Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Tahun 2011-2012

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul, “Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Tahun 2011-2012” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU 3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

4. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPh selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.


(2)

6. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPh selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura, Bapak Kepala Bagian Rekam Medik RSUD Tanjung Pura beserta seluruh staf yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian.

10. Orangtua tercinta Ayahanda P. Simanjutak dan Ibunda H. Siburian yang menjadi inspirator bagi penulis dan telah banyak memberikan motivasi serta dukungan doa kepada penulis.

11. Alm. Abangku John Friendly Simanjuntak, Adik Joy Belly S dan keponakan tercinta Theresia Glady Simanjuntak yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi serta kasih sayang, perhatian dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar Opung Marlaba dan Opung Susi yang telah memberikan dukungan doa, motivasi dalam penulisan skripsi ini.

13. Kepada Arianto Sibagariang yang telah memberikan perhatian, semangat dan dukungan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman dekatku Taput, Tia, Agsa, Fina, Caya, Atina, dan Intan yang telah memberikan motivasi dan berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(3)

15. Teman-teman kelompokku kak Vera, kak Maya, Elita, Fitri, dan Maria telah banyak memberikan motivasi serta dukungan doa kepada penulis.

16. Teman-teman seperjuangan Epidholic (Epidemiologers 2009) Desima, Panamotan, Frenita, Cindy, Fitri, Martati, Fathia, Qiqi, Siska, Lastri, Ira, Berman, Andi, Dwi, Purnama, Imay, dan Veni atas semangat yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Oktober 2013


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian. ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner.. ... 7

2.2 Anatomi Jantung.. ... 7

2.3 Fisiologi Jantung.. ... 10

2.4 Patofisiologi Jantung.. ... 12

2.4.1 Aterosklerosis.. ... 13

2.4.2 Iskemia Miokard.. ... 13

2.4.3 Infark Miokard Akut... 15

2.5 Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner ... 16

2.5.1 Distribusi Frekuensi menurut Orang.. ... 16

2.5.2 Distribusi Frekuensi menurut Waktu... 17

2.5.3 Distribusi Frekuensi menurut Tempat.. ... 17

2.6 Faktor Risiko.. ... 18

2.6.1 Faktor Risiko yang Dapat Diubah. ... 19

2.6.2 Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah. ... 24

2.7 Pencegahan Penyakit jantung koroner ... 25

2.7.1 Pencegahan Primordial... ... 25

2.7.2 Pencegahan Primer. ... 26

2.7.3 Pencegahan Sekunder... ... 27

2.7.4 Pencegahan Tersier ... 29

2.8 Kerangka Konsep.. ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian. ... 31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.. ... 31

3.2.1 Lokasi Penelitian. ... 31

3.2.2 Waktu Penelitian. ... 31

3.3 Populasi dan Sampel... 31

3.3.1 Populasi. ... 31


(5)

3.4 Metode Pengumpulan Data. ... 32

3.5 Teknik Analisa Data. ... 32

3.6 Definisi Operasional. ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum RSUD Tanjung Pura.. ... 37

4.2 Sosiodemografi Penderita PJK.. ... 41

4.3 Keluhan Penderita PJK.. ... 43

4.4 Tekanan Darah Penderita PJK ... 44

4.5 Kadar Gula Darah. ... 44

4.6 Kadar Kolesterol Total ... 45

4.7 Lama Rawatan rata-rata ... 45

4.8 Sumber Biaya ... 46

4.9 Keadaan Sewaktu Pulang ... 46

4.10Analisa Statistik ... 47

4.8.1 Umur Berdasarkan Tekanan Darah ... 47

4.8.2 Umur Berdasarkan Kadar Gula Darah. ... 48

4.8.3 Umur Berdasarkan Kadar Kolesterol Total ... 49

4.8.4 Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Umur ... 50

4.8.5 Lama Rawatan Rata berdasarkan Sumber Pembiayaan ... 51

4.8.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tekanan Darah ... 52

4.8.7 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Kadar Gula Darah. 52 4.8.8 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Kadar Kolesterol Total. ... 53

4.8.9 Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 54

4.8.10Sumber Pembiayaan berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 55

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Sosiodemografi Penderita PJK ... 57

5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin Penderita PJK ... 57

5.1.2 Suku penderita PJK ... 59

5.1.3 Agama Penderita PJK ... 60

5.1.4 Pekerjaan Penderita PJK ... 61

5.1.5 Status Perkawinan Penderita PJK ... 62

5.1.6 Tempat Tinggal Penderita PJK ... 63

5.2 Keluhan Penderita PJK ... 64

5.3 Tekanan Darah Penderita PJK ... 66

5.4 Kadar Gula darah. ... 67

5.5 Kadar Kolesterol total... 68

5.6 Lama Rawatan rata-rata ... 70

5.7 Sumber Biaya ... 71

5.8 Keadaan Sewaktu Pulang ... 72

5.9 Analisa Statistik ... 74


(6)

5.7.2 Umur Berdasarkan Kadar Gula Darah ... 75 5.7.3 Umur Berdasarkan Kadar Kolesterol Total... 77 5.7.4 Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Umur ... 78 5.7.5 Lama Rawatan Rata berdasarkan Sumber Pembiayaan .... 80 5.7.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tekanan Darah .... 81 5.7.7 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Kadar Gula

Darah ... 83 5.7.8 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Kadar

Kolesterol Total ... 84 5.7.9 Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang ... 85 5.7.10 Sumber Pembiayaan berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang ... 87 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan ... 89 6.2Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master Data

Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Data

Lampiran 3 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari FKM USU

Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan

Umur dan Jenis Kelamin di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 41 Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan

Sosiodemografi di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 42 Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Keluhan Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 43 Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan

Tekanan Darah di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 44 Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan

Kadar Gula Darah di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 44 Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan

Kadar Kolesterol Total di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 44 Tabel 4.7. Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan

Rata-rata di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 45 Tabel 4.8. Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan

Sumber Biaya di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 45 Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulangdi RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 46 Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Keadaan

Pemeriksaan Saat Masuk yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung

Pura Tahun 2011-2012 ... 47 Tabel 4.11 Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan Umur yang

Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 49 Tabel 4.12 Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan Sumber

Pembiayaan yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun

2011-2012... 50 Tabel 4.13 Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan Tekanan


(8)

Tabel 4.14. Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan Kadar Gula

Darah yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 52 Tabel 4.15 Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan kadar

Kolesterol Total yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun

2011-2012... 53 Tabel 4.16 Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun

2011-2012... 54 Tabel 4.17 Proporsi Sumber Pembiayaan Penderita PJK Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 55


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Jantung ... 8

Gambar 5.1 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUD Tanjung Pura

Tahun 2011-2012... 57 5 Gambar 5.2 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap

Berdasarkan Suku di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 59 Gambar 5.3 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Agama di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 60 Gambar 5.4 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 61 Gambar 5.5 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Status Perkawinan di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 62 Gambar 5.6 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Tempat Tinggal di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 63 Gambar 5.7 Diagram Bar Proporsi Keluhan Penderita PJK yang Dirawat Inap

di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 64 Gambar 5.8 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Tekanan Darah di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 66 Gambar 5.9 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Kadar Gula Darah di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 67 Gambar 5.10 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Kadar Kolesterol Total di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 68 Gambar 5.11 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap

Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 71


(10)

Gambar 5.12 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 72 Gambar 5.13 Diagram Bar Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Tekanan

Darah yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 74 Gambar 5.14 Diagram Bar Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Kadar

Gula Darah yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 75 Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Kadar

Kolesterol Total yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 77 Gambar 5.16 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan

Umur yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 78 Gambar 5.17 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan

Sumber Pembiayaan yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 80 Gambar 5.18 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan

Tekanan Darah yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 81 Gambar 5.19 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan

Kadar Gula Darah yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 83 Gambar 5.20 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan

kadar Kolesterol Total yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012... 84 Gambar 5.21 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 85 Gambar 5.22 Diagram Bar Proporsi Sumber Pembiayaan Penderita PJK

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 ... 87


(11)

ABSTRAK

PJK adalah salah satu penyakit jantung yang sangat penting karena penyakit ini merupakan penyebab kematian utama dibeberapa negara termasuk Indonesia. Pada tahun 2008, WHO melaporkan PMR penyakit kardiovaskuler sebesar 30% dan kematian karena PJK sebesar 7,3 juta orang. Pada tahun 2007, Riskesdas mendata penyakit jantung berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan diperoleh sebesar 12,5%. Di Kota Semarang pada tahun 2004 proporsi PJK sebesar 26,00%.

