Pengaruh country of origin, brand image dan persepsi akan harga pada minat beli smartphone samsung di Sleman dan kota Pematang Siantar studi pada konsumen samsung di samsung experience store Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan era ponsel Pematang Siantar.
ABSTRAK
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE DAN PERSEPSI AKAN HARGA PADA MINAT BELI SMARTPHONE SAMSUNG DI
SLEMAN DAN KOTA PEMATANG SIANTAR
Studi pada konsumen Samsung di Samsung Experince Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel Pematang Siantar
Nurul Dewi Tipani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh Country of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga pada Minat Beli Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar, (2) perbedaan Country of Origin , Brand Image dan Persepsi akan Harga Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014 di Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel Pematang Siantar. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dan Independent Sample t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Country of Origin tidak berpengaruh pada minat beli, Brand Image berpengaruh positif pada minat beli dan Persepsi akan harga berpengaruh positif pada minat beli, (2) tidak ada perbedaan Country of Origin Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar, Brand Image Smartphone Samsung di Sleman lebih tinggi dibanding Kota Pematang Siantar dan Persepsi akan Harga Smartphone Samsung di Sleman lebih tinggi dibanding Kota Pematang Siantar.
(2)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE AND PRICE PERCEPTION ON PURCHASE INTENTION OF SAMSUNG
SMARTPHONE IN SLEMAN AND PEMATANG SIANTAR CITY
Study on consumers Samsung's Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta and Era Mobile Pematangsianta
Nurul Dewi Tipani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
This research aims to discover: (1) The influence of Country of Origin, Brand Image and Price Perception on Purchase Intention of Samsung Smartphone in Sleman and Pematang Siantar City, (2) the differences in Country of Origin, Brand Image and Price Perception of Samsung Smartphone in Sleman and Pematang Siantar City. This research took place in June 2014 in Samsung Experience Store and Era Ponsel in Pematang Siantar. The sample size is 100 respondents. Sampling technique employed was Purposive Sampling. Data analysis techniques were Multiple Linier Regresion and Independent Sampel T test. The result of this research shows that: (1) Country of Origin doesn’t influence Purchase Intention, Brand Image influences positively Purchase Intention and Price Perception influences positively Purchase Intention, (2) there is no difference of Country of Origin Samsung Smartphone in Sleman and Pematang Siantar City, Brand Image of Samsung Smartphone in Sleman is higher than that of Pematang Siantar City and Price Perception of Samsung Smartphone in Sleman is higher than that of Pematang Siantar City.
(3)
i
PEMATANG SIANTAR
Studi pada konsumen Samsung di Samsung Experience Store Ambarukmo
Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel Pematang Siantar
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Nurul Dewi Tipani
NIM: 102214003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
iv MOTTO
MAN JADDA WAJADA (siapa yang bersungguh-sungguh akan
berhasil)
MAN SHABARA ZHAFIRA (Siapa yang sabar akan beruntung)
Menyerah berarti menunda masa senang pada masa yang akan
datang
Keberhasilan bukanlah hasil pembakaran spontan. Kita harus
membakar diri sendiri
Aku hanya orang biasa, tetapi aku bekerja lebih keras daripada
orang biasa
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Skripsi ini dipersembahkan kepada: Allah SWT dan nabi Muhammad SAW Ayah dan Mama tersayang, Atas segala doa dan dukungannya
(7)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE DAN PERSEPSI AKAN HARGA PADA MINAT BELI SMARTPHONE SAMSUNG DI SLEMAN DAN
KOTA PEMATANG SIANTAR
Studi pada konsumen Samsung di Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel Pematang Siantar
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 21 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulisan aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
Nurul Dewi Tipani NIM: 102214003
(8)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma,
Nama : Nurul Dewi Tipani
NIM : 102214003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya ini yang berjudul “PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE DAN PERSEPSI AKAN HARGA PADA MINAT BELI SMARTPHONE SAMSUNG DI SLEMAN DAN KOTA PEMATANG SIANTAR, Studi pada Konsumen Samsung di Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel Pematang Siantar” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Agustus 2015
Yang menyatakan,
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Country of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga pada Minat Beli Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar: Studi pada
konsumen Samsung di Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta
dan Era Ponsel Pematang Siantar”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis ingin mengungkapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I,
yang telah sabar mengarahkan dan membimbing penulis dengan
kesungguhan hati.
4. Ibu MT. Ernawati, S.E., M.A., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
sabar membimbing dan mengarahkan penulis hingga skripsi menjadi
(10)
viii
5. Counter Samsung Experience Strore dan Era ponsel yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian.
6. Ayah, Mama dan adikku Kiki, Fitri dan Fadhil yang tidak henti-hentinya
berdoa dan mendukung serta memotivasiku untuk menyelesaikan skripsi
ini.
7. Fari Rosa Sylviani Fauzidan Romiati Sinaga sahabat yang selalu hadir
disaat susah dan senang.
8. Teman-teman Manajemen angkatan 2010 dan Semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan hingga skripsi ini selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi
bahan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Nurul Dewi Tipani
(11)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMAN DATA TERLAMPIR ... xiv
ABTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batas Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Literatur ... 9
1. Pengertian Country of Origin ... 9
2. Pengertian Brand Image ... 16
3. Pengertian Persepsi Harga ... 20
4. Segmentasi Pasar ... 21
5. Pengertian Minat Beli ... 23
(12)
x
C. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 33
C. waktu dan Lokasi Penelitian ... 33
D. Variabel Penelitian ... 34
E. Operasionalisasi Variabel ... 36
F. Populasi dan Sampel ... 37
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 38
H. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 39
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 39
J. Uji Asumsi Klasik ... 41
K. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV OBJEK PENELITIAN ... 48
A.Gambaran Umum Perusahaan ... 48
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52
A.Hasil Pengujian Instrumen ... 52
1. Uji Validitas ... 53
2. Uji Reliabilitas ... 54
B. Analisis Deskriptif Responden ... 55
C.Uji Asumsi Klasik ... 66
D.Analisis Regresi Linier Berganda ... 71
E. PEMBAHASAN ... 83
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
A.Kesimpulan ... 87
B. Implikasi Manajerial ... 88
C.Implikasi Penelitian Selanjutnya ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
(13)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Top Ten Smartphone Vendors Based on Market Share ... 2
Tabel 3.1 Nilai Skala Likert ... ... 34
Tabel 3.2 Variabel Operasional ... 34
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas ... 53
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 54
Tabel 5.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Sleman dan Pematang siantar ... 55
Tabel 5.4 Karakteristik Responden berdasarkan Umur/ Usia Sleman dan Pematang Siantar ... 56
Tabel 5.5 Karakteristik Responden berdasarkan Penghasilan / Uang Saku Responden di Sleman dan Pematang Siantar ... 57
Tabel 5.6 Persepsi Country of Origin menurut Responden di Sleman ... 58
Tabel 5.7 Persepsi Country of Origin menurut Responden di Pematang Siantar ... 59
Tabel 5.8 Persepsi Brand Image menurut Responden di Sleman ... 60
Tabel 5.9 Persepsi Brand Image menurut Responden di Pematang Siantar ... 61
Tabel 5.10 Persepsi akan Harga menurut Responden di Sleman ... 62
Tabel 5.11 Persepsi akan Harga menurut Responden d i Pematang Siantar .... 63
Tabel 5.12 Persepsi Minat Beli menurut Responden di Kota Sleman ... 64
Tabel 5.13 Persepsi Minat Beli menurut Responden di Kota Pematang Siantar ... . 65
Tabel 5.14 Hasil Uji Multikolinieritas untuk Sleman ... 69
(14)
xii
Tabel 5.16 Hasil analisis Regresi Linier Berganda
Hipotesis I, II, dan III Sleman ... 72
Tabel 5.17 Hasil analisis Regresi Linier Berganda Hipotesis I,II, dan III Pematang Siantar ... 74
Tabel 5.18 Hasil analisis Regresi Linier Berganda Hipotesis I, II, dan III Sleman dan Pematang Siantar ... 76
Tabel 5.19 Hasil Uji Independent Sample t-test Country of Origin ... 79
Tabel 5.20 Hasil Uji Independent Sample t-test Brand Image ... 80
(15)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas untuk Sleman ... 66
Gambar 5.2 Hasil Uji Normalitas untuk Pematang Siantar ... 67
Gambar 5.3 Hasil Uji Normal Probability Plot untuk Sleman ... 67
Gambar 5.4 Hasil Uji Normal Probability Plot untuk Pematang Siantar ... 68
Gambar 5.5 Hasil Uji Heterokedatisitas untuk sleman ... 70
(16)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ... 95
Lampiran 2. Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 100
Lampiran 3. Analisis Statistik Deskriptif ... 109
Lampiran 4. Uji Asumsi Klasik ... 112
Lampiran 5. Regresi Linier Berganda ... 114
Lampiran 6. Independent Sample T-test ... 121
(17)
xv ABSTRAK
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE DAN PERSEPSI AKAN HARGA PADA MINAT BELI SMARTPHONE SAMSUNG DI
SLEMAN DAN KOTA PEMATANG SIANTAR
Studi pada konsumen Samsung di Samsung Experince Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel Pematang Siantar
Nurul Dewi Tipani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh Country of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga pada Minat Beli Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar, (2) perbedaan Country of Origin , Brand Image dan Persepsi akan Harga Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014 di Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel Pematang Siantar. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dan Independent Sample t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Country of Origin tidak berpengaruh pada minat beli, Brand Image berpengaruh positif pada minat beli dan Persepsi akan harga berpengaruh positif pada minat beli, (2) tidak ada perbedaan Country of Origin Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar, Brand Image Smartphone Samsung di Sleman lebih tinggi dibanding Kota Pematang Siantar dan Persepsi akan Harga Smartphone Samsung di Sleman lebih tinggi dibanding Kota Pematang Siantar.
