Tugas Utama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam Pemberdayaan
ada diyayasan seperti smart leadership, pelatihan handphone, serta pelatihan otomotif, sehingg anak-anak mempunyai keahlian dalam
dirinya. 3.
Melatih Bakat Tugas ini melatih kepada anak-anak agar bakat yang ada
dalam dirinya bisa keluar untuk menjadi keahlian bagi dirinya, sehingga dapat mereka manfaatkan sebagai bekal hidup di masa
depan. 4.
Kesadaran Sosial Tugas ini mendidik anak-anak untuk mempunyai jiwa
sosial atau saling membantu kepada sesama dengan cara menanamkan nilai-nilai kebersamaan, yakni saling tolong
menolong, saling toleransi, serta saling menyayangi. Untuk menangani masalah sosial ini Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
melakukan suatu studi yang cermat, melalui pengkajian yang mantap sehingga program yayasan dalam pemberdayaan anak-anak yatim dan dhuafa dapat
memiliki efektifitas yang tepat, yaitu melalui tahap pendataan pedagang- pedagang kecil melalui program warung binaan sehingga yayasan GYD dapat
membina warung-warung kecil kemudian diberikan modal dengan tetap adanya kontrol dari yayasan.
Di samping yayasan GYD melakukan pendataan para pedagang kecil untuk diberikaan binaan dan modal tambahan, yayasan pun melihat tingkatan
umur anak yatim dan dhuafa. Apabila usia mereka adalah usia lingkup pendidikan, maka yayasan GYD akan memberdayakannya melalui pendidikan
dengan mengikutsertakan dalam pendidikan formal yang ada di lingkungan masyarakat, dan bagi mereka yang sudah mencapai usia dewasa, maka
yayasan GYD memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan supaya mereka dapat menghasilkan income untuk memenuhi kehidupan mereka masing.
Inilah pemberdayaan yang dilakukan yayasan GYD dalam membantu kaum anak yatim dan dhuafa, yang pada akhirnya mengarah kepada kemandirian.
Tujuan yayasan GYD dalam pemberdayaan anak-anak yatim dan dhuafa ini mengarah kepada kemandirian, sebab pemberdayaan jika tidak
sampai kepada tingkat kemandirian, maka tidak berhasil disebut sebagai pemberdayaan seperti yang dipaparkan oleh Wakil Ketua yayasan GYD,
Bapak Tarjuni ; Pemberdayaan kaum dhuafa adalah memberikan pembekalan
diri yang tujuan akhirnya adalah kemandirian, jadi pemberdayaan kalau tidak ada kemandirian bukan disebut dengan pemberdayaan,
optimalisasinya adalah dengan cara membina, mendidik sampai menghasilkan kemandirian, jadi tujuan akhirnya adalah kemandirian.
2
Pelaksanaan pemberdayaan kaum dhuafa dalam pendidikan yang dilakukan oleh yayasan GYD diantaranya adalah memberikan mereka
keterampilan melalui pelatihan-pelatihan seperti pelatihan memasak bagi ibu- ibu agar kiranya mereka mampu untuk membuat kue yang hasilnya akan dijual
sebagai sumber penghasilan, ada pula melalui pelatihan teknisi HP, pelatihan montir otomotif yang bekerja sama dengan AHAS di Solo selama 3 bulan,
kemudian mereka yang telah mengikuti pelatihan keterampilan tersebut dapat diberdayakan sesuai keahlian yang telah mereka peroleh dari pelatihan
tersebut. Hal ini dipaparkan oleh salah satu staff yayasan Griya Anak Yatim
2
Wawancara pribadi dengan Wakil Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 20 mei 2014 di kantor yayasan GYD
dan Dhuafa, bapak Nasrullah. Beliau mengatakan : Dalam pemeberdayaan anak yatim dan dhuafa, kami
mengadakan program PEKAN pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa dalam proses pemberdayaan ini kita sudah banyak
mengadakan pelatihan, kita pernah mengadakan pelatihan memasak bagi kaum ibu, latihan memasak ini bukan hanya untuk sekedar
memasak konsumsi diri sendiri, namun memasak yang produktif yang dapat menjadi sumber penghasilan bagi mereka. Kami juga
mengadakan pelatihan teknisi HP bagi para remaja yang baru saja putus sekolah agar mereka mempunyai keterampilan. Dan yang pernah
kami lakukan juga adalah pelatihan montir yang bekerja sama dengan AHAS di Solo selama 3 bulan. Anak-anak asuh kita berdayakan
sebagai montir dengan rekomendasi dari AHAS sendiri.
3
Apa yang dikatakan Bapak Nasrulloh yang menjadi faktor penghambat yaitu motivasi dari anak-anak yatim dan kaum dhuafa yang minim ini sesuai
dengan jawaban Yusron sebagai peserta program yang mengataka faktor penghambatnya yaitu datang dari diri sendiri yang terkadang malas. Kriteria
anak asuh dan sasaran pemberdayaan yayasan GYD adalah mereka anak-anak yatim, kaum dhuafa, kaum lansia, dan bahkan ada juga bayi yang mereka
rawat dengan baik. Namun yang diprioritaskan adalah para remaja demi menggali potensi mereka.