Untuk mengetahui karakteristik penderita PJK yang rawat inap di RSUD Tanjung Pura tahun 2011-2012, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi penelitian ini adalah 109 orang dengan besar sampel adalah sama dengan populasi (Total Sampling) dan dianalisis dengan uji Chi-Square, Mann-Whitney, Kruskal-Wallis.

Karakteristik penderita PJK berdasarkan sosiodemografi dengan proporsi tertinggi adalah umur > 60 tahun pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang masing-masing 22%, Jawa 74,3%, Islam 94,5%, Ibu Rumah Tangga 49,5%, kawin 88,1%, di luar Tanjung pura 61,5%, nyeri dada 77,1%, Hipertensi 89%, Kadar gula darah tinggi 65,1, kadar kolesterol total tinggi 72,5%, Jamkesmas 64,2%, PBJ 50,5%, dan CFR 7,3%.

Ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan tekanan darah(p=0,002), kadar gula darah(p=0,015). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan kadar kolesterol total(p= 0,068). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan umur(p=0,199), sumber pembiayaan(p=0,303). Ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan tekanan darah(p=0,093). Tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan kadar gula darah(p=0,608), kadar kolesterol total(p=0,468). Ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang(p=0,029).

Pihak rumah sakit sebaiknya memberikan informasi kepada pasien tentang faktor risiko PJK dan menyarankan untuk rutin medical check-up. Diharapkan segera merujuk pasien yang tidak dapat ditangani. Pada penderita Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan kolesterol diharapkan teratur dalam minum obat, dan memeriksakan dirinya untuk mengontrol tekanan darah, gula darah, dan kolesterolnya


(12)

ABSTRACT

Coronary Heart Disease (CHD) is one of the most important heart disease because CHD is the main cause of mortality in some countries include Indonesia. In 2008, WHO informed cardiovascular disease PMR is 30% and died of CHD is 7,3 millions people. In 2007, Riskesdas collected CHD data based on diagnosis by healthcare professsional is 12,5%. In Semarang in 2004 CHD proportion is 26,00%.

To know the CHD patients characteristics which are treated in RSUD Tanjung Pura in 2011-2012, descriptive research has been done with case series design. Population is 109 people and sample is same with population (Total Sampling). Data has been analyzed with Chi-Square, Mann-whitney, and Kruskal wallis test.

The results shown that the highest CHD proportion based on sociodemographic, for female and male gender in the age group >60 years 22%, Javanese 74,3%, moslem 94,5%, housewifes 49,5%, married 88,1%, out of Tanjung Pura 61,5%, chest pain 77,1%, hypertension 89%, blood sugar level 65,1%, high total cholesterol 72,5%, Jamkesmas 64,2%, home medical treatment way 50,5%, CFR 7,3%.

There is significant different age proportions based on blood pressure (p=0,002), blood sugar level (p=0,015). There is no significant different age proportions based on total cholesterol (p=0,068), the average treatment time based on age (p=0,199), the average treatment time based on cost source (p=0,303). There is significant different average treatment time based on blood pressure (p=0,093). There is no significant difference average treatment time based on blood sugar level(p=0,608). total cholesterol (p=0,468). There is significant differerent average treatment time based on condition when out (p=0,029).

RSUD Tanjung Pura is expected to give information about risk factor of CHD and recommend medical check up regularly. The hospital is recommended to refer the patients as soon as possible if can not be handled. For Hypertention, DM, and Cholesterol patients are recommended to consume drug regularly, and medical check up to control their blood pressure, blood sugar level, and total cholesterol.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan. Bahkan terjadi perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronik yang membutuhkan perawatan, pengobatan yang mahal sehingga dapat menjadi beban pemerintah dan masyarakat. Kasus penyakit tidak menular yang paling banyak adalah hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes mellitus.2

Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia, diperkirakan 17,1 juta orang meninggal dunia karena penyakit kardiovaskuler, khususnya serangan jantung dan stroke setiap tahunnya.3 Di negara maju kejadian penyakit jantung koroner mengalami penurunan, tetapi terjadi peningkatan pada negara berkembang dikarenakan meningkatnya usia harapan hidup, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup. Sekitar 60% masalah global mengenai penyakit jantung koroner (PJK) terjadi di negara berkembang. 4

Berdasarkan Disability-Adjusted Life Years (DALYs), penyakit kardiovaskuler bertanggung jawab terhadap 10 % kehilangan tahun produktif di


(14)

negara miskin dan berkembang, dan 18% di negara maju. Masalah PJK akan meningkat dari 47 juta pada tahun 1990 menjadi 82 juta pada tahun 2020.4

PJK adalah salah satu penyakit jantung yang sangat penting karena penyakit ini diderita oleh jutaan orang dan merupakan penyebab kematian utama dibeberapa negara termasuk Indonesia.5 Pada tahun 2008, WHO memperkirakan 17,3 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular dengan PMR 30%. Dari kematian karena penyakit kardiovaskular tersebut, kematian karena PJK sebesar 7,3 juta orang.6

Pada tahun 2009 di Amerika Serikat , PJK merupakan peringkat pertama dari sepuluh penyebab kematian terbesar dengan PMR 24,57%. 7 Pada tahun 2010 di Inggris, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian yang utama, yaitu lebih dari 147.000 kematian dan PJK penyebab terbesar dibandingkan penyakit kardiovaskular lain yaitu sebesar 65.000 kematian.8

Berdasarkan SKRT 2004 diperoleh data bahwa berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 2,2% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit jantung. Hasil SUSENAS 2004 diperoleh data 1,3% penduduk Indonesia berumur 15 tahun atau lebih pernah didiagnosa sakit jantung angina pektoris (nyeri/sesak di bagian dada yang merupakan gejala serangan jantung). 9

Pada tahun 2007, Riskesdas mendata penyakit jantung berdasarkan adanya riwayat didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan adanya gejala yang mengarah ke penyakit jantung kongenital, angina, aritmia, dan dekompensasi kordis. Diperoleh hasil prevalensi penyakit jantung di Indonesia berdasarkan wawancara sebesar 7,2%, berdasarkan riwayat didiagnosis tenaga kesehatan hanya ditemukan sebesar 0,9%.


(15)

dari semua responden yang mempunyai gejala subyektif menyerupai gejala penyakit jantung.10

Dari hasil laporan rumah sakit di Indonesia tahun 2007 mengenai penderita PJK, jumlah pasien rawat jalan sebanyak 31.853 pasien dan pasien rawat inap sebanyak 78.330 pasien. Sedangkan, case fatality rate (CFR) tertinggi terjadi pada infark miokard akut 13,49%, gagal jantung 13,42%, dan penyakit jantung lainnya 13,37%.10

Di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2004 berdasarkan laporan dari Rumah Sakit, kasus tertinggi PJK adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 4.784 kasus (26,00%) dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus Penyakit Jantung Koroner di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah.11

Hasil Riskesdas 2007 di Sumatera Utara, dari 10 jenis penyakit tidak menular diketahui bahwa penyakit jantung menempati urutan kedua dengan prevalensi 7%. Prevalensi penyakit jantung tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal yaitu 12,1% dan terendah di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu 0,9%.12

Tanda dan gejala klinik PJK pada usia dewasa muda (young adults) jarang sekali dinyatakan oleh pasien secara langsung, tanda dan gejalanya tidak khas dan asymptomatic. Kadang penderita penyakit jantung koroner diketahui secara kebetulan misalnya saat dilakukan check up kesehatan.5 Diabetes dan hiperlipidemia juga merupakan faktor risiko penting kejadian PJK pada usia dewasa muda. Isser et al menemukan bahwa kenaikan secara signifikan trigliserida, LDL, dan penurunan HDL terdapat pada semua pasien PJK dewasa muda dan 15%-20% nya adalah pasien PJK dengan diabetes mellitus.13


(16)

Menurut data laporan tahunan R.S Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, terjadi peningkatan jumlah kasus koroner dari 660 kasus pada tahun 2008 menjadi 750 kasus pada tahun 2009. 14

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sari Y, di RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai tahun 2008 ditemukan 306 penderita PJK rawat inap dengan CFR 4,04%.15 Hasil penelitian Utari Ningsih, di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2010 didapat jumlah penderita PJK rawat inap sebanyak 121 orang dengan CFR 12,4%. 16

Hasil survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura diperoleh jumlah penderita penyakit jantung koroner (PJK) rawat inap tahun 2011-2012 sebanyak 109 orang. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita PJK di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura tahun 2011-2012.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura tahun 2011-2012.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura tahun 2011 - 2012.