(18)
xvi ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COUNTRY OF ORIGIN, BRAND IMAGE AND PRICE PERCEPTION ON PURCHASE INTENTION OF SAMSUNG
SMARTPHONE IN SLEMAN AND PEMATANG SIANTAR CITY
Study on consumers Samsung's Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza Yogyakarta and Era Mobile Pematangsianta
Nurul Dewi Tipani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
This research aims to discover: (1) The influence of Country of Origin, Brand Image and Price Perception on Purchase Intention of Samsung Smartphone in Sleman and Pematang Siantar City, (2) the differences in Country of Origin, Brand Image and Price Perception of Samsung Smartphone in Sleman and Pematang Siantar City. This research took place in June 2014 in Samsung Experience Store and Era Ponsel in Pematang Siantar. The sample size is 100 respondents. Sampling technique employed was Purposive Sampling. Data analysis techniques were Multiple Linier Regresion and Independent Sampel T test. The result of this research shows that: (1) Country of Origin doesn’t influence Purchase Intention, Brand Image influences positively Purchase Intention and Price Perception influences positively Purchase Intention, (2) there is no difference of Country of Origin Samsung Smartphone in Sleman and Pematang Siantar City, Brand Image of Samsung Smartphone in Sleman is higher than that of Pematang Siantar City and Price Perception of Samsung Smartphone in Sleman is higher than that of Pematang Siantar City.
(19)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi saat ini semakin lama semakin canggih dan hebat.
Kreativitas para produsen dalam menciptakan produk Smartphone yang
mereka tawarkan sangat memuaskan keinginan konsumen yang sangat
membutuhkan teknologi yang canggih dan praktis. Contoh produk
Smartphone yang akhir-akhir ini yang sangat populer di masyarakat
adalah Samsung yang menjadi raja elektronik masa kini. Persaingan ketat
antara Smartphone Samsung dengan produk Smartphone lain dalam hal
inovasi produk telah membuktikan Smartphone Samsung mampu
menciptakan elektronik yang super canggih.
Produk Samsung saat ini tampilannya sangat unik, memungkinkan
kita untuk mengenali ponsel tanpa melihat logonya terlebih dahulu.
Samsung telah mampu mendirikan bahasa desain yang unik pada brand.
Samsung bergerak cepat dalam hal inovasi dan menempatkan produknya
dalam benak para pelanggan sebelum kompetisi. Samsung tidak meniru
apa yang dilakukan orang lain. Saat ini, produk Samsung berharga mahal
karena produknya sangat terdiferensiasi (Tai dan Chew, 2012:13).
Samsung merupakan produsen telepon utama di Korea dan
menduduki peringkat tiga dalam hal pangsa pasar dunia sejak 2002. Saat
(20)
perusahaan, yang mendongkrak nilai merek yang mendunia
(Chang,2008:18).
Perusahaan analisa Smartphone Global TrendForce menampilkan
laporan tentang pengiriman Smartphone global pada tahun 2014. Menurut
laporan ini, sebanyak 1,16 miliar unit Smartphone dikirimkan pada tahun
lalu, naik 25,9 persen dari tahun sebelumnya.
Lalu vendor Smartphone yang paling banyak mengirimkan
perangkat adalah Samsung. Produsen Smartphone asal Korea Selatan ini
masih tetap memegang peringkat satu dalam hal pengiriman Smartphone.
Samsung mengirimkan sekitar 326,4 juta unit Smartphone di tahun 2014.
Meski masih menduduki peringkat pertama, pangsa pasar Samsung
mengalami penurunan. Produsen Smartphone tersebut memiliki pangsa
pasar sebesar 28 persen di tahun 2014, turun 4,5 persen dari tahun
sebelumnya. Berita buruknya, pangsa pasar Samsung diproyeksi juga akan
mengalami penurunan di tahun 2015 yakni menjadi 26,6 persen.
Tabel 1.1
(21)
Tidak hanya Samsung, Apple juga mengalami penurunan di tahun
2014. Produsen Smartphone asal Amerika ini memiliki pangsa pasar
sebesar 16,4 persen, turun 0,2 persen dari tahun sebelumnya. Meskipun
demikian, Apple diproyeksi memiliki pangsa pasar yang sama dan tetap
menduduki peringkat dua pada tahun 2015.
Menariknya, dari sepuluh produsen dengan pengiriman
Smartphone terbanyak di dunia, enam di antaranya merupakan perusahaan
asal China. Mereka adalah Lenovo, Huawei, Xiaomi, Coolpad, ZTE, dan
TCL. Dengan enam vendor tersebut, hampir 40 persen Smartphone yang
dikirimkan di dunia pada tahun 2014 berasal dari China, yakni sebanyak
453,4 juta unit Smartphone.
Dari 10 produsen Smartphone teratas tersebut, yang paling
mendapat apresiasi adalah Xiaomi. Produsen Smartphone asal China ini
memang tengah naik daun. Xiaomi yang pada tahun 2013 tidak masuk
dalam jajaran top 10, tahun lalu langsung berada di peringkat keenam
dengan pangsa pasar 5,2 persen. Pada tahun 2015, Xiaomi diproyeksikan
akan naik ke peringkat kelima dengan pangsa pasar 6,5 persen.
Proyeksi tersebut bisa dibilang masuk akal. Pasalnya, jumlah
penjualan perangkat Xiaomi meningkat dengan signifikan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2014, Xiaomi berhasil menjual 61,12 juta unit
smartphone, naik lebih dari tiga kali lipat dari angka penjualan tahun
(22)
perangkat Smartphone
(https://id.techinasia.com/jumlah-penjualan-smartphone-2014/).
Evaluasi yang dilakukan konsumen atas suatu produk tertentu tidak
hanya didasarkan pada daya tarik dan karakteristik semata, namun juga
berdasarkan negara yang memproduksinya (Chandra dan Gregorius,
2004:311-312). Hal ini semakin membuktikan bahwa negara asal suatu
produk juga menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli suatu
produk. Country Of Origin juga membantu konsumen dalam menentukan
kualitas produk yang mereka pilih.
Country Of Origin adalah segala pengaruh dari negara produsen
terhadap persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk tertentu
(Chandra dan Gregorius, 2004:311-312). Konsumen sering bergantung
pada negara asal sebagai syarat untuk mengevaluasi produk. Evaluasi
tersebut nantinya akan dijadikan suatu pertimbangan minat konsumen
dalam membeli produk. selain pengaruh Country Of Origin yang menjadi
pertimbangan dalam minat beli konsumen, Brand Image juga memiliki
pengaruh dalam membangun minat konsumen dalam membeli suatu
produk.
Brand Image adalah persepsi tentang merek yang merupakan
refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Brand
Image juga menjadi faktor minat konsumen dalam melakukan pembelian,
(23)
mempengaruhi minat konsumen dalam membeli produk tersebut dan juga
akan menambah kesetiaan bagi para konsumen terhadap produk yang
mereka pilih.
