Kekuatan tawar-menawar pembeli Pembahasan

1. Adakah produk pengganti yang disediakan bagi pelanggan apabila produk yang diminta habis? Tergantung pelanggan. Kalau mereka mau menunggu sampai ada, atau mau mengganti dengan ikan yang lain. 2. Apakah produk subsitusi mengganggu peningkatan penjualan produk usaha ini,pak? Ya, produk pengganti pasti akan menjadi suatu tekanan untuk ikan yang ada. Namun, apabila ikan unggul dan terbukti sehat sudah tertanam dibenak pelanggan maka produk pengganti tidak menjadi ancaman yang begitu ditakutkanlah, nak. Produk yang memiliki karakteristik yang berbeda, namun memberikan fungsi yang sama disebut produk substitusi. Munculnya produk substitusi akan mengancam jumlah permintaan apalagi kalau harga yang ditawarkan tersebut lebih murah. Usaha ini sudah memiliki subsitusi ikan namun tingkat penjualannya tergantung pelanggan.

d. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Wawancara peneliti dengan pemilik: 1. Apakah ada daya tawar menawar antara pembeli dalam usaha ini? Ya,pasti ada. Jika membeli lebih banyak maka kita akan kasih bonus. Bonus yang kita kasih biasanya menambah jumlah ikan dari yang dibeli bukan pemotongan harga. 2. Apakah usaha Dian Aquatik sudah menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan? Kalau bapak ditanya, ya sudah nak. Pelanggan tetap kita sudah sangat mengenal bagaimana sistem kita disini. Misalnya hubungan baik yang kita jalani yah saling percayalah,nak. Sebagian pelanggan sudah kita kasih untuk berutang karena kita percaya dia tidak akan lari. Hal seperti menyebabkan penjualan ikan kita tidak pernah berhenti. Pelanggan yang membeli dalam usaha ini selalu terjalin komunikasi yang baik dengan pengusaha. Kebanyakan dari pelanggan menginginkan potongan harga akan pembeliannya, memperoleh barang yang bermutu. Usaha ini memberikan bonus kepada pelanggan tetap berupa tambahan kuantitas ikan yang diminta namun tidak memotong harga dari yang sudah ditentukan. Pembayaran juga bisa bervariasi tergantung kesepakatan pembeli dan pengusaha. Cara pembayaran yang dilakukan pelanggan ada yang cash dan ada juga gali lobang tutup lobang. Biasanya pelanggan yang datang menjemput ke tempat itu membayarnya secara cash dan pelanggan yang meminta diantar ke tempat biasanya setelah terjual lalu dibayar. Pengusaha dan pelanggan sudah saling percaya akan hal tersebut, tidak ada lagi keraguan dalam menjalankan keadaan yang seperti itu.

e. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Wawancara peneliti dngan pemilik:

1. Bagaimana hubungan yang terjalin pada pemasok dengan usaha ini,pak? Hubungan kitadengan pemasok ya bisa dibilang sangat baik, nak. Mereka selalu menepati janjinya untuk memasok ikan-ikan ke usaha kita nak. 2. Berasal darimanakah dan berjumlah berapa pemasok pada usaha ini, pak? Pemasok kita yah mitra yang saya bina itu, nak. Sudah berjumlah 120 orang dan berasal dari daerah lokal dan nasional. Pemasok yang dimiliki usaha ini adalah semua mitra-mitra yang dimiiki dan dibina oleh Dian Aquatik. Mitra usaha yang dimiliki banyak berada di daerah Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Jumlah orang yang sudah dilatih kurang lebih berjumlah dari 120 orang dan mitra-mitra usaha yang ada di Deli Serdang, Binjai, Langkat, Simalungun, dan Pancur batu serta Aceh memasok ikan kembali ke usaha ini dengan cara mengkredit induk yang unggul.

4.2.1.4 Pengembangan Usaha

Wawancara peneliti dengan pemilik: 1. Mengapa bapak tertarik dalam membuka usaha budidaya ikan tawar? Ya karena hobby bapak dari kecil suka dengan ikan dan main air. Apalagi orangtua bapak dulu sudah memiliki kolam ikan kecil di Aceh sana nak jadi saya bertekad kalau saya harus bisa punya usaha budidaya ikan kalau saya sudah memiliki pekerjaan tetap. 2. Konsep usaha seperti apa yang bapak terapkan di usaha ini? Yah..konsep saya menjual ikan-ikan benih yang sehat kepada penjual dan pengusaha budidaya ikan tawar. Buat bapak, ada kepuasan tersendiri memberikan manfaat bagi oranglain sekalian menambah penghasilan usaha. Selain itu kan, pemanfaatan ikan budidaya juga tidak ada habisnya karena bisa bermacam-macam fungsinya. Misalnya untuk ikan hiasan, dan dunia wisata kuliner. 3. Bagaimana rencana usaha yang bapak lakukan untuk menjalankan usaha ini? Kalau rencana usaha yang saya lakukan yang pasti selalu melihat kepuasan dari pelanggan seperti menciptakan pelayanan yang baik, kualitas yang bagus dan kenyamanan bagi pelanggan yang berbeda dari pesaing sehingga kita tidak akan pernah kehilangan pelanggan. Otomatis, kalau pelanggan tidak pergi penjualan usaha ikan kita juga meningkat akan menambah keuntungan usaha, nak. 4. Apakah bapak sudah mengimplementasikan rencana usaha dengan baik? Berbicara tentang implementasi dari rencana pastinya sudahlah ,nak. Kalau tidak mana bisa usaha kita bisa terus beroperasi seperti ini. Pengembangan usaha adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, apabila kebutuhan masyarakat meningkat maka lembaga bisnispun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba. Usaha Dian Aquatik Indonesia dalam usahanya juga perlu diperhatikan perkembangan usahanya supaya tetap beroperasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu dilihat dari sisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal usahanya.

4.3 Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha budidaya ikan tawar. Tabel 4.6 Kekuatan dan Kelemahan Internal Usaha Dian Aquatik Indonesia Sumber: Analisis Data Primer 2015 Tabel 4.6, merupakan faktor-faktor strategis internal atau daftar kekuatan dan kelemahan usaha Dian Aquatik Indonesia di atas merupakan hasil wawancara peneliti dan pemilik usaha yang menjadi informan penelitian. Faktor Kekuatan 1. Ikan yang dijual unggul dan bersertifikat Dian Aquatik menjual ikan berbeda dengan ikan pesaing yang hanya kesehatannya belum dijamin. Ikan yang dijual Dian Aquatik tidak hanya sehat dan berkualitas tetapi juga diakui oleh pemerintah dengan adanya sertifikat ikan-ikan yang dijual di pasaran.

2. Lahan cocok dan lokasi yang strategis

Dian Aquatik memiliki lahan yang sangat cocok untuk budidaya usaha ikan tawar karena sangat dekat dengan sumber air. Air merupakan salah satu kunci suksesnya usaha budidaya ikan tawar ini. No Kekuatan Kelemahan 1 2 3 4 5 Ikan yang dijual unggul dan bersertifikat. Lahan cocok dan lokasi yang strategis. Memilki karyawan yang handal dan mampu dalam bidangnya. Mampu berproduksi kontinyu. Memiliki jaringan mitra usaha. StockPersediaan ikan masih terbatas. Pencatatan keuangan belum maksimal. Modal Terbatas Pemasaran usaha belum maksimal Selain itu, usaha Dian Aquatik juga terletak didaerah yang strategis dan mudah dijangkau oleh transportasi darat maupun bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, pelanggan atau konsumen yang baru tidak kewalahan untuk membeli ikan.

3. Memiliki karyawan yang handal dan mampu dalam bidangnya

Usaha ini sangat berpontensial untuk meraih keuntungan usaha karena lancarnya operasi usaha karena Dian Aquatik memiliki karyawan yang mampu dan menguasai pekerjaan budidaya dengan baik. Pengolahan ikan dan pelayanan yang diberikan menjadi andalan untuk diberikan kepada pelanggan.

4. Mampu berproduksi kontinyu

Keunggulan usaha Dian Aquatik mampu beroperasi dengan baik menghasilkan produksi ikan yang dapat dijalankan secara terus-menerus dengan cara pengolahan calon induk ikan dan induk ikan yang unggul diolah dengan baik.

5. Memiliki jaringan mitra usaha

Jaringan usaha yang dimilki Dian Aquatik sudah banyak dan menjadi pemasok ikan untuk usaha ini. Memiliki jaringan usaha berada di daerah lokal dan daerah nasional. Daerah lokal meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh serta daerah nasional meliputi daerah Bogor, Sukabumi, dan Padang. Faktor Kelemahan 1. StockPersediaan ikan masih terbatas Dalam kondisi waktu tertentu apabila permintaan pelanggan melebihi pesanan dari biasanya atau memesan ikan melebihi kapasitas biasanya maka seringkali Dian aquatik kewalahan mengelola dan menyediakan ikan tersebut.

2. Pencatatan keuangan belum maksimal

Memang usaha ikan ini sudah melakukan pencatatan penjualan keuangan perhari namun masih sangat sederhana dan manual atau belum menggunakan jasa kasir dan struk harga pembelian.

3. Modal terbatas

Modal yang dgunakan untuk usaha ini belum maksimal karena masih sedikit modal yang digunakan padahal perlunya modal untuk perluasan usaha agarlebih berkembang dan memperoleh keuntungan lebih banyak.

4. Pemasaran usaha belum maksimal

Dian Aquatik belum sepenuhnya berusaha untuk memasarkan produk ikan yang dibenihkan untuk kalangan masyarakat lebih luas. Belum memanfaatkan internet sebagai sarana promosi usaha. Tabel 4.7 Peluang dan Ancaman Usaha Dian Aquatik Indonesia No Peluang Ancaman 1 2 3 4 5 6 Pengolahan pakan sendiri Ketersediaan obat-obatan untuk ikan yang punya penyakit Penggunaan media sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas Menambah modal dari investor dan menambah konsumsi per kapita Menciptakan sarana dan prasarana Menambah produk dan fungsi ikan Cuaca dan Iklim Banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis Pendatang Baru Ketergantungan dengan mitra usaha sebagai pemasok Hama dan Penyakit Sumber: Data Primer diolah 2015 Tabel 4.6, merupakan faktor-faktor strategis eksternal atau daftar Peluang dan Ancaman usaha Dian Aquatik Indonesia di atas merupakan hasil penilaian dan diskusi peneliti dan pemilik usaha yang menjadi informan penelitian. Faktor Peluang 1. Pengolahan pakan sendiri Dian Aquatik memiliki peluang untuk megolah pakan sendiri untuk makanan ikan supaya lebih sehat dengan dekatnya bahan baku makanan ikan yang dijual di lokasi usaha.

2. Ketersediaan obat-obatan untuk ikan yang punya penyakit

Peluang yang dimiliki berikutnya adalah menyediakan obat-obatan untuk ikan yang punya penyakit karena adanya ancaman dari cuaca dan iklim yang ekstrim.

3. Penggunaan media sosial untuk memperkenalkan produk ke

masyarakat luas Dian Aquatik juga memilki peluang untuk memanfaatkan internet melakukan promosi usaha untuk pemasaran yang lebih efektif dengan iklan supaya penjualan usaha lebih meningkat.