(17)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan sosiodemografi, yaitu umur dan jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, status perkawinan, dan tempat tinggal.

b. Mengetahui distribusi proporsi keluhan penderita PJK

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan tekanan darah d. Mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan kadar gula darah e. Mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan kadar kolesterol

total

f. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita PJK

g. Mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan sumber biaya h. Mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu

pulang

i. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita PJK berdasarkan keadaan pemeriksaan saat masuk

j. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan umur

k. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan sumber biaya l. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan keadaan

pemeriksaan saat masuk

m. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang

n. Mengetahui distribusi proporsi sumber pembiayaan penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura tentang karakteristik penderita PJK guna peningkatan pelayanan kesehatan.

b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dan menambah pengetahuan peneliti mengenai PJK. c. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang membutuhkan data ini untuk


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi PJK

PJK merupakan penyakit jantung yang disebabkan karena terjadinya penyempitan dan sumbatan dari pembuluh nadi koroner sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu.5

PJK merupakan penyakit jantung yang disebabkan karena terjadinya aterosklerosis pembuluh darah arteri koroner sehuingga terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan oksigen miokardium.17

Menurut WHO 2011, PJK (coronary heart disease) merupakan penyakit kardiovaskular yang terjadi karena kekurangan suplai darah pada otot jantung akibat penyumbatan pada sistem nadi koroner. 18

2.2 Anatomi Jantung17,19

Jantung terletak dalam ruang mediastinum dari rongga dada (toraks), di atas paru-paru. Lapisan yang mengitari jantung (Perikardium) terdiri dari dua bagian: lapisan dalam (perikardium viseralis), lapisan luar (perikardium parietalis). Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung.

Jantung terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan berotot yang disebut miokardium sedangkan lapisan terdalam yaitu lapisan endotelium yang disebut endokardium.


(20)

Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Atrium secara anatomi terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu anulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup jantung dan tempat melekatnya katup maupun otot). Secara rinci anatomi jantung dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1. Anatomi Jantung 20 2.2.1 Atrium Kanan

Atrium kanan berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan sebagai penyalur darah dari vena – vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inferior, dan sinus koronarius.


(21)

Sekitar 75% aliran balik vena ke dalam atrium kanan akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Dua puluh lima persen sisanya akan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium.

2.2.2 Ventrikel Kanan

Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar maupun sirkulasi sistemik.

2.2.3 Atrium Kiri

Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan betekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.

2.2.4 Ventrikel Kiri

Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi.

Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali lebih tinggi daripada tekanan ventrikel kanan.

2.2.5 Katup Jantung

Jantung memiliki empat katup yang berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui ruangan-ruangan jantung. Ada dua jenis katup jantung, yaitu


(22)

katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.

Katup Atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan, dan katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri.

Sama halnya dengan katup atrioventrikularis, katup semilunaris juga ada dua bagian, yaitu katup aorta yang terletak antara ventrikel kiri dan aorta, dan katup pulmonalisyang terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis.

2.3 Fisiologi Jantung21

Otot jantung terdiri dari tiga tipe utama, yaitu otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot. Otot jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar. Kekuatan kontraksi dapat berubah-ubah tergantung pada faktor tertentu, misalnya serat otot jantung, suhu, dan hormon tertentu.

Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah, yaitu 2 pompa primer atrium dan 2 pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya dinamakan siklus jantung. Atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel kemudian menyediakan sumber tenaga utama bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular.

Pada tiap siklus jantung terjadi sistol dan diastol secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang terbuka dan tertutup. Jantung bekerja sebagai


(23)

pompa yang mengedarkan darah keseluruh tubuh. Katup atrioventrikular (trikuspidalis dan bikuspidalis) mencegah pengaliran balik darah dari ventrikel ke atrium selama sistol dan katup semilunaris (aorta dan pulmonalis) mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis ke dalam ventrikel selama periode diastole. Semua katup ini membuka dan menutup secara pasif, katup akan menutup bila selisih tekanan balik mendorong darah kembali dan membuka bila selisih tekanan ke depan mendorong darah ke arah depan.

Periode kerja jantung ada tiga, yaitu periode sistol (periode kontraksi), peride diastol (periode dilatasi), dan periode istirahat.

a. Periode sistol (periode kontraksi) adalah suatu keadaan jantung saat bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup dan valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka sehingga darah dari ventrikel dektra mengalir ke arteri pulmonalis dan masuk ke dalam paru-paru kiri dan kanan. Darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta dan selanjutnya beredar keseluruh tubuh.

b. Periode diastol (periode dilatasi) adalah suatu keadaan dimana jantung mengembang. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis dalam keadaan terbuka sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang datang dari paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra. Darah dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan vena kava inferior masuk ke atrium dekstra.


(24)

c. Periode istirahat adalah waktu antara periode diastole dan sistole yang mana jantung berhenti kira – kira 1/10 detik.

Jantung mendapat persyarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan syaraf otonom. Sistem simpatis menggiatkan kerja jantung, sedangkan sistem parasimpatis bersifat menghambat kerja jantung. Perangsangan simpatis mempunyai efek, yaitu mempercepat denyut jantung sehingga menyebabkan takikardia, dan daya kontraksi jantung menjadi lebih kuat terutama kontraksi miokardium ventrikel.

2.4 Patofisiologi PJK5, 17

Terjadinya PJK akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung, sehingga terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun, atau gabungan keduanya, yang disebabkan oleh berbagai faktor.

Denyut jantung yang meningkat, kuat kontraksi yang meningkat, tegangan dinding ventrikel yang meningkat merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan akan oksigen dari otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen, antara lain tekanan pembuluh darah koroner yang meningkat (salah satunya karena aterosklerosis yang mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan). Timbulnya penyakit jantung koroner disebabkan aterosklerosis yang ditandai dengan pertumbuhan lemak yang progresif lambat pada dinding arteri yang disebut plek.

Berdasarkan patofisiologi dapat diklasifikasikan penderita PJK berdasarkan gambaran klinik berupa:


(25)

2.4.1 Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah suatu proses penyempitan perlahan-lahan pembuluh darah koroner akibat penumpukan lemak, bertambahnya sel-sel otot polos, peningkatan pembentukan jaringan ikat kolagen dan kadang-kadang terjadi pengapuran (kalsifikasi).

Terdapat tiga tahap proses aterosklerosis, yaitu terbentuknya fatty streak, fibrous plaque, dan terakhir complicated lession.

Tahap fatty streak ditandai dengan terbentuknya lapisan/timbunan kaya lemak yaitu kolesterol dan kolesterol oleat yang berwarna kuning. Tahap fibrous plaque merupakan kelanjutan dari fatty streak, pada fase ini terjadi proliferasi dari sel-sel otot polos dimana sel tersebut akan membentuk fibrous. Tahap akhir aterosklerosis adalah complicated lession, yang ditandai dengan lesi semakin membesar dan mengalami pengapuran (calcified), fibrous plaque menjadi semakin tipis dan pecah sehingga lesi tersebut akan mengalami perlukaan (ulserasi) dan perdarahan serta terjadi pembekuan darah (trombosis) yang dapat menyebabkan terjadinya oklusi aliran darah.

Akibat aterosklerosis maka aliran darah yang mengangkut oksigen untuk otot jantung akan terhambat. Terjadilah iskemia miokard dan infark miokard.

2.4.2 Iskemia Miokard

Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh darah yang mengalami gangguan menyebabkan terjadinya iskemia miokardiumlokal. Akibat iskemia miokard sering digambarkan dengan keluhan nyeri dada yang berlangsung 1-10 menit, terjadi pada saat melakukan aktivitas dan menghilang setelah


(26)

istirahat. Inilah yang dimaksud dengan angina pektoris. Angina pektorisadalah nyeri dada yang menyertai iskemia miokardium. Nyeri dada yang khas dari angina pektoris adalah rasa tertekan, terjepit, terbakar, di daerah retrosternal (di balik tulang sternum yang berada di tengah – tengah dada) yang bisa menjalar ke lengan kiri, leher, bahu, dan punggung.