Persepsi akan harga juga menjadi faktor penentu minat beli
konsumen pada suatu produk. Persepsi akan harga adalah kecenderungan
konsumen untuk menggunakan harga dalam memberi penilaian tentang
kesesuaian manfaat produk. Penilaian terhadap harga pada suatu manfaat
produk dikatakan mahal, murah atau sedang dari masing-masing individu
tidaklah sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar
belakangi oleh lingkungan dan kondisi individu itu sendiri
(http://pustakabakul.blogspot.com).
Faktor lain yang membedakan minat beli konsumen adalah faktor
wilayah/lokasi. Biasanya di tiap wilayah, persepsi konsumen akan harga,
citra produk dan negara asal berbeda. Kota Pematang Siantar adalah salah
satu kota di Provinsi Sumatera Utara. Berkembangnya teknologi internet
dan kemudahan mengakses membuat masyarakat di Kota Pematang
Siantar sangat menyukai Smartphone. Selain di kota Pematang Siantar, di
Sleman tingkat konsumsi Smartphone juga tinggi. Meningkatnya konsumsi
masyarakat pada Smartphone dikarenakan dapat membantu aktivitas
mereka dan kemudahan akses dengan internet. Hal ini menjadi faktor
(24)
Selain itu, hadirnya toko-toko yang menjual ponsel memiliki
peranan penting dalam mendistribusikan produk dan memudahkan
konsumen dalam mendapatkan Handphone yang mereka inginkan. Di
Indonesia, toko-toko ponsel telah banyak, diantaranya yang berada di
Sleman dan Pematang Siantar yaitu Samsung Experience Store yang
berada di Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan Era Ponsel yang berada di
Jalan Merdeka Pematang Siantar.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis ingin melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Country Of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga pada minat beli Smartphone Samsung di Sleman dan
Kota Pematang Siantar. Studi pada konsumen Samsung di Samsung
Experience Store Amplaz Yogyakarta dan Era Ponsel di Jalan Merdeka
Pematang Siantar.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti akan
merumuskan masalah sebagai berikut:
a). Apakah Country of Origin berpengaruh positif pada minat beli
Smartphone Samsung?
b). Apakah Brand Image berpengaruh positif pada minat beli Smartphone
(25)
c). Apakah persepsi akan harga berpengaruh positif pada minat beli
Smartphone Samsung?
d). Apakah ada perbedaan Country of Origin, Brand Image dan persepsi
akan harga untuk Smartphone Samsung di Sleman dan di Kota Pematang
Siantar?
B. Batasan Masalah
Peneliti memfokuskan pada masyarakat umum yang memiliki
minat pembelian pada Smartphone Samsung
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah Country of Origin berpengaruh positif pada
minat beli Smartphone Samsung
2. Untuk mengetahui apakah Brand Image berpengaruh positif pada minat
beli Smartphone Samsung
3. Untuk mengetahui apakah persepsi akan harga berpengaruh positif pada
minat beli Smartphone Samsung
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan Country of Origin, Brand
Image dan persepsi akan harga untuk Smartphone Samsung di Sleman
(26)
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan referensi bagi pemasar bahwa pengaruh Country of Origin,
Brand Image dan Persepsi akan harga memberikan dampak atau
pengaruh positif pada minat beli Smartphone Samsung
2. Untuk menambah wawasan bagi pihak pemasar mengenai Country of
Origin, Brand Image dan persepsi akan harga pengaruh pada minat beli.
Serta memberikan informasi bagi pihak-pihak lain yang berkeinginan
(27)
9 BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Literatur
1. Pengertian Country of Origin Effect ( efek negara asal)
Menurut Chandra dan Gregorius (2004:311-312) Country of Origin
Effect (COE) adalah segala pengaruh dari negara produsen terhadap
persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk tertentu. Menurut
Kotabe dan Helsen (2000:402-404) banyak bukti yang menunjukkan
bahwa banyak produk "dibuat inisial / made in " karena label penting
untuk konsumen. Konsumen sering bergantung pada negara asal sebagai
syarat untuk mengevaluasi produk. Efek negara asal jelas menunjukkan
bahwa fenomena ini cukup kompleks. Beberapa temuan penelitian adalah:
a. Efek negara asal tidak stabil : Citra negara akan berubah ketika
konsumen menjadi lebih akrab dengan negara tersebut, praktik
pemasaran produk belakangan ini meningkat dari waktu ke waktu.
b. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada peran kedua negara yaitu
negara desain dan negara manufaktur / perakitan. Perusahaan
asing dapat menargetkan konsumen patrotic dengan menjadi
pemain lokal di pasar tuan rumah .
c. Demografi membuat perbedaan. Efek negara asal sangat
berpengaruh di kalangan orang tua, kurang berpendidikan, dan
(28)
negara asal produk sebagai syarat ketika mereka tidak terbiasa
dengan nama merek yang dibawa oleh produk tersebut.
d. Efek negara asal tergantung pada kategori produk.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa efek negara
asal memiliki pengaruh dan menjadi syarat penting dalam memilih produk.
Ketika konsumen membuat keputusan pembelian, mereka mungkin
mempertimbangkan negara asal dari pilihan mereka. Penelitian telah
menunjukkan bahwa konsumen menggunakan pengetahuan mereka
tentang di mana produk dibuat dalam evaluasi option pembelian mereka.
Efek negara asal tampaknya terjadi, karena konsumen seringkali sadar
bahwa suatu perusahaan atau nama merek dikaitkan dengan suatu negara
tertentu. Selain itu, konsumen cenderung memiliki sikap atau bahkan
preferensi ketika datang ke produk tertentu yang dibuat di negara tertentu.
Sikap ini mungkin positif, negatif, atau netral tergantung pada persepsi
atau pengalaman (Schiffman and Kanuk, 1997:473-474).
“A study in Indonesia reported that with respect to relative quality and purchase intention, country of origin was more important than price for both intangible services and tangible goods. And this was
true for consumers both high and low in consumer ethnocentrism”
(Shiffman dan Kanuk, 2010:410).
Didalam buku tersebut dinyatakan bahwa berdasarkan penelitian
yang dilakukan di Indonesia hubungan antara kualitas dan niat pembelian,
(29)
berwujud dan barang berwujud. Ini berlaku untuk konsumen baik tinggi
atau rendah dalam etnosentrisme konsumen.
1.1 Pengaruh Negara Asal
Menurut Kotler dan Keller (2009:338-339) dalam pasar global
yang semakin terhubung dan sangat kompetitif, pejabat pemerintah dan
pemasar sangat memperhatikan bagaimana sikap dan kepercayaan
mengenai negara mereka mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen dan bisnis. Persepsi negara asal adalah asosiasi dan kepercayaan
mental yang dipicu oleh sebuah negara. Pejabat pemerintah ingin
memperkuat citra negara mereka untuk membantu pemasar domestik yang
melakukan ekspor, serta untuk menarik perusahaan dan investor asing.
Pemasar ingin menggunakan persepsi negara asal yang positif untuk
menjual poduk dan jasa mereka.
“the more rational industrial buyers confined their decision criteria to measurable difference such as price, durability and performance but research has demonstrated that professional purchasers are also influenced by country of origin when other variables are held essentially constant”. (Cundiff (1998,360)
Hal ini semakin membuktikan bahwa negara asal suatu produk itu
sangat berpengaruh dalam melakukan pembelian suatu produk, pembeli
profesional juga dipengaruhi oleh negara asal.
1.2 Membangun Citra Negara
Pemerintah kini menyadari citra kota dan negara mereka
(30)
yang penting dalam perdagangan. Menarik bisnis asing dapat
meningkatkan ekonomi lokal, menyediakan pekerjaan, dan meningkatkan
infrastruktur. Negara-negara di seluruh dunia kini dipasarkan seperti
merek lainnya. Sikap terhadap negara asal dapat berganti sepanjang waktu.
Pemain global dapat melakukan keajaiban bagi citra suatu negara.
1.3 Persepsi Konsumen tentang Negara Asal
Pemasar global tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan
kepercayaan berbeda tentang merek atau produk dari berbagai negara.
