BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehidupan yang baik merupakan kehendak manusia yang paling hakiki. Tiada satu pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan
kehidupan yang sedang dijalaninya untuk menjadi lebih baik – lebih sejahtera dan lebih bahagia – serta tidak mengharapkan akan merasakan kehidupan di masa
depandengan lebih baik lagi. Namun sebaliknya, dinamika kehidupan manusia sendiri serta kemampuan alam untuk mendukung kebutuhan manusia agar
mencapai kehidupan lebih baik itu ternyata sangat terbatas Randy, Ryan, 2006:3. Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah yang telah lama ada. Pada
masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran
kehidupan modern pada masa kini, mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada
zaman modern. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan
di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran
lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi
disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan
Universitas Sumatera Utara
http:id.shvoong.comsocial-sciencessociology1867470-pto-pnpm-mandiri- perdesaan
, diakses pada hari Kamis, tanggal 26 September 2010, jam 16:03. Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang penanganannya
membutuhkan keterkaitan berbagai pihak. Kemiskinan di Indonesia diiringi masalah kesenjangan baik antar golongan penduduk maupun pembangunan antar
wilayah, yang diantaranya ditunjukkan oleh buruknya kondisi pendidikan dan kesehatan serta rendahnya pendapatan dan daya beli, sebagaimana tercermin dari
rendahnya angka Indeks Pembangunan Manusia IPM. Penduduk dikatakan miskin apabila memiliki pendapatan berada dibawah kemiskinan yang dijadikan
sebagai ukuran resmi kondisi kemiskinan di Indonesia Sumodiningrat, 2009 : 5. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2009 sebesar 32,53 juta
juta jiwa 14,15 . Dibandingkan penduduk miskin bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta jiwa 15,42 , berarti ada penuruna sebesar 2,43 juta jiwa. Selama
periode Maret 2008 – Maret 2009 penduduk miskin didaerah perdesaan berkurang 1,57 juta jiwa, sementara didaerah perkotaan berkurang 0,86 juta jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 37,17 juta jiwa 16,58 dari total penduduk. Jumlah tersebut menurun 2,13 juta jiwa jika dibandingkan jumlah
penduduk miskin pada tahun 2006 sebanyak 39,30 juta jiwa 17,75 dari total penduduk BPS, 2009.
Penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara masih cukup banyak. Hasil survei sosial ekonomi nasional yang dilaksanakan pada bulan Maret 2007,
menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di daerah ini sebanyak 1.768.400 jiwa, atau sebesar 13,9 persen terhadap jumlah penduduk seluruhnya. Namun
demikian, kondisi ini masih lebih baik jika dibandingkan pada tahun 2006, karena
Universitas Sumatera Utara
jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara menurun sekitar 211.300 jiwa. Pada tahun 2006, penduduk miskin Sumatera Utara sebanyak 1.979.702 jiwa, atau
15,66 persen dari jumlah penduduk saat itu. Penurunan jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara sejalan dengan
perbaikan indikator makro ekonomi Sumatera Utara. Pertumbuhan ekonomi triwulan pertama Sumatera Utara 2007, dari tahun ke tahun sebesar 8,44 persen,
lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,97 persen di periode yang sama. Pertumbuhan ekonomi triwulan pertama tahun 2007 juga lebih baik
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan pertama tahun 2006, yang tumbuh sebesar 2,89 persen. Dari sisi tenaga kerja, meskipun tingkat
pengangguran masih sangat besar, namun menunjukkan penurunan dari periode sebelumnya. Tingkat pengangguran terbuka Sumatera Utara bulan Februari 2007
sebesar 10,63 persen, lebih rendah dibandingkan bulan agustus 2006, yakni 11,51 . Adanya program upaya penanggulangna kemiskinan ini harus ditingkatkan
agar target penurunan penduduk miskin pada tahun 2008 sebesar 11,40 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM dapat tercapai BPS Sumut,
2007. Di Indonesia, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja adalah Program Nasional Pemberdayaan PNPM mulai tahun 2007. Sebagai
langkah awal, pelaksanaan PNPM tahun 2007 dimulai dengan dua program pemberdayaan masyarakat yang dinilai cukup besar dan efektif, yaitu Program
Pengembangan Kecamatan PPK yang menjadi dasar bagi pengembangan PNPM di perdesaaan, dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP,
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi dasar bagi pengembangan PNPM di perkotaan httpwww.pnpm- mandiri.or.id, diakses pada hari Kamis, 26 September 2010 pukul 17.16
PNPM adalah suatu instrument pemerintah yang digulirkan untuk mencapai salah satu poin dari MDGs Millenium Development Goals yaitu
pengentasan kemiskinan. Program ini akan menyatukan berbagai program yang dimiliki oleh berbagai departemen dibawah satu koordinasi tim penanggulangan
kemiskinan. Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan PNPM Mandiri ini mulai
tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri ini dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinanyang melibatkan unsur masyarakat mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek, melainkan sebagai subyek dalam upaya penanggulangan kemiskinan
PNPM, 2007. Secara umum, PNPM adalah suatu program yang memberdayakan
masyarakat secara optimal dalam mengatasi problem-problem kemiskinan yang terjadi. Masyarakat diharapkan aktif dalam pemngambilan keputusan dan
pemecahan masalah-masalah yang mereka hadapi. Dengan kata lain, dengan program ini, masyarakat hendaknya mandiri dan dapat menentukan sendiri apa
yang harus dilakukan agar mereka terbebas dari kemiskinan. Konsep PNPM Mandiri terus disempurnakan dengan tujuan peningkatan
dan pengembangan penanggulangan kemiskinan dapat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Sehingga mampu mengatasi dampak krisis keuangan
Universitas Sumatera Utara
global karena melibatkan masyarakat sebagai pelaku aktif di bidang pembangunan.