4. Menambah modal dari investor dan menambah konsumsi per kapita

Usaha ini memiliki peluang yang sangat besar untuk menarik minat dari investor untuk menanamkan bantuan modal usaha sehingga usaha dapat bekembang dan maju lebih lagi. Selain itu dapat menyejahterakan karyawan, pemilik dan pemegang saham lainnya.

5. Menciptakan sarana dan prasarana

Dian Aquatik juga memiliki kesempatan untuk menciptakan dan membuat sarana dan prasarana usaha lebih baik seperti membuat sewa antar jemput pengunjung yang datang untuk melihat-lihat, mengadakan tempat duduk dan meja lebih banyak, memperluas lahan dan menambah jenis benih ikan yang bermacam-macam.

6. Menambah produk dan fungsi ikan

Usaha Dian Aquatik memiliki kesempatan untuk menambah produk dan fungsi ikan. Produk ikan yang ditambah seperti ikan yang benih jenisnya ditambahi dan fungsi ikan juga bisa menjadi langsung dijual untuk konsumsi pelanggan. Faktor Ancaman 1. Cuaca dan Iklim Cuaca dan iklim ancaman terbesar yang dimilki Dian Aquatik Indonesia. Musim kemarau dan musim kemarau tetap mengancam kelestarian budidaya ikan. Menggali sumur dan membangun bak semen bisa mengatasi namun perlu diadakan alternatif lainnya.

2. Banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis

Ancaman berikutnya Dian Aquatik terancam dengan pesaing usaha yang sejenis karena kurangnya produksi dan persediaan minim.

3. Pendatang Baru

Pendatang baru yang tidak hanya berasal dari lokal namun juga yang datang dari daerah lain bisa mengakibatkan persaingan semakin ketat apalagi usaha pesaing ditopang dengan menggunakan modal yang besar.

4. Ketergantungan dengan mitra usaha sebagai pemasok

Mitra usaha yang hanya dijadikan sebagai pemasok untuk ketersediaan ikan dapat mengancam produksi berkurang. Oleh karena itu, perlu melakukan interaksi yang baik dan hubungan kerjasama kepada pemasok ikan tawar yang lain lebih banyak

5. Hama dan Penyakit

Faktor ancaman dari hama dan penyakit yang datang mengancam kesehatan dan kualitas ikan Dian Aquatik. Hama dan penyakit mucul dari situasi cuaca dan iklim yang ekstrim.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Analisis Rasio

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur lainnya dalam laporan keuangan Djarwanto, 2004:143. Hubungan antara unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntunganlaba.

1. Margin Laba Kotor Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur keuntungan dengan persentase dari laba kotor sales-cost of good sold dibandingkan dengan penjualan. Gross Profit Margin= Atau = 100 Usaha Dian Aquatik Indonesia beroperasi dalam keadaan baik disebabkan harga pokok penjualan lebih rendah dari penjualan sehingga nilai GPM mengalami peningkatan. Harga pokok penjualan yang rendah disebabkan biaya-biaya yang dikeluarkan tahun 2013 lebih kecil dari biaya tahun 2014 dari penjualan. Ini menunjukkan usaha Dian Aquatik dengan penjualan usaha meningkat baik sehingga keuntungan usaha meningkat dilihat dari persentase laba kotor.

2. Margin Laba bersih Net profit Margin

Net Profit Margin adalah rasio antara laba bersih net profit yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan atau laba bersih dibandingkan dengan penjualan. Net profit Margin = 100 Usaha Dian Aquatik Indonesia beroperasi dalam keadaan kurang baik disebabkan penurunan NPM sebesar 0,6 dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dian Aquatik harus meningkatkan penjualan yang lebih tinggi daripada pajak dan biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga bisa meningkatkan keuntungan dari sisi laba bersih usaha.

3. Return on Investment ROI

ROI = Return On Investment ROI atau yang sering juga disebut dengan “return on total assets” adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah seluruh aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Artinya rasio ini digunakan karena dalam pencapaian profit dari suatu usaha semua aktiva perusahaan turut berperan. Dian Aquatik berdasarkan perhitungan ROI mengalami peningkatan laba dari total aktiva sebesar Rp 1,12 dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dian Aquatik dalam memperoleh laba ini memanfaatkan seluruh aktiva yang ada baik dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva yang dimanfaatkan seperti dari kolam ikan, penjualan ikan. 4 . Return on Equity ROE ROE = 100 Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Usaha Dian Aquatik mengalami kenaikan keuntungan dilihat dari sisi ROE sebesar Rp 0,91. Modal usaha yang ada di Dian Aquatik dilihat dari sisi modal yang ditanamkan oleh pihak swasta bank dan pemilik usaha sendiri menghasilkan keuntungan yang meningkat. Namun sebaiknya laba bersih harus lebih ditingkatkan dari penjualan supaya keuntungan yang dihasilkan dari modal yang digunakan lebih tinggi.