Pemberdayaan yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa melalui pendidikan, pelatihan ketrampilan, dan pembinaan usaha sekaligus
pemberian modal usaha tambahan, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anak yatim dan kaum dhuafa menuju kemandirian ekonomi,
sikap, dan kreatifitas. Dengan demikian apa yang dicita-citakan yayasan GYD sejak tahun 2008 untuk menjadi organisasi sosial terdepan dalam mewujudkan
masa depan anak yatim dan dhuafa dengan memberdayakan, memfasilitasi
3
Wawancara pribadi dengan Staff Operational ManajerYayasan GriyaYatim dan Dhuafa. Kamis, 22 Mei 2014 di kantorYayasan GYD.
yang memiliki integritas, menjadi organisasi yang profesional dan modern, dan peduli dengan lingkungan hidup dapat tercapai secara maksimal.
B. Harapan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Pendidikan Keterampilan.
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, dalam perannya sebagai organisasi sosial untuk membangun masa depan anak yatim dan dhuafa menyadari betapa
pentingnya kerjasama dengan berbagai pihak untuk menggali potensi anak asuh yayasan melalui program pendidikan dan keterampilan.
Dalam hal harapan pelaksanaan pemberdayaan anak yatim dan dhuafa yayasan griya yatim dan dhuafa melakukan upaya-upaya tertentu untuk
membentuk karakter mereka agar memperoleh pemahaman dan kemampuan pengembangan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Anak yatim dan dhuafa
yang semula dipandang lemah oleh masyarakat umum, apabila tidak ditangani secara efisien akan menjadi individu-individu yang tidak dihargai dan
dipandang sebelah mata. Oleh sebab itu yayasan Griya yatim dan dhuafa melakukan pemberdayaan bagi mereka dengan mendorong serta memotivasi
anak asuh agar memiliki kesadaran masa depan dan kesadaran diri terhadap potensi yang mereka miliki.
Berdasarkan tugas utama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mempunyai harapan kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa diantaranya:
1. Terbentuknya Karakter
Dengan terbentuknya karakter mereka mampu memperoleh pemahaman dan kemampuan pengembangan diri dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
2. Mempunyai Keterampilan.
Dengan mempunyai keterampilan mereka mampu bersaing khususnya dalam bidang ilmu pendidikan dan tekhnologi, sehingga
mereka bisa menjalankan kehidupannya dengan mandiri. 3.
Mengembangkan Bakat. Dengan bakat yang sudah dimiliki dalam dirinya mereka
bisa mengembangkan bakat yang lainya sehingga persaingan hidup yang begitu komplek bisa mereka hadapi dengan baik untuk
kehidupannya. Dalam usahanya yayasan Griya Yatim dan Dhuafa ingin membangun
sekolah yang berbasisi Life Skill yang secara konsepnya berbeda karena sekolah ini diharapkan akan menciptakan alumni-alumni yang sudah siap untuk
diberdayakan sesuai potensinya masing-masing sesuai dengan kurikulum international. Hal ini diungkapkan oleh bapak Nasrullah sebagai staff yayasan.
Beliau mengatakan ; Strategi pemberdayaan griya yatim dan dhuafa saat ini adalah di
bidang pendidikan dan keterampilan lebih kepada pelatihan-pelatihan untuk anak-anak kita yang memang pada saat ini kita sedang fokus, di
awal 2013 kemarin, kita mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang cenderung konsepnya adalah memberikan pelatihan life skill kepada
mereka. Sekolah itu memang betul-betul mengarahkan mereka kepada ketrempilan dan tidak otoriter, justru kita menggali potensi yang perlu
digali dari mereka.
4
4
Wawancara pribadi dengan Staff Operational Manajer Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Kamis, 22 mei 2014 di kantor yayasan GYD.
Yayasan griya yatim dan dhuafa dalam hal ini ingin membentuk anak yatim dan dhuafa sebagai anak binaan yang memiliki keterampilan dan potensi
bagi kehidupan mereka di masa depan. Bahkan tidak hanya kepada anak yatim dan dhuafa saja, yayasan griya yatim dan dhuafa melakukan pendataan
pedagang-pedagang kecil yang nantinya akan diberikan pelatihan dan tambahan modal usaha agar lebih maju dalam bidang perekonomiannya.
Sebagai mana yang telah diungkapkan oleh Bapak Tarjuni selaku wakil ketua yayasan:
Strategi pelaksanaan pemberdayaan awal mulanya kita mendata para pedagang kecil melalui program warung binaan sehingga kita bisa
membina warung-warung kecil kemudian kita berikan modal dengan adanya pengontrolan dari pihak kami.
