ANALISA EKONOMI TINJAUAN PUSTAKA

24 lapisan peptidoglikan, selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif komponen dinding selnya mengandung 5 - 20 peptidoglikan selebihnya terdiri dari protein, lipopolisakarida, dan lipoprotein. b. Bereaksi dengan membran sel Komponen bioaktif dapat mengganggu dan mempengaruhi integritas membran sitoplasma, yang dapat mengakibatkan kebocoran materi intraseluler, seperti senyawa phenol dapat mengakibatkan lisis sel dan meyebabkan deaturasi protein, menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam nukleat, dan menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel. c. Menginaktivasi enzim Mekanisme yang terjadi menunjukkan bahwa kerja enzim akan terganggu dalam mempertahankan kelangsungan aktivitas mikroba sehingga mengakibatkan enzim memerlukan energi yang besar untuk mempertahankan kelangsungan aktivitasnya. Akibatnya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan menjadi berkurang sehingga aktivitas mikroba menjadi terhambat atau jika kondisi ini berlangsung lama akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba terhenti inaktif. Efek senyawa antimikroba dapat menghambat kerja enzim jika mempunyai spesifitas yang sama antara ikatan komplek yang menyusun struktur enzim dengan komponen senyawa antimikroba. d. Menginaktivasi fungsi material genetik Komponen bioaktif dapat mengganggu pembentukan asam nukleat RNA dan DNA, menyebabkan terganggunya transfer informasi genetik yang selanjutnya akan menginaktivasi atau merusak materi genetik sehingga terganggunya proses pembelahan sel untuk pembiakan [33].

2.7 ANALISA EKONOMI

Kitosan merupakan biopolimer yang banyak digunakan di berbagai industri kimia antara lain sebagai koagulan dalam pengolahan limbah air, bahan pelembab, pelapis benih yang akan ditanam, adsorben ion logam, bidang farmasi, pelarut lemak, dan pengawet makanan. Kitosan mempunyai bentuk mirip dengan selulosa dan bedanya terletak pada gugus rantai C-2. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan Universitas Sumatera Utara 25 bakteri disebabkan kitosan memiliki polikation bermuatan positif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Produksi kitosan dengan bahan baku Cangkang bekicot dilakukan dengan tahapan sebagai beikut: 1. Persiapan sampel yaitu cangkang bekicot. 2. Ekstraksi Kitin Demineralisasi, Deproteinasi 3. Deasetilasi kitin menjadi kitosan 4. Karakterisasi kitosan Kitosan yang di dapat kemudian diaplikasikan sebagai bahan pengawet ikan. Bahan pengawet adalah senyawa yang mampu menghambat dan menghentikan proses fermentasi, pengasaman atau bentuk kerusakan lainnya atau bahan yang dapat memberikan perlindungan bahan pangan dari pembusukan. Berikut merupakan rincian biaya pembuatan larutan pengawet kitosan yang telah dilakukan selama penelitian dengan basis bahan baku cangkang 50 gr dan diperkirakan akan menghasilkan kitosan 10 gr.. Biaya ekstraksi kitin Rp 7.000,- Deasetilasi Rp 12.000,- Analisa Rp 75.000,- Rp 94.000,- Dari rincian biaya yang telah dilakukan di atas maka total biaya yang diperlukan untuk produksi kitosan dengan bahan baku cangkang bekicot adalah Rp 94.000,-. Harga kitosan di pasaran, khususnya kota medan sekitar 550.000,-kg. Dengan demikian kitosan untuk 1 gr memiliki harga 550g. Oleh karena itu, hasil ekstraksi cangkang bekicot sebanyak 50 gr memperoleh kitosan sebesar 10 gr, sehingga harga jual hasil ekstraksi cangkang bekicot sebesar 5.500,-. Jika dibandingkan harga penjualan kitosan dengan biaya pengeluaran untuk menghasilkan kitosan belum mendapatkan keuntungan. Hal ini disebabkan pembuatan kitosan ini masih dalam skala kecil. Universitas Sumatera Utara 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 3 bulan. 3.2 BAHAN DAN PERALATAN 3.2.1 Bahan Penelitian Pada penelitian ini bahan yang digunakan antara lain: 1. Cangkang Bekicot Achatina fulica sebagai bahan pembuatan kitosan. 2. Ikan Kembung Rastrelliger sp dan Ikan Lele Clarias batrachus sebagai bahan yang digunakan dalam pengawetan. 3. Natrium Hidroksida NaOH 4. Asam Klorida HCl 5. Asam Asetat CH 3 COOH 6. Aquadest H 2 O 7. Trichloroacetic Acid TCA 8. Asam Borat H 3 BO 3 9. Kalium Karbonat K 2 CO 3

3.2.2 Peralatan Penelitian

Pada penelitian ini peralatan yang digunakan antara lain: 1. Stirrer 9. Hot Plate 17. Termometer 2. Erlenmeyer 10. FTIR 3. Beaker Glass 11. Ayakan 50 mesh 4. Gelas Ukur 12. Cawan conway 5. Labu leher tiga 13. Cawan porselen 6. Ball Mill 14. furnace 7. Oven 15. Desikator 8. Neraca Digital 16. pH meter Universitas Sumatera Utara