PROFIL KOMPETENSI HARD SKILL DAN KOMPETENSI SOFT SKILL SISWA JURUSAN TATA BOGA DI SMK N 3 MAGELANG DALAM PRAKTIK INDUSTRI DI HOTEL.
PROFIL KOMPETENSI HARD SKILL DAN KOMPETENSI SOFT SKILL SISWA JURUSAN TATA BOGA DI SMK N 3 MAGELANG DALAM PRAKTIK INDUSTRI
DI HOTEL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Teknik
Disusun oleh: Linda Azmi Azizy
10511244008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014/2015
(2)
PROFIL KOMPETENSI HARD SKILL DAN KOMPETENSI SOFT SKILL SISWA JURUSAN TATA BOGA DI SMK N 3 MAGELANG DALAM PRAKTIK INDUSTRI
DI HOTEL
Oleh: Linda Azmi Azizy NIM. 10511244008
ABSTRAK
Praktik industri dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dunia industri atas tenaga kerja yang profesional di bidangnya. Pada saat melaksanakan Praktik Industri siswa tidak hanya dapat melatih kemampuan secara teknis (hard skill) tetapi juga secara non teknis (soft skill). Siswa yang akan terjun ke dunia Industri tidak hanya ditutunt Hard skill yang baik melainkan juga Soft Skill yang baik pula.Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) mengetahui profil kompetensi Hard Skill siswa yang melaksanakan Praktik Industri di hotel, (2) mengetahui profil kompetensi Soft Skill siswa yang melaksankan Praktik Industri di hotel.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif ex post facto . Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai November 2014 , di SMK Negeri 3 Magelang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Tata Boga yang berjumlah 33 responden. Hasil uji validitas menggunakan program ITEMAN menunjukkan nilai 0,117 sampai 0,661. Hasil uji digunakan adalah teknik tes dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian in adalah analisis deskriptif kuntitatif. Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Profil kompetensi hard skill siswa Jurusan Tata Boga di SMK N 3 Magelang yang melaksanakan Praktik Industri di Hotel Puri Asri, Hotel Oxalis, dan Hotel Atria, seluruh siswa dalam kategori baik. (2) Profil kompetensi soft skill siswa yang melaksanakan Praktik Industri di Hotel Puri Asri termasuk dalam kategori baik dan sedang, siswa yang melaksanakan Praktik Industri di Hotel Oxalis termasuk dalam kategori baik dan sedang, dan siswa yang melaksanakan Praktik Industri di Hotel Atria termasuk dalam kriteria baik dan sedang, sedangkan tidak ada siswa pada kategori kurang.
.
Kata kunci: profil kompetensi Hard Skill, profil kompetensi Soft Skill, Praktik Industri
(3)
(4)
(5)
(6)
MOTTO
Seberat Apapun Kehidupan Hanya Perlu Dijalani
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain)
(Alam Nasrah, 6-7)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Kedua orang tua Bapak Jalaluddin dan Ibu Lu’Luatul Janah yang telah memberikan segalanya yang dibutuhkan, memberikan doa, dan kasih sayangnya
Kakak tercinta Atik dan adek Nida’ yang selalu ada membantu dan memberikan dukungan Sahabat-sahabatku Minal Natya, Marselina, Ardina, Shellaisya, Fitiria, Wiwin, yang
memberikan bantuan, dukungan, dan semangat selalu saat dibutuhkan
Teman-teman Pt. Boga angkatan 2010 yang telah memberikan semangat untuk berjuang bersama
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan Judul “Profil Kompetensi Hard Skill dan Kompetensi Soft Skill Siswa Jurusan Tata Boga di SMK N 3 Magelang Dalam Praktik Industri Di Hotel” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ir. Sugiyono, M.Kes selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak memberikan semangat, dorongan dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skrips ini.
2. Prihastuti E, M.Pd selaku Validator instrument penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Dr. Siti Hamidah selaku penguji utama dan Rizqie Auliana, M.Kes selaku sekertaris penguji yang memberikan koreksi perbaikan secara komperehensif terhadap TAS ini.
4. Noor Fitrihana M .Eng dan Ibu Sutriyati Purwanti M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
(8)
Boga beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampa dengan selesainya TAS ini. 5. Dr. Moch Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yoryakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi ini. 6. Para Guru dan Staff SMK N 3 Magelang yang telah memberikan bantuan
memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir ini.
7. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan disini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dar Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi Informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.
Yogyakarta, Maret 2015 Penulis,
Linda Azmi Azizy NIM. 10511244008
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
ABSTRAK ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
SURAT PERNYATAAN v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Batasan Masalah 5
D. Rumusan Masalah 5
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 7
1. Pengertian Profil 7
2. Kompetensi 8
a. Hard Skill 9
b. Soft Skill 10
3. Praktik Industri 14
(10)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian 46
C. Pupulasi dan Sampel Penelitian 46
D. Defnisi Operasional Variabel 47
E. Teknik dan Instrumen Penelitian 49
F. Validitas dan Relibilitas Instrumen 52
G. Teknik Analisis Data 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 61
B. Pembahasan Hasil Penelitian 98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 102
B. Implikasi 102
C. Keterbatasan Penelitian 103
D. Saran 103
DAFTAR PUSTAKA 105
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMK untuk Praktik Industri 22 Tabel 2. Kriteria Kompetensi Hard Skill Praktik Industri di Hotel 23
Tabel 3.Kriteria Kompetensi Soft Skill Praktik Industri di Hotel 23 Tabel 4. Peralatan Dapur yang Digunakan Dalam Restaurant 25
Tabel 5. Jumlah Populasi Siswa Program Keahlian Tata Boga kelas XI 46
Tabel 6. Pengambilan Sampel 47
Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Hard Skill 51
Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Soft Skill 52 Tabel 9. Hasil Uji Validitas Kompetensi Hard Skill 53
Tabel 10. Nilai Koefisien Reliabilitas 54
Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian 55
Tabel 12. Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal 60
Tabel 13. Deskripsi Data Profil Hard Skill di Hotel Puri Asri. 63
Tabel 14.Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Basic Cooking 65 Tabel 15. .Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Basic Cutting 66
(12)
Tabel 18. Deskripsi Data profil Soft Skill di Hotel Puri Asri 69
Tabel 19.Kategori Data Pada Kompetensi Soft Skill 71 Tabel 20.Deskripsi Data profil Hard Skill di Hotel Oxalis 72
Tabel 21. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Basic Cooking 73 Tabel 22. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Basic Cutting 75
Tabel 23. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Food Presentation 76 Tabel 24. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Buffet Set up 77
Tabel 25. Deskripsi Data profil Soft Skill di Hotel Oxalis 78 Tabel 26. Kategori Data Pada Kompetensi Soft Skill 80 Tabel 27. Deskripsi Data profil Hard Skill di Hotel Atria 81
Tabel 28. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Basic Cooking 82 Tabel 29. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Basic Cutting 83
Tabel 30. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Food Presentation 85 Tabel 31. Hasil Perrhitungan Kategorisasi Aspek Buffet Set up 86
Tabel 32. Deskripsi Data profil Soft Skill di Hotel Atria 87 Tabel 33. Kategori Data Pada Kompetensi Soft Skill 89
(13)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Konsep Kerangka Berfikir 44
Gambar 2. Data Peserta PI Pada Tahun 2014 62
Gambar 3.Diagram Profil Kompetensi Basic Cooking 90
Gambar 4. Diagram Profil Kompetensi Basic Cutting 91 Gambar 5. Diagram Profil Kompetensi Food Presentation 91 Gambar 6. Diagram Profil Kompetensi Buffet Set Up 92
Gambar 7.Diagram Profil Kompetensi Disiplin 93
Gambar 8. Diagram Profil Kompetensi Tanggung Jawab 94
Gambar 9. Diagram Profil Kompetensi Inisiatif/Kreatifitas 94
Gambar 10. Diagram Profil Kompetensi Kerjasama 95
Gambar 11. Diagram Profil Kompetensi Motivasi 96
Gambar 12. Diagram Profil Kompetensi Sikap 97
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian dan Silabus Lampiran 2. Data Uji Coba Penelitian (ITEMAN)
Lampiran 3. Hasil Uji Coba Penelitian Lampiran 4. Data Penelitian
Lampiran 5. Hasil Penelitian Lampiran 6. Surat-Surat Penelitian
(15)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi ini memberikan dampak semakin ketatnya persaingan pasar sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki pendidikan yang memadai, juga memiliki kompetensi dan menguasai (IPTEK. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam ketatnya persaingan, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki ketrampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja dan tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih rendah. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan sub sistem pendidikan nasional, memiliki peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Menurut Sutopo Rahayu (2007: 2) sumber daya manusia yang berkualitas mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk pendidikan yang dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan. Salah satu bentuk Pendidikan Menengah Kejuruan adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang khusus dirancang untuk menyiapkan siswa pada jenjang menengah untuk memasuki dunia kerja. Menurut PP No. 19 tahun 2005, tujuan SMK adalah menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja pada saat ini dan masa yang akan datang. Untuk itu pembelajran yang dilakukan tidak cukup hanya dilakukan di sekolah, pembajaran juga dilakukan di luar sekolah (pembelajaran
(16)
di dunia industri). Pelaksanaan pembelajran di dunia kerja ini dinamakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Pelaksanaan Praktik Industri (PI) merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda dimana peserta didik melakukan praktik kerja secara langsung di industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan SMK. Pelaksanaan PI ini dilakukan selama 3-6 bulan selama 3 tahun mereka sekolah. Melalui PI diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan sikap kerja serta integrasi fungsional antara pengtahuan, ketrampilan, dan teknologi guna menciptakan tenaga kerja yang profesional, memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Praktik Industri dilaksanakan berdasarkan kurikulum tahun 2006.