5
Selain dari pada itu strategi yang dilakukan griya anak yatim dan dhuafa adalah memberikan pendidikan mendasar tentang keagamaan, yang
mana anak asuh diberikan kegiatan beribadah seperti adanya pengajian Al- Qur’an setiap subuh agar mereka mengenal kitab suci agama Islam sebagai
pedoman dalam hidupnya, mereka diajak untuk bermuhasabah Introsfeksi diri agar terbangun sebuah kesadaran yang tinggi akan pentingnya hidup dan
menjadi individu yang bermanfaat, sebab tumbuhnya rasa syukur yang mendalam dalam diri mereka, yayasan juga mempunyai program pelatihan
khitobah pelatihan Da’i agar sekiranya ketika mereka hidup di masyarakat tidak hanya bergelut dengan ekonomi, namun setidaknya mereka mampu
menjadi kader-kader Islam masa depan. Banyak strategi yang dilakukan yayasan griya anak yatim dan dhuafa
5
Wawancara pribadi dengan Wakil Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 20 mei 2014 di kantor yayasan GYD.
ini sebagai bekal mereka baik dalam pembangunan mental maupun daya saing kehidupan modern yang luar biasa, yayasan GYD berharap dengan adanya
pemberdayaan ini anak-anak asuh yayasan dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyrakat lingkungan sekitar. Dan hal
ini sudah terbukti dengan adanya beberapa event kejuaraan yang telah diraih oleh anak asuh dari yayasan ini, diantaranya yaitu meraih kejuaraan MTQ se-
DKI Jakarta tingkat SD dan pernah meraih kejuaraan olimpiade matematika tingkat Nasional, dan juga pernah menjuarai perlombaan menggambar
terfavorit di sekolah Jepang. Pendampingan merupakan salah satu diantara strategi pemberdayaan
juga bagi yayasan griya yatim dan dhuafa. Dalam pendampingan yayasan setidaknya menyiapkan 3 tutor bagi setiap asrama yang terdiri dari internal
GYD diantaranya ketua asrama, Ibu asrama, dan cutomer servis, dan yayasan juga mengadakan kerjasama dengan para mahasiswa khususnya yang ingin
mengabdikan diri untuk berbagi ilmu kepada anak asuh di yayasan. Hal ini diceritakan oleh Bapak Tarjuni:
Kami mengadakan pendampingan bagi bagi anak yatim dan dhuafa yang tinggal di asrama dengan tutor minimal 3 orang setiap
asrama, yang terdiri dari ketua asrama, ibu asrama, dan cutomer servis, selain dari pada itu kami juga bekerjasama dengan para mahasiswa
yang ingin mengabdikan diri untuk mengajar dan berbagi ilmu kepada anak-anak asuh kami.
6
Semua strategi yang dupayakan oleh yayasan GYD bertujuan kepada pendidikan, sosial, dan pemberdayaan, tujuan dari masing-masing program
adalah memberikan spirit motivasi dan mencapai kemanfaatan sesuai dengan
6
Wawancara pribadi dengan Wakil Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 20 mei 2014 di kantor yayasan GYD.
slogan yayasan GYD yaitu Care and Integrity. Yang mana slogan yang mereka usung adalah masa depan mereka adalah tanggungjawab kami. Slogan ini
mendorong kepada yayasan griya anak yatim dan dhuafa untuk melakukan pendidikan, pembinaan, dan pemberdayaan dengan sebenar-benarnya agar
tercapai sebuah kemandirian dengan mental iman yang sangat kuat, menjadi individu yang disebutkan dalam sebuah hadits Nabi, bahwa sebaik-baik
manusia adalah orang yang memberikan manfaat baik bagi orang lain, cerdas, maju, disiplin, dan mandiri.
Pelaksanaan program pemberdayaan ini dilakukan dengan metode klasical yaitu pembelajaran materi di dalam kelas, dan yang terpenting setelah
itu adalah praktek langsung terjun ke lapang untuk pemantapan penguasaan keterampilan. Hal ini juga disebutkan oleh Bapak Tarjuni:
Pelaksanaan program ini ada beberapa metode, yang pertama dengan metode klasical artinya para anak asuh diberikan materi di
dalam ruangan kelas, dan yang ke dua yaitu dengan metode praktek di lapangan.
7
Pembelajaran, pelatihan, praktek, dan penggalian potensi yang dilakukan yayasan griya yatim dan dhuafa adalah wujud dari kepedulian sosial
dan religi, sebab tidak hanya memberikan keterampilan semata, di yayasan griya anak yatim dan dhuafa ini, mereka sebagai anak asuh dibina ilmu agama
agar bukan hanya menjadi orang yang bernilai secara duniawi, namun juga sebagai nilai ibdah mereka kepada Allah SWT dalam jangka panjang.
7
Wawancara pribadi dengan Wakil Ketua Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa 20 mei 2014 dikantor yayasan GYD.