4.4.2 Analisis Matriks

Berdasarkan Identifikasi faktor-faktor internal yang ada pada usaha Dian Aquatik di Jln. Bunga Kardiol No.49 Kel. Baru Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan didapatkan sejumlah kekuatan dan kelemahan yang disebut sebagai faktor strategis internal usaha. Faktor strategis tersebut kemudian dilakukan pembobotan dan perangkingan oleh informan kunci pembanding dan peneliti. Tabel 4.8 Matriks Internal Factor Evaluation IFE Dian Aquatik Indonesia Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Program Kerja Kekuatan Ikan yang dijual unggul dan bersertifikat 0,2 4 0,8 Mempertahankan kualitas ikan yang sehat dan unggul Lahan cocok dan lokasi yang strategis 0,1 3 0,3 Meningkatkan pengelolaan tempat menjadi lebih menarik Memilki karyawan yang handal dan mampu dalam bidangnya 0,15 4 0,6 Mempertahankan serta meningkatkan melalui pelatihan Mampu berproduksi kontinyu 0,05 3 0,15 Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan ikan benih Memiliki jaringan mitra usaha 0,15 4 0,6 Mempertahankan dan meningkatkan hubungan kerjasama antar mitra usaha 0,65 Total 2,45 Kelemahan StockPersediaan ikan masih terbatas 0,1 1 0,1 Meningkatkan produksi ikan benih Pencatatan keuangan belum maksimal 0,05 1 0,05 Menempatkan karyawan 1 orang khusus ahli di bidang keuangan Modal Terbatas 0,1 1 0,1 Menarik investor dengan peningkatan mutu usaha Pemasaran usaha belum maksimal 0,1 2 0,2 Menggunakan internet sebagai sarana promosi 0,35 Total 0,45 Sumber: Data Primer diolah 2015 Hasil Analisis Matriks IFE sisi Kekuatan memperoleh 5 point: Dari matriks IFE diatas diperoleh total skor 2,9 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan tergolong kuat. 1. Faktor kekuatan tertinggi sekaligus kekuatan utama Dian Aquatik ada pada faktor penjualan ikan yang sehat dan unggul bersertifikat dengan mempertahankan kondisi tersebut dengan bobot 0,2 tinggi atau kuat dan rating 4 respon perusahaan superior. Menurut informan, banyak ikan yang dijual tidak semua dimiliki oleh penjual ikan benih karena itu Dian Aquatik berbeda dengan pesaing. 2. Faktor kekuatan berikutnya yaitu memiliki lahan cocok dan lokasi yang strategis dengan bobot 0,1 Rata-rata dan rating 3 respon diatas rata-rata dan skor 0,3. Menurut pemilik, keterjangkauan untuk datang ketempat usaha hal yang penting supaya pelanggan dapat dengan mudah datang ke usaha melihat secara langsung. Dian Aquatik memiliki lahan yang cocok untuk mengelola usaha budidaya ikan karena lahan yang dekat dengan sumber air. 3. Faktor kekuatan yang berikutnya yaitu memiliki karyawan yang handal dan mampu dibidangnya memperoleh bobot 0,15 di atas rata-rata dan rating 4 respon superior. Menurut pemilik, sangat penting memiliki karyawan yang handal untuk bekerja serta menguasai bagiannya supaya operasi usaha lancar setiap harinya. 4. Faktor kekuatan berikutnya adalah kemampuan memproduksi secara kontinyu dengan bobot 0,05 dibawah rata-rata dan rating 3 respon diatas rata-rata. Menurut informan, produksi ikan benih tidak pernah berhenti karena selalu tersedia pasokan ikan untuk memenuhi permintaan pelanggan. 5. Faktor kekuatan berikutnya yaitu memiliki jaringan mitra usaha di daerah lokal dan nasional dengan bobot 0,15 di atas rata-rata dan rating 4 respon superior. Menurut pemilik, Dian Aquatik sudah memiliki mitra usaha dengan jumlah kurang lebih dari 120 orang. Mitra usaha dijadikan sebagai pemasok ikan untuk usaha ini dengan cara memberikan pelatihan gratis kepada mitra dan mengkredit induk ikan yang sehat dan unggul. Hasil Analisis Matriks IFE sisi Kelemahan memperoleh 4 poin: 1. Faktor kelemahan StockPersediaan ikan masih terbatas memperoleh bobot 0,1 rata-rata dengan rating 2 rata-rata. Ketersediaan ikan yang akan dijual dalam kondisi tertentu dari pelanggan sering membuat kewalahan. Apabila permintaan mendadak dari pelanggan datang maka Dian Aquatik belum bisa memenuhi sepenuhnya. 2. Faktor kelemahan pencatatan keuangan belum maksimal memperoleh bobot 0,05 dibawah rata-rata dengan rating 1 dibawah rata-rata. Pembukuan keuangan dari suatu usaha sangat penting karena akan menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh Dia Aquatik sudah melakukan pencatatan penjualan harian namum masih pengelolaan keuangan manual, bahkan belum memiliki mesin kasir. 3. Faktor kelemahan modal terbatas memperoleh bobot 0,1 rata- rata dan rating 1 dibawah rata-rata. Modal di Dian Aquatik belum maksimal untuk pengembangan usaha. Oleh karena itu perlu usaha untuk bagaimana menarik investor supaya mau menanamkan modalnya. 4. Faktor pemasaran usaha belum maksimal memperoleh bobot 0,1 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Dian Aquatik belum melakukan promosi dan periklanan kepada masyarakat luas melalui internet atau media sosial untuk memperkenalkan produknya kemasyarakat luas. Dian Aquatik masih memfokuskan untuk pemasaran usaha lewat mitra usaha secara tidak langsung. Berdasarkan Identifikasi faktor-faktor eksternal yang ada pada usaha Dian Aquatik di Jln. Bunga Kardiol No.49 Kel. Baru Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan didapatkan sejumlah peluang dan ancaman yang disebut sebagai faktorstrategis eksternal usaha. Faktor strategis tersebut kemudian dilakukan pembobotan dan perangkingan oleh informan kunci pembanding dan peneliti. Tabel 4.9 Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE Dian Aquatik Indonesia Faktor Kunci Eksternal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Program Kerja Peluang Pengolahan pakan sendiri. 0,1 3 0,3 Meningkatkan ketersediaan bahan baku Ketersediaan obat-obatan untuk ikan yang punya penyakit 0,15 3 0,45 Menjaga obat ikan dan memperhatikan tempatnya supaya tetap berfungsi. Penggunaan media sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas 0,1 1 0,1 Melakukan promosi melalui media sosial seperti iklan. Menambah modal dari investor dan menambah konsumsi per kapita 0,15 3 0,45 Mempertahankan dan meningkatkan penjualan usaha Menciptakan sarana dan prasarana 0,1 2 0,2 Membuat fasilitas yang memadai Menambah produk dan fungsi ikan 0,05 2 0,1 Meningkatkan usaha dan kegunaan ikan 0,65 Total 1,6 Ancaman Cuaca dan Iklim 0,1 2 0,2 Mengatasi banjir dan kemarau dengan peningkatan strategi pengelolaan usaha Banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis 0,1 2 0,2 Meningkatkan kualitas produk, pelayanan dan daya saing Pendatang Baru 0,05 2 0,2 Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan melakukan inovasi produk Ketergantungan dengan mitra usaha sebagai pemasok 0,05 2 0,1 Menjaga hubungan yang baik dengan pemasok dan menambah jaringan pemasok Hama dan Penyakit 0,05 2 0,1 Meningkatkan perhatian untuk pengelolaan produk 0,35 Total 0,8 Sumber: Data primer diolah 2015 Hasil Analisis Matriks EFE sisi Peluang memperoleh 6 poin : 1. Peluang pertama adalah pengolahan pakan sendiri dengan program kerja menambah persediaan bahan baku dengan bobot 0,1 di atas rata-rata dan rating 3 respon perusahaan di atas rata-rata. Menurut informan, sama halnya dengan manusia perkembangan ikan juga membutuhkan makanan yang sehat. Mengelola sebagian pakan sangat penting untuk makanan ikan sangat penting. Oleh karena itu, Dian Aquatik harus mampu mengolah usahanya dengan menciptakan sebagian makanan ikan yang sehat agar kelangsungan usaha berjalan dengan lancar karena makanan ikan selalu tersedia. 