Praktik industri bertujuan untuk membuat sistem pendidikan kejuruan lebih relevan dengan tuntutan dunia kerja dalam rangka menghasil lulusan yang bermutu dan dapat bersaing dalam dunia global. Fokus pembelajran siswa pada saat melaksanakan PI ditekankan pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh industri.
Pelaksanaan PI dibutuhkan untuk memantapkan kompetensi siswa. Kompetensi siswa sendiri sebenarnya suda terbentuk pada saat di sekolah tetapi sekolah memilki keterbatasan baik sarana ataupun prasarana. Peralatan praktik di sekolah belum lengkap dan masih kurang sehingga perlu pembelajaran di industri. Selain itu, di sekolah siswa hanya mempelajari teknik-teknik saja tetapi ketika mereka masuk ke dunia industri siswa dapat membuat makanan yang akan disajikan kepada para tamu. Dengan demikian maka siswa akan membuat makanan sesuai dengan standar industri khususnya hotel.
(17)
Peneilitian ini dilaksanakan di SMK N 3 Magelang. SMK N 3 Magelang memiliki beberapa program keahlian antara lain Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias, dan Perhotelan. Pelaksanaan PI di SMK N 3 Magelang dilakukan di kelas XI semester ganjil tahun ajaran 2013/1014. Pelaksanaan PI untuk Jurusan Tata Boga dilaksanakan dibeberapa industri yaitu meliputi hotel, restoran, bakery, dan catering. Pada tahun ajaran 2013/2014 sebagian besar siswa melaksanakan PI di hotel. Hotel adalah salah satu industri dibidang boga yang memiliki SOP (Standard Operating Procedure) yang ketat. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada industri ini lebih ditekankan pada bidang yang dikuasainya. Hotel merupakan suatu unit usaha dimana didalamnya terdiri dari beberapa bagian yang disebut department. Setiap department memiliki karyawan yang harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh perusahaan dan ini berbeda sesuai dengan fungsi masing – masing department tersebut. Hotel yang digunakan untuk pelaksanaan PI siswa SMK N 3 Magelang berjumlah 3 hotel yaitu Puri Asri, Oxalis, dan Atria.
Pelaksanaan pembelajaran PI di hotel memiliki keterbatasan, siswa hanya bisa ditempatkan pada salah satu bagian dalam hotel. Bagian yang menjadi tempat kerja siswa Jurusan Tata Boga di hotel yaitu product atau kitchen dan service. Sehingga hal ini memungkinkan siswa hanya dapat mempelari sebagian ketrampilan saja. Siswa dapat menerapkan kompetensi yang didapt di sekolah pada saat melaksanakan PI. Selama PI siswa juga mempelajari beberapa kompetensi yang telah mereka dapatkan dari sekolah.
Kompetensi hard skill dan soft skill siswa SMK program keahlian tata boga diterapkan pada Praktik Industri di industri jasa boga yang meliputi hotel,
(18)
awal siswa dalam mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja, siswa dapat melatih dan menerapkan skill yang telah diperoleh di kelas. Pada saat Praktik Industri ini siswa tidak hanya dapat melatih kemampuan secara teknis (hard skill) tetapi juga secara nonteknis (soft skill), yaitu tingkah laku, sikap, dapat beradaptasi, dapat bekerja dalam team. Pelaksanaan Praktik Industri tidak luput dari masalah, salah satunya yaitu ketidaksesuaian antara latar belakang disiplin ilmu siswa dengan dunia industri, adanya proses penyesuaian diri oleh siswa pada tahap awal bekerja dan kurangnya monitoring dari pihak sekolah (Depdikbud, 1993:2).
Tujuan utama dari pendidikan SMK adalah mencetak lulusan yang dapat langsung diserap oleh dunia kerja atau industri. Oleh karena itu pelaksanaan Praktik Industri sangat berperan dalam pembentukan kompetensi siswa. Praktik Industri diharapkan dapat dijadikan siswa sebagai tempat latihan dan adaptasi sebelum memasuki dunia kerja.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.
1. Kualitas siswa lulusan SMK belum mampu memenuhi kualitas yang dibutuhkan oleh dunia industri.
2. Sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang membuat sekolah tidak memberikan kompetensi yang cukup baik untuk siswa.
3. Belum semua kompetensi siswa Jurusan Tata Boga dapat dilaksanakan saat melaksanakan PI tergantung oleh penempatan mereka saat melaksanakan PI.
(19)
4. Siswa lulusan SMK masih kurang menguasai kompetensi soft skill yang sesuai dengan standar kerja di industri.
5. Siswa lulusak SMK masih kurang menguasai kompetensi hard skill yang sesuai dengan standar kerja di industri.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dilihat bahwa masalah yang muncul dalam penelitian ini cukup bervariasi, maka permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu profil kompetensi hard skill dan kompetensi soft skill pada siswa yang melaksanakan praktik industri di hotel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat disusun rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana profil kompetensi hard skill siswa yang melaksanakan praktik industri di hotel?
2. Bagaimana profil kompetensi soft skill siswa yang melaksanakan praktik industri di hotel?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui profil kompetensi hard skill siswa yang melaksanakan praktik industri di hotel.
2. Untuk mengetahui profil kompetensi soft skill siswa yang melaksanakan praktik industri di hotel.
(20)
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Memberikan masukan kepada pihak lembaga pendidikan untuk mengadakan proses relevansi dan evaluasi terhadap materi kurikulum yang diberlakukan di SMK.
b. Memberikan informasi kepada lembaga pendidikan kompetensi kerja yang diperlukan untuk menghasilkan tenaga kerja profesional.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan literature referensi perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta yang nantinya berguna bagi peneliti yang akan meneliti lebih dalam.
3. Bagi Industri
Dapat memperoleh tenaga kerja professional dan berkompeten dibidangnya sesuai dengan kebutuhan.
(21)
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Pengertian Profil
Penilaian atau asesmen merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Penilaian ini digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik dan memperbaiki proses pembelajaran. Sasaran penialian hasil belajar meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Penilaian hasil belajar dapat menggunakan profil belajar siswa.
Penggunaan profil belajar siswa ini dipakai untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan siswa pada sat proses pembelajaran. Profil menurut Zarmin (2011: 149) adalah pencerminan tingkat kompetensi siswa dalam suatu pembelajaran yang disusun berdasarkan aspek kompetensi yang diujikan.
Perumusan profil kompetensi siswa dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dengan cara mencatat semua butir yang dijawab benar. Butir yang berhasil dijawab benar oleh siswa menunjukkan bahwa siswa kuat atau unggul pada aspek tersebut, sementara butir yang dijawab sAlah menunjukkan siswa lemah pada spek tersebut. (Zamin, 2011: 149)
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa profil kompetensi adalah gambaran kompetensi siswa dengan melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan pada setiap aspek atau kompetensi dasar. Dengan demikian kekuatan dan kelemahan siswa dapt diketaui dan dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran.
(22)
2. Kompetensi
Kompetensi berasal dari kata ‘competence’ yang berarti kecakapan atau kemampuan. Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dengan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan berfikir (Depdiknas, 2002:4). Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten serta terus menerus memungkinkan seorang menjadi berkompetensi sesuai dengan bidangnya. Artinya, pengetahuan ketrampilan dengan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.
Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan (UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003).
Kompetensi tidak semata-mata diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas secara teknis yang bersifat unjuk kerja yang dapat diamati (performance observable), tetapi juga menyakut kemampuan dasar (key competencies) yang bersifat intelektual dan mental emosional yang sangat diperlukan untuk perkembangan sikap profesional dalam pekerjaan dan perkembangan aspek-aspek kehidupan yang lebih luas, seperti peka dan responsif terhadap berbagai hal yang terjadi, rasional, mandiri, dan dapat berkerjasama (Depdiknas, 2002:6)..
Komptensi dibagi menjadi 2 tipe, yaitu Core Competency (kompetensi dasar) dan Specific Competency (kompetensi khusus). Core Competency (kompetensi dasar), merupakan kompetensi yang dibutuhkan oleh seluruh bidang pekerjaan. Core competency (kompetenesi dasar) ini wajib dimiliki oleh semua tenaga kerja. Specific Competency (kompetensi khusus), merupakan kompetnsi yang dibutuhkan oleh maing-masing bidang pekerjaan.
