Sikap Merek. Asosiasi Merek.
36
2. Fungsi pembelaan. Melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau
dari kenyataan kekejaman dunia luar. 3. Fungsi pengetahuan.
Sebagai standar yang membantu sesorang untuk memahami dunia mereka.
4. Fungsi nilai –ekspresif.
Mengacu pada bagaimana seseorang mengekspresikan nilai sentral mereka kepada orang lain.
Dalam kaitannya dalam membangun ekuitas merek, pendekatan yang umum dilakukan adalah dengan membangun sikap merek yang positif Sweldens,
2010: 1. Kwun dan Oh 2007: 84 menyatakan pula bahwa keseluruhan sikap konsumen terhadap merek adalah basis utama pembentukan asosiasi merek yang
merupakan konsep inti dari kekuatan suatu merek. Sikap positif konsumen terhadap merek akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian sedangkan
sikap negatif konsumen terhadap merek akan menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian Rizky dan Pantawis, 2011: 184. Bagitu pula dengan yang
dikemukakan oleh Sallam 2011: 64 bahwa sikap terhadap merek memainkan peranan yang penting dalam mempengaruhi niat beli konsumen.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mengarahkan konsumen melakukan pembelian, basis utama yang harus dilakukan oleh pemasar adalah
merubah sikap konsumen agar positif terhadap produk atau merek mereka.
37
Sikap terhadap merek didefinisikan sebagai proses pengevaluasian merek dengan memperhatikan kemampuan anggapannya untuk memenuhi kebutuhan
yang relevan saat ini Kotler, 2012: 483. Emari dkk. 2012: 5693 mendefinisikan sikap terhadap merek sebagai perasaan yang terbentuk dari pengevaluasian
konsumen terhadap suatu merek. Sikap terhadap merek juga didefinisikan sebagai penilaian yang dilakukan konsumen dari evaluasi secara menyeluruh terhadap
merek tertentu didasarkan keyakinan terhadap suatu merek, dapat berupa keyakinan terhadap atribut produk Ranjbarian, 2010: 401. Sedangkan Stinjak
dan Tumpal 2005: 173 mendefinisikan sikap merek sebagai evaluasi secara keseluruhan terhadap merek dalam konteks kualitas dan kepuasan terhadap merek.
Dari definisi para pakar tentang sikap merek diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap merek merupakan hasil evalusi konsumen terhadap
produk atau merek. Dalam riset konsumen, evaluasi yang dilakukan konsumen dilakukan dengan membandingkan nama merek dengan stimulus yang dapat
membangkitkan respon perasaan yang menguntungkan, seperti selebriti endorser, gambar yang menyenangkan, atau musik terkenal Sweldens, 2010: 2. Hal ini
sejalan dengan Suh dan Yi 2006: 147 nyatakan bahwa evaluasi konsumen terhadap merek dilakukan melalui repon kognitif dan afektif konsumen terhadap
pesan-pesan yang dibangun produsen. Peran respon kognitif dan afektif konsumen ini dipercaya sebagai konsep umum sikap merek yang mengindikasikan bahwa
respon tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas, komunikasi, dan pengalaman terhadap merek tertentu Ghorban, 2012: 31. Yoo dan MacInnis
2005: 1397
pun menyatakan
bahwa sejumlah
penelitian telah
38
mengidentifikasikan bahwa respon kognitif dan afektif dapat memprediksi sikap konsumen terhadap merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk memprediksi sikap konsumen terhadap merek dapat ditentukan dengan respon kognitf dan afektif konsumen
terhadap produk atau merek tertentu. Respon kognitif ini merupakan kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dibawa oleh produk atau merek, dan respon
afektif berkaitan dengan perasaan yang timbul terhadap produk atau merek tertentu.