Peningkatan financial inclusion di antara penerima
45
A study of PKH payment mechanisms and options for social assistance cash transfers
5 Tanpa adanya semacam dukungan
pendapatan, prospek untuk mengumpulkan tabungan atau mengembangkan aset di
antara rumah tangga yang sangat miskin dapat menjadi sangat terbatas. Bantuan
tunai sosial, sebagai suatu bentuk dukungan pendapatan yang disasarkan pada segmen
yang sangat miskin dan kurang mampu, dapat membantu memicu atau
meningkatkan kegiatan menabung dengan memberikan sumber pendapatan tambahan
yang dapat diandalkan dan tetap.
Box 6.2 Agenda Financial Inclusion di Indonesia
Financial inclusion telah dinyatakan oleh Presiden Indonesia sebagai komponen utama dari strategi pengurangan kemiskinan nasional. Pemerintah Indonesia memulai Strategi Nasional untuk Financial Inclusion yang baru, yang
berupaya untuk ―mencapai suatu sistem keuangan yang dapat diakses dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan kesetaraan pendapatan di
Indonesia‖. Strategi tersebut merangkum kebutuhan untuk membuat financial inclusion menjadi bagian dari strategi besar pengembangan ekonomi dan pengurangan kemiskinan, untuk menyediakan jasa dan produk
keuangan yang memenuhi kebutuhan rakyat, untuk meningkatkan kesadaran dan memungkinkan perilaku keuangan yang baik dalam masyarakat, memperkuat sinergi di antara berbagai penyedia jasa keuangan, dan
untuk mengoptimalisasi peran teknologi informasi dan komunikasi
ICT dalam memperluas ruang lingkup jasa keuangan.
Strategi tersebut secara khusus mempertimbangkan pentingnya
perlindungan dan pemberdayaan: selain kebutuhan untuk memastikan
keterbukaan yang lebih baik akan produk dan jasa keuangan, upaya
pendidikan keuangan juga diakui sebagai unsur penting dari strategi
untuk meningkatkan financial inclusion – dengan membantu membangun
masyarakat yang mampu membuat
keputusan pengelolaan keuangan yang baik.
Sumber: Financial Inclusion: Using Financial Education to Reach Out to Undeserved Groups and the Informal Sector, Konferensi
Kemampuan Pemahaman Masalah Keuangan: Pendidikan Keuangan untuk Semua Orang, Cape Town, Afrika Selatan 27-28 Oktober 2011.
Pungky Purnomo Wibowo, Achieving the Ultimate Goal: Financial Capability for All, Konferensi Tingkat Tinggi Pendidikan Keuangan Citi-FT Tahun 2011, November, Jakarta, Indonesia.
97. Meskipun
kesempatan untuk
meningkatkan
financial inclusion
tampak menjanjikan, program seperti PKH perlu
mempertimbangkan bahwa hal tersebut tidak semata-mata memerlukan pembuatan rekening
untuk para penerima bantuan. Dari pengalaman PKH, misalnya, tampaknya terdapat asumsi
bahwa apabila rekening tabungan dibuat untuk para penerima bantuan tersebut, mereka akan
dengan sendirinya memanfaatkan layanan
46
A study of PKH payment mechanisms and options for social assistance cash transfers
2 tersebut secara efektif. Pengalaman awal
dengan rekening TabunganKu BRI telah menunjukkan bahwa diperlukan intervensi
pelengkap lainnya untuk mendorong penggunaan jasa keuangan tersebut di antara
para penerima bantuan tunai.
Memfasilitasi akses terhadap jasa keuangan kepada masyarakat sangat miskin dan
belum terlayani oleh jasa perbankan membutuhkan lebih dari hanya meyakinkan
bank untuk memberikan layanan kepada target
kelompok tertentu. Terdapat
kecenderungan bagi beberapa pemangku kepentingan untuk berasumsi bahwa situasi
akses keuangan terutama disebabkan oleh kurangnya kesediaan di antara lembaga
keuangan untuk melayani segmen pasar berpendapatan rendah. Meskipun hal
tersebut memang merupakan permasalahan umum dan dapat secara sebagian
menjelaskan terbatasnya rangkaian produk keuangan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat miskin, akses keuangan yang terbatas merupakan suatu masalah yang
jauh lebih rumit dan sering kali disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait yang
mencakup tingkat sistem keuangan makro, meso dan mikro.
47
Gabungan biaya dan manfaat perolehan akses ke dan penggunaan jasa keuangan
harus lebih besar dari manfaat pilihan lain yang sedang digunakan oleh rumah tangga
kurang mampu untuk menabung misalnya melalui saluran informal atau dengan
menyimpan tabungan di rumah mereka. Dengan kata lain, jasa keuangan tersebut
misalnya, rekening tabungan harus diberikan dengan biaya yang wajar. Sebagai
contoh, bahkan apabila rekening tabungan diberikan sebagai bagian dari suatu
program, penerima bantuan mungkin masih memilih untuk tidak menggunakan rekening
tersebut selain untuk menerima penyaluran dana bantuan tunai mereka apabila biaya
untuk menggunakan rekening tersebut masih menjadi penghalang – dalam hal
biaya yang dibebankan untuk penggunaan, waktu dan uang yang dikeluarkkan untuk
melakukan transaksi, tingkat kepercayaan terhadap penyedia jasa keuangan, dll.