(23)
Menurut M. Hariwijaya (2008:7) seleksi penerimaan calon tenaga kerja dinilai dari kompetensi hard skill dan soft skill. Seorang calon tenaga kerja memiliki kompetensi dan kesiapakerja yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain, akan memenangkan persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. a. Kompetensi Hard Skill
Hard skilladalah keterampilan teknis yang melekat atau dibutuhkan untuk profesi tertentu. Hard skill sudah pasti dibutuhkan untuk dapat bekerja dengan tepat tujuan. Hard skills juga berhubungan dengan kompetensi inti untuk setiap bidang keilmuan lulusan.(Arhamul Mildan, 2012)
Hard skill atau hard competency merupakan kompetensi yang didefinisikan sebagai gambaran tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Kompetensi ini pada umumnya lebih mudah dimiliki oleh karyawan yang mengerjakan pekerjaan standar dan tidak berubah-ubah atau pekerjaan teknis yang memiliki standar yang jelas (Parulia Hutapea dan Nurianna Thoha, 2008:3). Misalnya di dunia boga, pekerjaan yang dilakukan adalah mampu mengolah makanan, menyiapkan bahan, memilih bahan, dan lain-lain. Dengan kemampuan yang disebutkan diatas, mereka dapat bekerja dengan tingkat efisiensi dn kualitas yang tinggi karena di bidang sumber daya manusia, kompetensi hard skill biasanya dihubungkan dengan prestasi kerja seseorang. Konsentrasi kompetensi ini adalah para pekerja, yaitu untuk menggambarkan tanggungjawab, tantangan, dan sasaran kerja yang harus dilakukan atau dicapai oleh pekerja/karyawan agar pekerja/karyawan dapat berprestasi dengan baik.
(24)
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pendapat lain disampaikan Oemar Hamalik (2008:223), teknik penilaian pengetahuan dapat dikembangkan dalam kontruksi tes tertentu yang meliputi pertanyaan tentang fakta, pertanyaan tentang konsep, pertanyaan tentang prosedur, dan pertanyaan tentang prinsip dalam bentuk angket tertutup. Pada aspek ketrampilan pengukuran dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi). Namun, dapat pula dilakukan melalui wawancara dan pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu.
b. Kompetensi Soft Skill
Permintaan dunia kerja terhadap kriteria calon pekerja dirasa semakin tinggi saja. Dunia kerja tidak hanyamemprioritaskan pada kemampuan akademik (hard skills) yang tinggi saja, tetapi juga memperhatikan kecakapan dalam hal nilai-nilai yang melekat pada seseorang atau sering dikenal dengan aspek soft skills. Kemampuan ini dapat disebut juga dengan kemampuan non teknis yang tentunya memiliki peran tidak kalah pentingnya dengan kemampuan akademik.
Pentingnya soft skills ditekankan oleh Giblin dan Sailah (dalam Sucipta: 2009: 1) yang menyatakan bahwa soft skillsmerupakan kunci menuju hidup yang lebih baik, sahabat lebih banyak, sukses lebih besar, dan kebahagiaan yang lebih luas.
Soft skill atau soft competency merupakan kompetensi dasar yang menggambarkan bagaimana seseorang berperilaku agar dapat melaksanaan pekerjaannya dengan baik (Parulia Hutapea dan Nurianna Thoha, 2008:6). Kompetensi ini menekankan pada perilaku produktif yang harus dimiliki serta diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar dapat
(25)
berprestasi dengan baik. Jika seseorang memiliki kompetensi ini dengan baik, maka seseorang itu akan berprestasi lebih unggul dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki kompetensi soft skill. Soft skill pada dasarnya merupakan ketrampilan personal, yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar, nagosiator, dan media konflik. Bisa juga dikatakan sebagai kemampuan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan kelompok. Menurut Elfindri dkk (2011: 67), soft skill didefinisikan sebagai berikut:
Soft skills merupakan ketrampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai soft skills membuat keberaaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Ketrampilan akan berkomunikasi, ketrampilan emosional, ketrampilan berbahasa, ketrampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan ketrampilan spiritual.
Sedangkan menurut Iyo Mulyono (2011: 99), “Soft skills merupakan komplemen dari hard skills. Jenis ketrampilan ini merupakan bagian dari kecerdasan intelektual seseorang dan sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan atau pekerjaan tertentu”.
Aribowo sebagaimana dikutip oleh Illah Sailah (2008: 17), menyebutkan soft skills sebagai berikut:
Soft skills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak, dan bersikap. Namun atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
(26)
Pendidikan kecakapan hidup merupakan program yang disusun dalam bentuk kurikulum khusus atau integrasi dalam mata pelajaran atau pada kegiatan ektrakulikuler. Materi pembelajaran untukpembentukan kecakapan hidup (life skill) menurut Panduan Depdiknas (2002:3) adalah sebagai berikut;
1) General life skill meliputi pendidikan personal dan sosial, pendidikan kehidupan dalam keluarga, kebersihan dan kesehatan diri, makanan bergizi, penggunaan obat-obatan yang berguna dan tak berguna, kesehatan reproduksi/pendidikan seksualitas, keamanan diri/keselamatan diri, pemeliharaan lingkungan, penggunaan waktu luang, pendidikan kenegaraan dan advokasi menjadi warga negara. 2) Spesifik Life Skill, meliputi pendidikan karakter, pendidikan akademis dan pendidikan jasmani. 3) Pendidikan Ketrampilan, disesuaikan dengan minat anak dan kondisi setempat, misal: olahraga, kesenian, kerajinan, berkebun/bertani, beternak, bahsa Inggris, dan bahasa asing lainnya dan teknologi sederhana dan komputer.
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan yang memberi bekal kecakapan pada peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupannya, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebgai warga negara. Program pendidikan dan pelatihan kecakapan hidup meliputi lima jenis kecakapan yaitu: 1) kecakapan mengenal diri (self awareness), 2) kecakapan berpikir rasiobal (thinking skill), 3) kecakapan sosial (social skill), 4) kecakapan kejuruan (vocational skill) (Kurikulum SMK Tahun 2004).
Daniel Goelman mengadakan penelitian sejak tahun 1990-an yang memfokuskan pada apa yang membedakan antara orang sukses dengan orang yang gagal di bidang karier. Dari riset tersebut ditemukan bahwa 15% dari
(27)
kesuksesan karier seseorng disebabkan oleh keahlian teknis sementara sisanya 85% disebabkan oleh kecerdasan emosional atau soft skill (Suryaputra N.A, 2008:103).
Pada proses rekruitasi karyawan, kompetensi,dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi psikolog melalui psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan the right man in the right place.
Umumnya kelemahan bidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang dan butuh usaha keras untuk mengubahnya. Kemampuan ini dapat diasah dan ditinggalkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui belajar sambil bekerja (learning by doing). Selain itu soft skill juga dapat diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Satu cara yang paling ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain. Dari pengertian dan jenis soft skill di atas dapat disimpulkan, penguasaan soft skill adalah kemampuan seserang dalam memahami diri sendiri (intrapersonal) dan memposisikan diri (interpersonal) yang ditunjukkan oleh cara bersikap (attitude) dan berperilaku (behavior) sehingga memiliki ketahan mental dapat membina hubungan dengan orang lain dan dapat mengembangkan diri dalam pekerjaan.
(28)
3. Praktrik Industri
a. Pengertian Praktik Industri
Praktik Industri merupakan suatu kewajiban bagi siswa SMK yang menjadi langkah yata hubungan kerjasama dengan dunia kerja untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kerja dalam rangka menghasilkan tamatan serta mempraktikkan ilmu dan ketrampilan yang sudah diperoleh dari dunia kerja. (alan Andika, 2013: 156).
Wardiman Djojonegoro (1998: 79) mengemukakan bahwa pendidikan sistem ganda adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan singkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI) secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional.
Praktik Industri merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda, sistem ini digunakan pada pembelajran di SMK yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa yang siap kerja di dunia kerja. Praktik Industri dilakukan di dunia usaha/indusri selama beberapa bulan selama para siswa menjalani pendidikan selama 3 tahun di sekoahannya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa PI adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia industri atas kerjasama antara pihak sekolahan dan puhak dunia usaha/dunia industri (DU/DI) untuk memantapkan kompetensi siswa yang didapat di sekolah sehingga siswa siap kerja di dunia industri.
(29)
b. Tujuan Praktik Industri
Tujuan Praktik Industri menurut beberapa ahli diantaranya menurut Wardiman Djojonegoro (1998, 79) PI bertujuan, antara lain :
1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kehalian profesional yaitu tenega kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
2) Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepakatan antara lembaga pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas yang ada di dunia industri.
3) Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas profesional dengan memanfaatkan sumber daya pelatihan yang ada di dunia industri.
4) Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulakn bahwa PI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan pengalaman dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan industr. Oleh karena itu siswa harus melaksanakan PI dengan sebaik-baiknya agar tujuan PI dapat tercapai.
c. Manfaat Praktik Industri
Praktik industri menganut asas saling menguntungkan, sehingga selama pelaksanaan praktik kerja industri ini semua pihak diuntungkan baik itu sekolah, industri, dan siswa (Wardiman Djojonegoro, 1998: 98). Manfaat industri bagi sekolah adalah memadukan materi pembelajaran di sekolah dan perkembangan teknologi di dunia industri. Sementara itu, manfaat yang didapat siswa selama pelaksanaan prakerin adalah memberikan pengalaman praktis, dan memberikan informasi perkembangan teknologi industri (Pedoman Prakerin SMKN 3 Magelang, 2013: 3).