Persepsi negara asal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen secara langsung dan tidak langsung. Persepsi bisa dimasukkan
sebagai atribut dalam pengambilan keputusan atau mempengaruhi atribut
lain dalam proses. Fakta bahwa merek dianggap berhasil di panggung
global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa hormat. Beberapa studi
menemukan hal sebagai berikut:
a. Orang sering bersifat etnosentris dan lebih suka menggunakan
produk dalam negeri mereka sendiri, kecuali mereka berasal dari
negara yang kurang maju.
b. Semakin bagus citra negara, semakin penting label “ Made in...” harus ditampilkan.
c. Dampak asal negara bervariasi dengan jenis produk. Konsumen
ingin tahu dimana sebuah mobil dibuat, tetapi tidak untuk minyak
(31)
d. Negara tertentu menikmati reputasi atas barang tertentu: Jepang
untuk mobil dan elektronik konsumen; Amerika Serikat untuk
inovasi teknologi tinggi, minuman ringan, dan jins; Prancis untuk
anggur, parfum dan barang mewah.
1.4 Citra Negara dalam Perspektif Pemasaran
Menurut Hsieh et al. (2004) dalam Demirbag et al. (2010) pada
dasarnya citra negara dalam perspektif pemasaran dapat didefinisikan pada
tiga tingkat, yaitu: Overall Country Image, Aggregate Product Country
Image, dan Specific Product Country Image.
a. Overall Country Image (citra negara keseluruhan) merupakan
keseluruhan kepercayaan, ide dan kesan dari suatu negara tertentu
sebagai hasil evaluasi konsumen atas persepsinya tentang kelebihan
dan kelemahan negara tersebut.
b. Aggregate Product Country Image (citra negara asal produk
keseluruhan) merupakan keseluruhan perasaan kognitif yang
diasosiasikan dengan produk dari negara tertentu atau kesan terhadap
keseluruhan kualitas produk yang berasal dari suatu negara tertentu.
Misalnya pandangan umum konsumen terhadap produk buatan
Jepang berteknologi tinggi, produk buatan Cina harganya murah, dan
(32)
c. Specific Product Country Image (citra negara asal dilihat pada
kategori produk tertentu) merupakan keseluruhan perasaan kognitif
yang diasosiasikan dengan spesifikasi produk dari negara tertentu.
Dalam beberapa kasus, konsumen tidak tahu asal merek karena
merek terkait dengan berbagai negara atau negara asal tidak terlalu
dikenal. Dalam survei, konsumen selalu meduga bahwa Heineken berasal
dari Jerman dan Nokia berasal dari Jepang (padahal mereka berasal dari
Belanda dan Finlandia).
2. Pengertian Merek
Pemberian merek (Branding) adalah seni dan batu pertama
pemasaran. Asosiasi pemasaran Amerika (the American Marketing
Assosiation) mendefinisikan merek atau Brand sebagai: nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan agar dapat
mengenali barang atau jasa dari satu atau sekelompok penjual yang
membedakan dari produk atau jasa para pesaing. Oleh karena itu merek
menunjukkan penjual atau pembuat (Kotler, Ang, Leong, Tan,
2005:97-98).
2.1 Peran Merek
Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan
memungkinkan konsumen untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya
kepada pabrikan atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi
(33)
produk tersebut. Merek juga menandakan tingkat kualitas tertentu
sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk
kembali.
Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum
yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen, dapat
dibeli dan dijual, dan memberikan keamanan pendapatan masa depan yang
langgeng bagi pemiliknya (Mowen, 2009:259-260).
2.2 Manfaat Merek
Menurut Tjiptono (2011:43) merek bermanfaat bagi produsen dan
konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai:
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau
pelacakan produk bagi perusahaan
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga
mereka bisa dengan mudah memilih dan membeli lagi di lain
waktu.
d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan
produk dari para pesaing.
e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan
hukum, loyalitas pelanggan dan citra yang unik terbentuk dalam
(34)
f. Sumber Financial Returns, terutama menyangkut pendapatan masa
datang.
Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka macam nilai
melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial.
2.2 Pengertian Brand Image
Menurut Ferrina Dewi (2008) Brand Image yang dikemukakan
oleh Keller (1993), Brand Image adalah persepsi tentang merek yang
merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek
tersebut.
Brand image terdiri dari 2 komponen yaitu Brand Association atau
assosiasi merek dan Favorability, Strenght, Uniqueness of Brand
Association atau sikap positif, kekuatan dan keunikan merek. Konsumen
dapat membuat asosiasi merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk
dan keseluruhan evaluasinya atau sikapnya terhadap merek.
Sikap positif ( Favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri
dari 3 hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan, keyakinan,
bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting
adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaan
yang signifikan dibandingkan merek lainnya.
2.3 Brand Image dan Strategi Pemasaran
Menurut Ferrina Dewi (2008:167-168) dijelaskan mengenai Brand
(35)
1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefinisikan secara jelas Brand
Personality nya agar sesuai dengan kepribadian konsumennya. Adanya
kesesuaian ini menandakan konsumen telah mengasosiasikan merek
seperti pribadinya sendiri. Asosiasi yang kuat ini akan mendorong
terciptanya citra merek yang positif.
2. Pemasar harus mengupayakan agar terciptanya persepsi bahwa merek
yang mereka tawarkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh
konsumen dalam keputusan pembeliannya melalui strategi
komunikasinya.
3. Pemasar dapat melakukan Image Analysis yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap
merek.
2.4 Pengaruh Produk Positioning pada Brand Image
Memposisikan merek adalah menggambarkan bagaimana
pelanggan menerima merek. Bagaimanapun positioning atau strategi
positioning dapat juga digunakan untuk menggambarkan bagaimana suatu
badan usaha berusaha agar dapat diterima oleh pelanggan. Dengan
digunakannya perlakuan Product Positioning, badan usaha berusaha
mempengaruhi agar pelanggan memiliki Image yang positif, baik terhadap
badan usaha maupun terhadap produk yang ditawarkan. Agar pelanggan
lebih mengenal produk badan usaha dan mempermudah mengingat produk
(36)
badan usaha harus memposisikan merek dengan baik di benak pelanggan
agar tercipta Brand Image yang positif. Menurut Assel (1995) “The key
ingredient in influencing a consumer’s brand image is product positioning”. Hal ini menjelaskan tentang kunci utama yang mempengaruhi citra merek adalah mengenai posisi produk. posisi produk
dapat menentukan citra merek suatu produk. selain menurut Assel,
Schiffman & Kanuk (1997) juga berpendapat “The result of successful positioning strategy is distinctive brand image on which consumers rely in
making product choice. Consumers carry mental image of particular
brand”. Hasil Strategy Positioning yang sukses adalah citra merek khas dari produk tersebut di mana menjadi andalan konsumen dalam membuat
pilihan produk. Konsumen membawa citra mental dari merek tertentu. Di
dukung Peter & Olson (1993) “The key objective of product positioning strategy is to from a particular brand image in consumer’s mind”. Tujuan utama dari strategi product positioning ialah untuk membentuk suatu citra
merek tertentu di dalam benak pelanggan, sehingga dengan adanya product
positioning yang tepat, maka pelanggan akan memiliki citra merek yang
positif dan citra merek itu pula yang akan dipakai sebagai dasar keputusan
pembelian pelanggan.
3. Pengertian Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau
mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
(37)
Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai
penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu
harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau
pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.
Harga adalah sejumlah uang seseorang harus membayar untuk
mendapatkan hak menggunakan produk (Supranto dan
Limakrisna,2007:12). Ahli ekonomi sering menganggap bahwa harga
rendah untuk produk yang sama akan menghasilkan penjualan yang lebih
tinggi dari pada harga yang lebih tinggi. Harga barang yang rendah
dipersepsikan bermutu rendah juga. Memiliki barang mahal juga
mempersepsikan orang yang memilikinya. Beberapa orang memerlukan
fitur produk yang bisa mencerminkan dirinya. Oleh sebab itu, menentukan
harga juga memerlukan pemahaman tentang peranan simbol yang hanya
bisa memainkan untuk produk dan target pasar yang sedang digarap.
