalah ketidakmampuan anak untuk membedakan bentuk-bentuk geometri, yang akhirnya menimbulkan kesulitan dalam memahami berbagai simbol

3. Asosiasi visual- motor

Anak dengan gangguan ini sering tidak dapat menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebutkan bilangannya, misalkan anak menyebutkan satu, dua, tiga, empat tapi ternyata sudah menyebutkan empat ketika memegang benda ketiga, atau telah menyentuh benda keempat tapi baru mengucapkan tiga. Anak-anak semacam ini dapat memberikan kesan bahwa mereka hanya menghafal bilangan tanpa memahami maknanya.


(33)

4. Kesulitan mengenal dan memahami simbol

Yaitu kesulitan dalam mengenal dan menggunakan simbol-simbol matematika seperti +, -, <, >, = dan lain sebagainya. Kesulitan seperti ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan memori atau adanya gangguan persepsi visual.

5. Kesulitan dalam bahasa dan membaca

Soal matematika yang berbentuk cerita, menuntut kemampuan membaca dalam memecahkannya. Oleh karena itu, anak yang kesulitan membaca akan mengalami kesulitan pula dalam menyelesaikannya.

C. Soal Cerita

Soal cerita dalam pembelajaran matematika sangat erat kaitannya dengan penanaman keterampilan memecahkan masalah

1. Hakekat Pemecahan Masalah

Menurut Akbar Sutawidjaja (1992: 22), pemecahan masalah adalah proses mengorganisasikan konsep dan keterampilan ke dalam pola aplikasi baru untuk mencapai suatu tujuan. Hampir sama dengan pernyataan tersebut, Mayer (J. Tombokan Runtukahu, 1996: 30) juga mengungkapkan bahwa dalam pengajaran matematika, pemecahan masalah berarti serangkaian operasi mental yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Untuk melatih ketrampilan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, biasanya pada akhir suatu materi akan disajikan soal-soal dalam bentuk cerita. Akan tetapi tidak berarti bahwa semua soal cerita merupakan masalah.


(34)

Selanjutnya J. Tombokan Runtukahu (1996: 31) menjelaskan bahwa pemecahan masalah matematika dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pemecahan masalah rutin dan pemecahan masalah non-rutin. Dalam pemecahan masalah rutin, anak mengaplikasikan cara matematika yang hampir sama dengan cara yang telah dijelaskan oleh guru. Kebanyakan masalah dalam buku teks ialah masalah rutin, atau lebih dikenal dengan soal cerita. Sedangkan dalam pemecahan masalah non-rutin, soal dimulai dari situasi nyata dan penyelesaiannya ialah dengan menerjemahkan masalah ke dalam model matematika, dan selanjutnya masalah dikembalikan kepada masalah dunia nyata

2. Langkah-langkah Penyelesaian Masalah dalam Matematika.

Langkah-langkah penyelesaian masalah berdasarkan model Polya tersebut dijelaskan oleh Antonius Cahyo Prihandoko (2006: 208-209) sebagai berikut: 1. Pemahaman masalah, berkenaan dengan proses identifikasi terhadap apa saja

yang diketahui dan apa saja yang ditanyakanan.

2. Perencanaan penyelesaian, berkenaan dengan pengorganisasian konsep-konsep yang bersesuaian untuk menyusun strategi termasuk didalamnya penentuan sarana yang dipergunakan dalam penyelesaianmasalah. Sarana-sarana tersebut dapat berupa tabel, gambar, grafik, peta, persamaan, model, algoritma, rumus, kaidah-kaidah baku, atau sifat-sifat obyek.

3. Pelaksanaan rencana penyelesaian, rencana yang telah dirumuskan kemudian diimplementasikan untuk menghasilkan sebuah penyelesaian. Pelaksanaan rencana ini berkenaan dengan sarana yang telah ditetapkan.


(35)

4. Pengecekan kembali kebenaran jawaban, pelaksanaan rencana penyelesaian akan menghasilkan sebuah jawaban atau pertanyaan dalam masalah. Namun demikian, jawaban ini harus dicek kembali kebenarannya. Pengecekan ini dilakukan dengan mentranslasikan jawaban ke dalam model masalah, apabila proses substansi ini menghasilkan sebuah pernyataan yang benar maka jawaban yang dihasilkan juga benar.

Sedangkan menurut Hudoyo dan Sutawijaya (1998), langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman terhadap masalah

Bagaimana kita memahami suatu masalah?

a. Bacalah berulang-ulang masalah tersebut, pahami kata demi kata, dan kalimat demi kalimat.

b. Identifikasi apa yang diketahui dari masalah tersebut. c. Identifikasi apa yang hendak dicari.

d. Abaikan hal-hal yang tidak relevan dengan permasalahan.

e. Jangan menambahkan hal-hal yang tidak ada sehingga masalahnya jadi berbeda dengan masalah yang kita hadapi

2. Perencanaan penyelesaian masalah

Didalam merencanakan penyelesaian masalah seringkali diperlukan kreatifitas. Sejumlah strategi dapat membantu kita untuk merumuskan suatu rencana penyelesaian masalah.


(36)

Pada langkah ini segala sesuatu yang telah disusun dalam perencanaan penyelesaian masalah dilaksanakan dalam upaya untuk mencari penyelesaian (jawaban) yang diharapkan

4. Memeriksa kembali penyelesaian

Langkah ini merupakan langkah untuk melihat apakah penyelesaian yang kita peroleh sudah sesuai dengan ketentuan yang diketahui dan tidak kontradiksi. Terdapat empat komponen untuk mereview suatu penyelesaian, yaitu:

a. Cek hasil yang diperoleh

b. Interpretasikan jawaban yang diperoleh

c. Bertanya pada diri sendiri: Apakah dapat diperoleh jawaban yang sama dengan cara yang berbeda?

d. Bertanya pada diri sendiri: Apakah ada solusi lain yang juga memenuhi masalah tersebut? Jika memang ada solusi lain, hal ini juga harus diungkapkan dalam penyelesaian masalah tersebut.

3. Keterampilan dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Menurut Ellerton & Clements (J. Tombokan Runtukahu, 1996: 200), keterampilan menyelesaikan soal cerita sangat tergantung pada kemampuan atau keterampilan:

1. Pengetahuan bahasa, khususnya kemampuan membaca. 2. Matematika, antara lain berhitung.


(37)

4. Menghubung-hubungkan dengan pengetahuan dan pengalaman lalu dengan yang ada sekarang.

5. Sikap.

D. Kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita

Berdasarkan pada karakteristik kesulitan belajar matematika, langkah-langkah penyelesaian masalah, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan soal cerita, peneliti menyimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal cerita antara lain:

1. Kesulitan dalam memahami soal, berkaitan dengan karakteristik kesulitan membaca. Siswa yang kesulitan memahami soal akan terlihat dalam menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal.