(30)
daftar keterampilan yang dibutuhkan ditempat kerja, pengembangan Standar Kompetensi akan memudahkan dalam penilaian keterampilan dari setiap pekerjaan yang ada di perusahaan (Wardiman Djojonegoro, 1997: 13). Standar kompetensi yang diterapkan di sekolah dapat menjadi ukuran mutu untuk sertifikat keterampilan yang diberikan kepada siswa dan pekerja baru ataupun lama dapat menggunakan sertifikat keterampilan yang sama. Pada pelaksanaan on the job training ada kesepadanan dengan off the job training sehingga tidak menjadi soal di mana keterampilan tersebut diperoleh (Wardiman Djojonegoro, 1997: 15).
d. Komponen Praktik Industri
Menurut Wardiman Djojonegoro (1998: 80), Praktik industri merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang didukung oleh 5 faktor yang menjadi komponen PSG. Komponenkomponen tersebut antara lain institusi pasangan, program pendidikan dan pelatihan bersama, kelembagaan kerjasama, sistem penilaian dan sertifikasi, nilai tambah, dan jaminan keberlangsungan (Wardiman Djojonegoro, 1998: 80). Berikut penjelasan dari masing-masing komponen:
1) Institusi Pasangan
Praktik industri hanya mungkin dilaksanakan jika terdapat kerjasama dan komitmen antara institusi pendidikan kejuruan (SMK), dan institusi lain (dunia usaha/dunia industri) yang memiliki sumber daya untuk mengembangkan keahlian kejuruan (Wardiman Djojonegoro, 1998: 80). Sebelum pelaksanaan prakerin sangat penting dilakukan pemetaan dunia usaha/dunia industri (DU/DI).
(31)
Pemetaan DU/DI dimaksudkan agar dunia DU/DI yang dijadikan mitra kerja yang benar-benar sesuai dengan program keahlian peserta didik sehingga tujuan praktik industri tercapai dengan baik. Pemetaan DU/DI dapat dilakukan dengan melakukan inventarisasi DU/DI melalui media massa, yang dilanjutkan survey langsung. (Joko Sutrisno, 2008:5)
DU/DI yang menjadi institusi pasangan praktik industri Program Keahlian Tata Boga di SMK Negeri 3 Magelang ajaran 2013/2014 diantaranya Pringsewu Restorant, Soalria Restaurant, Hotel Puri Asri, Hotel Atria, Hotel Oxalis, Jasmine Catering.
2) Program Pendidikan dan Pelatihan Bersama
Pelaksanaan Praktik industri pada dasarnya adalah milik dan tanggung jawab bersama antara lembaga pendidikan kejuruan dan institusi pasangannya. Program harus dirancang atas kesepakatan oleh kedua pihak meliputi standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan pelatihan yang meliputi materi, waktu, dan pola pelaksanaan (Wardiman Djojonegoro, 1998: 80-82).
3) Sistem Penilaian dan Sertifikasi
Penilaian hasil belajar siswa dalam mencapai kompetensi sesuai dengan standar profesi, harus dilakukan melalui proses, sistem penilaian, dan sertifikasi yang disepakati bersama. Oleh karena itu diperlukan sistem yang mengatur tentang materi ujian, pelaksanaan, dan penentuan hasil ujian serta sertifikasinya yang melibatkan sekolah, institusi pasangan, asosiasi profesi, organisasi pekerja, dan unsur lain yang terkait ketenagakerjaan (Wardiman Djojonegoro, 1998: 82). 4) Kelembagaan Kerjasama
(32)
berkepentingan dengan pendidikan dan pelatihan kejuruan diantaranya organisasi pekerja, asosiasi profesi, dan tokoh masyarakat (Wardiman Djojonegoro, 1998: 82-83).
5) Nilai Tambah dan Insentif
Kerjasama SMK dan DU/DI dikembangkan dengan prinsip saling membantu, saling mengisi, saling melengkapi untuk keuntungan bersama yang memberikan nilai tambah bagi pihak-pihak yang bekerja sama. Nilai tambah bagi industri adalah mengenal kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja diperusahaannya. Nilai tambah bagi sekolah adalah memberikan bekal keahlian yang bermakna bagi peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Sementara itu, nilai tambah bagi peserta didik adalah setelah lulus peserta didik akan betul-betul memiliki bekal keahlian profesional untuk terjun ke lapangan kerja. Rantang waktu untuk mencapai keahlian profesional ini menjadi lebih singkat (Wardiman Djojonegoro, 1998: 88-90).
6) Jaminan Keberlangsungan
Pelaksanaan Prakerin melibatkan banyak pihak sehingga diperlukan pengaturan tentang tata cara kerjasama yang menyangkut fungsi, struktur, mekanisme, serta hak dan kewajiban setiap pihak yang terlibat. Sementara belum ada perundang-undangan yang berlaku secara nasional, jaminan keberlangsungan Prakerin ini dibuat dalam bentuk naskah kerjasama antara pihak industri dan SMK (Wardiman Djojonegoro, 1998: 90-91).
(33)
4. Ruang Lingkup Hotel
Perhotelan adalah suatu industri yang termasuk jenis pelayanan jasa, baik dalam bidang jasa pelayanan akomodasi atau penginapan. Menurut Warsum WA (1993) industri jasa perhotelan yang disebut sebagai , 1) Hospitality Industri atau industri yang menjual jasa perhotelan yang menjual jasa akomodasi atau disebut juga pelayanan jasa penginapan dengan bentuk penjualan kamar-kamar hotel atau motel. 2) Food and Service Industry adalah suatu industri yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa penjualan makanan dan minuman. Maju mundurnya sebuah usaha perhotelan dapat ditentukan oleh kedua unsur tersebut. Bahkan suatu hotel bisa dikatakan berhasil dalam pencapaian tujuan apabila pendapat dari bodangan food service industry lebih besar dari pada accomodation industry. Sedangkan pengertian lain dari perhotelan yang dikutip oleh Agus Sulastiyono (1999) dapat dilihat berdasrkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan hotel. Bab I Pasal I ayat (b) dimana pengertian hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk memberikan jasa pelayanan penginapan, makan, minum serta lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial. Dilihat dari sudut komersil, ini berarti hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istrahat, memperoleh pelayann dan fasilitas lainnya dengan dipungut biaya, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran (Undang-undang RI No. 25 Tahun 2000).
(34)
bagi kaum pelancong dan musafir. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat dilihat terdapat beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian hotel sebagai suatu kondisi komersial yaitu:
1) Hotel adalah suatu bangunan, lembaga, perusahaaan, atau badan usaha akomodasi.
2) Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan, makan, minum serta jasa-jasa lainnya.
3) Fasilitas dan pelayanan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum. 4) Tempat tinggal hanya untuk beberapa waktu
5) Akomodasi tu dikelola secara komersial
Dari unsur-unsur diatas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah sejenis akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan, dan minum serta jenis-jenis lainnya untuk umum yang tinggak untuk sementara waktu dan dikelola secara komersial.
5. Kompetensi Praktik Industri
Standar Komepetensi (SK) adalah ukuran kompetensi minimal yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan (Permendiknas no. 22 tahun 2006). Kompetensi siswa SMK diajarkan sesuai dengan kebutuhan di industri juga mengambi andil dalam pembentukan kompetensi siswa. Pembentukan dan pemantapan kompetensi yang dilakukan di industri juga disesuaikan dengan kompetensi yang telah dilakukan di sekolah
(35)
Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 22 Tahun 2006, tentang stanar ini bahwa pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketranpilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan ketrampilan dan keahlian, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya, dan dasar-dasar ilmu teknologi, memilikii etos kerja yang tinggi, mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaanya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Kompetensi Normatif
Kompetensi normative adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetapi tetapi yang meliputi, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Basaha Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan Seni Budaya.
b. Kompetensi Adaptif
Kompetensi adaptif meliputi mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Ketrampilan Komputer dan Pengolahan Informasi, dan Kewirausahaan.
c. Kompetensi Produktif
Kompetensi produktif terdiri atas mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Materi pelajaran ini disesuikan dengan kebutuhan program keahlian untuk
(36)
Struktur Kurikulm SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Strukur Kurikulum SMK berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Berikut ini adalah struktur kurikulum SMK Jurusan Tata Boga.
