KARAKTERISASI KITOSAN HASIL DAN PEMBAHASAN

38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KARAKTERISASI KITOSAN

Pada kitosan dengan menggunakan limbah cangkang bekicot memiliki beberapa perbandingan parameter standar mutu kitosan dengan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan Parameter Standar Mutu Kitosan dengan Hasil Penelitian Parameter Standar Mutu Kitosan Hasil Penelitian Ukuran partikel Serpihan sampai serbuk Serbuk Kadar air ≤ 10 5,07 Kadar abu ≤ 2 1,8 Warna Larutan Jernih Jernih Derajat deasetilasi ≥ 70 75,13 Pada tabel 4.1 terlihat bahwa bentuk partikel telah memenuhi standar mutu kitosan yakni serbuk. Bentuk kitosan sangat dipengaruhi oleh bahan baku kitosan yang digunakan. Bentuk partikel akan mempengaruhi kelarutan kitosan dimana bentuk serbuk akan mudah larut dalam pelarut [34]. Kadar air merupakan parameter mutu yang dipengaruhi oleh pengeringan kitosan setelah proses ekstraksi. Kadar air kitosan 5,07 yang dihasilkan telah memenuhi standar kitosan komersil ≤ 10 , sedangkan kadar air yang diperoleh oleh Kusumaningsih [24] adalah 3,265. Kitosan bersifat higroskopis dan diketahui mempunyai kemampuan untuk menyerap air lebih besar dibanding kitin sehingga proses pengemasan dan penyimpanan perlu diperhatikan agar produk kitosan terjamin [34]. Kadar abu merupakan parameter untuk menentukan efektivitas proses demineralisasi karena abu merupakan sisa tertinggal setelah proses pembakar sampai bebas karbon. Sisa yang tertinggal ini merupakan unsur-unsur mineral yang terdapat dalam bahan [34]. Kadar abu menunjukkan banyaknya mineral yang masih tersisa dalam suatu bahan. Kadar abu kitosan yang rendah akan menyebabkan tingkat Universitas Sumatera Utara 39 kemurnian kitosan semakin tinggi, kadar abu yang rendah juga menunjukkan bahwa proses demineralisasi telah berjalan baik [47]. Tabel 4.1 menunjukkan nilai kadar abu 1,8 yang telah memenuhi standar mutu ≤ 2. Derajat deasetilasi merupakan parameter untuk menentukan tingkat kemurnian kitosan, semakin tinggi derajat deasetilasi maka semakin murni kitosan yang berarti proses deasetilasi telah berjalan dengan baik. Semakin besar derajat deasetilasi kitosan maka semakin sedikit gugus asetilnya, dan berakibat semakin kecil berat molekulnya [34]. Tabel 4.1 menunjukkan derajat deasetilasi kitosan sebesar 75,13 dan telah memenuhi standar mutu kitosan ≥ 70 sedangkan derajat deasetilasi DD yang diperoleh oleh Kusumaningsih [24] adalah 74,78-77,99. Berdasarkan hasil analisis karakteristik kitosan yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa kitosan yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu kitosan sehingga dapat digunakan pada proses selanjutnya.

4.2 KARAKTERISASI IKAN HASIL PENGAWETAN