2. Peluang kedua sebagai peluang score paling tertinggi adalah ketersediaan obat-obatan untuk ikan yang punya penyakit bobot 0,15 diatas rata-rata dan rating 3 respon perusahaan di atas rata-rata dengan skor 0,45. Operasi usaha sangat penting bagi suatu usaha supaya terus belangsung. Dengan demikian harapan Dian Aquatik untuk usahanya sehingga obat-obat yang harus tersedia setiap saat untuk ikan yang tiba-tiba sakit memiliki tingkat kepentingan paling tinggi. 3. Penggunaan Media Sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas memiliki bobot 0,1 rata-rata dan rating 1 dibawah rata-rata. Penggunaan Media sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas memiliki tingkat kepentingan yang rata-rata. Namun rating Dian Aquatik terhadap peluang tersebut masih dibawah rata-rata, karena lebih mementingkan usaha untuk menjalin hubungan baik dengan para pemasok. 4. Menambah modal dari investor dan menambah konsumsi per kapita dengan bobot 0,15 diatas rata-rata dan rating 3 diatas rata-rata. Menurut pemilik, menjalin hubungan dan memperoleh tambahan modal dari investor sangat penting dengan memiliki tingkat kepentingan diatas rata-rata dan peluang diatas rata-rata. Dian Aquatik akan mempertahankan kualitas ikan dan penjualan sehingga akan menerima bantuan modal untuk kelangsungan dalam pengembangan usaha. 5. Menciptakan sarana dan prasarana memiliki bobot 0,1 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa Dian Aquatik dari sarana dan prasarana bahwa tingkat kepentingannya terhadap peluang tersebut berada di rata-rata. Menurut informan, sarana dan prasarana hal yang penting untuk menjalankan operasi usaha karena akan sangat membantu pekerjaan. 6. Menambah produk dan fungsi ikan bobot 0,05 dibawah rata- rata dan rating rata rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepentingan terhadap peluang tersebut masih di bawah rata-rata, karena Dian Aquatik masih memfokuskan pada usaha benih ikan bukan pada pembesaran ikan. Hasil Analisis Matriks EFE sisi Ancaman memperoleh 5 poin: 1. Faktor ancaman yaitu cuaca dan iklim dengan tingkat kepentingan 0,1 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Ancaman paling kuat akan datang dari kondisi cuaca dan iklim pada usaha Dian Aquatik. Apabila terjadi musim kemarau akan menyebabkan kekeringan dan apabila terjadi musim hujan akan terjadi ketidakteraturan air sehingga susah mengatur untuk kelancaran usaha. Menurut informan, untuk menghadapi ancaman ini maka dilakukan scara untuk sumur gali dan bak semen sehingga bisa teratasi. 2. Faktor ancaman berikutnya adalah banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis dengan tingkat kepentingan 01 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Banyaknya pengusaha ikan dengan jenis kegiatan yang sama bisa menambah ancaman di Dian Aquatik. Perlunya strategi yang harus diciptakan dan berbeda dari pesaing . 3. Faktor ancaman berikutnya adalah pendatang baru dengan bobot 0,1 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Dian Aquatik berpendapat bahwa pendatang baru memiliki tingkat kepentingan yang rata-rata, namun menurut pemilik dengan mempertahankan kualitas ikan yang dibenihkan dan tidak perlu terlalu takut dengan pendatang baru oleh karena itu, Dian Aquatik perlu meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan melakukan inovasi produk. 4. Faktor ancaman ketergantungan dengan mitra usaha sebagai pemasok memperoleh bobot 0,05 di bawah rata-rata dan rating 2 rata-rata. Menurut pemilik tingkat kepentingan faktor ancaman ini dibawah rata-rata, Oleh karena itu Dian Aquatik harus menjaga hubungan yang baik dengan semua pemasok ikan benih tidak hanya mitra usaha supaya ketersediaan ikan selalu ada. 5. Faktor ancaman hama dan penyakit dengan bobot 0,05 di bawah rata-rata dan rating 2 rata-rata. Menurut informan, Dian Aquatik hanya perlu meningkatkan kondisi kesehatan ikan dan kedisplinan waktu maka ancaman ini bisa di atasi. Berdasarkan hasil perhitungan EFE dan IFE di atas, menunjukkan bahwa: Tabel 4.10 Perbandingan Skor Internal dan Eksternal Dian Aquatik INTERNAL EKSTERNAL Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman 2,45 0.5 1,6 0.8 Sumber: Hasil Total Skor Matriks EFE dan Matriks IFE Kekuatan internal memiliki nilai yang lebih besar pada kekuatan senilai 2,45 sedangkan peluang eksternal memiliki nilai yang lebih besar senilai 1,6. Berdasarkan hasil eksternal dan internal yang diperoleh, Dian Aquatik berada pada kuadran 1 seperti pada gambar berikut ini: 1. Mendukung Strategi 1. Mendukung Strategi Turn Around Agresif DIAN AQUATIK 2. Mendukung Strategi 2. Mendukung Strategi Defensif Diversifikasi Gambar 4.2 Diagram Analisis SWOT Dian Aquatik Berdasarkan gambar di atas, maka Dian Aquatik berada di posisi kuadran berada di posisi kuadran 1 merupakan situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif, Rangkuti, 2014:19. BERBAGAI PELUANG KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN INTERNAL BERBAGAI ANCAMAN Tabel 4.11 MATRIKS SWOT Dian Aquatik IFAS EFAS Strengths 1.Ikan yang dijual unggul dan bersertifikat 2.Lahan cocok dan lokasi yang strategis. 3.Memilki karyawan yang handal dan mampu dalam bidangnya. 4.Mampu berproduksi kontinyu. 5.Memiliki jaringan mitra usaha Weaknesses 1.StockPersediaan ikan masih terbatas. 2.Pencatatan keuangan belum maksimal. 3.Modal Terbatas 4.Pemasaran usaha belum maksimal Opportunities 1.Pengolahan sebagian pakan sendiri 2.Ketersediaan obat-obatan untuk ikan yang punya penyakit 3.Penggunaan media sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas 4.Menambah modal dari investor dan menambah konsumsi per kapita 5.Menciptakan sarana dan prasarana 6.Menambah produk dan fungsi ikan Strategi SO 1.Mempertahankan dan meningkatkan kualitas ikan S1,S2,01,02,05 2.Meningkatkan hubungan kerjasama mitra usaha dan meningkatkan penjualan S3,S4,S5,03,04,06 Strategi WO 1.Meningkatkan jumlah produksi usaha dan pemasaran usaha W1,W4,01,02,03,05 2.Meningkatkan pengelolaan keuangan usaha W2,W4,O4,06 Sumber : Data Primer diolah 2015 Dari tabel 4.9.2, strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1. Strategi SO Strenghs-Opportunity Strategi ini merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal dan memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah: a. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas benih Dengan memanfaatkan faktor kekuatan internal kualitas ikan benih yang dihasilkan bagus, kemampuan melakukan produksi secara kontiyu menjadi suatu hal untuk memanfaatkan peluang yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas benih ikan dan menambah pelanggan melalui pengolahan pakan yang baik, faktor kekuatan seperti kemampuan memenuhi sesuai keinginan pelanggan, kemampuan melakukan produksi secara kontinyu dan peluang yang dapat diambil yaitu menjaga hubungan baik yang telah lama dibangun dengan pelanggan-pelanggan tetap dan pemasok, ketersediaan obat-obatan untuk ikan yang punya penyakit. b. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan mitra usaha dan penjualan usaha Dengan kekuatan yang dimiliki seperti karyawan yang mampu dan handal menguasai bagiannya masing-masing dari operasi usaha yang ada maka Threats 1.Cuaca dan Iklim 2.Banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis 3.Pendatang Baru 4.Ketergantungan dengan mitra usaha sebagai pemasok