3.1 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Swastha dan Irawan (2005) tujuan penetapan harga adalah
untuk mengadakan perubahan harga dimana perubahan harga tersebut
untuk menguji pasarnya, apakah menerima atau menolak? Jika menerima
maka harga tersebut sesuai, namun jika mereka menolak, maka harga
tersebut harus dirubah secepatnya. Jadi, ada kekeliruan tentang keputusan
(38)
3.2 PERSEPSI
Pengertian persepsi yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk
(2000:137), adalah suatu proses dimana individu memilih, mengatur, dan
menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal
mengenai dunia. Proses ini dapat dijelaskan sebagai “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Dua individu mungkin menerima stimuli yang sama dalam kondisi nyata yang sama, tetapi bagaimana setiap orang
mengenal, memilih, mengatur, dan menafsirkannya merupakan proses
yang sangat individual berdaarkan kebutuhan, nilai-nilai, dan harapan
setiap orang itu sendiri. Pengertian serupa juga diungkapkan oleh Kotler
dalam Siburan (2011:27) yaitu seorang individu yang memilih,
mengorganisasi dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan sebuah gambaran yang bermakna. Tiga prinsip dasar
mengenai pengelompokan persepsi adalah figur dan dasar,
pengelompokan, dan pengakhiran (Schiffman dan Kanuk, 2000:151).
3.3 Persepsi Harga
Persepsi harga menurut Monroe (2007) adalah persepsi nilai
konsumen mewakili suatu timbal balik antara kualitas atau manfaat yang
mereka persepsikan dalam produk yang terkait dengan pengorbanan yang
mereka persepsikan dengan membayar harganya.
Persepsi harga adalah persepsi konsumen akan harga atau
(39)
produk dibandingkan dengan harga atau pengorbanan pada produk lain
yang sejenis. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:160-161) pandangan
atau persepsi mengenai harga di ukur dan diwakili oleh dua indikator. Hal
ini juga senada dengan apa yang dikemukakan oleh Janiszewski dan
Lichtenstein (2004:295). Pengukuran persepsi harga dibentuk oleh dua
indikator. Pertama adalah attractiveness, yaitu bagaimana pendapat
konsumen mengenai harga yang ditawarkan apakah menarik atau tidak
menarik. Dan yang kedua adalah fairness, yaitu bagaimana pendapat
konsumen mengenai harga yang ditawarkan apakah wajar atau tidak wajar
jika dibandingkan dengan tawaran harga lain. Dalam penelitian ini
attractiveness dan fairness digunakan sebagai indikator untuk pengukuran
variabel perceivedprice. Menurut Zeithaml (1998) Persepsi harga menjadi
sebuah penilaian konsumen tentang perbandingan besarnya pengorbanan
dengan apa yang akan didapatkan dari produk dan jasa
4. Segmentasi Pasar
Menurut Kotler dan Keller (2008,225) segmentasi pasar adalah
membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk
atau bauran pemasaran tersendiri. Menurut Kotler dan Amstrong
(2004:281) segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam
kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau
(40)
pembeli tersebut maka dengan mudah diketahui konsumen membeli
produk tersebut sesuai dengan kebutuhan nya.
4.1 Mensegmentasikan Pasar Konsumen
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:289-295) Tidak ada cara baku
untuk mensegmentasikan sebuah pasar. Seorang pemasar harus mencoba
menggunakan variabel segmentasi yang berbeda-beda baik dengan satu
variabel saja meupun dengan mengkombinasikan variabel-variabel
tersebut, untuk mencari cara terbaik memandang struktur pasar.
Variabel-variabel segmentasi pasar tersebut adalah:
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi Geografis yaitu membagi pasar menjadi unit-unit
geografis yang berbeda-beda seperti negara, wilayah, negara
bagian, kota, kabupaten, atau pemukiman.
b. Segmentasi Demografis
Segmentasi Demografis yaitu membagi pasar menjadi sejumlah
kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, gender,
ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.
c. Segmentasi Psikografis
Segmentasi Psikografis yaitu membagi pembeli menjadi
kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya
(41)
d. Segmentasi Perilaku
Segmentasi Perilaku yaitu membagi pembeli-pembeli kedalam
sejumlah kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan,
atau tanggapan terhadap suatu produk.
Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan segmentasi
geografis dikarenakan peneliti ingin membedakan penilaian konsumen
berdasarkan kota. Banyak perusahaan saat ini melokalisasi produk,
promosi, iklan dan upaya penjualan mereka supaya sesuai dengan
kebutuhan masing-masing kota.
5. Pengertian Minat beli
Menurut Kotler dan Keller (2003:186) “the consumer may also form an intention to buy the most preffered brand” yang berarti bahwa konsumen mempunyai keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan
pada sebuah merek. Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7),
seseorang menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk
memuaskan kebutuhan. Selain itu, keinginan orang juga dibentuk oleh
pengaruh sosial, sejarah masa lalu, dan pengalaman konsumsi.
(
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/10/membangun-minat-beli-definisi-faktor.html).
Howard dalam Durianto dan Liana (2004:44) mengemukakan
bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk
(42)
(diterjemahkan oleh Dharma, 2003:298) minat beli merupakan dorongan
yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang dan jasa dalam
rangka pemenuhan kebutuhannya (
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/10/membangun-minat-beli-definisi-faktor.html).
Menurut Fishbein dan Icek Ajzen (2004:198), minat beli mempunyai
empat elemen yang berbeda:
a. Perilaku (The Behaviour)
b. Obyek target dimana perilaku ditujukan
c. Situasi dimana perilaku dilakukan
d. Waktu dimana perilaku dilakukan
Indikator-indikator dari minat beli dijelaskan oleh komponen dari
Schiffman dan Kanuk (2000:470). Komponen-komponen tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk
b. Mempertimbangkan untuk membeli
c. Tertarik untuk mencoba
d. Ingin mengetahui produk
e. Ingin memiliki produk.
5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli
Menurut Wingkel (dalam Febryanto, 2009:17) Faktor-faktor yang
(43)
1. Minat secara intrinsik yaitu minat yang berdasarkan suatu
dorongan yang secara mutlak timbul dari individu sendiri tanpa
ada pengganti dari luar, misalnya sumber daya konsumen,
pengetahuan, sikap, dan gaya hidup.
2. Minat secara ekstrinsik yaitu minat yang berdasarkan dorongan
atau pengaruh dari luar diri individu, misalnya: iklan, citra merek,
harga, pendapat teman, faktor keluarga, dan pengalaman.
5. 2. Indikator Minat Beli
Menurut Ferdinand (dalam Tifane, 2011:17), minat beli dapat
diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk
b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk prefrensinya.
d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang
(44)
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut.
Penentuan Alternatif Pilihan
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang
digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif
dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil
seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan,
kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek
hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan
memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu
spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi
kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh
karena itu, strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam
pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu
(45)
produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi
baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara Asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi
pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering
mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak
meragukan lagi kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara,
untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss merupakan
produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi
kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga
produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen
mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak
untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang
benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut
determinan.
(46)
B. Hipotesis
Hipotesis adalah tebakan pemecahan atau jawaban yang diusulkan.
Oleh karena itu, hipotesis digunakan untuk menemukan jawaban atas
tebakan dari permasalahan yang akan di uji. Berdasarkan uraian yang
telah dijabarkan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengaruh positif Country of Origin pada minat beli
Efek negara asal memiliki pengaruh untuk mengevaluasi
suatu produk. Karena dengan diketahuinya negara asal produk
tersebut dapat dilihat kualitas produk tersebut. Apabila konsumen
telah percaya pada negara asal produk tersebut maka akan
menimbulkan minat beli pada konsumen untuk memilih produk yang
telah mereka ketahui kualitasnya melalui negara asalnya. Berdasarkan
pernyataan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai
berikut:
H1: Country of Origin berpengaruh positif pada minat beli Smartphone Samsung
b. Pengaruh positif Brand Image pada minat beli
Citra suatu merek juga menjadi penentu konsumen memilih
suatu produk. Dengan adanya citra yang baik dari suatu produk akan
membuat konsumen percaya pada produk tersebut. Karena konsumen
(47)
dengan adanya citra yang baik dari produk tersebut akan
menimbulkan minat beli bagi konsumen. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:
H2: Brand Image berpengaruh positif pada minat beli Smartphone Samsung
c. Pengaruh positif Persepsi akan harga pada minat beli
Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat
mempengaruhi minatnya dalam membeli suatu produk. Sehingga
suatu perusahaan harus mampu memberikan persepsi yang baik
terhadap produk yang mereka jual.