Faktor – faktor yang bisa menyebabkan terjadinya angina, antara lain berjalan mendaki, cuaca dingin, emosi, senggama, serta gerakan fisik. Angina pektorisbisa diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Angina pektorisstabil

Nyeri dada yang timbul saat melakukan aktifitas. Rasa nyeri sering menjalar ke lengan kiri atas/bawah, leher, dan punggung. Nyeri biasanya berlangsung singkat (1-5) menit dan rasa nyeri hilang bila penderita istirahat. Selain aktifitas fisik nyeri dada juga dapat timbul karena stress/emosi, dan udara dingin. Pada saat nyeri, sering disertai keringat dingin.

b. Angina pectoristidak stabil

Nyeri dada bersifat progresif dengan frekuensi timbulnya nyeri bertambah sering dan lamanya nyeri semakin bertambah serta pencetus timbulnya keluhan juga berubah. Angina pectoristidak stabil sering timbul saat istirahat.

c. Angina prinzmental

Angina prinzmental hampir selalu terjadi saat istirahat yang disebabkan karena terjadinya spasme pembuluh darah koroner.


(27)

2.4.3 Infark Miokard Akut

Infark miokardi akut (accute myocard infarc) merupakan Iskemia irreversibel (iskemia yang menyebabkan kerusakan sel irreversibel) sehingga terjadi nekrosis (kematian sel) otot jantung.

Infark miokardium biasanya menyerang ventrikel kiri. Daerah yang biasa terserang infark adalah bagian anterior, inferior, lateral, posterior, dan septum. Infark luas yang melibatkan bagian besar ventrikel dinyatakan sesuai dengan lokasi infark, yaitu anteroseptal, anterolateral, dan inferolateral. Infark dinding posterior ventrikel kanan juga ditemukan pada sekitar seperempat kasus infark dinding inferior ventrikel kiri. Pada keadaan ini harus dipikirkan adanya infark biventrikular.

Untuk menanggulangi komplikasi yang berkaitan dengan infark miokardium, maka penting sekali untuk mengetahui letak infark dan anatomi koroner. Infark miokardium akan menurunkan fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis kehilangan daya kontraksi sedangkan otot yang iskemia disekitarnya juga mengalami gangguan daya kontraksi. Secara fungsional infark miokardium akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia, yaitu daya kontraksi menurun, gerakan dinding abnormal, perubahan daya kembang dinding ventrikel, pengurangan volume sekuncup, pengurangan fraksi ejeksi, peningkatan volume akhir sistolik dan diastolik ventrikel, dan peningkatan tekanan akhir diastolik ventikel kiri.

Diagnosis infark miokard akut biasanya berdasarkan trias diagnostik yang khas, yaitu penampilan pasien (dilihat dari gambaran klinis pasien yang terdiri dari rasa nyeri dada yang seringkali disertai dengan berkeringat, mual, muntah, dan seakan-akan sedang menghadapi ajal) , perubahan Elektrokardiografi/EKG, dan


(28)

peningkatan biomarker kimiawi (biomarker tersebut adalah cretinine kinase/CK, isoenzim cretinine kinase MB /CK-MB, dan troponin: cardiac-specific troponin T / cTnT dan cardiac-specific troponin I / cTnI)

Infark miokard akut juga menimbulkan komplikasi berupa: disritmia, gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, disfungsi otot papilaris, defek septum ventrikel, ruptur jantung, aneurisme ventrikel, perikarditis, dan tromboembolisme.

2.5 Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner 2.5.1 Distribusi Frekuensi Menurut Orang

PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada usia dibawah 45 tahun risiko terjadinya PJK pada laki-laki 10 kali lipat dibandingkan dengan perempuan. Tanda dan gejala PJK banyak dijumpai pada individu-individu dengan usia yang lebih tua.22

Penderita PJK sering ditemui pada usia 60 tahun ke atas, tetapi juga telah banyak ditemukan pada usia di bawah 40 tahun. Pada laki-laki, kasus kematian PJK mulai dijumpai pada usia 35 tahun, dan terus meningkat dengan bertambahnya usia.23

Berdasarkan penelitian Pittaraman Damanik di RSUP H. Adam Malik 200-2004 penderita PJK yang paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki yaitu 144 orang (62,6%) dan perempuan 86 orang (37,4%). Berdasarkan kelompok umur yang paling banyak pada usia >55 tahun yaitu 131 orang (49,1%), diikuti usia 40-55 tahun yaitu 113 orang (42,3%), dan usia <40 tahun yaitu 23 orang (8,6%). 24


(29)

Berdasarkan penelitian Utari Ningsih di Rumah Sakit Haji tahun 2010 penderita penyakit jantung koroner lebih banyak pada wanita sebanyak 62 orang (51,24%), dan pria sebanyak 59 orang (48,76%).16

2.5.2 Distribusi Frekuensi Menurut Waktu

Epidemi PJK dimulai pada abad 17 di Amerika Utara, Eropa, dan Australia. Angka kematian tertinggi ditemukan di Finlandia, Skotlandia, dan Irlandia. Pada tahun 1998 di Inggris penyakit kardiovaskuler menyebabkan 250 ribu kematian, dimana 22,2 % diantaranya karena PJK yang terdiri dari 25 % kematian pria dan 20% kematian wanita.16

Dari hasil laporan rumah sakit di Indonesia tahun 2007 mengenai penderita PJK, jumlah pasien rawat jalan sebanyak 31.853 pasien dan pasien rawat inap sebanyak 78.330 pasien. Sedangkan, CFR tertinggi terjadi pada infark miokard akut 13,49%, gagal jantung 13,42%, dan penyakit jantung lainnya 13,37%.10

Pada tahun 2010 di Inggris, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian yang utama, yaitu lebih dari 147.000 kematian dan penyakit jantung koroner penyebab terbesar dibandingkan penyakit kardiovaskular lain yaitu sebesar 65.000 kematian.8

2.5.3 Distribusi Frekuensi Menurut Tempat

Kejadian penyakit jantung koroner mengalami penurunan di beberapa negara maju, tetapi semakin meningkat di negara berkembang hal ini disebabkan karena bertambahnya usia harapan hidup, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup.25

Menurut laporan WHO 2004, pada tahun 2002 jumlah penderita PJK mencapai 58,6 juta yaitu 3,9 % dari seluruh beban penyakit di dunia. Jumlah


(30)

penderita PJK di Afrika sebanyak 5,6%, di Amerika 10,6%, di Asia Tenggara 35,3%, di Eropa 26,7%, di Timur tengah 9%, dan di Asia Pasifik 12,8%. 26

PJK menyebabkan 7,2 juta kematian yaitu 12,6% dari seluruh kematian di dunia. Jumlah kematian di Afrika 5,6%, di Amerika 12,5%, di Asia Tenggara 27,8%, di Eropa 3,3%, di Timur tengah 6,9% dan di Asia Pasifik 13,9%.26

Berdasarkan laporan dari rumah sakit dan puskesmas tahun 2004 di Provinsi Jawa Tengah kasus tertinggi Penyakit Jantung Koroner adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 4.784 kasus (26,00%) dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus PJK di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah.11

Hasil Riskesdas 2007 di Sumatera Utara, dari 10 jenis penyakit tidak menular diketahui bahwa penyakit jantung menempati urutan kedua dengan prevalensi 7%. Prevalensi penyakit jantung tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal yaitu 12,1% dan terendah di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu 0,9%.12

2.6 Faktor Risiko5

Penyakit jantung koroner tidak ditimbulkan oleh beberapa faktor risiko yang diduga sebagai penyebab penyakit ini. Berbagai faktor risiko penyakit jantung koroner saling berinteraksi dalam memperberat kondisi penyakit.

Faktor risiko penyakit jantung koroner dapat dibagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes mellitus, obesitas, dan inaktivitas fisik. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi jenis kelamin, genetika, dan umur.


