Pengertian Mutu Pelayanan Mutu Layanan Administrasi Pendidikan
c. Layanan ganda yang berkaitan dengan kedua-duanya.
27
Meningkakan mutu jasa tidaklah semudah membalikkan telapak tangan atau menekan saklar lampu. Banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Upaya tersebut juga berdampak luas, yaitu terhadap budaya organisasi secara keseluruhan. Menurut Tjiptono dalam buku
Konsep Dasar Riset Pemasaran Perilaku Konsumen, di antara faktor yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan mutu jasa adalah:
a. Mengidentifikasikan Determinasi Utama Kualitas Jasa
Setiap perusahaan jasa perlu berupaya memberikan kualitas yang terbaik kepada pelanggannya. Oleh karena itu langkah pertama yang
dilakukan adalah mengadakan riset untuk diidentifikasikan determinasi jasa yang paling penting bagi pasar sasaran. Langkah berikutnya
adalah memperkirakan penilaian yang diberikan pasar sasaran. Langkah berikutnya adalah memperkirakan penilaian yang diberikan
pasar sasaran terhadap perusahaan dan pesaing berdasarkan determinasi-determinasi tersebut.
b. Mengelola Harapan Pelanggan
Tidak jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan pesan komunikasinya kepada pelanggan dengan maksud agar mereka
terpikat. Hal tersebut dapat menjadi bumerang bagi perusahaan, karena semakinn banyak janji yang diberikan, maka besar pula harapan
pelanggan bahkan bisa menjurus tidak realistis yang pada gilirannya akan menambah peluang tidak terpenuhinya harapan pelanggan oleh
perusahaan. Untuk itu ada satu hal yang dapat dijadikan pedoman yaitu: “Jangan janjikan apa yang tidak bisa diberikan, tetapi berikan
lebih dari yang dijanjikan”.
c. Mengelola Bukti Kualitas Jasa
Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan. Oleh karena itu jasa
27
Atep Adya Barata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003, h. 14.
merupakan kinerja dan tidak dapat dirasakan sebagaimana halnya barang, maka pelanggan cenderung memerhatikan fakta-fakta
tangibles yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti kualitas. 1
Mendidik Konsumen tentang Jasa Membantu pelanggan dalam memahami suatu jasa merupakan
upaya yang sangat positif dalam rangka menyampaikan kualitas jasa.
2 Mengembangkan Budaya Kualitas
Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi perusahaan dan
penyempurnaan kualitas secara terus-menerus. 3
Menciptakan Autimating Quality Adanya otomatisasi dapat mengatasi variasi atas kualitas yang
disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki. Meskipun demikian, sebelum memutuskan akan melakukan secara
saksama untuk menentukan bagian yang membutuhkan sentuhan manusia dan bagian yang memerlukan otomatisasi.
d. Harapan Pelanggan
Umumnya faktor-faktor yang menentukan harapan pelanggan meliputi
kebutuhan pribadi,
pengalaman masa
lampau, rekomendasi dari mulut ke mulut, dan iklan. Zeithal, et. Al., dalam
Tjiptono 2005:62 melakukan penelitian khusus dalam sektor jasa dan mengungkapkan bahwa harapan pelanggan terhadap kualitas
suatu jasa terbentuk oleh beberapa faktor berikut: 1
Enduring Service Intensifiers Faktor ini merupakan faktor yang bersifat stabil dan
mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensivitas terhadap jasa. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang
lain dan filosofi pribadi seseorang tentang jasa. Seorang pelanggan akan berharap bahwa ia patut dilayani dengan baik
pula sebagaimana pelanggan lainnya di layanan oleh pemberi jasa.
2 Personal Needs
Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi
kesejahteraannya juga sangat menentukan harapannya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, sosial dan
psikologi. 3
Transitory Service Intensifiers Faktor ini merupakan faktor individu yang bersifat sementara
jangka pendek yang meningkatkan sensivitas pelanggan terhadap jasa. Faktor ini meliputi:
a Situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa
dan ingin perusahaan bisa membantu misalnya, jasa asuransi mobil pada saat terjadi kecelakaan.
b Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi
acuannya untuk menentukan baik buruknya jasa berikutnya. 4
Perceived Service Alternatives Merupakan persepsi pelanggan terhadap tingkat atau derajat
pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika konsume memiliki alternatif, maka harapannya terhadap suatu jasa cenderung akan
semakin besar. 5
Self Perceived Service Roles Faktor ini persepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat
keterlibatannya dalam memengaruhi jasa yang diterimanya. Jika konsumen terlibat dalam proses pemberian jasa dan jasa yang
terjadi ternyata tidak begitu baik, maka pelanggan tidak bisa menumpahkan kesalahan sepenuhnya pada pemberi jasa. Oleh
karena itu persepsi tentang derajat keterlibatannya ini akan memengaruhi tingkat jasapelayanan yang bersedia diterimanya.
6 Situational Faktors
Faktor situasional terdiri atas segala kemungkinan yang bisa memengaruhi jasa, yang berada di luar kendali penyedia jasa.
Misalnya pada awal bulan biasanya sebuah bank ramai dipenuhi para nasabahnya dan ini akan menyebabkan seorang nasabah
menjadi relatif lama menunggu. Untuk sementara waktu, nasabah tersebut akan menurunkan tingkat pelayanan minimal yang
bersedia diterimanya karena keadaan itu bukanlah kesalahan penyedia jasa.
7 Explicit Service Promises
Faktor ini merupakan pernyataan secara personal atau non personal oleh organisasi tentang jasanya kepada pelanggan. Janji
ini bisa berupa iklan, impersonal selling, perjanjian, atau komunikasi dengan karyawan organisasi tersebut.
8 Implicit Service Promises
Faktor ini menyangkut petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang jasa yang
bagaimana yang seharusnya dan yang akan diberikan. Petunjuk yang akan memberikan gambaran jasa ini meliputi biaya untuk
memperolehnya harga dan alat-alat pendukung jasanya. Pelanggan biasanya menghubungkan harga dan peralatan
tangibles assets pendukung jasa dengan kualitas jasa. Harga yang mahal dihubungkan secara positif dengan kualitas yang hanya
cocok bagi masyarakat bawah yang lebih mementingkan tiba di tujuan dari pada kenyamanan selama perjalanan.
9 World of Mouth RekomendasiSaran dari Orang Lain
Word-of-mouth merupakan pernyataan secara personal atau non personal yang disampaikan oleh orang lain selain organisasi
service provider kepada pelanggan. Word-of-mouth ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan karena yang menyampaikan adalah
mereka yang dapat dipercaya, seperti para ahli, teman, keluarga,