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMK untuk Praktik Industri
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
24 24 24
Kelompok C (Permintaan)
Mata Pelajaran Permintaan Akademik dan Vokasi SMK/MAK
24 24 24
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 48 48 48
Keterangan :
Pelaksanaan Pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
Pembentukan dan pemantapan kompetensi di industri ditetapkan berdasarkan kriteria kompetensi yang tertera dalam kurikulum hasil kesepakatan antara sekolah dan industri. Standar kompetensi yang dibutuhkan tertera pada Tabel 2 sebagai berikut :
(37)
Tabel 2. Kriteria Kompetensi Hard Skill Praktik Industri di Hotel
No Jenis Kompetensi Indikator
1 Melakukan persiapan dasar pengolahan makanan (basic cooking)
Kalsifikasi jenis peralatan pengolahan makanan
Pengoperasian peralatan pengolahan makanan
Pembersihan peralatan pengolahan makanan
Teknik pengolahan makanan 2 Membuat potongan sayuran
(basic cutting)
Penanganan sayuran
Jenis-jenis potongan sayuran Teknik-teknik potongan sayura 3 Melayani makanan dan
minuman (food presentation)
Klasifikasi jenis menu dan penyusunan menu
Mengoperasikan peralatan layanan makanan dan minuman
Menyediakan makanan dan minuman di restoran
Menyediakan room service Membuat minuman non alkohol 4 Menyiapkan makanan untuk
buffet (buffet set up)
Menjelaskan pengertian buffet
Menyiapkan penataan tempat dan peralatan buffet
Menyiapkan dan menata makanan dan minuman untuk buffet
Kriteria kompetensi hard skill dibuat berdasarkan kebutuhan kerja Praktik Industri dan silabus kelas X dan kelas XI di SMK N 3 Magelang. Beberapa kompetensi soft skill yang diperlukan untuk Praktik Industri tertera pada Tabel 3. Berikut ini:
Tabel 3. Kriteria Kompetensi Soft Skill dari Industri Hotel
No Jenis Kompetensi
1 Disiplin
2 Tanggung Jawab 3 Insiatif / Kreatifitas 4 Kerjasama
(38)
Berikut penjelasan beberapa kompetensi yang diajarkan pada industri hotel berdasarkan Kurikulum Praktik Industri SMK N 3 Magelang Tahun 2013 yaitu:
a. Kompetensi Hard Skill 1) Basic cooking
Klasifikasi peralatan dapur dan kegunaannya dibedakan menjadi 2 bagian yaitu perlengkapan dapur ringan yang mencakup macam alat memasak menurut bahan lalu alat pemotong dan perlengkapan dapur berat yang mencakup tempat mencuci, perapian, dan lemari pendingin. Peralatan dapur memiliki banyak jumlah dan macamnya. Alat tersebut terdiri dari peralatan masak. Peralatan dalam usaha boga atau restoran sangat kompleks, karena banyaknya alat yang dibutuhkan seperti peralatan mekanis yang digunakan untuk persiapan, alat pengolahan yang menggunakan panas kering, panas basah, panas uap, sampai pada penyimpanan peralatan pecah belah dan alat-alat kecil. (Prihastuti, 2008: 23)
Jenis alat-alat yang digunakan di dapur sebuah restaurant adalah macam oven, broiler, fryers, steam cookers, dan macam-macam alat kecil seperti toaster, waffles bakers danegg cooker. Jenis alat-alat hidang (serving eqipment) meliputi meja, kursi, hot food equipment, warming equipment, coffee urns, dan cold storage equipment sertaauxiliary equimentseperti cabinet, sink, dan meja.
Alat pengankut seperti bampers dan dollies mutlak diperlukan. Di samping itu, alat-alat kecil untuk berbagai section misalnya vegetable prepation area, meat preparation, cooking section, serving section, bakery section, house
(39)
keeping section, dan office section. Peralatan dapur yang digunakan dalam restaurant disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 4. Peralatan Dapur Yang Digunakan Dalam Restaurant
No Teknik Olah Jenis Alat 1 Baking, Roasting,
Braising
General Purpose Oven Convection Oven Bakers / Pastry Oven Pizza Oven
Kombinasi Microwave danConvection Oven
Roast and Hold Oven Regeneration Oven Steam Convection Oven
2 Boiling Boiling Pan
Boiling Table-induction Boiling Tabel-Oven Top Boiling Table-Solid Top Stockpot Stands Titling Kettle
3 Deep Frying Thermotastically Condroled Deep-Fryer Pressure Deep-Fry
Continous Fryer Oil Filter
4 Grilling Oven Heat / Salamander Grill UnderrFried Grill
Contact Grill
5 Steaming Atmosphere-Pressure Steamer
Convection Steamer Low Pressure Steamer High Pressure Steamer
6 Multy Purpose Bratt Pan
2) Basic cutting
a. Penanganan Sayuran
Dalam penanganan sayuran segar ada hal-hal yang harus diperhatiakan dalam memasak sayuran antara lain :
(40)
1) Jangan mencampur sayuran yang baru dimasak dengan sayuran yang sudah lama dimasak karena menyebabkan warnanya kurang baik dan rasanya kurang enak
2) Jangan mempergunakan tambahan soda terlalu banyak pada sayuran yang sedang direbus, karena selain berbahaya bagi vitamin, sayuran akan cepat hancur. Sifat soda dalam sayuran adalah melunakkan (mempercepat proses masaknya sayuran)
3) Keringkan/tiriskan dahulu sebelum dihidangkan 4) Berilah bumbu secukupnya bila akan dihidangkan
5) Memasak sayuran segar bila masih ada kulitnya hasilnya akan lebih baik dari pada sayuran yang sudah dikupas kulitnya karena rasanya akan lebih enak. Contoh baked potatodan boiled corn.(Prihastuti, 2008)
b. Jenis-Jenis Potongan Sayuran
Potongan sayuran yang digunakan pada masakan sangat beragam tergantung pada penggunaannya untuk hidangan apa, misalnya digunakan untuk soup, saus, salad atau pelengkaphidangan utama. Beberapa jenis potongan sayuran tersebut adalah :
1) Alumattes ayau machestik, memotong dengan ukuran6,4 cm x 3,2 cmx 3,2 cm
2) Batonnet, memotong dengan ukuran 6 mm x 6 mm x 6,4 mm s.d 7,6 mm 3) Chopped, memotong secarasembarangan dalam ukuran dan
potongannnya
4) Concasser atau con-cass-seer, memotong secara chop tetapi lebih kasar dalam ukuran dan potongannya
5) Cube, memotong dalam benyuk dadu ukuran 12 mm x 12 mm x 25 mm 6) Emicer atau emm-man-sry, memotong dalam ukuran 1.6 mm x 1,6 mm x
1,6 mm
7) Frite, memotong dengan ukuran 8-12 mm x 7,6 cm sisi persegi 8) Julienne,memotong dengan ukuran 3,2 mmx 3,2 mm x 3,2 mm 9) Large diece, memotng dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm
10) Medium dice, memotong dengan ukuran 12 mm x 12 mm x 12 mm
11) Mince,memotong secara chop tetapi dalam potongan yang lebih baik dan teratur
(41)
12) Poile, memotong dengan ukuran 5 cm x 1,6 cm x 1,6 cm 13) Pont neuf,memotong dengan ukuran 7,4 cm x 2 cmx 2 cm
14) Regular brunoise atau broon wahz, memotong dengan ukuran 3,2 mm x 3,2 mm x 3,2 mm
15) Shred, memotong dengan bentuk panjang dan tipis, potongan dapat juga dilakukan dengan keju dan potongan kasar
16) Slice,memotong dengan potongan melintang atau miring dan harus rata 17) Sliver atau kerat, memotong atau membelah bahan makanan dengan
bentuk panjang, potongan sangat tipis, julienne merupaka potongan sliver yang besar.
18) Small dice, memotong dengan ukuran 6 mm x 6 mm x 6 mm .
19) Wedge, memotong buah daging atau sayuran dalam bentuk segitiga. (Prihastuti, 2008).
3) Food presentation
a) Pengetahuan Menu
Menu dalam lingkungan hotel atau restaurant berarti suatu daftar makanan yang dapat disajikan untuk para pengunjung, menu juga merupakan media komunikasi dan media promosi bagi dunia jasa. Di dalam daftar makanan dan minuman tersebut juga tercantum harga dari makanan dan minuman serta penjelasan singkat cara pengolahannya. (Prihastuti, 2008)
Adapun tipe menu yang terdapat pada sebuah hotel biasanya sebagai berikut
1) Doorknob menu merupakan menu makan pagi yang ditelakkan di dalam kamar.
2) Breakfast menu merupakan menu untuk makan pagi terdapat pada restaurant dan room service.
3) Ala carte menu merupakan susunan menu makanan yang dapt dipilih oleh tamu menurut selera dan harga yang telah diletakkan pada menu tersebut
(42)
4) able de’hote, pada dasarnya sama dengan Ala menu akan tetapi jika tamu ingin memesan makanan yang lain akan dikenakan harga tambahan. Menu ini terdiri atas satu set menu dengan harga perset. 5) Today special merupakan menu harian yang diganti setiap hari dari
masing-masing jenis makanan, mempunyai harga beberapa dengan Ala carte menu maka disini istimewanya hanya beberapa macam saja.
b) Pengenalan Alat Hidang dan Table Set Up
Peralatan tata hidang untuk keperluan serviceatau pelayanan makanan secara formal maupun non formal dibedakan menjadi peralatan yang terbuat dari kain (linen) dan peralatan meja makan (tabe ware) dengan penjelasan sebagai berikut :
a) Linen meja makan
Linen adalah perlengkapan meja makan yang terbuat dari kain, baik yang dipergunakan untuk menutup meja kakan maupun untuk keperluan lain. Linen yang biasa digunakan untuk menutup meja makan disebut table linen. Macam-macam linen meja makan yang biasanya digunakan adalah antara lain, taplak meja perorangan (place mat), tapla meja makan, moulton, taplak meja hiasan, serbet makan/napkin, dan skirting.
b) Peralatan meja makan (table ware)
Peralatan meja makan terdiri dari alat-alat makan (silver ware), barang-barang pecah belah (china ware), gelas (flass ware), dan perlengkapan meja makan (tabe accessories).
(43)
c) Menyediakan makanan dan minuman di restoran
Prosedur pelayanan di restoran merupakan kegiatan operasional sebelum restoran dibuka sampai restoran ditutup. Kegiatan ini meliputi semua usaha petugas restoran dalam memberikan pelayanan kepada tamu, baik persiapan tamu datang sampai tamu meninggalkan restoran. Untuk menunjang keberhasilan dalam melaksanakan tugas, seorang petugas restoran harus mengetahui dan memahami prosedur kerja pada saat pelayanan makanan dan minuman berlangsung. Pedoman kerja atau standar yang dimaksud di atas dikenal dengan istilah Standard Operating Procedure (SOP Restoran).