2. Kesulitan merencanakan penyelesaian masalah, siswa kesulitan dalam membuat model penyelesaian masalah dari soal cerita

3. Kesulitan dalam melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah, setelah membuat model penyelesaiannya, siswa masih harus menyelesaikan perhitungan dari model penyelesaian tersebut, ini berkaitan dengan keterampilan berhitung dalam menyelesaikan soal tersebut.

4. Kesulitan pengambilan kesimpulan jawaban, setelah menyelesaiakan perhitungan dari model penyelesaian yang telah dibuat, siswa akan mengembalikan jawaban yang diperoleh dari model penyelesaian ke dalam model masalah soal tersebut


(38)

E. Kesalahan

Kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat dilihat dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam proses menyelesaikan soal cerita. 1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim penyusun, 2011), arti dari kata kesalahan adalah perihal salah; kekeliruan; kealpaan. Kesalahan yang dimaksud pada penelitian ini adalah kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita pada materi kubus dan balok

Lerner dalam Mulyono (2009:262) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri.

2. Faktor Penyebab Kesalahan

Faktor penyebab kesalahan secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor kognitif dan faktor non kognitif.

1. Faktor Kognitif

Menurut Suwarsono (1982), faktor kognitif adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dalam memproses atau mencerna materi matematika ke dalam pikiran.


(39)

2. Faktor Nonkognitif

Menurut Burton dalam M. Entang (1984: 13-14), faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:

a. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain kelemahan secara fisik seperti suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna, luka atau cacat, atau sakit, sehingga sering membawa gangguan emosional, yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain: kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang), nampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya hanya kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat dan sebagainya, juga kurang menguasai keterampilan dan kebiasaan fundamental dalam belajar. Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain terdapatnya rasa tidak aman (insecurity), penyesuaian yang salah (adjusment) terhadap orang-orang, situasi dan tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan, tercekam rasa phobia (takut, benci dan antipati), mekanisme pertahanan diri. Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: malas belajar,


(40)

sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial (meningkat dan beruntun), kurang menguasai bahasa asing yang diperlukan.

b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain: kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku (sumber) yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu; ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar, dan sebagainya); terlalu berat beban belajar (siswa) atau mengajar (guru), terlampau besar populasi siswa dalam kelas, terlalu berat menuntut kegiatan diluar, dan sebagainya; terlalu sering pindah sekolah, atau program tinggal kelas dan sebagainya; kelemahan dari sitem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan sebelumnya; kelemahan yang terdapat pada kondisi rumah tangga (pendidikan, status sosial ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan sosial psikologis; terlalu banyak kegiatan diluar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler; kekurangan makan (gizi) dan sebagainya.


(41)

3. Jenis Kesalahan

Hadar, Zaslavsky, dan Inbar (1987) mengklasifikasikan kesalahan dalam 5 tipe, yaitu:

1. Siswa menambah atau mengabaikan data.

2. Siswa menerjemahkan pernyataan verbal ke dalam pernyataan matematika dengan arti yang berbeda.

3. Siswa menggunakan teorema atau definisi yang salah.

4. Siswa menggunakan logika secara salah dalam mengambil kesimpulan. 5. Siswa membuat kesalahan dalam keterampilan dasar.

Kelima kategori kesalahan di atas bersifat hipotesis. Pada tahun berikutnya, mereka mengadakan penelitian lagi dengan menambah satu kriteria baru, yaitu “penyelesaian yang tidak diperiksa kembali”.

Kemudian Hadar dan kawan-kawan (1987) menetapkan model klasifikasi kesalahan yang dibuat oleh para siswa sekolah menengah Israel sebagai berikut:

1. Kesalahan data

2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa (model)

3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan 4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema

5. Kesalahan teknis

Penjelasan dari tiap-tiap kategori kesalahan menurut Hadar dan kawan-kawan (1987) adalah sebagai berikut:


(42)

1. Kesalahan Data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh peserta tes. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan berikut: a. Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal.

b. Mengabaikan data penting yang diberikan.

c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah.

d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya. e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai.

f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain. g. Salah menyalin soal

2. Kesalahan Menginterpretasikan Bahasa

Kategori kesalahan menginterpretasikan bahasa meliputi kesalahan-kesalahan berikut:

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda.

b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda.


(43)

3. Kesalahan Menggunakan Logika untuk Menarik Kesimpulan

Pada umumnya, yang termasuk kategori ini adalah kesalahan-kesalahan dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu:

a. Kesimpulan dari pernyataan ⟹ dengan kebalikan baik bentuk positif ⟹ atau dengan bentuk negatif ~ ⟹ ~ . Pernyataan

⟹ tidak ekuivalen dengan ⟹ atau dengan∼ ⟹ ~ . Lihat tabel kebenaran berikut ini:

Tabel 1: Nilai kebenaran ⟹

Tabel 2: Nilai kebenaran ⟹


(44)

Tabel 3: Perbandingan nilai kebenaran ⟹ dan ⟹

⟹ ⟹

Tabel 4: Nilai kebenaran ~ ⟹ ~

~ ~ ~ ⟹ ~

Tabel 5: Perbandingan nilai kebenaran ⟹ dan~ ⟹ ~

⟹ ~ ⟹ ~

Dari tabel kebenaran kita dapat melihat bahwa ⟹ tidak ekuivalen dengan ⟹ atau dengan~ ⟹ ~ .


(45)

b. Dari pernyataan bentuk implikasi ⟹ , siswa menarik kesimpulan sebagai berikut:

- Bila diketahui terjadi, maka pasti terjadi. - Bila diketahui salah, maka pasti juga salah.

Contoh 1:Kesalahan siswa dalam menarik kesimpulan sebagai berikut: Jika Muhammad Al Fata seorang haji maka Muhammad Al Fata beragama islam.

Kita misalkan:

: Muhammad Al Fata seorang haji : Muhammad Al Fata beragama islam.

