perusahaan dapat menciptakan keseimbangan dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang, maka perusahaan harus mempertimbangkan faktor – faktor
yang mempengaruhinya. Menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan 2003 ; 230-232 menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain yaitu posisi solvabilitas perusahaan, posisi likuiditas, dividend payout ratio, pertumbuhan
pendapatan perusahaan, stabilitas pendapatan perusahaan, tingkat keuntungan yang diharapkan tinggi, ketersediaan sumber dana dan biaya alternative,
kebutuhan untuk melunasi hutang, rencana perluasan, kesempatan ekspansi, preferensi pemegang saham, harapan mengenai kondisi bisnis umumnya,
pembatasan yang diberikan kreditur, dan pengawasan terhadap perusahaan. Sedangkan menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian 2003 ; 388-389
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain yaitu peraturan hukum, posisi likuiditas, membayar pinjaman, kontrak
pinjaman, pengembangan aktiva, tingkat pengembalian, stabilitas keuntungan, pasar modal, kendali perusahaan, keputusan kebijakan dividen.
Adapun faktor – faktor kebijakan dividen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Posisi solvabilitas
Posisi solvabilitas diukur dengan rasio solvabilitas yang merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai
kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank
tersebut. Ada beberapa jenis rasio solvabilitas, namun dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pengukuran rasio solvabilitas dengan menggunakan primary rasio, yang merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang
dimiliki sudah memadai. Atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Rumus untuk mencari
primary ratio adalah : Primary Ratio =
TotalAsset tal
EquityCapi
x 100
2. Posisi Likuiditas
Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Posisi likuiditas diukur dengan rasio likuiditas yang merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Dengan kata lain dapat membayar
kembali pencairan dana deposanya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini
semakin likuid. Ada beberapa jenis rasio likuiditas, namun dalam penelitian ini dilakukan pengukuran rasio likuiditas dengan menggunakan
rasio cepat quick ratio. Rasio cepat quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito dengan harta yang paling likuid
yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk mencari quick ratio adalah : Quick Ratio =
it TotalDepos
CashAsset x 100
Universitas Sumatera Utara
Cash assets terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan aktiva likuid dalam valuta asing. Sedangkan total deposit terdiri dari
giro, tabungan dan deposito berjangka Kasmir, 2003 ; 268.
3. Tingkat pengembalian profitabilitas