1) Persiapan Pelayanan Restoran
Mise en place adalah kata terminology Prancis yang dipergunakan secara internasional dalam bisnis perhotelan dan katering (jenis usaha produksi dan perhidangan makanan atau minuman). Mise en place berarti menempatkan dan mengatur segala sesuatu pada tempatnya untuk sesuatu proses pekerjaan. Langkah-langkah dalam persiapan pelayanan restoran setelah melaksanakan mise en place adalah mempersiapkan linen, mempersiapkan bumbu-bumbu (condiment), mempersiapkan meja persediaan (side station).
2) Mengatur Meja (table setting)
Table cover atau table setting dalam istilah perhotelan yaitu menata meja makan pada restoran. Table setting adalah rangkaian kegiatan untuk mengatur dan melengkapi meja dengan peralatan makan sesuai jenis hidangan akan disajikan untuk meningkatkan efisiensi kerja pramusaji dankenyamanan pelanggan.
(44)
(spoon, fork, and pisau), glassware (glass), dan linen (moulton, table cloth, napkin) yang disusun dalam meja lengkap dan rapi untuk satu orang. Dapat disimpulkan bahwa table setting adalah rangkaian khiatan menutup meja menggunakan peralatan yang telah siap dipakai seperti chinaware, silverware, glassware, linen, dan tabke accessories.
3) Tahap-Tahap Pelayanan Makanan dan Minuman
Tahap-tahap pelayanan makanan dimulai dengan greeting the guest, tamu memasuki restoran disambut dengan ramah oleh hostessrestaurant atau restaurant receptionist. Escuting and Sitting the guest, tamu diantar pada meja yang telah dipesan atau disukai, atau sama sekali belum memesan tempat kemudian membantu menarik kursi ketika akan duduk. Pouring ice water, waitress menuangkan air es ke goblet glass dari sebelah kanan. Serving bread and butter, sajikan roti dan mentega sebagai makanan pendamping. Presenting the menu/taking order , Captain memberikan daftar menu dari sisi kiri tamu. Presenting the wine list, ambil menunggu hidangan disajikan bagian sommelier menawarkan wine sebagai minuman pengiring hidangan. Adjustment Waiter malakukan clear up atau mengganti peralatan makandan disesuaikan dengan menu yang dipesan oleh tamu. Serving the food, menyajikan hidangan menu sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Serving the wine, cara menyajikan wine adalah Sommelier menunjukkan botolwine terlebih dahulu kepada tamu untuk mendapat persetujuan, kemudian tutup botol wine dibuka di hadapan tamu kemudian dicicipi oleh host atau pemesan dengan cara mencium aroma wine dari tutup botol serta mengecek apakah tutup botol dalam keadaan yang masih baik atau sudah rusak. Kemudian tuang sedikit kedalam gelas untuk dicicipi host atau pemesan jika sesuai dengan keinginannya, maka wine dapat dituang ke
(45)
dalam gelas tamu lainnya dan host terakhir, sementara jika tamu tidak menyetujuinya, maka wine dan gelas harus diganti dan lakukan prosedur yang sama mulai dari awal. Clear up, clear up adalah proses mengambil peralatan yang kotor setelah tamu selesai makan. Crumbing down, adalah proses membersihkan meja makan dari kotoran setelah proses clear up dilakukan. Menggunakan napkindan piring. Presenting coffee or tea Setelah hidangan dessert selesai disantap captain waiter menawarkan tea or coffee dan bagian sommelier menawarkan minuman setelah selesai makan (after meal drink). Presenting the bill, sebelum memberikan bill, Captain Waiter menanyakan komentar tamu mengenai pelayanan, cita rasa hidangan dan minuman sebagai tolok ukur pengembangan dan perbaikan di masa depan yang disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Bid Forewell Selesai pembayaran Captain siap membantu menarik kursipada saat tamu akan berdiri sambil mengucapkan terimakasi. Table setting, begitu tamu meninggalkan meja makan, maka waiter segeramelakukan table settingkembali agar meja dapat dipakai kembalijika ada tamu. (Prihastuti, 2008)
4) Mengambil dan Memproses Pesanan
Pesanan dari konsumen atau pelanggan akan terjadi apabila adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak yang saling berkaitan. Pemasaran produk yang dilakukan oleh salesman atau wiraniaga membantu mengawali dalam hal pemasaran produk. Adanya media massa yang sangat mendukung bagi kegiatan promosi produk, melalui periklanan, brosur, pamflet, dan bentuk promosi lainnya sangat mendukung bagi proses penjualan. Untuk
(46)
catatan yang dapat digunakan sebagai alat kontrol. Selain kebutuhan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen telah disiapkan pula oleh penjual sesuai dengan nota atau catatan penjualan. Hal lain yang harus diperhatikan oleh penjual adalah identitas pelanggan untuk mempermudah pengiriman barang.
Pengambilan pesanan yang dilaksanakan oleh waiterpergunakan sistem yang disebut “Triplacate” di mana pesanan baik untuk makanan ataupun minuman ditulis pada buku pesanan (restaurant order) yang dibuat rangkap tiga. 5) Menyajikan Makanan dan Minuman
Membawa piring berisi makanan dengan tangan berarti kemampuanmembawa satu sampai empat piring berisi makanan dari dapur. Dengankata lain mengambil makanan (picking-up area) dari meja dengan selamatdan memenuhi syarat-syarat. Piring tersebut harus seimbang dan dipegangkuat-kuat.
Membersihkan gelas dari atas meja adalah memindahkan gelas yang telah terpakai dari atas meja tamu pada saat pelayanan (service).Gelas ini akan dibawa di atas sebuah baki (salver) ke side board sebelum dibawa ke tempat pencucian (dishwashing area). Jenis gelas yang biasa dibersihkan (clear-up)dari atas meja tamu adalah beraneka ragam dan berbeda antara restoran yang satu dengan yang lain.
Membersihkan meja (crumbing down) berarti membersihkan sisa sisa makanan (crumbs) ataupun jenis kotoran yang lain di atas meja tamu, pada saat pelayanan. Biasanya hal ini dilaksanakan setelah piring makanan pokok (main course) dan piring roti (bread & butter plate) diambil (clear-up) dan sudah tentu sebelum makanan penutup (dessert) disuguhkan. Alat-alat perlengkapan yang diperlukan untuk crumbing downadalah dessert plate danService cloth
(47)
d) Menyediakan room service
Pada umumnya dalam hotel ada restaurant dan bar, dimana para tamu dapat membeli dan menikmati makanan dan minuman di kamarnya sendiri. Untuk memenuhi keperluan tersebut biasanya dalam suatu hotel ada bagian khusus untuk itu, yang disebut dengan room service. Pada pokoknya fungsi room service sama dan sejalan dengan restaurant dan bar. Jika restoran dan bar menjual dan menyajikan makanan dan minuman di restoran atau bar sedangkan room service di kamar-kamar hotel. Adapun peralatan room serviceantara lain : 6) Telephone(pesawat telepon)
Suatu alat perhubungan yang dapat menangkap (menerima) dan mengirim suara ke satu tempat. Pesawat telepon dipakai untuk menerima pesanana makanan dan minuman secara langsung dari tamu dan juga untuk memberikan penjelasan kepada tamu oleh order taker.
7) Time Stamp(alat pencap waktu)
Suatu jam yang dapat mencap waktu tertentu pada saat digunakan di atas permukaan alat yang dicap (order pad). Alat ini digunakan untukmencatat jam berapa pesananan makanan dan minuman tamu dikirim ke kamar
8) Room Rack(rak nomor kamar)
Suatu rak dimana tercantum nomor-nomor kamar hotel secara teratur. Pada rak ini akan ditaruh nama-nama tamu yang menginap di hotel sesuai dengan nomor kamarnya.
Disamping itu, ada satu alat tertentu yang hanya digunakan di room service disebut trolley. Trolley adalah suatu meja makan yang pada setiap kakinya berisi roda, digunakan khusus untuk melayani tamu kamar. Meja ini
(48)
dengan “heater” (alat pemanas) untuk menjaga agar makanan yang akan disajikan tetap panas sampai di kamar tamu.
Ada dua macam menu yang pakai di room service yaitu breakfast menu (menu untuk makan pagi) yang sering disebut dengan “door knob menu” karena tamu yang memesan makanan dan minuman akan menggantungkan menu itu dipintu kamarnya setelah menu itu ditulisnya sendiri sesuai dengan apa yang dipesan, complete menu (menu lengpak) yang pada umunya menu ini bersifat ala carte baik untuk breakfast, lunch, dinner, supper dan lainnya yang biasanya dilengkapi juga dengan berbagai minuman seperti beers, spiritss, liquers, wines dan minuman campuran, dan yang terakhir adalah other supplies yang biasanya digunakan adalah paper napkindan coaster.
e) Membuat minumn non alkohol
Non-Alcoholic beverages/drink (minuman tanpa alkohol) disebut juga sebagai minuman ringan atau soft drink. Jenis minuman ini pada umumnya disajikan dingin, secara langsung atau dicampur dengan minuman yang lain. Penyimpanannya di dalam almari pendingin atau di rak-rak minuman.