Dari pernyataan tersebut siswa menyimpulkan jika Muhammad Al Fata beragama islam, maka Muhammad Al fata seorang haji, atau menyimpulkan jika Muhammad Al Fata bukan seorang haji, maka Muhammad Al Fata tidak beragama islam. Kesimpulan ini merupakan kesimpulan yang salah karena tidak semua orang beragama islam merupakan seorang haji.

c. Menyimpulkan bahwa ⟹ ketika bukan merupakan akibat dari . Contoh 2: : Fata seorang pastur

: Fata hidup selibat

bukan merupakan akibat dari , tidak dapat ditarik kesimpulan jika Fata hidup selibat maka ia seorang pastur. Belum tentu orang yang hidup selibat adalah seorang pastur.


(46)

d. Menggunakan ukuran logika seperti “semua”, “ada”, pada tempat yang salah.

Misal diketahui pernyataan: Semua pilot adalah pria

Ingkaran dari pernyataan tersebut adalah Ada pilot yang bukan pria. Contoh 3: Kesalahan siswa dalam menggunakan ukuran logika yaitu menjawab ingkaran pernyataan “Semua pilot adalah pria” dengan pernyataan “Semua pilot bukan pria”.

e. Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul.

Misal dari pernyataan-pernyataan berikut:

Jika Andri bangun kesiangan, maka Andri terlambat. Jika Andri tidak terkena sanksi, maka Andri tidak terlambat Kita misalkan

: Andri bangun kesiangan : Andri terlambat

: Andri terkena sanksi

⟹ : Jika Andri bangun kesiangan, maka Andri terlambat

~ ⟹ ~ : Jika Andri tidak terkena sanksi, maka Andri tidak terlambat

Dari pernyataan-pernyataan tersebut siswa menyimpulkan Jika Andri bangun kesiangan maka Andri terkena sanksi. Kesimpulan


(47)

tersebut benar tetapi siswa salah dalam urutan pembuktian. Siswa perlu untuk mengubah pernyataan ~ ⟹ ~ : Jika Andri tidak terkena sanksi, maka Andri tidak terlambat ke dalam bentuk pernyataan lain yang ekuivalen yaitu ⟹ : Jika Andri terlambat maka Andri terkena sanksi. Dari pernyataan ⟹ dan ⟹ dapat ditarik kesimpulan ⟹ : Jika Andri bangun kesiangan maka Andri terkena sanksi dengan urutan yang tepat.

4. Kesalahan Menggunakan Definisi atau Teorema

Kesalahan ini merupakan suatu penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok dan khas. Kesalahan-kesalahan ini antara lain:

a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai. Misalnya mencari luas permukaan balok dengan rumus volume balok :

=

b. Kesalahan dalam menerapkan sifat distributif Misalnya dalam rumus luas permukaan balok:

2{( ) + ( ) + ( )} = 2( ) + ( ) + ( ) c. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus atau


(48)

5. Penyelesaian yang Tidak Diperiksa Kembali

Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh peserta tes benar, akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian dari soal tersebut.

6. Kesalahan Teknis

Kategori kesalahan teknis meliputi kesalahan-kesalahan berikut: a. Kesalahan-kesalahan perhitungan,

b. Kesalahan dalam mengutip data dari tabel


(49)

F. Bangun ruang Kubus dan Balok

Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi-sisi bidang datar (Nuniek Avianti Agus, 2008).

1. Kubus

Kubus adalah sebuah bangun ruang yang mempunyai sisi berdekatan berbentuk persegi dan kongruen.

Gambar 2.1: Kubus .

Gambar 2.1 menunjukkan sebuah kubus . yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Sisi

Sisi adalah bidang yang membatasi bangun ruang. Kubus . memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuk persegi yaitu ,

, , , , dan

b. Rusuk

Rusuk adalah garis potong antara dua sisi. Kubus . memiliki12 rusuk, yaitu , , , , , , , , , ,


(50)

c. Titik sudut

Titik sudut adalah titik potong antara tiga sisi kubus. . memiliki 8 buah titik sudut, yaitu , , , , , , , dan

d. Diagonal Bidang

Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi Kubus . mempunyai 12 buah diagonal bidang, yaitu , , , , , , , , , ,

, dan . e. Diagonal Ruang

Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Kubus . mempunyai 4 diagonal ruang, yaitu , , , dan .

f. Bidang Diagonal

Bidang Diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua diagonal bidang yang saling sejajar dan dua rusuk yang saling sejajar, sehingga membentuk bidang diagonal di dalam suatu bangun ruang. Kubus . mempunyai 6 bidang diagonal, yaitu , ,

, , , dan .

Sifat-sifat Kubus

a. Semua sisi kubus berbentuk persegi yang kongruen. b. Semua rusuk kubus berukuran sama panjang.


(51)

c. Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang

d. Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang e. Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegi panjang. Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan adalah jumlah luas seluruh sisi bangun ruang.

Luas adalah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi suatu bangun datar.

Persegi satuan adalah persegi yang memiliki panjang sisi 1 satuan

Gambar 2.2: Kubus dan Jaring-jaring kubus

Dari Gambar 2.2 terlihat suatu kubus beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan kubus adalah dengan menghitung luas jaring-jaring kubus tersebut. Oleh karena jarring-jaring kubus merupakan persegi yang sama dan kongruen maka,

Luas permukaan kubus = luas jaring-jaring kubus

=6 ( )

Lp kubus =6 Dengan =


(52)

Volume Kubus

Volume adalah banyaknya kubus satuan yang tepat memenuhi suatu bangun ruang Kubus satuan adalah kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan.

Gambar 2.3: Kubus Satuan (a), Kubus (b), dan Kubus (c)

Gambar 2.3 menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran berbeda. Kubus pada gambar 2.3 (a) merupakan kubus satuan. Untuk membuat kubus pada Gambar 2.3 (b) diperlukan 2 2 2 = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada Gambar 2.3 (c) diperlukan 3 3 3 = 27 kubus satuan. Dengan demikian, volume suatu kubus dapat ditentukan dengan cara menghitung akar pangkat tiga panjang rusuk kubus tersebut

Volume kubus = panjang rusuk x panjang rusuk x panjang rusuk =

= 3 Dengan =


(53)

2. Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang memiliki sepasang sisi berhadapan berbentuk persegi panjang yang kongruen.

Gambar 2.4: Balok .