(31)

2.6.1 Faktor Risiko yang Dapat Diubah

Sebagai langkah pencegahan, maka faktor risiko yang bisa diubahlah yang perlu mendapat perhatian. Yang termasuk faktor risiko yang bisa diubah, antara lain: a. Hiperlipidemia

Istilah Hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol dan / atau trigliserida serum di atas batas normal. Penyebab utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan alkohol yang berlebihan, diabetes mellitus, hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik.17

Penelitian case control yang dilakukan oleh J. Ismail, dkk tahun 2003 pada laki-laki dan wanita umur 15-45 tahun di kawasan Asia Selatan menyebutkan kenaikan serum kolesterol mempunyai risiko 1,67 kali lebih besar untuk menderita PJK (OR=1,67, 95% CI 1,14-2,45 untuk setiap kenaikan 1,0 mmol).13

Kadar kolesterol yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama penyakit jantung koroner. Kolesterol dalam darah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu LDL (Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein).17

Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya risiko penyakit jantung koroner dan hubungannya dengan kadar kolesterol :27

1. Kadar Kolesterol Total

Kadar kolesterol total dalam darah dikategorikan atas :27 a. Normal : <200 mg/dl

b. Sedang : 200-239 mg/dl c. Tinggi : > 240 mg/dl


(32)

Makin tinggi kadar kolesterol total dalam darah maka risiko terjadinya penyakit jantung koroner semakin meningkat.28

2. LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL adalah jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) karena menyebabkan plak kolesterol pada dinding arteri dan kadar LDL yang meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai penunjuk untuk mengetahui risiko penyakit jantung koroner daripada kolesterol total.17 Kadar kolesterol LDL dalam darah dikategorikan atas :27

a. Normal : <130 mg/dl b. Sedang : 130-159 mg/dl c. Tinggi : > 160 mg/dl

Menurut studi jantung Framingham menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar kolesterol LDL dalam darah maka risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner semakin meningkat bahkan sebaliknya semakin rendah kadar LDL dalam darah maka terjadinya penyakit jantung koroner semakin rendah.28

3. HDL (High Density Lipoprotein)

HDL adalah jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan (good cholesterol) karena bersifat melindungi, karena didalam tubuh HDL mengumpulkan kolesterol yang merugikan (LDL) serta membawanya kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau terjadinya proses aterosklerosis.17 Kadar kolesterol HDL dalam darah dikategorikan atas :27


(33)

a. Rendah : <40 b. Tinggi : >60

Makin rendah kadar HDL dalam darah maka risiko terjadinya penyakit jantung koroner akan semakin meningkat.28

4. Rasio Kolesterol

Rasio Kolesterol adalah rasio antara kadar kolesterol total dengan kadar kolesterol HDL. Rasio kolesterol dalam darah sebaiknya < 4,5 pada laki-laki dan 4,0 pada perempuan. Makin tinggi rasio kolesterol dalam darah maka risiko terjadinya penyakit jantung koroner akan semakin meningkat.28

5. Kadar Trigliserida

Trigliserida dalam tubuh terdiri dari 3 jenis lemak, yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda.17 Kadar trigliserida dalam darah dikategorikan sebagai berikut :27

a. Normal : <150 mg/dl b. Sedang : 150-199 mg/dl c. Tinggi : 200-499 mg/dl d. Sangat tinggi : > 500 mg/dl

Makin tinggi kadar trigliserida dalam darah maka risiko terjadinya penyakit jantung koroner semakin meningkat.28

b. Hipertensi17

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan


(34)

darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya, terjadi hipertrofi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi, kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung menjadi semakin terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut, penyediaan oksigen miokardium berkurang. Peningkatan kebutuhan oksigen pada miokardium tejadi akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung sehingga akhirnya akan menyebabkan angina atau infark miokardium.

Menurut Joint National Commitete on Detection Evaluation and Ttreatment of High Blood Pressure JNC VII tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah penderita, batasan hipertensi sebagai berikut :

Tabel 2.1. Klasifikasi Derajat Tekanan Darah menurut JNC VII tahun 2003 Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal Hipertensi derajat I Hipertensi derajat II

120-139 140-159 >160

80-89 90-99 >100

c. Merokok

Merokok merupakan faktor risiko yang utama untuk terjadinya infark jantung terutama pada kaum pria, risikonya 2 hingga 4 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. 29

Penelitian case control yang dilakukan oleh J. Ismail, dkk tahun 2003 pada laki-laki dan wanita umur 15-45 tahun di kawasan Asia Selatan menyebutkan


(35)

perokok aktif mempunyai risiko 3,82 kali lebih besar untuk menderita myocard infarc (OR=3,82 , 95% CI 1,47-9,94).13

Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang tidak saja dapat dimodifikasi melainkan dapat dihilangkan sama sekali. Pada umumnya merokok dapat mempercepat denyut jantung, merendahkan kemampuan jantung dalam membawa dan mengirimkan oksigen, menurunkan level HDL (kolesterol baik) di dalam darah serta menyebabkan pengaktifan platelet, yaitu sel-sel penggumpal darah.29

d. Diabetes Mellitus27,29

Diabetes didefinisikan sebagai level gula darah puasa yang >120 mg/dl setelah melalui pengukuran berulang-ulang. Puasa maksudnya level gula darah diukur setelah pasien berpuasa makan minum (kecuali air putih) selama 12 jam sebelum tes.

Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantung mereka. Penderita diabetes sering memiliki ketidaknormalan kolesterol dan memiliki risiko tinggi terserang penyakit jantung. Secara umum, penyakit jantung koroner terjadi pada usia lebih muda pada penderita diabetes dibandingkan pada penderita nondiabetik.

e. Obesitas29

Orang gemuk dalam penelitian Framingham menderita gagal jantung dan infark otak 2 kali lebih banyak. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa hubungan dengan penyakit kardiovaskular disebabkan oleh faktor risiko kardiovaskular lainnya yang cenderung menyertai obesitas karena kelebihan berat badan ditemukan berhubungan erat dengan hipertensi, kolesterol, dan diabetes.


(36)

f. Aktifitas fisik29

Kurang melakukan aktifitas fisik juga merupakan sebab lain timbulnya penyakit jantung koroner. Aktifitas fisik dapat mengendalikan faktor risiko seperti dislipidemia, kadar gula darah, mengurangi stress, dan juga bisa mengurangi hipertensi.

Manfaat latihan yang teratur tidak hanya sekedar kontrol berat badan. Orang yang melakukan latihan memiliki otot yang lebih kencang dan tulang yang lebih kuat daripada yang tidak. Jantung juga menjadi lebih efisien dalam memompa darah dan otot – otot menjadi lebih baik dalam memanfaatkan oksigen dari dalam darah. Orang yang aktif memiliki tekanan darah yang lebih rendah, pola tidur lebih baik, stres lebih sedikit daripada orang yang kurang gerak.

2.6.2 Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah a. Genetik13

Faktor genetik mempunyai peranan bermakna dalam patogenesis PJK, hal tersebut dipakai juga sebagai pertimbangan penting dalam diagnosis, penatalaksanaan dan juga pencegahan PJK. Penyakit jantung koroner kadang-kadang bisa merupakan manifestasi kelainan gen tunggal spesifik yang berhubungan dengan mekanisme terjadinya aterosklerosis.

b. Umur

Umur adalah faktor risiko terpenting, semakin bertambah usia risiko terkena jantung koroner makin tinggi dan pada umumnya dimulai pada usia 40 tahun ke atas.30 Tekanan darah meningkat sesuai usia karena arteri secara perlahan-lahan


(37)

sistem kardiovaskuler. Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh usia diperberat oleh berkurangnya aktifitas fisik dan berbagai penyakit degeneratif seperti DM, Hipertensi, dan kebiasaan merokok.31 Pada tahun 2010 di Amerika Serikat, prevalensi PJK terbesar terjadi pada usia > 65 tahun (19,8%), diikuti usia 45-64 tahun (7,1%) dan usia 18-44 tahun (1,2%).32

c. Jenis Kelamin22

PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada usia dibawah 45 tahun risiko terjadinya PJK pada laki-laki 10 kali lipat dibandingkan dengan perempuan. Tanda dan gejala PJK banyak dijumpai pada individu-individu dengan usia yang lebih tua.

Predominasi laki-laki pada penyakit jantung koroner sangat jelas angka kejadiannya dibandingkan pada wanita sebelum menopause yang biasanya 10 hingga 20 tahun lebih lambat daripada laki-laki. Tetapi, pada wanita yang sudah menopause kepekaan untuk terkena jantung koroner sama dengan laki-laki.

2.7 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Ada empat macam upaya pencegahan terhadap penyakit jantung koroner yang dapat bisa dilakukan, yaitu :

2.7.1 Pencegahan Primordial 5

Pencegahan primordial adalah upaya pencegahan adanya faktor risiko penyakit jantung koroner pada seseorang yang belum menampakkan gejala-gejala penyakit jantung koroner. Pencegahan tersebut bisa dilakukan dengan cara menghindari terbentuknya gaya hidup seperti mengonsumsi makanan yang


(38)

kandungan lemaknya tinggi, minum alkohol, dan merokok yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.