H3: Persepsi akan harga berpengaruh positif pada minat beli Smartphone Samsung
d. Perbedaan Country of Origin, Brand Image dan persepsi akan
harga untuk Smartphone Samsung di Sleman dan Kota
Pematang Siantar
1. Perbedaan Country Of Origin untuk Smartphone Samsung di
Sleman dan Kota Pematang Siantar
Konsumen di Pematang Siantar cenderung memilih produk
berdasarkan negara asal produk tersebut. Karena di benak mereka
bahwa produk buatan atau berasal dari Korea Selatan memiliki
(48)
percaya bahwa Smartphone Samsung terjamin karena pengaruh
negara asal yang melekat dan terkenal. Pengaruh negara asal produk
sangat berperan penting terhadap penilaian suatu produk. Mereka
lebih tertarik membeli suatu produk berdasarkan negara asal produk
tersebut. Jika dibandingkan dengan konsumen yang berada di kota
Pematang Siantar, konsumen di Sleman tidak memilih produk
berdasarkan negara asal produk, melainkan didasari pendidikan dan
pengetahuan mereka yang luas. Hal ini yang membuat mereka lebih
menguji langsung produk tersebut hingga diketahui kualitasnya.
H4a : Ada perbedaan Country Of Origin untuk Smartphone Samsung antara konsumen yang berada di Sleman dan Kota Pematang Siantar
2. Perbedaan Brand Image untuk Smartphone Samsung di Sleman
dan di Kota Pematang Siantar
Image suatu produk akan melekat di benak konsumen apabila
seringnya konsumen melihat produk tersebut. Di Sleman image
Smartphone Samsung sangat baik, hal ini di karenakan banyaknya
toko yang menjual Smartphone Samsung, mudahnya mendapat
informasi mengenai Smartphone Samsung dan banyaknya promo
Smartphone Samsung yang dilakukan sehingga citra yang ditimbulkan
sangat positif. Sebaliknya, di kota Pematang Siantar minim dengan
(49)
promosi produk Smartphone Samsung juga jarang ditemui.
Oleh karena itu, Image Smartphone Samsung tidak terlalu dirasakan
konsumen dan kurang tertanam dibenak konsumen di kota Pematang
Siantar.
H4b: Ada perbedaan Brand Image untuk Smartphone Samsung antara konsumen yang berada di Sleman dan Kota Pematang Siantar
3. Perbedaan persepsi akan harga untuk Smartphone Samsung di
Sleman dan Kota Pematang Siantar
Pandangan terhadap harga tiap individu berbeda. Konsumen
di Sleman, memandang harga Smartphone Samsung yang mahal
adalah pantas dan dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Karena persepsi mereka bahwa harga yang tinggi akan berpengaruh
pada kualitasnya, dan pengaruh citra dari produk tersebut semakin
membuat mereka yakin bahwa Smartphone Samsung yang mahal pasti
akan menjamin kualitas produk tersebut. Sedangkan konsumen di kota
Pematang Siantar, mereka tidak terlalu yakin bahwa harga yang
tinggi akan menjamin kualitasnya. Hal ini dikarenakan citra dari
Smartphone Samsung tidak telalu mereka rasakan.
H4c: Ada perbedaan Persepsi akan harga untuk Smartphone Samsung antara konsumen yang berada di Sleman dan Kota Pematang Siantar
(50)
C. Kerangka pemikiran konseptual
Dalam penelitian permasalahan yang akan diuji oleh peneliti adalah
untuk mengetahui Country Of Origin terhadap minat beli pada
Smartphone Samsung. Karena dengan diketahui Country Of Origin, Brand
Image dan harga terhadap minat beli pada Smarthphone Samsung, dapat
diketahui alasan mereka memilih produk tersebut. Selain Country Of
Origin, faktor lain yang akan diuji adalah pengaruh Brand Image terhadap
minat beli pada Smartphone Samsung. Karena citra merek dari suatu
produk sangatlah menentukan minat seseorang dalam membeli. Hipotesis
yang ketiga yang akan diuji adalah pengaruh harga terhadap minat beli
konsumen pada Smartphone Samsung. Kemudian hipotesis yang keempat
yang akan diuji adalah perbedaan Country Of Origin, Brand Image dan
Persepsi akan Harga untuk Smartphone Samsung di Sleman dan Kota
Pematang Siantar. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran
yang akan peneliti buat untuk penelitian ini adalah:
Karakteristik Geografis
Country Of Origin
Brand Image
Persepsi akan harga
Minat beli H1
H2
(51)
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif adalah kegiatan analisis data yang meliputi
pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk
mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji statistik (Siregar, 2013:125). Tujuan dilakukan penelitian
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah menguji teori,
membangun fakta, menunjukkan hubungan dan pengaruh serta
perbandingan antarvariabel, memberikan deskripsi statistik, menafsir, dan
meramalkan hasilnya.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1). Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat umum yang tinggal di
Sleman dan Kota Pematang Siantar yang tahu dan memiliki
keinginan atau minat untuk membeli Smartphone Samsung
2). Objek penelitian ini adalah Country Of Origin, Brand Image
Persepsi akan Harga dan Minat Beli
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian : Juni 2014
Lokasi Penelitian : Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza
(52)
D. Variabel Penelitian
1). Identifikasi Variabel
Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variable)
adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, sedangkan variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Jadi, variabel
bebas ditunjukkan dengan simbol (X) dan variabel terikat ditunjukkan
dengan simbol (Y), yaitu simbol (X) adalah Country of Origin, Brand
Image dan Persepsi akan harga dan simbol (Y) adalah minat beli.
2). Definisi Variabel
a). Country Of Origin (X1) : segala pengaruh dari negara produsen
terhadap persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk
tertentu
b). Brand Image (X2) : Persepsi tentang merek yang merupakan
refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut.
c). Persepsi akan harga (X3) : sebuah penilaian konsumen tentang
perbandingan besarnya pengorbanan dengan apa yang akan
didapatkan dari produk dan jasa.
d). Minat Beli (Y) : Dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
(53)
3). Metode Pengumpulan Data
Untuk mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert.
Tujuan digunakannya Skala Likert adalah untuk mengukur pendapat, sikap
dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial yang terjadi. Pertanyaan
dalam kuesioner menggunakan skala 1-5 untuk mewakili pendapat
responden. Nilai untuk Skala tersebut adalah:
Tabel 3.1
Nilai Skala Likert
No Pilihan Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
(54)
E. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Variabel Operasional
SAMSUNG
Country Of Origin Korea:
1. Korea Selatan negara penghasil Smartphone terbaik.
2. Korea Selatan memiliki banyak inovasi Smartphone
yang super canggih.
3. Korea Selatan pencipta Smartphone yang paling
berkualitas
Brand Image:
1. Smartphone Samsung adalah Gadget yang paling
canggih.
2. Samsung adalah Smartphone dengan kualitas terbaik.
3. Smartphone Samsung memiliki fitur yang lebih banyak.
4. Smartphone Samsung memiliki banyak model
Persepsi akan harga:
1. Harga Smartphone Samsung terjangkau untuk dibeli
2. Harga Smartphone Samsung sesuai dengan kualitas
3. Harga Smartphone Samsung sesuai dengan manfaat
yang dirasakan
Minat beli :
(55)
2. Saya akan memilih Smartphone Samsung sebagai
pilihan utama
3. Saya akan merekomendasikan Smartphone Samsung
kepada teman dan keluarga
4. Saya akan membeli Smartphone Samsung dimasa yang
akan datang
F. Populasi dan Sampel
1). Populasi
Populasi adalah ruang lingkup atau besaran karakteristik dari
seluruh objek yang diteliti (Nurastuti, 2007:127). Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat umum/konsumen yang tahu informasi
tentang Smartphone Samsung dan memiliki minat untuk membeli
Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar.
