Salmonella Typhimurium TINJAUAN PUSTAKA

6 Mikroba Jumlah Akibat Gejala Pencegahan E. coli EPEC ETEC EIEC EHEC 10 6 -10 9 sel 10 8 -10 9 sel 10 6 sel 10-100 sel Diare akut sampai diare berdarah Diare berair, muntah, dan demam Diare berair, kejang perut, demam Diare basiler berlendir, berdarah Diare berdarah Pemasakan 70 o C; 2 menit L. monocytogenes 10 3 sel Aborsi Demam, gangguan gastroenteritis, gejala mirip flu Pemasakan medium atau pada suhu 70 o C Salmonella sp. 10 5 -10 7 sel Salmonelosis Typhoid Non-typhoid Demam enterik demam 39-40 o C, kejang perut, sakit kepala, hilang nafsu makan, konstipasi. Sakit perut, diare, muntah dan demam Pemanasan 70-75 o C 3-7 menit; 66 o C 12 menit; 60 o C 78-83 menit S. aureus 10 6 selml Diare Mual, muntah, kejang perut, diare Pendinginan -10-0 o C Pemanasan 66 o C; 10 menit Vibrio sp. 10 5 -10 7 sel Kolera Diare, diare disertai serpihan mukus Pemasakan 70 o C P. cocovenenans 2 mg100g Keracunan asam bongkrek; toksoflavin Sakit perut, keringat berlebihan, lelah mual pH 5,5 atau penambahan garam NaCl 2,75-3,0 B. cereus 10 5 selg Diare Diare, kejang perut, muntah Pendinginan 10 o C, pemanasan 60 o C Morganella sp. Keracunan histamin Mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, rasa terbakar Pembekuan, Pendinginan 1 o C Badan POM RI 2003b

B. Salmonella Typhimurium

Salmonella merupakan salah satu genus dari famili Enterobacteriaceae. Taksonomi Salmonella sangatlah kompleks. Berdasarkan skema Kauffman-white dalam Brenner et al. 2000 genus Salmonella terdiri dari dua spesies diantaranya adalah Salmonella bongori V dan Salmonella enterica. Spesies Salmonella enterica ini terdiri dari enam subspesies diantaranya adalah 1 Salmonella enterica subsp. enterica I, 2 Salmonella enterica subsp. salamae II, 3 Salmonella 7 enterica subsp. arizonae IIIa, 4 Salmonella enterica subsp. diarizonae IIIb, 5 Salmonella enterica subsp. houtenae IV, dan 6 Salmonella enterica subsp. indica VI. Salmonella enterica subsp. enterica terdiri dari 1.454 serotypeserovar dan salah satunya adalah serovar Typhimurium. Oleh karena itu, kata “Typhimurium” pada Salmonella Typhimurium atau biasa disingkat dengan S. Typhimurim ditulis tidak dengan huruf miring dan juga ditulis dengan huruf kapital diawal katanya Brenner et al. 2000. Salmonella Typhimurium merupakan bakteri Gram negatif, fakultatif anaerob, berbentuk batang, tidak membentuk spora dan Salmonella Typhimurium juga memiliki flagella peritrikus sehingga bersifat motil. Salmonella Typhimurium berdiameter 0,7 hingga 1,5 µm dan dengan panjang 2 hingga 5 µm. Suhu minimum untuk pertumbuhan Salmonella Typhimurium adalah 45 o C, sedangkan suhu pertumbuhan optimumnya adalah 35-37 o C D’Aoust 2000. Bakteri dari genus Salmonella merupakan bakteri penyebab infeksi yang jika tertelan masuk dan berkembang biak di dalam tubuh akan menimbulkan gejala yang disebut salmonellosis. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella dibagi menjadi dua grup besar yaitu nontyphoid salmonellosis gastroenteritis dan typhoid salmonellosis demam typhoid. Gastroenteritis disebabkan karena infeksi Salmonella Typhimurium yang terbatas pada epithelium usus sedangkan demam typhoid disebabkan karena infeksi yang terjadi pada keseluruhan sistem. Typhoid salmonellosis demam typhoid memiliki gejala awal yang agak berbeda dan jauh lebih lambat 24-48 jam setelah konsumsi daripada nontyphoid salmonellosis 12 jam setelah konsumsi. Demam typhoid akan mengalami peningkatan secara bertahap setiap harinya dan sering kali muncul bintik merah pada kulit. Gejala yang timbul pada demam typhoid adalah demam dengan suhu 39-40 o C, kejang perut, sakit kepala, hilang nafsu makan, dan konstipasi. Penderita mungkin mengalami perforsi dan pendarahan usus dan koma. Penderita yang telah sembuh seringkali menjadi asymptomic carriers dimana organisme ini tetap berada dalam kantong empedu dan usus. Sedangkan gastroenteritis digejalai dengan mual, muntah, kejang perut, dan diare Ziprin dan Hume 2001. Pangan yang sering terkontaminasi Salmonella Typhimurium adalah telur dan hasil olahannya, ikan dan hasil olahannya, daging ayam, daging sapi, susu dan hasil olahannya. Keracunan pangan oleh Salmonella disebabkan karena pangan mengandung Salmonella dalam jumlah yang signifikan yaitu 10 7 sel Jay et al. 2005.

C. Metode Identifikasi Salmonella Typhimurium Secara Konvensional

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Kit Komersial dan SDS untuk Isolasi DNA Babi dan DNA Sapi dari Simulasi Cangkang Kapsul Keras untuk Deteksi Kehalalan Menggunakan Real-Time PCR (Polymerase Chain reaction)

2 12 82

Perbandingan antara Metode SYBR Green dan Metode Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan DNA Gelatin Babi dengan Menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR)

1 64 90

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Analisis Cemaran Daging Babi pada Produk Bakso Sapi yang Beredar di Wilayah Ciputat Menggunakan Real- Time Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan Metode Hydrolysis Probe.

1 51 86

Perbandingan antara metode SYBR green dan metode hydrolysis probe dalam analisis DNA gelatin sapi dan DNA gelatin babi dengan menggunakan real time PCR

1 33 90

Analisis Kandungan Gelatin Babi dan Gelatin Sapi pada Cangkang Kapsul Keras yang Mengandung Vitamin A Menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction

0 13 80

Metode Analisis Isolasi dan Identifikasi Salmonella Typhimurium pada Susu dengan Metode Real-Time PCR (Polymerase Chain Reaction)

1 11 148

Pengembangan Analisis Listeria Monocytogenes Untuk Jajanan Pempek Dengan Real-Time Polymerase Chain Reaction (Rt-Pcr)

1 12 39

Perbandingan metode KIT komersial dan SDS untuk isolasi DNA babi dan DNA sapi pada simulasi cangkang kapsul keras untuk deteksi kehalalan menggunakan real-time PCR (polymerase chain reaction)

0 12 82

hjsdhfsfh

0 7 2