5.Hama dan Penyakit

Strategi ST 1.Menjaga dan mempertahankan kesehatan ikan S2,S3,T1,T5 2.Menjaga dan meningkatkan hubungan baik antara pelanggan dan pemasok S1,S2,S3,T3,T4 Strategi WT 1. Meningkatkan pelayanan dan daya saing W1,W2,T2,T3,T4 akan berdampak pada hasil yang dihasilkan sehingga penjualan usahapun akan meningkat dan memanfaatkan peluang dengan investor mau menanamkan modalnya di Dian Aquatik untuk berkembang lebih lagi dan cakupan pasar lebih luas. 2. Strategi WO Weakness- Opportunity Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. a. Meningkatkan jumlah produksi dan pemasaran usaha Faktor kelemahan yang dimiliki seperti persediaan ikan yang terbatas dan pemasaran yang kurang optimal dapat ditanggulangi dengan menambah jumlah produksi ikan dengan penggunaan pakan ikan dan obat-obatan serta pemanfaatan internet sebagai sarana promosi usaha ke lingkungan yang lebih luas. b. Meningkatkan Pengelolaan Keuangan Faktor kelemahan dengan modal terbatas dan pencatatan keuangan yang belum maksimal akan berpengaruh besar terhadap keuntungan bersih perusahaan. Oleh karena itu, Dian Aquatik dapat memanfaatkan melalui penjualan yang tinggi untuk menarik investor dengan memberikan modal untuk menjadikan operasi usaha lebih meningkat. 3. Strategi ST Strength- Threat Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. a. Menjaga dan mempertahankan kualitas Ikan Adanya faktor kekuatan seperti menjual ikan yang sehat dan unggul dapat dipertahankan dengan menjaga dan meningkatkan lewat mengatasi ancaman dari hama dan penyakit yang akan datang dari pengaruh cuaca dan iklim yang tidak menentu sehingga ikan tetap sehat. b. Menjaga dan meningkatkan hubungan baik antara pelanggan dan pemasok Faktor kekuatan yang dimilki dengan menjalin kerjasama antar mitra usaha harus tetap dijaga untuk mengatasi pesaing yang datang dari daerah lain maupun dan pendatang baru. Melakukan inovasi lebih banyak yang menciptakan kepuasan bagi pelanggan dan pemasok. 4. Strategi WT Weakness-Threat Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Meningkatkan pelayanan dan daya saing merupakan strategi yang harus dilakukan dengan kelemahan yang dimiliki seperti ketersediaan ikan yang dijual belum ada setiap saat harus ditingkatkan untuk mencegah pelanggan pergi ke usaha pesaing dan pendatang baru.