Gambar 2.4 menunjukkan sebuah balok . yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut

a. Sisi

Balok . memiliki 6 buah sisi dengan 3 pasang sisi yang masing-masing pasang berbentuk persegi panjang yang bentuk dan ukurannya sama, yaitu

dan , dan , dan

b. Rusuk

Balok . memiliki 12 rusuk dengan rusuk yang sejajar dan sama

panjang, yaitu = = = , = = = , dan = = =

c. Titik sudut


(54)

d. Diagonal Bidang

Balok . mempunyai 12 diagonal bidang, yaitu , , , , ,

, , , , , , dan .

e. Diagonal Ruang

Balok . itu sendiri mempunyai 4 diagonal ruang, yaitu , , , dan .

f. Bidang Diagonal

Balok . itu sendiri mempunyai 6 bidang diagonal, yaitu ,

, , , , .

Sifat-sifat balok

a. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang

b. Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama panjang

c. Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang d. Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang


(55)

Luas Permukaan Balok

Cara menghitung luas permukaan balok sama dengan cara menghitung luas permukaan kubus, yaitu dengan menghitung semua luas jaring-jaringnya. Perhatikan Gambar 2.5 berikut ini

Gambar 2.5 Balok dan Jaring-jaring balok

Misalkan rusuk-rusuk balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t (tinggi) seperti pada Gambar 2.5. Dengan demikian luas permukaan balok tersebut adalah Luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 + luas persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas persegipanjang 5 + luas persegipanjang 6

= ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) = 2( ) + 2( ) + 2( )

= 2[( ) + ( ) + ( )] = 2 ( + + )

Dengan = = =


(56)

Volume Balok

Proses penurunan rumus volume balok memiliki cara yang sama seperti pada kubus. Caranya adalah dengan menentukan satu kubus satuan yang dijadikan acuan untuk balok yang lain. Proses ini digambarkan pada Gambar 2.6 berikut;

Gambar 2.6 Kubus Satuan (a), Balok (b), dan Balok (c)

Gambar 2.6 menunjukkan pembentukan berbagai balok dari kubus satuan. Gambar 2.6 (a) adalah kubus satuan. Untuk membuat balok seperti pada gambar 2.6 (b) diperlukan 2 x 1 x 2 = 4 kubus satuan, sedangkan untuk membuat balok seperti pada gambar 2.6 (c) diperlukan 3 x 2 x 3 = 18 kubus satuan. Hal ini menunjukkan bahwa volume suatu balok diperoleh dengan cara mengalikan panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut.

Volume balok = = Dengan =

= =


(57)

G. Kerangka Berpikir

Analisis kesulitan siswa dilakukan untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa dan faktor-faktor penyebab kesulitan tersebut. Dalam kasus ini, analisis kesulitan siswa akan lebih menganalisis kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita. Soal cerita sering dijumpai dalam pembelajaran matematika, dan sering siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita tersebut.

Pada penelitian ini, peneliti mencari tahu letak kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan memberikan tes tertulis berbentuk soal cerita. Setelah mengetahui letak kesalahan, peneliti akan menganalisis kesulitan yang dialami siswa berdasarkan kesalahan yang dilakukan siswa.

Kemudian peneliti akan mewawancarai secara langsung beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Kriteria pemilihan siswa yang akan diwawancarai adalah siswa yang mendapatkan nilai rendah, dan siswa yang mempunyai kemampuan berbicara, supaya siswa tersebut mau mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengerjakan soal cerita. Peneliti juga akan meminta bantuan dari guru dalam menentukan siswa yang akan diwawancarai. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita.


(58)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagaimana adanya maupun analisis hubungan antara berbagai variabel dalam suatu fenomena (Arifin, 2011:41).

Menurut Moleong (1988:6), penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Peneliti mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal cerita pada materi kubus dan balok dalam penelitian ini.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C dan kelas VIII F di SMP Negeri 2 Piyungan. Objek dari penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di SMP Negeri 2 Piyungan


(59)

C. Tempat dan Waktu Pengambilan Data 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Piyungan khususnya untuk kelas VIII C dan VIII F tahun ajaran 2015/2016.

2. Waktu Pengambilan Data

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yaitu bulan Januari–Maret 2016

D. Bentuk Data

Peneliti akan memberikan soal dalam bentuk soal cerita. Data penelitian diperoleh dari hasil pengerjaan soal oleh subjek penelitian, dan dari wawancara dengan subjek penelitian. Data penelitian dari hasil pengerjaan soal akan digunakan oleh peneliti untuk mengetahui letak kesalahan, dari kesalahan tersebut akan digunakan untuk menganalisis kesulitan yang dialami siswa. Hasil pengerjaan soal oleh subjek penelitian juga menjadi pertimbangan dalam menentukan siswa yang akan diwawancarai, diambil sebanyak 10 orang siswa. Karena keterbatasan waktu penelitian, peneliti hanya mengambil 10 orang siswa.

Data penelitian yang diperoleh dari wawancara terhadap siswa akan digunakan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan siswa tersebut kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Data hasil wawancara ini digunakan dalam upaya menentukan penyebab kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal cerita yang dialami oleh subjek penelitian. Hasil wawancara dapat menjadi sumber untuk mengetahui faktor-faktor yang


(60)

menyebabkan subjek penelitian mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 tahapan. Tahap tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tes Hasil Belajar

Tes Hasil belajar diberikan kepada semua siswa kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan izin dari kepala sekolah dan guru mata pelajaran. Selama tes berlangsung, siswa dilarang menggunakan alat bantu hitung, alat komunikasi, dan berdiskusi dengan siswa lain. Hal ini dilakukan, supaya hasil tes dan data yang diperoleh dapat terpercaya. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui letak kesalahan siswa, dari kesalahan tersebut akan digunakan untuk menganalisis kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita. Hasil tes ini juga untuk menentukan calon siswa yang akan diwawancarai, sebanyak 10 siswa

b. Wawancara

Wawancara dengan subjek penelitian akan dilakukan sebanyak satu kali. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita. Siswa-siswa yang dipilih untuk diwawancarai ini didasarkan


(61)

pada hasil tes, yaitu siswa-siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata. Selain dari hasil tes, guru juga ikut berperan dalam pemilihan siswa yang akan diwawancarai, dengan harapan siswa yang telah dipilih ini mempunyai kemampuan bicara, supaya siswa yang diwawancarai ini dapat mengemukakan pendapat maupun menceritakan apa yang menjadi kesulitan siswa tersebut saat mengerjakan soal.