Mulai tahun 2008, PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah PISEW untuk
mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat
yang dilaksanakan oleh berbagai departemensector dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga akan diprioritaskan pada desa-desa
tertinggal PNPM, 2007. PNPM Mandiri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
miskin dan meningkatkan kesempatan kerja infrastruktur, ekonomi produktif, dan pelatihan ketrampilan. Jumlah penerima PNPM Mandiri pada akhir Oktober 2008
di 3999 kecamatan mencakup 47.854 desa. Jumlah anggaran Bantuan Langsung Masyarakat BLM yang sudah disalurkan sampai Mid-November 2008 sebesar
Rp.10 triliun 72,94 dari Rp.13,7 triliun. Jumlah peserta aktif PNPM Mandiri sejak awal mencapai 41,3 juta jiwa dengan 14,1 juta jiwa terlibat langsung pada
tahun 2008 httpwww.setneg.go.id, diakses pada hari Jumat, 27 September 2010 pukul 20.32.
Disahkannya UU Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah menggantikan UU Nomor 22 Tahun 1999 menjadi tonggak pelaksana otonomi
daerah dengan paradigma baru. Pemberlakuan UU ini tidaklah dimaksudkan sebagai upaya resentralisasi atau mengembalikan iklim politik dengan kekuasaan
yang memusat. Namun didalamnya justru terkandung semangat penguatan makna desentralisasi dengan membuka peluang luas bagi daerah untuk merencanakan
Universitas Sumatera Utara
dan melaksanakan pembangunan secara lebih baik, lebih mandiri dan terkoordinasi. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, tak dapat dipungkiri
desentralisasi selama ini masih menimbulkan bias persepsi yang menjadi tantangan tersendiri. Pergesaran ketersediaan dana dan kewenangan pembangunan
dari pemerintah pusat ke daerah membuat pelaksanaaan program lebih efisien dan tepat sasaran karena lebih dekat ke masyarakat sebagai sasaran akhirnya, dengan
syarat adanya kemauan dan kemampuan pemerintah. Dengan demikian, perlua adanya dukungan peran dan fungsi pemerintah daerah dalam menjaga proses
pembangunan yang mempuyai fokus pemberdayaan masyarakat. Kuncinya adalah bagaimana menyediakan mekanisme yang sesuai bagi daerah untuk berlomba
memberdayakan masyarakat nya dalam menanggulangi kemiskinan dan melakukan pembangunan partisipatif, serta mengenyampingkan ego sektoral yang
berdampak bagi masyarakat luas. Sejalan dengan disahkannya UU Nomor 32 Tahun 2004, Program
Pengembangan Kecamatan PPK yang dimulai pelaksanaannya sejak tahun 1998, semakin dewasa belajar dari pengalaman untuk melakukan transisi pengelolaan
program pemberdayaan secara bertahap kepada pemerintah daerah. PNPM-MP merupakan lanjutan dari PPK, yang dimulai pada tahun anggaran 19981999, yang
diawali pilot proyek di beberapa wilayah. Dengan demikian, hingga saat ini program telah berjalan selama 10 tahun atau telah memasuki tahun ke 11.
Masa transisi pengalihan PPK ke PNPM diawali pada tahun 2007 dengan nama PNPM-PPK, selanjutnya dimulai tahun 2008 secara penuh diterapkan
PNPM-MP yang tergabung didalamnya beberapa program pemberdayaan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dengan pola yang sama dicanangkan pelaksanaannya hingga tahun 2009.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM- MP merupakan salah satu proyek pemerintah dalam menanggulangi kemisikinan
yang bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia yang lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin serta kelompok
masyarakat yang kurang mampu. Program ini telah diluncurkan oleh Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 April 2007 di Provinsi
Sulawesi Tengah. PNPM-MP pada hakikatnya adalah gerakan nasional yang dijalankan oleh
semua kalangan untuk menanggulangi kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja melalui upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dengan tujuan peningkatan
kualitas hidup, kemandirian ditingkat kesejahteraan masyarakat.
PNPM-MP merupakan program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Bukan hanya dari cakupan lokasinya, namun juga jumlah
pemanfaatnya. Sejak 1998, PNPM-MP telah dilaksanakan di lebih dari 58 desa di seluruh Indonesia. Hingga 2009, program ini menjangkau 50.201 desa
termiskin di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Cakupan wilayah PNPM-MP di Indonesia
Tingkat Wilayah
Cakupan Wilayah PPK
PNPM- PPK1998-
2007 PNPM Mandiri
Perdesaan 2008
PNPM Mandiri Perdesaan 2009
Provinsi 32
30 30
Kabupaten 348
335 342
Kecamatan 2.668
2.230 3.908
Desa 42.319
34.032 50.201
Sumber data:
http:www.pnpm-perdesaan.or.id?page=halamanstory_id=22 , diakses pada
Jumat, 27 September 2010 pukul 20.55
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa tertarik untuk melihat bagaimana respon masyarakat terhadap program PNPM-MP yang
dilaksanakan pemerintah khususnya di Kecamatan Onan Runggu yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Samosir, yang terdiri dari 12 desa yang
terdapat program PNPM-MP. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir”.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah