Defenisi Konsep Defenisi Operasional

1.6 Defenisi Konsep

Menurut Masrin Singarimbun dan Sofian Effendi 1982 : 17 Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan defenisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami. Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Defenisi konsep di dalam penelitian ini adalah : i. Perpustakaan umum adalah lembaga teknis pemerintahan daerah dan lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena melayani semua lapisan masyarakat dengan menyediakan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, strata sosial, dan umur. ii. Pelayanan Publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. iii. Pelayanan perpustakaan umum adalah kegiatan perpustakaan untuk melayani masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan akan informasi. Universitas Sumatera Utara

1.7 Defenisi Operasional

Defenisi opersional bertujuan untuk mempermudah uraian konsep yang sudah ada, lalu dirumuskan ke dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasional dari suatu penelitian. Adapun yang menjadi defenisi dalam penelitian ini adalah : 1. Perpustakaan Umum, yang dapat diukur melalui indikator sebagai berikut : a Fungsi dan peranan Perpustakaan Umum b Kewenangan Perpustakaan Umum c Program-program Perpustakaan Umum d Mekanisme kerja untuk pelayanan publik Perpustakaan Umum. e Hubungan atau mitra kerjasama Perpustakaan Umum dengan masyarakat dan lembaga-lembaga yang berkaitan. 2. Pelayanan publik, yang dapat diukur melalui indikator sebagai berikut : a Prosedur Pelayanan, yaitu kesederhanaan dan kejelasantransparansi prosedur pelayanan yang harus ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan. Prosedur yang diberikan tidak berbelit-belit dan masyarakat mengetahui secara pasti mengenai informasi yang mereka butuhkan mengenai tata cara, siapa yang bertanggung jawab, dan tempat informasi pengaduan. b Waktu penyelesaian, yaitu ketepatankepastian waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan. Universitas Sumatera Utara c Biaya Pelayanan, yaitu kejelasan rincian biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. d Produk Pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan atau akurasi. e Sarana dan prasarana, yaitu kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik termasuk tersedianya teknologi informasi sehingga memberikan kondisi yang nyaman dan mendukung proses pelayanan. f Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yaitu kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan atau respinsivitas. g Kemudahan akses, meliputi keterjangkauan lokasi pelayanan, kemudahan mengakses informasi, maupun kemudahan mengakses pelayanan tanpa ada perlakuan yang berbeda.

1.8 Sistematika Penulisan