F. Instrumen Penelitian 1. Soal Tes Hasil Belajar

Soal tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7 soal dan berbentuk soal cerita dengan waktu untuk mengerjakan soal tersebut adalah 80 menit. Berikut ini kisi-kisi tes hasil belajar:

Tabel 3.1 Kisi-kisi tes hasil belajar

No Indikator Nomor Soal

1 Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaaan, panjang, dan lebar

1 2 Menentukan volume kubus yang diketahui luas

permukaanya

2 3 Menentukan luas permukaan dan volume balok

yang diperbesar

3 4 Menentukan jumlah dadu berbentuk kubus yang

dibutuhkan untuk menyusun balok dengan ukuran yang ditentukan

4 5 Menentukan tinggi permukaan air pada bak mandi

yang diambil airnya untuk mengisi akuarium

5 6 Menentukan biaya pembuatan akuarium dengan

menghitung luas permukaan akuarium tanpa tutup

6 7 Menentukan volume lemari yang diketahui luas 2

sisi, depan dan alas, dan diketahui panjang rusuk yang membatasi kedua sisi tersebut.


(62)

2. Wawancara

Peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur. Peneliti tidak menggunakan wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap ketika melaksanakan wawancara. Pada saat wawancara, peneliti akan menanyakan pada siswa, apa saja kesulitan yang dihadapi ketika mengerjakan tes, dan kemudian akan membahas soal pada tes yang telah dikerjakan sebelumnya. Peneliti akan bertanya bagaimana langkah-langkah siswa tersebut dalam menjawab soal sehingga peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan.

G. Teknik Analisis Data 1. Tes Hasil belajar

Data yang dianalisis pada tahap ini adalah data kualitatif, yaitu kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan tes hasil belajar yang berupa soal cerita.

Berikut ini teknik analisis data tes hasil belajar:

a. Hasil tes subjek penelitian diperiksa dan diberi skor.

b. Menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek penelitian, berdasar pada jenis-jenis kesalahan.

c. Merekapitulasi hasil analisis kesalahan, untuk melihat jenis kesalahan apa yang paling banyak dilakukan siswa.


(63)

d. Menganalisis kesulitan berdasar pada analisis kesalahan yang dilakukan subjek penelitian.

Peneliti juga menghitung tingkat kesulitan tes hasil belajar pada setiap indikator. Tingkat kesulitan setiap indikator tersebut dihitung menggunakan rumus:

= . +

Keterangan:

TK: tingkat kesulitan

SA:jumlah skor kelompok atas SB:jumlah skor kelompok bawah

n:jumlah siswa kelompok atas dan bawah

maksimal:skor maksimal pada indikator yang bersangkutan

Sementara kriteria interpretasi tingkat kesulitan menurut Sudjana (1999:137, dalam Asep Jihad 2008:182) ialah:

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Tingkat Kesulitan Interval Kesulitan Tingkat Kesulitan

0,00 − 0,30 Sulit

0,31 − 0,70 Sedang


(64)

2. Wawancara

Peneliti mencocokkan hasil wawancara terhadap siswa yang telah dipilih dengan hasil tes siswa. Peneliti membahas kembali soal-soal yang telah dikerjakan siswa saat mengikuti tes hasil belajar, dan menanyakan apa yang menyebabkan siswa tersebut mengalami kesulitan sehingga tidak mampu mengerjakan soal-soal tersebut. Berdasarkan pada analisis kesulitan yang telah dilakukan peneliti pada tes hasil belajar sebelumnya, dan juga dari hasil wawancara, akan digunakan peneliti untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa tersebut mengalami kesulitan.

H. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Tes

Validitas isi (content validity) dan validitas pakar akan digunakan dalam penelitian ini. Menurut Asep & Abdul (2013: 179), validitas isi dilakukan bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan tujuan yang ingin diukur atau kisi-kisi yang telah dibuat. Hasil belajar pada pokok bahasan kubus dan balok dikatakan valid apabila isi dari tes hasil belajar tersebut mencakup materi kubus dan balok. Validitas ini dilakukan dengan meminta pertimbangan dari guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan dan Dosen. Peneliti meminta konsultasi guru dan juga dosen yang mengampu mata kuliah geometri ruang sebagai penguji validitas soal dalam validitas pakar.


(65)

Peneliti akan memakai data satu kelas dari data dua kelas yang telah diperoleh untuk uji validitas butir soal. Validitas butir soal dari hasil uji coba dengan rumus korelasi product moment Pearson dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus yang digunakan, yaitu:

= ∙ ∑ ∙ − (∑ ) ∙ (∑ )

( ∙ ∑ − (∑ ) ) ∙ ( ∙ ∑ − (∑ )

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = Banyaknya peserta tes

= Nilai hasil uji coba = Nilai rata-rata harian

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi digunakan kriteria Nurgana (Asep & Abdul, 2013: 180) berikut ini:

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Validitas Koefisien validitas( ) Interpretasi

kriteria

0,80 < ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 0,40 Rendah


(66)

2. Reliabilitas Tes

Menurut Asep & Abdul (2013: 180), reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat kekonsistenan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach. Rumus yang digunakan dinyatakan dengan:

= − 1 1 −

Keterangan:

= reliabilitas soal = banyaknya butir soal

= jumlah varians skor tiap item = varians skor total

Rumus untuk mencari varians adalah:

= ∑ − (∑ )

Interpretasi nilai mengacu pada pendapat Guilford (Asep & Abdul, 2013: 181) berikut ini:

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Reliabilitas Koefisien reliabilitas

( ) Interpretasikriteria

0,90 < ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 < ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < ≤ 0,70 Cukup 0,20 < ≤ 0,40 Rendah


(67)

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Proposal Penelitian

Sebelum pelaksanan penelitian dimulai, peneliti menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Proposal penelitian berisikan BAB I tentang Pendahuluan, BAB II tentang Dasar Teori, dan BAB III tentang Metode Penelitian.

2. Pengajuan Izin Penelitian Ke Sekolah

Setelah proposal penelitian selesai disusun, peneliti meminta surat pengantar dari kampus untuk penelitian. Setelah surat tersebut diberikan oleh sekolah, peneliti dapat memulai rangkaian penelitian yang akan dilaksankan.

3. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan tes hasil belajar . Tes ini ditujukan kepada semua siswa kelas VIII C dan VIII F. Soal dalam bentuk soal cerita akan diberikan pada subjek penelitian. Dari hasil tes tersebut dan juga dari rekomendasi guru akan dipilih 10 siswa yang akan diwawancarai. Setelah menentukan siswa yang akan diwawancarai kemudian diadakan wawancara terhadap 10 siswa tersebut. Wawancara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk


(68)

memperoleh informasi tentang faktor penyebab kesulitan yang dialami oleh subjek penelitian dalam menyelesaikan soal cerita.