2.7.2Pencegahan Primer

Pencegahan primer yaitu pencegahan terhadap timbulnya penyakit jantung koroner sebelum seseorang menderita penyakit jantung koroner.1

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara :33, 34

a. Kontrol kadar kolesterol. Hindari konsumsi lemak jenuh atau kolesterol yang berlebihan.

b. Mengurangi berat badan dengan membatasi kalori dalam makanan dan minuman sehari-hari.

c. Utamakan konsumsi sayur berserat, biji-bijian, dan ikan-ikanan karena mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi.

d. Mengontrol tekanan darah dengan upaya menghindari makanan dengan kadar garam yang tinggi.

e. Berhenti merokok dengan upaya pendidikan umum dan kampanye anti merokok yang perlu dilaksanakan secara intensif.

f. Olahraga. Melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga 3-4 kali seminggu dengan waktu 30 menit dengan intensitas yang sedang dapat mengurangi rasa stres dan sejumlah studi mengatakan insiden penyakit jantung koroner hampir 2 kali lipat lebih banyak pada pria yang tidak berolahraga dibandingkan dengan seseorang yang secara teratur berolahraga.


(39)

2.7.3 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah manifestasi ulangan penyakit jantung koroner. Pada pencegahan sekunder perlunya penderita untuk melaksanakan diagnosa dini (pemeriksaan penyakit jantung koroner) dan pengobatan yang tepat.35 a. Pemeriksaan dan tindakan medis penyakit jantung koroner

a.1 Anamnesis

Pada pemeriksaan penyakit jantung koroner anamnesis terdiri atas keluhan utama (nyeri dada, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keringat dingin, dan lemas) riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, dan kondisi psikologi klien.35 a.2 Elektrokardiogram

Pada pemeriksaan penyakit jantung koroner elektrokardiologi berperan dalam memberikan informasi mengenai elektrofisiologi jantung. Melalui pembacaan dari waktu ke waktu, dan memantau perkembangan dan resolusi suatu penyakit jantung. 35

a.3 Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium dilakukan analisis enzim jantung dalam plasma, pemeriksaan darah (kolesterol dalam darah, dan lipoprotein) yang merupakan bagian dari profil diagnosa yang meliputi riwayat, gejala, elektrokardiogram untuk mendiagnosa penyakit jantung.35

a.4 Foto Sinar Tembus Dada (Rontgen Dada)

Pemeriksaan foto rontgen merupakan pemeriksaan dengan menggunakan suatu metode tradisional untuk mendapatkan gambaran dari jantung dan masih


(40)

dianggap berguna untuk menentukan secara keseluruhan dari ukuran jantung dan untuk mendeteksi bendungan di paru-paru.36

a.5 Katerisasi Jantung

Katerisasi jantung merupakan pemeriksaan untuk menentukan ada tidaknya penyakit jantung koroner dan derajat keparahannya. Katerisasi jantung yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai kateter yang dimasukkan ke pembuluh dan didorong ke rongga jantung untuk memeriksa keadaan anatomi dan fungsi jantung.17

Katerisasi jantung ini dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu katerisasi jantung kanan dan katerisasi jantung kiri. Pada Katerisasi jantung kanan dimasukkan sebuah kateter melalui vena femoralis. Katerisasi jantung kiri memasukkan kateter melalui arteri femoralis.17

a.6 Operasi Bypass Arteri Koroner

Operasi bypass arteri koroner yaitu tindakan medis yang dilakukan kepada penderita penyakit jantung koroner dengan manifestasi klinis angina pektoris dan penyakit arteri koroner yang tidak meluas. Pembedahan pada tindakan medis ini merupakan pencangkokan vena atau arteri dari aorta ke arteri koroner. 36

a.7 Angioplasti

Angioplasti dilakukan dengan memasukkan balon tipis dan panjang melewati pembuluh darah yang menyempit dengan bantuan kawat yang sangat halus, kemudian balon dipompa pada tekanan tinggi hingga melebarkan pembuluh nadi dan sering memisahkan timbunan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh membuka.17


(41)

b. Pengobatan penyakit jantung koroner 37

Pengobatan pada penderita penyakit jantung koroner meliputi : b.1 Nitrat

Nitrat merupakan pengobatan kuno, tetapi sangat efektif yaitu gliseril trinitrat. Obat ini bekerja dengan melemaskan dinding otot polos pembuluh nadi dan pembuluh balik, dengan efek mengurangi kerja otot jantung dan menghilangkan angina pektoris (nyeri dada). Efek samping dari obat ini berupa sakit kepala dan pucat bila mengonsumsinya terlalu banyak.

b.2 Antagonis Kalsium (beta blocker)

Antagonis kalsium (beta blocker) merupakan obat yang bekerja terhadap jantung dan sirkulasi, yang berguna mengobati tekanan darah tinggi, tetapi memiliki kelemahan mekanisme kerjanya kurang dimengerti.

b.3 Aspirin

Aspirin merupakan suatu obat yang digunakan untuk memperbaiki harapan pada seseorang yang pernah mengalami angina yang tidak stabil. Memiliki kelebihan mekanisme kerja obat yang baik khususnya bagi penderita penyakit jantung koroner. 2.7.4 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya mencegah komplikasi dari penyakit jantung koroner melalui modifikasi berbagai faktor risiko koroner. Sebenarnya dilakukan oleh penderita dengan tujuan untuk mempercepat kesembuhan yang tingkat pencegahannya adalah rehabilitasi jantung.35


(42)

2.8 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner 1. Sosiodemografi

Umur

Jenis Kelamin Suku

Agama Pekerjaan

Status Perkawinan Tempat tinggal 2. Keluhan Utama 3. Tekanan Darah 4. Kadar Gula Darah 5. Kadar Kolesterol

6. Lama Rawatan rata-rata 7. Sumber Biaya


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case saries.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Tanjung Pura, Langkat dengan pertimbangan tersedianya data penderita PJK yang dirawat inap dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita PJK pada tahun 2011-2012 di RSUD Tanjung Pura tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2012 – Oktober 2013.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah data semua penderita penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura tahun 2011-2012 yaitu sebesar 109 orang.


(44)

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah data seluruh penderita penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012. Besar sampel adalah sama dengan populasi (Total Sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita PJK yang dirawat inap di bagian Rekam Medik RSUD Tanjung Pura tahun 2011-2012. Semua kartu status dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

3.5 Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa secara statistik. Pengolahan data menggunakan bantuan komputer dan dianalisa dengan menggunakan uji chi-square, Mann-whitney dan Kruskal-Wallis. Data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie dan bar.


(45)

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 Penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah orang atau pasien yang dinyatakan menderita jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter yang tertulis pada kartu status.

3.6.2 Sosiodemografi yang terdiri dari:

a. Umur adalah usia penderita penyakit jantung koroner yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. <40 tahun 2. 41-50 tahun 3. 51-60 tahun 4. >60 tahun

Untuk analisis statistik umur dikategorikan menjadi: 1. < 40 tahun

2. > 40 tahun

b. Jenis Kelamin adalah jenis kelamin penderita penyakit jantung koroner sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Suku adalah ras atau ethnik penderita penyakit jantung koroner sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Batak 2. Jawa 3. Minang 4. Melayu 5. Cina


(46)

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita penyakit jantung koroner sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan : 1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Buddha

5. Hindu

e. Pekerjaan adalah aktivitas utama penderita penyakit jantung koroner sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. PNS/TNI/POLRI 2. Pensiunan

3. Petani 4. Wiraswasta

5. Ibu Rumah Tangga (IRT) 6. Lain-lain

f. Status Perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita PJK sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Belum kawin 2. Kawin 3. Janda/Duda

g. Tempat tinggal adalah tempat penderita PJK tinggal dan menetap sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Tanjung Pura 2. Luar Tanjung Pura


(47)

3.6.3. Keluhan adalah keluhan yang dirasakan oleh penderita penyakit jantung koroner sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :5 1. Nyeri dada

2. Jantung Berdebar-debar 3. Sesak nafas

4. Keringat dingin 5. Lemas

3.6.4. Tekanan darah adalah tekanan darah sistolik/diastolik penderita PJK sesuai yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan:

1. Normal (120-139 mmHg / 80-89 mmHg) 2. Hipertensi (>140 mmHg / >100 mmHg)

3.6.5. Kadar gula darah adalah kadar gula darah puasa penderita PJK pada saat pemeriksaan sesuai yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :32

1. Normal ( <110mg/dl) 2. Tinggi (>126mg/dl)

3.6.6. Kadar kolesterol adalah kadar kolesterol total penderita PJK sesuai yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :25

1. Normal ( <200 mg/dl) 2. Tinggi (>200 mg/dl)

3.6.7. Lama Rawatan Rata-Rata adalah rata-rata lama penderita PJK dirawat dari hari pertama masuk rumah sakit sampai dengan hari terakhir perawatan sesuai yang tertulis pada kartu status.