2). Sampel
Sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian populasi saja
yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2010:145). Dikarenakan banyak
responden, peneliti menggunakan rumus untuk populasi (N) tidak
diketahui atau (N-n) / (N-1) = 1 (Siregar, 2013:62), sebagai berikut:
n
(56)
n = jumlah sampel yang diperlukan
= derajat kepercayaan
= proporsi populasi
q= (1-proporsi)
Z = tingkat kepercayaan/signifikan
e = margin of error
Dalam penelitian ini ditetapkan = 0.05 atau Z1- /2=1.96 atau Z2
1-/2= 1.962 ; proporsi ( ) = 0.5 ; sedangkan e sebesar 10% (0.1); maka
dapat dihitung sampel responden untuk penelitian:
n=
n= 96,04 atau dibulatkan 100
oleh karena itu responden dalam penelitian ini adalah 100 orang
responden. Dimana 100 responden ini dibagi menjadi 2 yaitu 50 responden
Sleman dan 50 responden Pematang Siantar.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Nonprobability sampling atau nonrandom adalah tipe sampling
yang tidak mempertimbangkan peluang (Sanusi,2011:79). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
(57)
pertimbangan tertentu (Jogiyanto,2007:79). Kriteria dari metode purposive
sampling adalah konsumen yang tahu informasi tentang Smartphone
Samsung dan memiliki keinginan atau minat untuk membeli Smartphone
Samsung.
H. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh atau dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari responden,
yaitu konsumen yang datang ke Counter Samsung di Sleman dan Kota
Pematang Siantar, konsumen yang tahu informasi tentang Smartphone
Samsung. Dengan menggunakan kuesioner, teknik pengumpulan data ini
dilakukan untuk mengumpulkan data dengan membagikan daftar
pertanyaan kepada responden agar responden memberikan jawaban.
Kuesioner ini termasuk kuesioner tertutup dimana jawaban sudah
disediakan oleh peneliti, sehingga responden tinggal memilih.
I. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor yang
diperoleh setiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Skor
total adalah jumlah dari semua skor pertanyaan atau pernyataan. Jika skor
setiap butir pertanyaan atau pernyataan berkorelasi secara signifikan
dengan skor total pada tingkat tertentu (misalnya 1%) maka dapat
(58)
mengukur apa yang diinginkan. Sebaliknya, jika korelasinya tidak
signifikan, alat pengukur itu tidak valid dan alat pengukur itu tidak perlu
digunakan untuk mengukur atau mengambil data. Sanusi (2013:77).
2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
Kriteria pengujian:
Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
(59)
maupun internal. Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan test restest.
Equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal, reliabilitas alat ukur
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu.
Teknik yang digunakan dalam pengukuran Reliabilitas menggunakan
bantuan program SPSS for Windows versi 16.0 dengan Cronbach Alpha.
Reliabel jika Cronbach Alpha >0,6.
J. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Menurut Santoso dan Tjiptono (2001:212) uji normalitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas
dengan melakukan uji histogram, uji normal p-plot, uji chi square,
skewness dan kurtosis atau uji kolmogorov smirnov. Uji normalitas yang
akan digunakan adalah uji Histogram dan p-plot.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah pengujian pada model regresi, dimana
tujuan pengujian ini untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas (independent), jika terjadi korelasi maka dinamakan
multikolinieritas. (Santoso dan Tjiptono, 2001:203). Sedangkan untuk
mengetahui gejala tersebut dapat dideteksi dari besarnya nilai VIF
(60)
tidak melebihi angka 4 atau 5 maka model regresi bebas dari masalah
multikolinieritas dan suatu model dikatakan baik bila tidak terdapat gejala
multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedatisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedatisitas adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel
dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya
heteroskedatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola titik
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y
adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah residual yang telah
di-standardized (ghozali, 2006). Dasar analisisnya sebagai berikut :
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola yang teratur ( bergelombang melebar kemudian menyempit)
maka terjadi heteroskedatisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengidikasikan tidak
(61)
K. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik analisis data
yaitu analisis regresi linier berganda dan uji beda.
a. Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda dilakukan untuk menguji hipotesis 1-3.
Regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana,
yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu
menjadi dua atau lebih variabel bebas (sanusi, 2013:134-135). Persamaan
dari regresi linier berganda ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = variabel tak bebas/terikat (minat beli)
a = konstanta
X1,X2,X3 = variabel bebas ( Country of Origin, Brand Image dan Persepsi
akan Harga)
b1, b2, b3 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu
Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan
(62)
Langkah menguji Hipotesis untuk koefisien regresi
1. Perumusan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (Ha)
H0 : tidak berpengaruh positif dari masing-masing variabel bebas
(Country Of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga) terhadap variabel
terikat (Minat beli).
Ha : berpengaruh positif dari masing-masing variabel bebas
(Country Of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga) terhadap variabel
terikat (Minat beli).
2. Menentukan taraf signifikansinya
Taraf signifikansi yang digunakan sebesar = 0,05 (5%).
3. Menentukan t hitung dan ttabel
Untuk mengukur atau menguji secara individual peneliti memakai uji t.
Rumus uji t adalah:
t
dimana:
t : koefisien nilai test
bi :koefisien regresi
sbi : standard kesalahan koefisien regresi
4. Kriteria pengujian
Uji satu sisi dimana nilai signifikansi di bagi 2
Jika nilai signifikansi 5% maka H0 diterima
(63)
5. Keputusan
Bila H0 diterima berarti tidak berpengaruh positif dari masing-masing
variabel bebas (Country Of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga)
terhadap varibel terikat (Minat Beli)
Bila H0 ditolak berarti berpengaruh positif dari masing-masing variabel
bebas (Country Of Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga)
terhadap varibel terikat (Minat Beli)
a. Independent Sampel t test
Independent Sampel t test ini digunakan untuk menguji hipotesis
ke-4. Penelitian ini terdapat dua sampel yang akan diuji perbedaan
rata-ratanya. Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan Country of
Origin, Brand Image dan Persepsi akan Harga untuk Smartphone Samsung
di Sleman dan Kota Pematang Siantar.
Pengujian yang dilakukan adalah uji dua arah:
Langkah 1 : membuat rumusan Ha dan H0
H01 : 1 = 2
Ha1 : 1 2
- H01 : Tidak ada perbedaan Country Of Origin untuk konsumen
Smartphone Samsung di Kota Yogyakarta dan Kota Pematang Siantar
- Ha1 : Ada perbedaan Country Of Origin untuk konsumen Smartphone
(64)
H02 : 1 = 2
Ha2 : 1 2
- H02 : Tidak ada perbedaan Brand Image untuk konsumen Smartphone
Samsung di Kota Sleman dan Kota Pematang Siantar
- Ha2 : Ada perbedaan Brand Image untuk konsumen Smartphone
Samsung di Kota Sleman dan Kota Pematang Siantar
H03 : 1 = 2
Ha3 : 1 2
- H03 : Tidak ada perbedaan Persepsi akan Harga untuk konsumen
Smartphone Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar
- Ha3 : Ada perbedaan Persepsi akan Harga untuk konsumen Smartphone
Samsung di Sleman dan Kota Pematang Siantar
Langkah 2 : menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi = 0,05
Langkah 3: mencari thitung dengan rumus
thitung =
keterangan:
: rata-rata kelompok 1
: rata-rata kelompok 2
S1: Standard deviasi kelompok 1
(65)
n1 : banyaknya sampel kelompok 1
n2 : banyaknya sampel kelompok 2
langkah 4: kriteria pengujian
Jika signifikansi 5% maka H0 diterima
Jika signifikansi < 5% maka H0 ditolak
Langkah 5: Keputusan
Bila H0 diterima berarti tidak ada perbedaan (Country Of Origin, Brand
Image dan Persepsi akan Harga) di Sleman dan Kota Pematang Siantar .
Bila H0 ditolak berarti ada perbedaan (Country Of Origin, Brand Image
(66)
48 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Samsung Mobile Phone telah ada sejak tahun 1983. Perusahaan
yang berbasis di Korea Selatan ini telah berdagang dan memproduksi
barang-barang elektronik selama hampir 70 tahun. Yang unik, Samsung
tidak seperti perusahaan elektronik lainnya,di mana awalnya Samsung
tidak terlibat dalam pembuatan produk elektronik tetapi produk lainnya.
Pada tahun 1938 pendiri Samsung, Byung-Chull Lee mendirikan
perusahaan perdagangan ekspor di Korea yang menjual ikan, sayuran dan
buah ke China. Penamaan perusahaan start-up ini berasal dari kata Korea
yang diterjemahkan menjadi 'bintang tiga' dalam bahasa Inggris. Dalam
satu dekade, Samsung memiliki pabrik tepung dan mesin gula lalu menjadi
perusahaan bersama pada tahun 1951.
Dari tahun 1958 dan seterusnya Samsung mulai ekspansi ke
industri lain seperti keuangan, media, bahan kimia dan pembangunan
kapal. Baru kemudian pada tahun 1969, induk perusahaan Samsung
Mobile Phone, Samsung Electronic didirikan dan memproduksi
produk-produk Samsung yang paling terkenal, seperti televisi, ponsel, radio,
komponen komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Di tahun 1987, pendiri dan chairman Byung-Chull Lee meninggal
dan jabatan chairman diambil alih oleh Kun-Hee Lee. Pada tahun 1990,
(67)
global di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Thailand, Meksiko, Spanyol
dan Cina sampai 1997. Ponsel Samsung menemukan jalan ke Amerika
Serikat untuk pertama kalinya pada tahun 1996, ketika mereka bermitra
dengan Sprint pada baris ponsel ramping dan compact.
Pada tahun 1993, Samsung Mobile Phone merilis seri SH-700,
yang lebih membanggakan lagi desain nya dirancang dengan ukuran yang
lebih kecil dan lebih ramping serta kualitas suara yang lebih baik. Dengan
produk yang lebih baik dan kampanye pemasaran yang lebih agresif,
Samsung berhasil mengambil setengah pangsa pasar ponsel di Korea dari
Motorola. Namun pada tahun 1997 hampir semua bisnis di Korea
menyusut dan tidak terkecuali juga pada Samsung. Mereka menjual
bisnisnya untuk meringankan utang dan mengurangi karyawan menjadi
50.000. Namun berkat industri elektronik mereka ,akhirnya bisa berhasil
untuk terus tumbuh hingga sekarang.
Setelah itu, mereka mengembangkan gabungan dari ponsel pintar
(smartphone) dengan ponsel pemutar mp3 menjelang akhir abad ke-20.
Pada kuartal 3 tahun 2008, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Samsung
Mobile mengirim lebih dari 50 juta handset meskipun saat itu sedang
resesi global. Pada awal 2009, pangsa pasar global Samsung Mobile pun
telah berdiri lebih dari 17 %, kedua dari Nokia.
Samsung kemudian mendedikasikan dirinya dalam dunia industri
(68)
permintaan konsumen. Di awal tahun 2009 pula, Samsung Mobile dan
T-Mobile memperkenalkan Memoir, sebuah ponsel dengan kamera 8
Megapiksel yang terbaik di kelasnya. Selama perjalannya, Samsung telah
membuat pertumbuhan yang stabil dalam industri mobile hingga terus
berkembang sampai sekarang.
Samsung memang menjadi raja handphone Android, predikat ini
didapatkannya setelah sukses mengalahkan para kompetitor-kompetitornya
di segi penjualan handphone berbasis Android. Harga Handphone
Samsung Android yang beraneka ragam karena memang di tunjukan ke
berbagai segmen masyarakat di seluruh Dunia, menjadi faktor penting
mengapa Samsung mampu menuai penjualan yang sangat banyak
1. Samsung Experience store Ambarukmo Plaza Yogyakarta
Samsung Experience Store Ambarukmo Plaza berlokasi di Jl.
Laksda Adisucipto lantai LG Blok 32. Phone Market Ambarukmo Plaza
LG Floor, Yogyakarta. Produk yang dipasarkan adalah semua jenis
produk Smartphone Samsung berbasis Android dan aksesoris Samsung.
Sistem pemasaran yang dilakukan di Samsung Experience Store
Ambarukmo Plaza Yogyakarta selain memasarkan di toko, mereka jual
(69)
2. Era Ponsel Pematang Siantar
Era Ponsel berlokasi di Jalan Merdeka Pematang Siantar. Counter
ini berdiri sejak tahun 2011 hingga saat ini. Produk yang dijual adalah
Handphone merek Evercross, Samsung, Smartfren, dan aksesoris
Handphone. Jumlah karyawan di Era Ponsel adalah 2 karyawan. Waktu
kerja di Era ponsel yaitu 10 jam (09.00 -19.00 WIB). Sistem perekrutan
karyawan Era Ponsel dengan menempelkan selebaran di area toko selain
itu Era Ponsel tidak menetapkan syarat khusus bagi karyawan yang ingin
melamar. Sistem pemasaran yang dilakukan di Era ponsel hanya
(70)
52 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan analisis presentase (karakteristik responden)
dan analisis kuantitatif data penelitian. Karakteristik responden terdiri dari
jenis kelamin, usia, jumlah penghasilan. Dalam bab ini analisis kuantitatif
meliputi uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, regresi linier
berganda, dan Independet sample t test.
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Untuk responden yang berjumlah 50 responden dan taraf
signifikansi sebesar 0,05 (two tailed), didapatkan angka rtabel sebesar 0,273.
Syarat pengujian jika rhitung rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka
instrumen Penelitian dinyatakan valid. Jika rhitung < rtabel maka dinyatakan
tidak valid . Berikut ini hasil pengujian validitas instrumen penelitian
(1)
79 4 3 3 10
80 4 4 4 12
81 4 4 4 12
82 3 3 3 9
83 4 4 4 12
84 4 3 5 12
85 4 4 3 11
86 3 4 3 10
87 5 5 4 14
88 3 4 4 11
89 4 4 4 12
90 4 3 3 10
91 4 5 5 14
92 4 5 4 13
93 4 4 4 12
94 4 3 4 11
95 3 3 3 9
96 3 3 3 9
97 5 5 5 15
98 5 5 5 15
99 4 4 4 12
(2)
MINAT BELI (Y)
Responden 1 2 3 4 TOTAL
1 5 4 4 5 18
2 4 4 4 5 17
3 5 5 3 3 16
4 4 4 4 4 16
5 5 4 5 5 19
6 4 4 4 4 16
7 4 4 4 4 16
8 5 5 5 5 20
9 3 3 3 4 13
10 5 5 4 4 18
11 5 4 5 5 19
12 5 3 3 5 16
13 4 4 4 4 16
14 4 5 5 5 19
15 5 5 5 2 17
16 3 2 3 3 11
17 4 4 5 4 17
18 4 4 4 5 17
19 3 3 4 5 15
(3)
21 3 3 4 4 14
22 4 3 4 5 16
23 5 3 3 5 16
24 5 3 3 5 16
24 3 3 3 3 12
25 5 5 5 5 20
27 3 3 3 4 13
28 5 4 5 5 19
29 5 4 5 5 19
30 4 5 5 5 19
31 3 3 3 5 14
32 3 3 3 4 13
33 3 3 3 4 13
34 5 4 4 5 18
35 4 3 3 3 13
36 5 5 5 5 20
37 3 3 3 4 13
38 3 3 3 5 14
39 3 3 4 4 14
40 5 5 5 5 20
41 3 3 3 3 12
(4)
43 3 3 3 3 12
44 3 3 3 3 12
45 5 5 5 5 20
46 5 5 5 5 20
47 3 4 3 3 13
48 3 3 3 3 12
49 5 3 3 4 15
50 3 3 3 3 12
51 4 3 3 5 15
52 4 3 4 4 15
53 4 3 4 4 15
54 4 3 5 5 17
55 4 3 4 5 16
56 4 3 3 4 14
57 3 3 3 4 13
58 4 3 4 4 15
59 4 3 3 5 15
60 3 3 3 4 13
61 3 3 3 3 12
62 3 3 3 3 12
63 3 4 3 3 13
(5)
65 3 3 3 4 13
66 4 3 3 4 14
67 5 3 3 5 16
68 4 3 4 4 15
69 3 3 3 3 12
70 3 3 3 3 12
71 3 3 3 3 12
72 5 4 3 5 17
73 3 3 3 3 12
74 3 3 3 3 12
75 3 3 3 4 13
76 4 3 3 3 13
77 3 2 3 3 11
78 3 3 3 5 14
79 4 3 3 3 13
80 3 3 3 3 12
81 4 3 3 3 13
82 3 3 3 3 12
83 4 3 3 4 14
84 4 3 5 5 17
85 4 3 4 5 16
(6)
87 4 3 4 5 16
88 3 2 3 3 11
89 3 3 4 4 14
90 3 3 3 3 12
91 4 4 4 5 17
92 4 3 3 4 14
93 4 3 4 4 15
94 3 3 4 4 14
95 4 3 4 4 15
96 3 2 3 3 11
97 5 3 3 5 16
98 5 3 5 5 18
99 3 3 4 5 15