3.4.3.  Vector Error Correction Model VECM
Vector  Error  Correction  Model VECM  merupakan  model  VAR  yang
terestriksi.  Restriksi  tersebut  diberikan  karena  bentuk  data  yang  tidak  stasioner namun  terkointegrasi.  VECM  kemudian  memanfaatkan  informasi  restriksi
kointegrasi  tersebut  ke  dalam  spesifikasinya.  Oleh  karena  itu,  VECM  juga  dapat disebut  sebagai  model  VAR  yang  memiliki  series  non  stasioner  dan
terkointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang variabel-variabel
endogen  agar  konvergen  ke  dalam  hubungan  kointegrasinya,  namun  tetap membiarkan  keberadaan  dinamisasi  jangka  pendek.  Istilah  kointegrasi  juga
dikenal  sebagai  istilah  error  karena  deviasi  terhadap  ekuilibrium  jangka  panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek.
Adapun  spesifikasi  VECM  secara  matematis  ditunjukan  oleh  persamaan berikut Apergis dan Miller 2008 :
……………………………………...4 Keterangan:
∆ = first difference operator
X
t
= vektor variabel β
i
= koefisien jangka pendek δ
= kecepatan menuju keseimbangan speed adjustment EC
=  error-correction  term  yang  berasal  dari  hubungan  kointegrasi antar variabel
e
t
= n x k vektor residual
3.4.4.  Analisis Impulse Response Function
Pengujian  koefisien  estimasi  tidak  memiliki  informasi  yang  cukup  untuk menjelaskan  hubungan  dinamis  antara  variabel-variabel  dalam  sistem  VAR.
Sebaliknya,  pengujian  tersebut  berguna  untuk  menelusuri  respon  dari  setiap variabel  terhadap  guncangan  shocks  acak  yang  merepresentasikan  residual
positif  dari  satu  unit  deviasi  standar  di  setiap  persamaan  dalam  sistem.  Oleh
karena itu, Sims 1980 menyarankan penggunaan impulse response dan variance decomposition
untuk mencapai interpretasi logis ini dari sistem VAR. Di bawah ini adalah model VAR dengan dua variabel :
……………………………………………….
5
Gangguan  di  ε
1t
memiliki  pengaruh  langsung  terhadap  x
1t
.  Pada  periode t+1, gangguan dalam x
1t
mempengaruhi x
1t-1
melalui persamaan pertama dan juga mempengaruhi x
2t-1
melalui persamaan kedua. Pengaruh ini juga akan terjadi pada periode  t+2  dan  seterusnya.  Dengan  demikian,  guncangan  shocks  acak  dalam
satu  perubahan  pada  model  VAR  menimbulkan  reaksi  berantai  dari  waktu  ke waktu pada setiap variabel dalam model VAR. Inilah kegunaan impulse response
functions dalam  menghitung  reaksi  berantai  tersebut.  Impulse  response  functions
memiliki  keterbatasan,  yakni  gangguan  dalam  satu  perubahan  tidak  sekaligus terpisah dari perubahan lain dalam sistem. Meskipun pada akhirnya menyebabkan
reaksi  berantai  pada  setiap  periode  di  setiap  variabel  dalam  model.  Impulse response  functions
dalam  penelitian  ini  dilakukan  untuk  melihat  respon  variabel indeks harga saham terhadap guncangan variabel harga minyak dunia sebesar satu
standar  deviasi.  Dengan  demikian,  hasil  analisis  impulse  response  function  ini akan menjawab permasalahan kedua dalam penelitian ini yakni melihat pengaruh
pergerakan harga minyak dunia terhadap indeks harga saham.
3.4.5.  Analisis Forecasting Error Variance Decomposition