4.5 Pembahasan

Semakin besar nilai profitabilitas suatu usaha tentunya akan memperoleh keuntungan yang besar pula. Namun, itu tergantung dari bagaimana pengelolaan dari profitabilitas tersebut yang dipengaruhi oleh elemen-elemen profitabilitas, antara lain, harga pokok penjualan, beban operasional, pajak, laba kotor, laba bersih, total aktiva, dan modal. Elemen-elemen tersebut sangat berkaitan dalam menentukan nilai profitabilitas suatu usaha. Elemen-elemen tersebut harus berjalan lancar sehingga dari operasi usaha tetap berjalan dalam kondisi yang baik. Apabila nilai profitabilitas dari salah satu elemen misalnya total aktiva dalam kondisi tidak baik maka kondisi profitabilitas usaha tersebut belum bisa dikatakan baik dalam memperoleh keuntungan. Bentuk penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian kuantitatif nonstatistikal yaitu pengembangan gambaran matematis yang menjelaskan tujuan, batasan, serta hubungan yang ada didalam penelitan pengukuran data. Data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu data dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sedangkan data sekunder berupa angka-angka dari laporan keuangan usaha Dian Aquatik Indonesia pada periode 2013-2014. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tujuan profitabilitas Dian Aquatik Indonesia dalam pengembangan usaha. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, hasil penelitian yang diperoleh dari analisis profitabilitas bahwa yang pertama, keadaan margin laba kotor gross profit margin mengalami peningkatan. Semakin besar gross profit margin suatu usaha, maka akan semakin baik keadaan operasi perusahaan tersebut. Usaha Dian Aquatik Indonesia menunjukkan keadaan operasi usaha yang layak untuk beroperasi dengan tolok ukur GPM sebesar 32,37 menjadi 39,90. Kedua, keadaan margin laba bersih net profit margin mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan dari NPM sebesar 34,96 menjadi 34,90. Usaha Dian Aquatik Indonesia beroperasi dalam keadaan kurang baik disebabkan penurunan NPM sebesar 0,6 sehingga diperlukan pengefisienan biaya baik dari pajak maupun beban operasional. Ketiga, keadaan return on investment ROI mengalami tolok ukur yang baik dalam operasi usaha. Dian Aquatik Indonesia mengalami keadaan yang layak dalam memperoleh keuntungan dari total aktiva yang ditunjukkan pada 27,11 menjadi 28,23. Keempat, keadaan Return on Equity ROE menunjukkan laba yang diperoleh atas modal yang diinvestasikan mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan ROE pada tahun 2013 sebesar 24,21 menjadi 25,21 pada tahun 2014. Hasil analisis pengembangan usaha dari analisis SWOT adalah menunjukkan bahwa Usaha Dian Aquatik memiliki skor nilai yang baik dalam lingkungan internal berada pada posisi strength dan skor nilai yang baik dalam lingkungan eksternalnya yaitu berada pada posisi opportunity. Posisi strategi pengembangan usaha menurut diagram analisis SWOT berada pada kuadran I yaitu strategi agresif sehingga menunjukkan usaha ini memiliki lingkungan kekuatan tinggi untuk mendorong memanfaatkan peluang yang tinggi. Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Seperti hasil penelitian Budiraharjo K 2009 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Profitabilitas Pengembangan Usaha Ternak Itik” di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 4. Usaha ternak itik di Kecamatan Pagerbarang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba profitabel yang ditandai oleh nilai GPM sebesar 49,6, nilai ROI sebesar 226,3 dan Rasio Laba- Biaya sebesar 100,8. nilai ROI dan rasio Laba-Biaya lebih tinggi dari tingkat suku bunga berlaku. 5. Usaha ternak itik di Kecamatan Pagerbarang sangat prospektif, oleh karena itu layak untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif untuk menopang pendapatan keluarga. Penelitian yang dilakukan F.D Perwitasari dkk 2009, dengan judul “Analisis Profitabilitas Perusahaan Ayam Petelur” di kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. Studi Kasus pada PT Suni Tama Perdana Desa Kertosari. Melalui penelitiannya diperoleh hasil bahwa Hasil ROI selama kurun waktu 3 tahun 2002-2004 menunjukan perusahaan dalam keadaan bagus, karena ROI yang dihasilkan melebihi suku bunga deposito BCA sebesar 6,5. Berdasarkan dari penjelasan diatas bahwa pendapatan perusahaan ayam petelur PT Suni Tama Perdana dapat menutupi investasi yang dikeluarkan dan kinerja perusahaan dalam keadaan baik terlihat dari profitablenya selama 3 tahun berturut-turut. Siska Putri Wulandari, Bambang Ali Nugroho, dan Hari Dwi Utami 2010 melakukan penelitian dengan judul Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Itik Petelur” di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 3. Skala kepemilikan ternak yang paling efisien dan menguntungkan adalah Skala III dibandingkan skala II dan Skala I. Hal ini dapat dilihat dari modal yang digunakan Skala III paling rendah yaitu Rp 399.455,-ekor, biaya produksi yang dikeluarkan terendah yaitu Rp 675,-ekorhari dan Rp 870,-butir, penerimaan yang diterima tertinggi yaitu Rp 1.870,-ekorhari, pendapatan yang didapat tertinggi yaitu Rp 775,- ekorhari dan 999,- butir. 