Non-alcoholic beverage dapat dilkasifikasikan dalam kategori sebagai berikut : (1) Simulation (tea, coffee), (2) Refreshing (natural mineral water, arificial mineral water, syrup, squash, crush), (3) Nourishing (juice, milk, cream, cocoa atau cacao, chocolate)
Metode pencampuran minuman ada 6 (eman) dasar cara atau persiapan dalam pembuatan minuman campuran atau mixed drink, yaitu (1) Shaking, yaitu membuat minuman campuran dengan cara mengocok dalam shaker, disaring dan langsung dituang dalam gelas saji. Cara ini tepat untuk membuat campuran minuman yang bahannya suit dicampur seperti susu atau
(49)
telor. (2) Stirring/ straight method /pouring, yaitu membuat minuman campuran dengan cara mengaduk di dalam gelas pencampur dengan menggunakan sendok panjang lalu disaring dengan penyaring cocktail dan ditung ke dalam gelas saji. (3) Mixing, yaitu membuatminuman camouran dengan cara mengaduk di dalam gelas pencampur dengan menggunakan sendok panjang lalu disaring denga penyaring cocktail dan dituang ke dalam gelas saji. (4) Blending, yaitu membuat inuman camouran dengan menggunkaan electric blender. (5) Prepairing, yaitu membuat minuman campuran dengan menuang langsungke dalam gelas penyaji. (6) Floting, yaitu membuat minuman campuran dengan cara menuangkan berbagai jenis minuman satu persatu secara berurutan ke dalam gelas saji, sehingga masing-masing nampak terpisah/tidak tercampur dalam gelas. (Prihastuti, 2008)
4) Buffet Set Up
Buffet atau prasmanan adalah satu tipe dasar pelayanan di ruang makan dimana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup telah disediakan, ditata, diatur, diatas meja panjang. Tamu bebas memilih makanan dan mengambilnya sesuai dengan selera, pramuasaji ada yang bertugas melayani di belakang meja selama perjamuan berlangsung.
Dalam pelaksanaanbuffet ini disamping selalu adanya koordinasi antara petugas dapur dan petugas restoran, maka dibelakang meja buffet akan selalu ada seorang petugas dapur yang berfungsi:
a) Sebagai tuan rumah yang menenrangkan, menyajikan dan membantu pelanggan
(50)
d) Memeriksa peralatan suoaya tetap berfungsi baik alat pemanas ataupun alat pendingin
e) Membersihkan makanan yang jatuh ke lantai supaya tidak menimbulkan kecelakaan
Pada dewasa ini dikenal dengan “standing buffet” dimana para tamu menikmati makanan secara berdiri, hanya beberapa kursi (loose chair) yang disiapkan bagi tamu. Makanan yang disiapkan diatas meja buffet harus lengkap, ditata, dan diatur indah, rapi, dan menarik. Perlu juga dicantumkan nama-nama hidangan tersebut, ditulis dengan tulisan yang bagus, rapi, dan mudah dibaca. Makanan yang disajikan pun harus bervariasi, baik bahan, fungsi maupun cara memsaknya.
Pengaturan meja buffet juga memegang peran tersendiri. Meja tersebut dapat disususn dalam berbagai bentuk dan ukuran, sehingga suasana buffet dapat dibuat sedikit berubah-ubah. Bentuk meja buffet yang sering digunakan antara lain, oblong/segiempat panjang, round/bundar, half round/setengah lingkaran, quarter round/ seperempat, trapezoid/trapesium. Sedangkan untuk bentuk penataan buffet ada dua yaitu straight line shape yaitu satu meja buffet memanjang dengan hidangan lengkap, mulai dari appetizer, soup, maincourse, dan dessert. Scramble system yaitu lebih dari satu meja buffet disediakan dan letaknya memencar, tiap buffet/stalldiisi dengan satu jenis makanan saja.
Tipe penyusunana mejabuffetpada umumnya adalah hidangan pembuka dan hidangan penutup disusun secara terpisah dari meja buffet dengan hidangan utama. Demikian juga meja buffet untuk minuman seperti, es, teh, kopi, soft drink, dan sebagainya diletakkan dalam meja tersendiri. Dengan demikian
(51)
pelayanan buffetakan lebih lancar dan terhindar dari kemacetan saat tamu akan mengambil hidangan. (Prihastuti, 2008)
b. Kompetensi Soft Skill
1) Disiplin
Makna disiplin menurut Tulus Tu’U (2004:31) secara istilah berasal dari bahsa inggris yaitu “dicipline” berarti : (1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri, (2) Latihan membentuk meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau kaakter moral, (3) Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki, (5) Kumpulan atau sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku.
Menurut The Liang gie yang dikutip oleh Ali Imron (1995:182) mengemukakan bahwa: Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.
Berdasarkan pendapat tentang definisi disiplin diatas dapat diketahui bahwa disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan seeorang untuk melaksanakan peraturan, tata tertib, ketentuan, perintah, dan keputusan yang berlaku di lingkungannya.
2) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah bentuk dari sikap seseorang yang secara emosi maupun pikiran berani menanggung resiko terhadap pilihan yang telah diambil atas perbuatannya. Adanya keinginan untuk menerima wewenang sehingga segala perbuatannya dilakukan dengan sungguh sungguh dan menganggapnya sebagai tantangan (Suryaputra, N. A 2008).
(52)
Menurut John Godlad (1984) dalam Ghoni Muta’alii (2003) mengemukakan kemampuan bertanggungjawab termasuk dalam kecakapan mengenal diri/konsep diri. Seseorang yang memiliki tanggung jawab yang baik akan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap perkembangan dirinya, terhadap segala sesuatu yang dibebankan, mengambil pelarian dari setiap permasalahan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
3) Inisiatif/ Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan mental seorang dalam meihat, memandang sesuatu dari sudut pandang baru dan dapat menyesuaikan masalah dengan cara yang berbeda dari orang pada umumnya kreativitas sangat diperlukan oleh seseorang wirausaha untuk membuat ide-ide produk baru dan berbeda, menemmukan metode/ cara baru untuk mengatur usahanya. Kreativitas membutuhkan pengamatan dan daya imajinasi untuk mendapatkan ide-ide baru. (Suryaputra, N.A 2008).
Menurut Mike Pedler (1997) dalam M Suramanto (2006) mengemukakan kreativitas adalah sebagai bentuk kemampuan untuk mengatasi situasi dengan respon-respon baru yang unik dan memiliki pandangan luas untuk mengenali dan menemukan pendekatan-pendekatan baru yang berguna. Seseorang yang kreatif memepunyai rasa ingin tahu yang tinggi, minat yang luas, menyukai kegiatan kratif, mandiri, percaya diri, berani mengambil resko, tidak terlalu menghiraukan kritik atau ehekan orang lain, tidak takut salah, berani mengungkapkan pendapat (Utami Munandar, 1987).
4) Kerjasama/Kemampuan Sosialisasi
Kemampuan sosialisasi adalah kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain, menyukai pergaulan dengan orang lain, tidak
(53)
merasa terpaksa saat bersama dengan orang lain. Orangyang pandai bersosialisasi biasanya disukai oleh lingkungannya karena cenderung pandai mengelola emosi (Suryaputra, N.A 2008).
Menurut T. Safaria( 2005) kemampuan sosialisasi penting karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain. Orang yang memeiliki kemampuan sosial yang baik dapat memahami orang lain, dapat menjalin dan mempertahankan hubungan dengan orang lain. Sedangkan orang yang tidak cakap dalam bersosialisasi akan mengalami hambatan dalam kehidupan sosialnya akan menimbulkan perasaan kesepian, tidak berharga, mengisolasi. Hal ini akan berpengaruh pda penyesuaian perilaku yang disebabkan tidak mampu memahami dan menangani hubungan orang lain.
Suhaenah (1999) dalam Suharni (2010) mengungkapkan ciri-ciri orang yang memiliki kecakapan sosial: (1) mampu meyampaikan ungkapan-ungkapan penghargaan, kekaguman, maupun ketidak setujuan; (2) mampu menyampaikan pernyataan yang bersifat rutin, misalnya : mempersilahkan, meminta maaf, berterimaksih; (3) menguasai pembicaraan tidak resmi termasuk mengobrol, melucu ; (4) mampu membangun relasi pertemanan.
5) Motivasi/ Semangat Kerja
Motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagaianya. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar (Slameto, 2010: 170).
(54)
Motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah atau dorongan dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi bekerja yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai dengan motivasi karena minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Motivasi berasal dari kata latin “ movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut Greenberg (Djaali, 2008: 25).
Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan salah satu hal yang melatar belakangi individu melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Pentingnya motivasi adalah karena motivasi yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja dengan giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
6) Sikap dalam Memecahkan Masalah
Depdiknas (2001) menyebutakn bahwa agar seeorang cakap dalam memutuskan permasalahan harus cakap dalam mencari informasi maupun ide ide baru yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dengan pertimbangan resiko-resiko dari informasi tersebut.
Dalam memecahkan suatu masalah dengan menggunakan informasi, ide, maupun melakukan penemuan, hubungan pengetahuan yang dimiliki diperlukan suatu rencana. Agar termotivasi memecahkan masalah untuk bertanya tentang infrmasi yang releven, menciptakan ide baru, memandang masalah dengan cara
(55)
baru, merencanakan penanggulanagan terhadap masalah mengevaluasi gagasan sehingga memperoleh soluusi dair permasalahan.
7) Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi adalah proses pertukaran informasi, gagasan, ide, dan pemahaman antara dua pihak atau lebih. Calon tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja salah satunya yaitu harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tertulis. Seseorang yang mampu berkomunikasi dengan baik mampu menjalin hubungan dengan orang lain sehingga memiliki kemampuan sosial yang baik pula ( Suryaputra, N.A 2008).
Ketrampilan komunikasi dasar yang perlu dikembangkan yaitu memberikan umpan balik, mengungkapkan perasaan, mendukung dan menanggapi orang lain, menerima diri dan orang lain. Jika seseorang mampu menguasai keempat maka akan berhasil membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain (T.Safaria, 2005).
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang pendapat siswa terhadap pelaksanaan praktik industri sekolah di SMK 4 Yogyakarta oleh Rina (2009). Penelitian tersebut menjelaskan pendapat siswa terhadap pelaksanaan Praktik Industri sekolah dalam meningkatkan pengetahuan sikap dan ketampilan bidang produksi di SMK 4 Yogyakarta. Disebutkan dalam penelitian ini bahwa Praktik Industri sekolah dapat mampu memberikan manfaat tentang pengetahuan dan ketrampilan di bidang produksi masakan sepinggan dan dapat mengembangkan sikap seperti disiplin, jujur, bertanggungjawab, percaya diri dan bekerja keras. Dalam pelaksanaan Praktik Industri sekolah diharapkan bagi fasilitator kegiatan PI
(56)
sekolah dapat mengevaluasi secara berkala kegiatan praktik industri yang sekiranya kurang bermanfaat untuk siswa.
Penelitian mengenai identifikasi kompetensi hard skill dan soft skill mahasiswa pendidikan teknik boga dalam praktik industri bidang produksi dan pelayanan restoran oleh Anis Nuryati Suprapto (2009). Penelitian ini membahas tentang penguasaan komptensi hard skill dan soft skill mahasiswa sebelum dan sesudah praktik industri bidang pelayanan dan prouksi restoran. Disebutkan dalam penelitan ini bahwa penguasaan kompetensi mahasiswa sesudah praktik industri bidang produksi mengalami peningkatan 1.25 kali sampai dengan 5 kali lipat dari kompetensi yang dikuasai seelum praktik industri, sedangkan kompetensi mahasiswa sesudah praktik industri bidangan pelayanan mengalami peningkatan 1,25 kali sampai dengan 4 kali lipat dari kompetensi yang dikuasai sebelum praktik industri. Selama praktik industri mahasiswa diharapkan dapat menanamkan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilaksanakan untuk dapat meningkatkan semangat kerja serta memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kompetensi hard skilldan soft skill. Hard skillberupa pengetahuan dan ketrampilan dibidang produksi dari menyiapkan menu sampai penyajian hidangan, sedangkan untuk bidang pelayanan yaitu pengetahuan dan ketrampilan bidang pelayanan dari susunan menu sampai pelayanan makan dan minum. Sedangkan soft skillberupa kemampuan interpersonal intellegence dan intrapersonal intellegencebaik itu bidang produksi maupun pelayanan restoran.
Penelitian tentang persepsi guru terhadap implementasi program Pendidikan Sistem Ganda di Kotamadya Banjarmasin oleh Djapri Basri (1999). Penelitian tersebut menjelaskan mengenai persepsi guru terhadap implementasi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(57)
(SMKN) di Kotamadya Banjarmasin. Disebutkan dalam penelitian ini bahwa penerapan kebijakan link and match pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan relevensi pendidikan dengan kebutuhan di lapangan kerja. Hal ini sebagai usaha untuk mencari titik temu antara dunia pendidikan sebagai produsen dan dunia industri sebagai konsumen.
Penelitian mengenai pelaksanaa praktik industri mahasiswa D3 Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta oleh Eko Tristanto (2005). Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan praktik industri mahasiswa D3 Tata Boga di katering pada periode praktik tahun 2000 sampai 2003 di wilayah Yogyakarta. Disebutkan dalam penelitian ini bahwa kegiatan yang dilakukan di tempat praktik oleh mahasiswa antara lain: persiapan memasak dengan jumlah pelaksanaan 35%, proses pengolahan dengan jumlah pelaksanaan 47% dan penyajian dengan jumlah pelaksanaan 17%. Setelah pelaksanaan praktik industri mahasiswa mendapat pengalaman dalam menyelenggarakan pesenan makanan dalam jumlah besar serta cara pelayanan dalam acara prasmanan.
C. Kerangka Pikir
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang profesional, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dakam dunia kerja sesuai dengan bidangnya. Kompetensi kerja yang diperlukan sangat ditentukan dengan yang dibutuhkan oleh industri. Sehingga dibutuhkan proses relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja oleh pihak industri sehingga terjadi kesesuaian
(58)
Kompetensi yang diperlukan oleh tenaga kerja lulusan SMK bidang tata boga berbeda pada beberapa industri jasa boga. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang profesional. Tenaga kerja profesional adalah tenaga kerja dengan kesiapan kerja yang baik. Tenaga kerja profesional dapat dilihat dari aspek hard skill dan soft skill yang dimiliki tenaga kerja
Kompetensi ini diukur sesudah PI dilaksanakan dan dilihat perubahan komoetensi yang dikuasai oleh siswa sesuai dengan tempat mereka melaksanakan PI. Dengan demikian, ada harapan bahwa perbedaan tempat PI berpengaruh dalam pembentukan kompetensi siswa SMK program keahlian tata boga. Kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 1. Konsep Kerangka Piki Hard Skill, meliputi :
Basic Cooking Basic Cutting Food
Presentation Buffet Set Up
Soft Skill,meliputi: Disiplin
Tanggungjawab Inisiatif/
Kreatifitas Kerjasama Motivasi/
Semangat Kerja Sikap
Kemampuan Komunikasi Praktik Industri
Profil Kompetensi Hard Skill dan Kompetensi Soft Skill Siswa Jurusan Tata Boga di SMK N 3 Magelang dalam
(59)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai profil kompetensi hard skill dan kompetensi soft skill siswa Jurusan Tata Boga di SMK Negeri 3 Magelang dalam Praktik Industri di hotel merupakan penelitian deskriptif, dimaksudkan untuk mendiskripsikan profil kompetensi hard skill dan soft skill pada pelaksanaan Praktik Industri. Dalam penelitian deskriptif peneliti tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian. Semua kegiatan atau peristiwa berjalan apa adanya (Sudaryo dkk, 2013: 9-10).
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunaka pendekatan kuntitatif karena menggunakan data kualitatif yang diangkakan. Metode penelitian kuntitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umunya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis setelah ditetapkan (sugiyono, 2006: 14).
Penelitian ini akan menggambarkan secara jelas terhadap pertanyaan penelitian. Penelitian ini ditekankan untuk menggambarkan atau mengungkapkan fakta secara lebih mendalam mengenai profil kompetensi hard skill dan kompetensi soft skill siswa yang melaksanakan praktik industri di hotel pada siswa kelas XI Jurusan Tata Boga di SMK N 3 Magelang.
(60)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 3 Magelang Jl. Pierre Tandean No. 01 Magelang. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai selesai.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila jumlahnya kurang dari 100 maka dapat digunakan semua (Suharmi Arikunto, 1992:10). Menurut Sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 3 Magelang yang melaksanakan Praktik Industri.
Tabel 5. Jumlah Populasi Siswa Program Keahlian Tata Boga Kelas XII di SMK N 3 Magelang
Nama Jurusan
Tempat Praktik Industri Jumlah Siswa Hotel Restoran Katering
Tata Boga 1 13 12 14 39 siswa
Tata Boga 2 9 13 17 38 siswa
Tata Boga 3 11 12 15 38 siswa
Jumlah Siswa 115 siswa
2. Sampel
Menurut Soegiono ( 2008: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, maka penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut. Dengan demikian penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel. Kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk tu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).
(61)
Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan jumlah siswa yang melaksanakan Praktik Industri di Hotel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang melaksanakan Praktik Industri di Hotel di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Tabel 6. Pengambilan Sampel Populasi
Nama Jurusan Jumlah Sampel
Kelas XI
Tata Boga 1 13 siswa
Tata Boga 2 9 siswa
Tata Boga 3 11 siswa
Total Sampel 33 siswa
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional bertujuan untuk memperjelas dan menghindari salah penafsiran dalam mengartikan variabel. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsmi Arikunto, 2009:96). Definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Profil KompetensiHard Skill Siswa dalam Praktik Industri di Hotel
Profil kompetensi dalam Praktik Industri adalah gambaran mengenai kompetensi siswa yang meliputi aspek basic cooking, basic cutting, food presentation dan buffet set up.
a. Kompetensi Basic Cooking
Kompetensi basic cooking merupakan kompetensi yang mengajarkan siswa untuk melakukan prosedur pengolahan sesuai dengan jenis bahan dan jenis menu yang akan diolah. Kompetensi basic cooking dapat diukur dengan (1) klasifikasi jenis peralatan pengolahan makanan, (2) pengoperasian peralatan pengolahan makanan, (3) pembersihan peralatan pengolahan makanan, (4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)