4. Analisa Data

Setelah mendapatkan data mengenai hasil belajar dan hasil wawancara terhadap soal cerita, peneliti akan menganalisis dan mengevaluasi data-data yang telah terkumpul.

5. Penarikan Kesimpulan dan Saran

Dari data yang telah dianalisa oleh peneliti kemudian peneliti dapat menarik kesimpulan dan saran tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal cerita dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan tersebut.


(69)

49

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Piyungan di kelas VIII C dan VIII F pada pokok bahasan kubus dan balok. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan berupa soal tes yang berbentuk soal cerita. Soal dibuat dengan bimbingan dari guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 2 piyungan serta dosen pembimbing. Peneliti juga melakukan uji pakar (validitas pakar) dengan dosen yang mengampu mata kuliah geometri ruang. Penelitian ini diawali dengan observasi pembelajaran di kelas. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan tes hasil belajar yang berbentuk soal cerita. Setelah tes hasil belajar dilaksanakan, peneliti akan melakukan wawancara terhadap beberapa siswa. Berikut ini tahapan penelitian secara rinci:

Tabel 4.1 Tahapan Penelitian

No. Waktu Kegiatan

1 Senin 1 Februari Persiapan

Penelitian

2 Sabtu 6 Februari 2016 Observasi 2

3 Sabtu 13 Februari 2016 Observasi 3

4 Sabtu 20 Februari 2016 Tes hasil belajar


(70)

Berikut kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap penelitian 1. Persiapan Penelitian

Peneliti bertemu dengan guru matematika untuk menentukan kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian. Setelah berdiskusi dengan guru, dipilih 2 kelas, yaitu kelas VIII C dan VIII F. Pemilihan 2 kelas tersebut berdasar pada saran yang diberikan oleh guru matematika. Menurut Pak Restituta Gotama, selaku guru matematika, Kelas VIII C dan VIII F dianggap mempunyai kemampuan akademik yang sama. Peneliti menggunakan dua kelas yang dianggap mempunyai kemampuan akademik yang sama untuk pengambilan data, karena satu kelas akan dipakai untuk uji coba soal, sehingga soal yang telah dipakai uji coba ini dapat digunakan untuk kelas yang lain. Setelah menentukan kelas, peneliti dan guru matematika mendiskusikan materi yang akan dipilih dalam penelitian ini. Peneliti memilih materi kubus dan balok setelah berdiskusi dengan guru. Materi kubus dan balok ini dipilih karena banyak siswa yang mengalami kesulitan jika mengerjakan soal kubus dan balok yang berbentuk soal cerita. Sebagian besar siswa mampu mengerjakan soal tentang kubus dan balok jika dalam soal tersebut hanya mencari volume atau luas permukaan, tetapi pada soal yang berbentuk soal cerita, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan.


(71)

2. Observasi 2

Pada kegiatan Observasi 2, peneliti masuk ke kelas yang akan digunakan untuk penelitian untuk melihat kegiatan pembelajaran di kelas VIII C . Pada pertemuan ini, guru mengajarkan materi kubus dan balok. Diawali dengan mengenalkan unsur-unsur pada bangun ruang, yaitu sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus maupun balok. Setelah mengenalkan unsur-unsur pada bangun ruang tersebut, dilanjutkan dengan materi tentang diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal. Guru menggambar kubus dan balok di papan tulis untuk menunjukkan diagonal bidang, diagonal ruang, dan juga diagonal bidang. Guru menyuruh siswa untuk mencatat materi yang telah dituliskan di papan tulis. Hanya sedikit siswa yang aktif bertanya selama pelajaran. Beberapa siswa yang duduk di belakang terlihat pasif, dan baru mencatat ketika ditegur oleh guru. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru mengulas kembali materi dari awal pelajaran dan meminta siswa untuk membuat kesimpulan apa yang telah dipelajari selama proses pembelajaran.

3. Observasi 3

Setelah melakukan observsi di kelas VIII C, peneliti melakukan observasi di kelas VIII F. Materi yang diajarkan guru pada kegiatan pembelajaran kali ini adalah materi luas permukaan kubus dan balok. Guru memulai mengajarkan materi dengan menggambar jaring-jaring kubus dan juga balok di papan tulis, dari gambar jaring-jaring tersebut


(72)

guru bertanya bagaimana cara menghitung luas jaring-jaring tersebut, pada kubus maupun balok. Dari gambar jaring-jaring kubus, terlihat bahwa kubus mempunyai 6 sisi berbentuk persegi yang mempunyai ukuran sama. Kemudian diperoleh rumus luas permukaan kubus = 6 dengan =rusuk kubus, sedangkan untuk luas permukaan balok, terlihat dari gambar jaring-jaring balok, balok mempunyai 6 sisi, dan mempunyai 3 sisi yang berpasangan sama besar, sehingga diperoleh rumus luas permukaan balok= 2( ) + 2( ) + 2( ) dengan = panjang balok, = lebar balok, dan =tinggi balok. Contoh soal dan pembahasan diberikan pada siswa setelah guru selesai menerangkan kedua rumus diatas. Guru juga membahas beberapa soal dari buku paket, kemudian menyuruh siswa mengerjakan soal dari buku paket. Pada saat pembelajaran, tidak banyak siswa yang bertanya. Saat mengerjakan soal latihan, beberapa siswa masih kesulitan mengerjakan soal, mereka bertanya pada siswa yang lain, tidak bertanya pada guru. Mungkin siswa takut untuk bertanya pada guru dan memilih untuk bertanya pada teman.

4. Tes Hasil Belajar

Tes dilaksanakan tanggal 20 Februari 2016 di kelas VIII C dan VIII F SMP Negeri 2 Piyungan. Sebanyak 50 siswa dari 2 kelas mengikuti tes hasil belajar. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita pada materi kubus dan balok


(73)

Dari jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita pada materi kubus dan balok, akan digunakan untuk mencari tahu letak kesulitan yang dialami siswa.

