69 dikeluarkan oleh perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi
19. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel mekanisme corporate governance, audit tenure
dan ukuran perusahaan.
1. Statistik Deskriptif
Analisa statistik deskriptif memberikan gambaran ringkas dari sekumpulan data yang didalamnya mencakup nilai tengah median, nilai rata-rata mean, nilai
standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari setiap variabel yang digunakan dalam model penelitian, sehingga pada akhirnya data-data tersebut dapat
disimpulkan secara mudah dan cepat. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dan kewajaran data observasi yang digunakan
untuk masing-masing variabel tersebut. Oleh karena itu, dengan melakukan analisa statistik deskriptif ini akan dapat diketahui apabila terdapat outlier dalam data
observasi yang digunakan. Dalam penelitian ini, analisis deksriptif digunakan untuk mengetahui tingkat integritas laporan keuangan, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen, audit tenure dan ukuran perusahaan Ghozali, 2013.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji
70 heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketehui bahwa uji
t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil Ghozali, 2013. Untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan melalui pengujian
Kolmogorov Smirnov. Pengujian ini lebih sederhana untuk dilakukan
dibandingkan dengan pengujian normalitas dengan menggunakan grafik yang seringkali menimbulkan perbedaan presepsi. Ghozali 2013 menjelaskan analisa
dari hasil pengujian Kolmogorov Smirnov adalah: a
Jika signifikansi Sig 0.05 maka data berdistribusi normal. b
Jika signifikansi Sig 0.05 maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
71 a
Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel indpenden banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel dependen. b
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90,
maka adanya indikasi multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas.
Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c Multikolinieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai toleransi dan lawannya 2
Variance Inflation Factor VIF . Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Sebuah model dinyatakan bebas dari masalah multikolinieritas
apabila nilai VIF kurang dari 10. Ghozali, 2013
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka ada dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penggangu tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut time time series
72 karena gangguan pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi
gangguan pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan Run Test. Autokorelasi tidak
terjadi apabila probabilitas signifikan lebih besar dari α = 0,05 Ghozali, 2013.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali 2013 menyatakan ada beberapa cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: a
Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-
studentized .
b Uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen.
3. Uji Hipotesis