4. Profitabilitas usaha berdasarkan Net Profit Margin NPM dan Return Of Investment ROI yang diterima oleh peternakan itik rakyat di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang baik adalah Skala III karena nilai NPM dan ROI pada skala III lebih besar dari skala II dan skala I yaitu 53,44 dan 69,87. Hijrah Rahmawati dan Dede Hartono 2002 melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Budidaya Ikan Tawar” di kecamatan Air Nipis kabupaten Bengkulu Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembudidaya ikan berusia produktif dengan pendidikan cukup tinggi,pekerjaan utama sebagai pekerjaan pembudidayaan ikan dan merupakan penduduk asli Kecamatan Air Nipis. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal diperoleh 6 kekuatan, 6 kelemahan dan dari faktor eksternal diperoleh 6 peluang, 6 ancaman. Hasil penelitian analisa SWOT menunjukkan bahwa pengembangan usaha budidaya ikan air tawar memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan ancaman dan memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelemahan dan bahwa pengembangan usaha budidaya ikan air tawar memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan ancaman. Usaha budidaya ikan air Nipis bersifat positif dan sangat memungkinkan untuk dikembangkan karena berada pada kuadran 1 yaitu memiliki peluang dan kekuatan yang ada sehingga mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Edward H. Yanah dan Lili 2013 melakukan penelitian di Darmaga Fish Culture, daerah Laladon, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan pada DFC antara lain modal yang digunakan adalah modal pribadi pemilik DFC, benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, proses produksi didukung oleh teknologi terbaru dibidang budidaya, dan memiliki pelanggan tetap. Kelemahan pada DFC yaitu pemasaran produk masih terbatas, kurangnya promosi penjualan, produktivitas produksi masih rendah, dan Sumber Daya Manusia SDM yang kurang memiliki pengetahuan dibidang perikanan. Peluang yang dimiliki DFC antara lain adanya kebijakan pemerintah yang mendukung sector perikanan dan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi menjadi hal yang diandalkan DFC. Sedangkan ancaman yang dihadapi DFC yaitu tingkat inflasi dan perubahan suhu, kualitas air serta iklim yang mempengaruhi hasil produksi. Berdasarkan analisis Matriks SWOT, diperoleh delapan alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh DFC. Dari delapan alternatif tersebut, terpilih strategi prioritas utama yang dianalisis dengan matriks QSP yaitu memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk menjaga dan meningkatkan mutu benih ikan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endah Santi Kreshadi, Hari Dwi Utami, dan Bambang Ali Nugroho 2013 dengan judul “Analisis Rasio Profitabilitas Pada Unit Penampungan Susu” di Koperasi Agro Niaga Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisis rasio profitabilitas pada Unit Penampungan Susu Koperasi Agro Niaga untuk periode tahun 2010 sampai 2012 menunjukkan tren yang menurun, yaitu untuk GPM 4,52 ke 3,23, OPM 4,65 ke 4,05, NPM 4,07 ke 2,90, TAT 5,96 kali ke 5,51 kali, ROI 24,24 ke 15,99, dan ROE 42,12 ke 19,38. Artinya Nilai GPM cenderung mengalami penurunan karena terjadinya penurunan penjualan sehingga laba kotor yang dihasilkan menjadi rendah. Nilai OPM dapat ditingkatkan jika Unit Penampungan Susu Koperasi Agro Niaga mampu mengelola penggunaan biaya operasional dengan baik serta adanya peningkatan penjualan,sehingga laba operasional dapat diperoleh secara maksimal. Tingkat NPM yang dicapai menurun dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena tingkat penjualan atau pendapatan jasa tidak mengalami peningkatan yang begitu besar. Nilai TAT setiap tahun mengalami fluktuasi dan cenderung menurun karena kurangnya efisiensi penggunaan seluruh modal yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan. Kondisi naik turunnya nilai ROI menunjukkan bahwa penggunaan aktiva perusahaan belum efisien dan rendahnya tingkat laba yang dihasilkan oleh keseluruhan penggunaan aktiva. Hasil perhitungan ROE cenderung menurun karena tingginya biaya-biaya operasi, membuat laba yang dicapai tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Profitabilitas Dalam Pengembangan Usaha Dian Aquatik Indonesia Jln. Bunga Kardiol No.49 Kel. Baru Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Profitabilitas usaha Dian Aquatik menunjukkan kondisi yang baik dan cenderung meningkat dalam memperoleh laba dengan nilai tolok GPM sebesar 32,37 menjadi 39,90, NPM sebesar 34,96 menjadi 34,90, return on investment ROI sebesar 27,11 menjadi 28,23, Return on Equity ROE sebesar 24,21 menjadi 25,21. Usaha Dian Aquatik sangat prospektif dilihat dari profitabilitas usaha, oleh karena itu layak untuk dikembangkan lebih lanjut untuk mengembangkan usaha sebagai alternatif untuk menopang pendapatan keluarga. 2. Dilihat dari matriks IFAS skor nilai kekuatan lebih besar dibandingkan dengan skor nilai kelemahan dan dari matriks EFAS skor nilai peluang lebih besar dibandingkan dengan skor nilai ancaman, yang menunjukkan bahwa Dian Aquatik Indonesia dalam posisi baik dalam menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan menekan kelemahan mengatasi ancaman.