Gambar 4.1 Pelaksanaan tes di kelas VIII F

Gambar 4.2 Pelaksanaan tes di kelas VIII C 5. Wawancara

Wawancara pada siswa dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016. Wawancara dilakukan di ruang BK. Siswa-siswa yang telah dipilih oleh peneliti dan juga guru akan diwawancarai. Sebanyak 10 siswa, masing-masing 5 siswa dari tiap kelas diwawancarai. Tujuan dilaksanakannya wawancara agar peneliti tahu letak kesulitan yang


(1)

P:Dari hasil pekerjaanmu, sepertinya tidak ada kesulitan ya dari soal no. 1 sampai dengan no. 3 sudah benar, kita coba bahas dari no. 4

S33:No. 4 tidak tahu cara mengerjakannya mas? P: Apa saja yang diketahui dari soal no. 4? S33: Volume balok dan volume dadu

P:Dari pekerjaanmu, apa yang coba kamu cari terlebih dahulu? S33:Ini saya menghitung volume balok

P:apakah sudah tepat perhitungannya, coba dihitung lagi S33:Oh, iya mas salah menghitung nilai volume balok

P:Kemudian apakah bisa kamu jelaskan mengapa kamu bagi 2, dan kamu kalikan 30?

S33:saya coba-coba saja kemarin mas karena sudah benar-benar tidak tahu cara mengerjakannya, 2 itu kan rusuk dadunya, 30 itu jumlah dadunya

P:Seharusnya kamu mencari volume balok nya, lalu kamu bagi dengan volume dadu, kamu asal mengerjakan ya?

S33: Iya mas, saya asal, tidak tahu caranya

P:Sekarang untuk no.5, bagaimana cara untuk menghitung volume air untuk mengisi akuarium? S33:Pakai rumus volume mas?

P:Berapa ukuran akuarium di soal, coba dibaca soalnya S33: Di soal , ukurannya

P: Dari pekerjaanmu, mengapa kamu bisa menghitung seperti itu

S33: kan airnya diambil dari bak mandi mas, saya kira ukuran bak mandi juga masuk perhitungan untuk mengisi air

P:ya tapi kan ukuran akuariumnya sudah diketahui, lalu untuk soal tinggi permukaan air, bagaimana? S33: ya itu tinggi bak mandi saya kurangi tinggi akuarium

P:seharusnya kamu hitung dulu sisa air di bak mandi ukuran bak mandi itu digunakan untuk menghitung sisa air, setelah ketemu volume air yang tersisa, baru kamu cari tinggi permukaanya, bukan ukuran baknya untuk menghitung volume air untuk mengisi akuarium


(2)

P:Ya, kemudian no.6, di soal, baca lagi soalnya apakah akuarium tersebut mempunyai tutup? S33: Tidak ada mas

P:Apakah rumus untuk luas permukaan balok tanpa tutup sama dengan rumus luas permukaan balok biasa?

S33:Beda mas

P:Kenapa kamu memakai rumus luas permukaan balok biasa, rumus yang benar untuk luas permukaan balok tanpa tutup

S33:Oh saya kurang teliti dalam membaca soal, lupa kalau balok tersebut tanpa tutup

Hasil Wawancara S34

P:Bagaimana ulangan minggu lalu, apakah bisa mengerjakan?

S34: Kemarin saya sudah mencoba mengerjakan, tapi tidak tahu mas hasilnya bagaimana P: Nah, ini saya bawa hasil ulangan yang kemarin, coba kamu lihat dulu hasil pekerjaanmu S34: Banyak yang salah ya mas

P: kita bahas, dari soal no.1 , itu yang ditanya kan volumenya, rumus untuk volume balok apa? S34: rumus volume balok itu, p x l x t

P: Di soal kan belum diketahui tingginya, berarti mencari t nya dulu kan, coba lihat perhitunganmu mencari nilai t

S34: Salah mencari niali t nya ya mas?

P: ya, kesalahannya dalam memanipulasi aljabarnya. Harusnya kan kedua ruas kamu kurangi 48, tapi ini kamu malah memisahkan variabel t nya, makanya t di perhitunganmu salah. Sudah tahu kan salahnya dimana?

S34: sudah mas, saya memang masih mengalami kesulitan dalam perhitungan-perhitungan seperti itu P: Lanjut ke no.2 ya, yang diketahui dari soal apa saja?

S34:No. 2 yang diketahui Luas permukaan

P:Apa rumus luas permukaan pada kubus? Dari pekerjaanmu kok malah luas permukaan kamu bagi 3 untuk mencari nilai rusuk kubus?


(3)

S34:Saya bingung kemarin mas, harus memakai rumus yang mana, kalau dalam bentuk soal cerita sering bingung apa yang harus dicari terlebih dahulu

P:No. 3 sekarang, itu yang dicari terlebih dahulu apa supaya bisa dikerjakan soalnya S34: Lebarnya dulu mas,

P:Mencari lebar pakai rumus apa, yang diketahui volumenya kan, mengapa kamu memakai rumus luas permukaan

S34: Saya pikir bisa juga dicari dengan rumus luas permukaan, itu tadi mas, karena soalnya-soal cerita, sering salah apa yang harus dicari terlebih dahulu.

P:No.4 beum selesai dikerjakan

S34:kalau no. 4 tidak tahu caranya mas

P:Caranya mencari volume balok terlebih dahulu, kemudian dibagi dengan volume dadu. No. 5 yang b, tinggi permukaan air kan yang ditanya, mengapa kamu malah mencari luas permukaan?

S34:Itu saya Cuma asal mengerjakan mas, karena waktu juga sudah mepet

P: No. 6 pernah dibahas di kelas kan, bahwa luas permukaan akuarium itu merupakan luas balok tanpa tutup, itu kok masih pakai rumus balok biasa?

S34: Iya mas saya lupa kalau itu sebenarnya masih dikurangi, kan tidak ada tutupnya, P: Ya seharusnya masih dikurangi luas alas karena tidak ada tutupnya

Hasil Wawancara S36

P: Apakah ada kesulitan dari ulangan minggu kemarin? S36: Beberapa soal susah mas

P:Ini hasil ulanganmu, coba dilihat, no 1 dan 2 sudah benar ya, tampaknya tidak mengalami kesulitan, sekarang no. 3. Apa yang ditanyakan dari soal no.3

S36: Yang ditanyakan itu, volume dan luas permukaan balok yang diperbesar P: Apa yang harus dicari terlebih dahulu?

S36: Lebarnya dulu mas,

P:Ini dari pekerjaanmu lebarnya sudah ketemu, dan hasilnya benar, kemudian kalau lebar sudah ketemu, apa langkah selanjutnya?


