Identifikasi dan penyaringan calon jurnalis warga

U S A I D K i n e r j a Halaman 33 Proses pelaksanaan program Pelaksanaan pendekatan media melalui jurnalisme warga dan siaran talk show radio tersebut terdiri dalam beberapa tahapan proses, yaitu:

1. Pendekatan jurnalisme warga untuk advokasi perbaikan pelayanan kesehatan

Beberapa tahapan pelaksanaan ini telah dilakukan untuk memastikan para jurnalis warga di Jayawijaya dapat aktif dalam menginformasikan peristiwa atau hal-hal lainnya terkait isu pelayanan kesehatan dan hak-hak kesehatan masyarakat di kabupaten ini.

a. Identifikasi dan penyaringan calon jurnalis warga

Program jurnalisme warga perlu komitmen jangka panjang. Oleh karena itu, seleksi calon jurnalis warga perlu dilakukan secara berhati-hati. Setiap calon jurnalis warga harus memenuhi salah satu dari syarat berikut: 1. Warga yang mendalami, memiliki perhatian, atau setidaknya mempunyai pengetahuan yang cukup dan kepedulian mengenai isu-isu di bidang pelayanan publik, khususnya kesehatan. Dengan latar belakang ini, mereka diharapkan dapat membuat berbagai liputan seputar isu tersebut dengan pemahaman yang benar dan diharapkan dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penulisan berita nantinya. 2. Anggota masyarakat yang mewakili kelompok komunitas tertentu dan berpengalaman dalam melakukan advokasi, seperti anggota forum multi-stakeholder MSF, dan staff SKPD yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan. Dengan latar belakang ini, para calon jurnalis warga diharapkan mudah mengakses berbagai isu terkait pelayanan kesehatan dan hak kesehatan masyarakat di lingkungan mereka. 3. Warga terbiasa menggunakan teknologi komunikasi sederhana, seperti computer dan telepon genggam serta mengganakan internet media sosial e-mail. 4. Warga tinggal di wilayah yang mempunyai akses yang baik terhadap jaringan telepon seluler dan koneksi internet, sehingga mereka dapat mengakses informasi dan mengirimkan hasil liputan mereka ke media sosial. 5. Warga tinggal di dekat stasiun radio sehingga diharapkan hasil tulisan mereka dapat diberikan atau dibacakan oleh stasiun radio masing-masing, bergantung pada kebijakan dari stasiun radio masing-masing. U S A I D K i n e r j a Halaman 34 6. Warga yang gemar atau setidaknya mempunyai minat terhadap dunia jurnalistik dengan medium apapun, seperti tulisan radio. 7. Warga yang berdomisili di daerah asal atau tempat kelahiran mereka sendiri atau warga yang tinggal di daerah lain tetapi berasal dari daerah tersebut. Dengan kriteria ini, mereka diharapkan sudah menguasai atau setidaknya memahami berbagai isu lokal, budaya dan karakteristik lokal lainnya di daerah mereka itu. 8. Jumlah jurnalis warga laki-laki dan perempuan juga perlu seimbang. b. Pelatihan untuk jurnalis warga Setelah proses identifikasi dan seleksi dilakukan, para calon jurnalis warga terpilih mengikuti pelatihan jurnalisme. Pelatihan tiga hari tersebut membahas beberapa materi tentang ketrampilan teknis dan teori jurnalistik sederhana dan cara mendapatkan informasi tentang pelayanan kesehatan. Pelatihan ini juga melibatkan media lokal yang dapat bekerjasama denga jurnalis warga. Setelah pelatihan dan menyatakan komitmennya, para jurnalis warga dapat mulai berperan aktif sebagai jurnalis warga di daerah masing-masing. c. Pendampingan Jurnalis Warga Pendampingan intensif bagi jurnalis warga sangat diperlukan karena masih banyak jurnalis warga yang masih kesulitas menulis atau membuat produk jurnalistik lainnya dengan baik. Banyak jurnalis warga merasa belum berani menulis, ragu-ragu tentang isu yang akan diangkat, dan takut bahwa karya mereka akan menyinggung pihak tertentu. Pendampingan jurnalis warga difasilitasi oleh fasilitator media PPMN melalui tiga cara: i pertemuan rutin minimal sebulan sekali, ii diskusi melalui media sosial, seperti Facebook group discussion, dan iii tatap muka ketika menyunting karya jurnalis warga. Selain membahas aspek teknis, pendampingan juga bertujuan memotivasi jurnalis warga untuk aktif berkontribusi dan membahas perkembangan program jurnalis warga. Proses pendampingan ini dilakukan melalui pertemuan dan diskusi yang difasilitasi oleh staff program lapangan PPMN. Dalam pertemuan ini, para jurnalis warga berbagi pengalaman dan memecahkan kendala yang terjadi. Dengan semangat volunterisme para jurnalis warga ini akan dikoordinasi dan didorong oleh staff lokal PPMN untuk melaporkan kasus dan kondisi layanan kesehatan di daerah masing- U S A I D K i n e r j a Halaman 35 masing melalui radio, TV, dan media sosial, jika tersedia layanan internet. Staff PPMN juga aktif memonitor hasil laporan yang dibuat oleh para jurnalis warga dan melakukan evaluasi. d. Kerjasama penulisan produksi dengan jurnalis profesional Kerjasama penulisan produksi dengan jurnalis dari media arus utama sangat diperlukan untuk memperkaya tulisan jurnalis warga. Umumnya, tulisan jurnalis warga masih sederhana, sekedar menyampaikan fakta tentang apa yang dialami seseorang atau kelompok masyarakat tanpa observasi mendalam. Hal ini dapat dimaklumi karena jurnalis warga tidak berkewajiban melakukannnya. Kerjasama dengan jurnalis media arus utama di Jayawijaya dilakukan dengan dua metode: i. Jurnalis warga menulis berdasar fakta di lapangan. Kemudian, tulisan tersebut diserahkan kepada redaksi media arus utama untuk dipertajam oleh kontributor media lokal dan nasional. Hasil kolaborasi ini dipublikasikan di media arus utama dan dapat dibagikan ke media lain, seperti blog, Facebook, dan twitter. ii. Jurnalis warga mendiskusikan ide penulisan dengan jurnalis media arus utama. Kemudian, mereka membagi peran kerja jurnalistik. Kerjasama ini dapat melibatkan lebih dari satu jurnalis warga dan satu jurnalis professional atau lebih asalkan mereka berasal dari media yang sama. e. Kerjasama publikasi karya jurnalis warga dengan RRI Wamena Kerjasama ini dilakukan melalui dua cara, yaitu i jurnalis warga menyerahkan tulisannya kepada redaksi RRI untuk diedit, dibaca, dan disiarkan oleh penyiar, ii jurnalis warga datang ke RRI untuk membacakan langsung tulisan mereka dan disiarkan di program Lintas Berita Pegunungan Tengah pada keesokan harinya. Cara kedua ini dilakukan ketika jurnalis warga telah memiliki kepercayaan diri yang baik dan ketrampilan bersiaran mereka meningkat.

2. Melakukan Talk Show di Radio untuk Advokasi Perbaikan Pelayanan Kesehatan