(48)

3.6.8. Sumber Pembiayaan adalah asal biaya yang dikeluarkan pasien untuk membiayai perawatannya sesuai yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Biaya Sendiri

2. Asuransi Kesehatan (ASKES) 3. Jamkesmas

3.6.9. Keadaan Sewaktu Pulang adalah kondisi penderita PJK sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 3. Meninggal


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum RSUD Tanjung Pura

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura berlokasi di jalan Khairil Anwar No. 09 Kelurahan Pekan Tanjung Pura Kec. Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang berdiri pada tahun 1933. Wilayah kerjanya mencakup 23 kecamatan yang terdiri dari 277 desa/kelurahan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat (Perda) Nomor : 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi, Kedudukan, dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Langkat. Rrumah Sakit Umum Daerah ini dipimpin oleh seorang Direktur dengan membawahi 1 (satu) sub Bagian Tata Usaha dan 5 (Lima) Seksi, serta Kelompok Jabatan Fungsional dengan uraian sebagai berikut.

I. Sub Bagian Tata Usaha II. Seksi Pelayanan Medis III. Seksi Keperawatan

IV. Seksi Rekam Medik dan Pelaporan V. Seksi Penunjang Medis dan Non Medis VI. Seksi Penelitian dan Pengembangan VII. Kelompok Jabatan Fungsional

Jumlah SDM untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSUD Tanjung pura Kabupaten Langkat adalah sebanyak 187 orang, dengan komposisi sebagai berikut:


(50)

1. Komposisi SDM berdasarkan fungsi jabatan, yaitu: - Pejabat Struktural : 7 orang

- Pejabat Fungsional : 150 orang - Tenaga Administrasi : 30 orang

2. Komposisi SDM berdasarkan strata pendidikan, yaitu: - Tenaga Non Medis

a. S-1 : 6 orang b. SMA/Sederajat : 16 orang c. SLTP : 2 orang - Paramedis Non Perawatan

a. Sarjana Kesehatan Masyarakat : 4 orang b. D-III Farmasi : 2 orang

c. Apoteker : 3 orang

d. Asisten Apoteker : 4 orang e. S-1 Fisika Medik : 1 orang f. Analis Kesehatan : - orang

g. D-III Gizi : 1 orang

h. D-IV Gizi : 1 orang

i. D-III Fisioterapi : 1 orang j. Sarjana Radiologi : - orang k. D-III Radiologi : 2 orang l. D-III Perawat Gigi : 1 orang


(51)

- Paramedis Perawat/Bidan

a. D-III Keperawatan : 56 orang b. D-III Kebidanan : 15 orang

c. SPK : 19 orang

d. Perawat Bidan : 3 orang e. Tenaga Para Medis lainnya : 18 orang - Tenaga Medis / Dokter

a. Spesialis Penyakit Dalam : 2 orang b. Spesialis Anak : 2 orang c. Spesialis Bedah : 2 orang d. Spesialis Obgin : 3 orang e. Spesialis THT : 2 orang f. Spesialis Kulit dan Kelamin : 1 orang g. Spesialis Penyakit Mata : 2 orang h. Spesialis Patologi Klinik : 1 orang i. Spesialis Paru : 3 orang j. Dokter Gigi : 4 orang k. Dokter Umum : 15 orang

Dalam jumlah tersebut belum termasuk tenaga honorer sebanyak 58 orang yang turut serta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSUD Tanjung Pura Kabupaten Langkat.


(52)

Visi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung pura Kabupaten Langkat telah dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut:

“Terwujudnya RSUD Tanjung Pura yang maju dan mandiri, dengan pelayanan yang prima dan bermutu, serta menjadi pilihan pertama sarana kesehatan rujukan”.

Adapun misi RSUD Tanjung Pura adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan profesionalisme tenaga medis, paramedis, non keperawatan dan tenaga administrasi.

2. Meningkatkan ketersediaan dan mutu sarana dan prasarana kesehatan rumah sakit

3. Meningkatkan mutu pelayanan spesialistik rumah sakit kepada pengguna jasa rumah sakit, terutama masyarakat yang kurang mampu dan rujukan dari puskesmas

4. Ikut berperan aktif bersama instansi-instansi terkait dalam meningkatkan peran serta pemerintah daerah demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.


(53)

4.2 Sosiodemografi Penderita PJK

Distribusi proporsi penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan data sosiodemografi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

N o

Jenis Kelamin

Umur (Tahun) Total

<40 % 41-50 % 51-60 % >60 % Jumlah %

1 Laki-Laki 4 3,7 4 3,7 17 15,6 24 22 49 45

2 Perempuan 7 6,4 11 10,1 18 16,5 24 22 60 55

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 49 penderita PJK dengan jenis kelamin laki-laki, proporsi terbesar pada kelompok umur >60 tahun sebesar 22% (24 orang). Selanjutnya, pada kelompok umur 51-60 tahun sebesar 15,6% (17 orang), dan proporsi terkecil pada kelompok umur 41-50 tahun sebesar 3,7% (4 orang), serta pada kelompok umur < 40 tahun sebesar 3,7% (4 orang).

Dari 60 penderita PJK dengan jenis kelamin perempuan, proporsi terbesar pada kelompok umur >60 tahun sebesar 22% (24 orang). Selanjutnya, pada kelompok umur 51-60 tahun sebesar 16,5% (18 orang), pada kelompok umur 41-50 tahun sebesar 10,1% (11 orang), dan proporsi terkecil pada kelompok umur < 40 tahun sebesar 6,4% (7 orang).


(54)

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

1. Suku Batak Jawa Minang Melayu Cina 16 81 1 10 1 14,7 74,3 0,9 9,2 0,9

Jumlah 109 100

2. Agama Islam Kristen Protestan Budha 103 5 1 94,5 4,6 0,9

Jumlah 109 100

3. Pekerjaan PNS Pensiunan Petani Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga (IRT)

9 7 6 31 54 8,3 6,4 5,5 28,4 49,5

Lain-lain 2 1,8

Jumlah 109 100

4. Status Perkawinan Belum kawin Kawin Janda/Duda 2 96 11 1,8 88,1 10,1

Jumlah 109 100

5. Tempat Tinggal Luar Tanjung Pura Dalam Tanjung Pura

67 42

61,5 38,5

Jumlah 109 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan data sosiodemografi adalah sebagai berikut, berdasarkan suku proporsi tertinggi adalah suku Jawa 74,3% (81 orang), kemudian suku Batak 14,7% (16 orang), suku Melayu 9,2% (10 orang), sedangkan proporsi terkecil adalah suku Minang dan Cina yang masing-masing 0,9% (1 orang). Berdasarkan agama proporsi yang tertinggi adalah agama Islam 94,5%


(55)

(103 orang), kemudian disusul agama Kristen Protestan 4,6% (5 orang), dan proporsi terendah adalah agama Budha 0,9% (1 orang).

Berdasarkan Pekerjaan, proporsi tertinggi adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) 49,5% (54 orang), kemudian Wiraswasta 28,4% (31 orang), PNS 8,3% (9 orang), Pensiunan 6,4% (7 orang), Petani 5,5% (6 orang), sedangkan proporsi terkecil adalah lain-lain 1,8% (2 orang). Berdasarkan status perkawinan, proporsi yang tertinggi adalah kawin 88,1% (96 orang), kemudian janda/duda 10,1% (11 orang), sedangkan proporsi terkecil belum kawin 1,8% (2 orang). Berdasarkan tempat tinggal, proporsi terbesar adalah berasal dari luar Tanjung Pura 61,5%, sedangkan proporsi terkecil berasal dari dalam Tanjung Pura 38,5% (42 orang).

4.3 Keluhan Penderita PJK

Distribusi proporsi keluhan penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Keluhan Penderita PJK yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No Keluhan f %

1. Nyeri dada 84 77,1

2. Jantung berdebar 51 46,8

3. Sesak nafas 45 41,3

4. Keringat dingin 19 17,4

5. Lemas 63 57,8

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa keluhan penderita PJK dengan proporsi tertinggi adalah nyeri dada 77,1% (84 orang), kemudian lemas 57,8% (63 orang), jantung berdebar 46,8% (51 orang), sesak nafas 41,3% (45 orang), dan proporsi terkecil keringat dingin 17,4% (19 orang).