(4)

S36:Setelah lebar ketemu, kemudian dicari colume dan luas permukaan balok nya

P: Bagaimana perhitunganmu kemarin, kok ini lebarnya bisa 80, coba dilihat pekerjaanmu S 6: dari,…., lupa e as ke ari kok isa kete u dari a a

P:Bagaimana kok bisa lupa, besok lagi kalau mengerjakan soal lebih runtut ya, supaya tahu ini ketemu dari mana, hasilnya berapa

S36: Iya mas

P:Sekarang no. 4, yang ditanyakan jumlah dadu yang dibutuhkan, dan dadu yang tersisa, tapi di pekerjaanmu ini tidak diberi keterangan

S36:bingung caranya mengerjakan mas, itu saya hitung volume baloknya, dan volume dadu

P:Kemudian hasilnya kamu kurangkan?, sebenarnya pakai cara ini bisa , jadi hasilnya kan , tapi yang ditanya kan dalam satuan dadu, jadi hasil , masih kamu bagi dengan volume dadu, itu untuk sisa dadu, kalau untuk dadu yang dibutuhkan kira-kira bagaimana?

S36:Volume baloknya dibagi volume dadu bukan mas? P: ya seperti itu caranya, tidak susah kan?

S36: kan tidak tahu caranya, makanya susah

P:Oke sekarang no. 5, utnuk mengisi akuarium kan dihitung volume, mengapa kamu hitung luas permukaan

S36:Salah menggunakan rumus mas, kemarin kurang teliti dalam membaca soal juga

P:Kan sudah jelas dari soal yang ditanyakan apa, besok lagi lebih teliti dalam memahami soal, kemudian untuk tinggi permukaan, kenapa kamu langsung mengurangkan tinggi bak mandi dengan tinggi

akuarium, apakah seperti itu cara mencari tinggi S36:Itu saya tidak tahu caranya,

P:Seharusnya kan mencari volume air yang tersisa di bak mandi, dari volume tersebut bisa untuk

mencari tinggi permukaan air. Kemudian no. 6, apa rumus untuk luas permukaan akuarium tanpa tutup? S36: Rumus luas permukaan akuarium tanpa tutup brarti

P:Betul, tetapi kok dalam perhitungannya salah? S36:Kurang teliti mungkin kemarin mas.


(5)

P:Hasil ulangan kemarin, coba kita bahas dari no. 1 dan no.2 sudah benar, kita akan mulai membahas no. 3, tahu tidak letak kesalahan no. 3 dari pekerjaanmu

S43:Salah di mana mas, rumus luas permukaanya benar kan

P:Lihat kembali di soal, balok tersebut kan diperbesar, dari panjang awal 8 cm, kemudian diperbesar 2 cm lebihnya

S43: oh iya, aduh mas, lupa kalau panjangnya berubah P:Itu letak kesalahanmu, juga volume nya kok tidak dihitung S43:tidak sempat kemarin mas, waktunya mengerjakan telah habis

P:no. 4, yang ditanyakan jumlah dadu yang dibutuhkan, dan dadu yang tersisa,bagaimana kamu menjelasjan perhitunganmu di pekerjaanmu

S43:Saya menghitung semua volume dadu, kemudian saya kurangi dengan volume balok P: Apakah itu sudah menjawab pertanyaan di soal?

S43:belum mas? Sampai di situ tidak tahu caranya

P: ditanya kan dalam satuan dadu, jadi hasil , kamu bagi dengan volume dadu, itu untuk sisa dadu, Untuk dadu yang dibutuhkan, volume balok itu kamu bagi dengan volume dadu

S43:belum pernah mengerjakan soal yang seperti itu mas, jadinya tidak tahu caranya P:Lanjut no. 5, soal no, 5 a, apa yang ditanya

S43: Volume air untuk mengisi akuarium

P: Dari pekerjaanmu, mengapa kamu menjawab air untuk mengisi akuarium dengan menghitung volume bak mandi, yang kemudian kamu kurangi dengan volume akuarium

S43:Kemarin mikirnya , kan volume bak mandi juga diketahui di soal, saya pikir ini juga dipakai dalam perhitungan volume air

P:Kalau yang ditanya sisa air di bak mandi perhitunganmu baru benar, kemudian untuk tinggi permukaan air pada soal no. 5 b, coba jelaskan dari mana perhitunganmu

S43: saya kurangi langsung tingginya mas

P:Kamu sudah menghitung sisa volume air di bak mandi, seharusnya dari situ bisa kamu hitung tinggi permukaan air setelah air dikurangi, dengan rumus volume

S43: Tidak tahu saya mas untuk mencari tinggi permukaan air caranya seperti itu, saya kira langsung dikurangi saja langsung ketemu.


(6)

P:Ya, kemudian no.6, di soal, apakah akuarium tersebut mempunyai tutup? S43: Di soal disebutkan tidak ada tutup

P:Apa rumus untuk luas permukaan balok tanpa tutup?

S43:Luas permukaan balok itu rumusnya

P:Iya itu rumus luas permukaan balok, tapi di soal kan disebutkan bahwa akuarium itu merupakan balok tanpa tutup

S43:Jadi rumusnya salah mas?

P:Karena tidak ada tutup, maka rumusnya


Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBENTUK CERITA PADA POKOK BAHASAN Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita pada Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Kelas VIII MTs Negeri Ngemplak T

1 3 16

IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 4 DELANGGU TAHUN AJARAN 2014/

0 2 20

IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 4 DELANGGU TAHUN AJARAN 2014/

0 3 16

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG POKOK BAHASAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Pokok Bahasan Prisma Dan Limas.

0 7 12

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG POKOK BAHASAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Pokok Bahasan Prisma Dan Limas.

0 4 16

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN LINGKARAN DENGAN Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Lingkaran Dengan Panduan Kriteria Watson.

0 0 16

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KE DALAM MODEL MATEMATIKA DAN Analisis Kemampuan Siswa SMP Dalam Menerjemahkan Soal Cerita Ke Dalam Model Matematika Dan Penyelesaiannya (Pokok Bahasan Kubus dan Balok Kelas VIII Di SMP Negeri

1 8 14

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KE DALAM MODEL MATEMATIKA DAN Analisis Kemampuan Siswa SMP Dalam Menerjemahkan Soal Cerita Ke Dalam Model Matematika Dan Penyelesaiannya (Pokok Bahasan Kubus dan Balok Kelas VIII Di SMP Negeri

0 2 19

Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Uraian Pokok Bahasan Kubus

0 0 8

Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi Nizlel Huda, Angel Gustina Kencana

0 0 12