25 perpustakaan, atau dinas pemadam kebakaran akan menambah
referensi hidup anak. Setelah pulang dari tempat tersebut anak-anak dapat menemukan cita-cita yang sebelumnya belum pernah terfikirkan
misalnya menjadi pilot, wartawan, penulis, atau pahlawan penolong kebakaran. Cita-cita atau minat bukan suatu hal yang dapat
dipaksakan, pendidik cukup memberikan arahan-arahan positif dan membiarkan anak memilih dunia masa depannya Partini, 2010: 43-
44.
5 Bercerita
Pendidik dapat
memberikan masukan-masukan
atau menanamkan suatu nilai kepada anak-anak melalui cerita atau
dongeng. Nilai-nilai yang bisa ditanamkan dalam benak anak antara lain, kejujuran, keberanian, ketulusan, tidak kenal menyerah, sabar
dan ulet. Kemudian untuk melatih daya tangkap anak terhadap sebuah cerita, pendidik dapat meminta anak memberi penilaian atau
menceritakan kembali di lain waktu. Metode ini telah lama digunakan oleh orangtua terdahulu Partini, 2010: 44-45.
3. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian
yang dialami.
Persepsi didefinisikan
sebagai proses
yang
26 menggabungkan dan mengorganisir data
–data indra pengindraan untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga manusia dapat menyadari
keadaan di sekitarnya, termasuk sadar akan diri sendiri Abdul Rahman Sholeh, 2008: 110.
Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu. Carol Wade dan Carol Tavris 2007: 193
menjelaskan persepsi yaitu sekumpulan tindakan mental yang mengatur impuls
–impuls sensorik menjadi suatu pola bermakna. Sugihartono, dkk 2007: 8 menyatakan persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan
atau menginterpretasi stimulus yang masuk dalam indra. Secara psikologis, persepsi merupakan proses perolehan,
penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi Sarwono dan Meinarno, 2011: 24. Walgito 1994: 54 juga menjelaskan persepsi
merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga
merupakan sesuatu yang berarti, dan
integrated
dalam diri individu. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah kemampuan manusia dalam memberikan tanggapan
respon
terhadap apa yang dilihat maupun apa yang dirasakan melalui kemampuan indra yang dimilki oleh manusia. Persepsi setiap individu
berbeda –beda walaupun obyek yang dilihat sama.
Pada penelitian ini, objek persepsi adalah kebijakan pendidikan anak usia dini yang dilihat melalui perspektif pengelola dan wanita yang
27 mempunyai anak usia dini serta orangtua peserta didik. Pengelola dan
orangtua memberikan tanggapan dan penilaian terhadap kebijakan pendidikan anak usia dini berdasarkan dari apa yang dilihat serta
informasi yang diketahui.
b. Aspek-aspek yang Terkait Persepsi
Walgito 2010 menyatakan proses kejiwaan terkait persepsi mengenai kemampuan jiwa yang terbagi atas 3 golongan besar yaitu
yang dijadikan sebagai aspek-aspek berikut: 1
Kognisi, merupakan kemampuan manusia yang berhubungan dengan pengenalan.
2 Emosi, merupakan kemampuan manusia yang berhubungan dengan
perasaan. 3
Konasi, merupakan kemampuan manusia yang berhubungan dengan motif.
c. Faktor–faktor yang Berperan dalam Persepsi