(56)

4.4 Tekanan Darah

Distribusi proporsi penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan tekanan darah dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan

Tekanan Darah di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No Tekanan Darah f %

1. Normal 12 11

2. Hipertensi 97 89

Jumlah 109 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat proporsi penderita PJK berdasarkan tekanan darah proporsi tertinggi pada penderita dengan hipertensi 89% (97 orang), dan proporsi terendah adalah penderita dengan tekanan darah normal 11% (12 orang). 4.5 Kadar Gula Darah

Distribusi proporsi penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan kadar gula darah dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan Kadar Gula di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No. Kadar Gula Darah f %

1. 2

Normal Hipertensi

12 97

11 89

Jumlah 109 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita PJK berdasarkan kadar gula darah adalah penderita dengan kadar gula darah tinggi 65,1% (71 orang), dan yang terendah adalah penderita dengan kadar gula darah normal 34,9% (38 orang).


(57)

4.6 Kadar Kolesterol Total

Distribusi proporsi penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan kadar kolesterol total dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan Kadar Kolesterol Total di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No Kadar Kolesterol Total f %

1. Normal 30 27,5

2. Tinggi 79 72,5

Jumlah 109 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita PJK berdasarkan kadar kolesterol total adalah penderita dengan kadar kolesterol total tinggi 72,5% (79 orang), dan yang terendah adalah penderita dengan kadar kolesterol normal 27,5% (30 orang).

4.7 Lama Rawatan Rata-Rata

Penderita PJK berdasarkan lama rawatan rata-rata yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.7 Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Mean : 3,79

Standard deviation : 3,16

95% CI : 3,19-4,39

Min : 1

Max : 22

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura tahun 2011-2012 adalah 3,79 hari (4 hari) dengan Standar Deviasi (SD) 3,16 hari (4 hari), lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan paling lama (maksimum) adalah 22 hari.


(58)

4.8 Sumber Biaya

Distribusi proporsi penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan

Sumber Biaya di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No Sumber Biaya f %

1. Biaya Sendiri 17 15,6

2. ASKES 22 20,2

3. Jamkesmas 70 64,2

Jumlah 109 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa proporsi sumber biaya tertinggi adalah dengan Jamkesmas 64,2% (70 orang), ASKES 20,2% (22 orang), dan proporsi terendah dengan Biaya sendiri 15,6% (17 orang).

4.9 Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penderita PJK yang dirawat inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulangdi RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No Keadaan Sewaktu Pulang f %

1. PBJ 55 50,5

2. PAPS 30 27,5

3. Meninggal 8 7,3

4. Dirujuk 16 14,7

Jumlah 109 100

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) 50,5%, kemudian Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 27,5% (30 orang), dirujuk 14,7% (16 orang), dan proporsi yang terendah adalah meninggal 7,3% (8 orang).


(59)

4.10 Analisa Statistik

4.10.1 Umur Berdasarkan Tekanan Darah

Distribusi Proporsi umur penderita PJK berdasarkan tekanan darah di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Keadaan Pemeriksaan Saat Masuk yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No. Tekanan Darah

Umur

Total < 40 >40

f % f % f %

1. Normal 5 41,7 7 58,3 12 100

2. Hipertensi 6 6,2 91 93,8 97 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 12 penderita PJK dengan tekanan darah normal, terdapat 41,7% (5 orang) pada kelompok umur < 40 tahun dan 58,3% (7 orang) pada kelompok umur >40 tahun. Dari 97 penderita PJK dengan tekanan darah hipertensi, terdapat 6,2 % (6 orang) pada kelompok umur < 40 tahun dan 93,8% (91 orang) pada kelompok umur >40 tahun.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square tidak memenuhi syarat karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p(0,002) < 0,05 berarti ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur penderita PJK berdasarkan tekanan darah.


(60)

4.10.2 Kadar Gula Darah

Distribusi Proporsi umur penderita PJK berdasarkan kadar gula darah di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Kadar Gula Darah yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 No.

Kadar Gula Darah Umur

Total <40 >40

f % f % f %

1. Normal 8 21,1 30 78,9 38 100

2. Tinggi 3 4,2 68 95,8 71 100

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari 38 penderita PJK dengan Kadar Gula Darah Normal, terdapat 21,1% (8 orang) pada kelompok umur < 40 tahun dan 78,9% (30 orang) pada kelompok umur >40 tahun. Dari 71 penderita PJK dengan Kadar Gula Darah Tinggi, terdapat 4,2% (3 orang) pada kelompok umur < 40 tahun dan 95,8% (68 orang) pada kelompok umur >40 tahun.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square tidak memenuhi syarat karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p(0,015) < 0,05 berarti ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur penderita PJK berdasarkan jenis kadar gula darah.


(61)

4.10.3 Kadar Kolesterol Total

Distribusi Proporsi umur penderita PJK berdasarkan kadar kolesterol total di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Kadar Gula Darah yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 No Kadar Kolesterol

Total

Umur Total

<40 >40

f % f % f %

1. Normal 6 20 24 80 30 100

2. Tinggi 5 6,3 74 93,7 79 100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 30 penderita PJK dengan Kadar Kolesterol Total normal, terdapat 20% (6 orang) pada kelompok umur < 40 tahun dan 80% (24 orang) pada kelompok umur >40 tahun. Dari 79 penderita PJK dengan Kadar Kolesterol Total Tinggi, terdapat 6,3% (5 orang) pada kelompok umur < 40 tahun dan 93,7% (74 orang) pada kelompok umur >40 tahun.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square tidak memenuhi syarat karena terdapat 1 sel (25%) yang memiliki expected count yang besarnya kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p(0,068) < 0,05 berarti tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur penderita PJK berdasarkan kadar kolesterol total.


(62)

4.10.4 Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Umur

Lama rawatan penderita PJK berdasarkan umur di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.13 Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di RSUD Tanjung Pura Tahun 2011-2012

No Umur Lama Rawatan Rata-rata

f Means SD

1. <40 11 2,91 2,256

2. >40 98 3,89 3,239

p = 0,199

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari 109 penderita PJK terdapat 11 penderita pada kelompok umur < 40 tahun yang menjalani rawat inap dengan lama rawatan rata-rata 2,91 hari (3 hari) dan 98 penderita pada kelompok umur > 40 tahun yang menjalani rawat inap dengan lama rawatan rata-rata 3,89 hari (4 hari).

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh p<0,005 artinya data lama rawatan rata-rata tidak berdistribusi normal sehingga tidak dapat dilakukan dengan uji t-test kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p>0,05. Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan umur.


(1)

Test Statisticsa

Lama_Rawatan

Mann-Whitney U 1079.500

Wilcoxon W 1544.500

Z -.726

Asymp. Sig. (2-tailed) .468

a. Grouping Variable: Koles

Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

Lama_Rawatan 109 3.79 3.160 1 22

KSP 109 1.86 1.076 1 4

Kruskal-Wallis Test

Ranks

KSP N Mean Rank

Lama_Rawatan PBJ 55 62.23

PAPS 30 53.92

Meninggal 8 44.75

Dirujuk 16 37.31

Total 109


(2)

Test Statisticsa,b Lama_Rawatan

Chi-Square 9.005

df 3

Asymp. Sig. .029

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: KSP

Sumber Pembiayaan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent KSP *

Sumber_biaya


(3)

KSP * Sumber_biaya Crosstabulation Sumber_biaya

Biaya Sendiri ASKES Jamkesmas Total

KSP PBJ Count 9 11 35 55

Expected Count 8.6 11.1 35.3 55.0

% within Sumber_biaya

52.9% 50.0% 50.0% 50.5%

PAPS Count 6 6 18 30

Expected Count 4.7 6.1 19.3 30.0

% within Sumber_biaya

35.3% 27.3% 25.7% 27.5%

Meninggal Count 1 0 7 8

Expected Count 1.2 1.6 5.1 8.0

% within Sumber_biaya

5.9% .0% 10.0% 7.3%

Dirujuk Count 1 5 10 16

Expected Count 2.5 3.2 10.3 16.0

% within Sumber_biaya

5.9% 22.7% 14.3% 14.7%

Total Count 17 22 70 109

Expected Count 17.0 22.0 70.0 109.0

% within Sumber_biaya

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.695a 6 .584

Likelihood Ratio 6.340 6 .386

Linear-by-Linear Association

.396 1 .529

N of Valid Cases 109


(4)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.695a 6 .584

Likelihood Ratio 6.340 6 .386

Linear-by-Linear Association

.396 1 .529

N of Valid Cases 109

a. 5 cells (41,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,25.


(5)

(6)