Tinjauan Teoretik TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretik

1. Minat a. Pengertian Minat Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang. Selain itu minat juga merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung pada bidang itu Winkel, 1983; 30. Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang menaruh perhatian terhadap obyek tertentu disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif Bimo Walgito,1977; 38. Berdasarkan uraian di atas maka minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMA, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi, perasaan tertarik, dan perasan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut dengan kebutuhannya. 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi menurut Giatama Giatama, 1990; 6 digolongkan menjadi dua: 1 Minat secara intrinsik Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan intelegensia. 2 Minat secara ekstrinsik Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua, dan teman sebaya. Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi dan proses interaksi di sekolah, masyarakat dan di dalam keluarga. Winarno Surakhmat 1978; 64 mengatakan bahwa minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, intelegensia, kesempatan, lingkungan dan apa yang menjadi minat teman sebayanya. Dalam hal ini Andi Mappiare 1980; 64 mengatakan minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial dan pengalaman. Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang, dalam hal ini adalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tetapi dalam hal ini penulis hanya mengambil tiga faktor saja, yaitu: 1 Status sosial ekonomi orang tua, biasanya hanya meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan. Tetapi dalam penelitian ini akan ditambahkan dengan fasilitas yang dimiliki keluarga. 2 Prestasi belajar siswa. 3 Motivasi belajar. 2. Perguruan Tinggi Dalam lingkup usaha-usaha pendidikan GBHN 1983 menegaskan bahwa Perguruan tinggi dijadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pusat kegiatan penelitian sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa yang akan datang. Perguruan tinggi mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia S.V.Wissenschaft, 1957. a. Tujuan pendidikan tinggi 1 Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahunan dan teknologi dan atau kesenian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk peningkatan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya budaya nasional. b. Bentuk-bentuk perguruan tinggi 1 Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan kejuruan yang lingkungannya biasa dikenal sebagai pendidikan profesional . 2 Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan terdiri dari satu atau lebih jurusan. 3 Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan. 4 Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Terdiri dari banyak fakultas dan jurusan. 3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Menurut Astrid S. Susanto 1977; 99 “Status” adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, pencerminan hak dan kewajiban dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Pendapat lain mengatakan “Kedudukan” diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut Soerjono Soekanto, 1999; 233. Sedangkan Mayor Polak 1964; 307 berpendapat bahwa status sosial dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakatnya. Selanjutnya status mempunyai 2 aspek : a. Aspek yang agak statis struktural dimaksudkan sifatnya hirarkis ialah mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya secara relatif terhadap status lain. b. Aspek yang relatif lebih dinamis aspek fungsional dimaksudkan peranan sosial diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut. Sehubungan dengan konsep status dalam aspeknya yang struktural, maka setiap orang yang satu dengan orang yang lain, sehingga setiap orang mempunyai status atau kedudukan yang berbeda satu dengan lainnya, tergantung posisinya dalam masyarakat. Adanya perbedaan kedudukan-kedudukan tersebut menyebabkan sistem pelapisan sosial atau sosial stratification yaitu perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara hierarkis yang dapat menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakatnya, karena adanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Barang merupakan sesuatu yang dihargai masyarakat biasanya berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, bisa juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan beragama dan juga keturunan dari keluarga yang terhormat Selo Sumarjan dan Sulaiman Sumardi, 1964; 271. Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan yaitu Soerjono Soekanto; 217-218 : a. Ascribed Status yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran. b. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh melalui kelahiran akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar dan mencapai tujuannya. Dengan demikian sistem pelapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya. Dalam proses pertumbuhan masyarakat itu ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama yang biasanya menjadi alasan terjadinya sistem pelapisan tersebut adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan kekerabatan, seseorang pemuka masyarakat dan mungkin juga harga dalam batas-batas tertentu. Sedangkan yang biasa dipakai sebagai ukuran atau kriteria untuk menggolongkan masyarakat yang satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan yang lainnya adalah sebagai berikut Soerjono Soekanto; 231- 232: a. Ukuran kekayaan Ukuran kekayaan kebendaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadi, cara menggunakan pakaian, serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya. b. Ukuran kekuasaan Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang, menempati lapisan yang tertinggi. c. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran- ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka pernah berjasa pada masyarakat. d. Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dan dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Setiap orang dalam suatu keluarga akan mempunyai unsur- unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kuantitas maupun kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi yang dimilikinya. Melly G-Tan 1977; 53 menyatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sudah sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan penghasilan. Oleh karena itu penulis mengkaji status sosial ekonomi orang tua ini menjadi tiga segi yaitu: a. Pendidikan orang tua Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan , kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Jenis pekerjaan orang tua Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan yang ditekuni sebagai suatu profesi. Pekerjaan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu BPS; 12: 1 Pekerjaan pokok Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain diluar penghasilan pokok, yang disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan tambahan. 2 Pekerjaan sampingan Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh terhadap penghasilan seseorang, kemudian juga berpengaruh terhadap sosial ekonomi orang yang bersangkutan. Dr. J. James Spillange membuat table jenis pekerjaan orang tua menjadi 25 pekerjaan. Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi 5 jenis berdasarkan prestise dalam masyarakat. a pegawai negeri. b pegawai swasta. c wiraswasta pedagang. d petani pengrajin. e buruh. c. Pendapatan orang tua Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi Gilarso, 1991; 63. Jadi yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah segala bentuk balas karya, balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas sumbangan orang tua sebagai proses produksi. Pendapatan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, hasil dari milik. Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian tersebut. Pendapatan oleh keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Gilarso tergantung pada berbagai hal, antaera lain : 1 besarnya jumlah penghasilan yang masuk. 2 besarnya keluarga. 3 tingkat harga kebutuhan keluarga. 4 tingkat pendidikan keluarga. 5 lingkungan sosial ekonomi keluarga. 6 kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga. 4. Prestasi Belajar Siswa Belajar adalah suatu proses aktifitas yang dapat membawa pembaharuan pada individu Roestiyah 1982; 149. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap W.S Winkel 1987; 36. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Dari definisi tersebut maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, hasilnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau angka. Sedangkan pengertian umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Apabila seseorang belajar maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil adalah perubahan di dalam diri si pelajar, di mana ia dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempunyai hasil yang berbeda-beda dari apa yang telah dipelajari. Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam prestasi yang diraihnya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi skor. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar Masrun, 1975; 1. Prestasi belajar siswa nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai rapor . Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian prestasi akademik meliputi dari dalam dan luar diri siswa. Intelegensia, bakat, minat, aspirasi, harapan, keuletan, kerajinan, dan kemandirian merupakan faktor dari dalam. Faktor yang berasal dari luar meliputi kondisi lingkungan belajar, guru sebagai fasilitator dan pembimbing belajar sarana dan prasarana yang tersedia. 5. Motivasi Belajar Motivasi menurut Mc. Donald adalah perubahan energi dari diri seseorang yang ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan yang akan dicapai Sardiman, 1986; 73. Pengertian ini mengandung tiga elemen penting yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” pada diri seseorang. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu, demi mencapai suatu tujuan Ws. Winkel, 1989; 92. Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada diri siswa baik dari dalam ataupun dari luar untuk belajar disertai usaha atau cara-cara untuk meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran baik di sekolah, maupun di luar sekolah. 1 Jenis-Jenis motivasi Menurut Sardiman 1986; 84, motiasi dapat dibedakan menjadi : a Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya: 1 Motivasi bawaan, motivasi ini ada tanpa dipelajari. 2 Motivasi yang dipelajari. b Motivasi Menurut Pembagian Woodworth dan Marquis: 1 Motivasi organis. 2 Motivasi darurat. 3 Motivasi obyektif. c Motivasi jasmaniah dan rohaniah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Motivasi intrinsik dan ektrinsik. 1 Motivasi intrinsik, merupakan motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2 Motivasi ekstrinsik, bukan merupakan bentuk motivasi yang berasal dari individu karena motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, walaupun orang lain mungkin memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu. 2 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Menurut Ali Imron 1996; 100, ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: a Cita-cita atau aspirasi pembelajaran. Setiap manusia mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu dalam hidupnya yang senantiasa dikejar dan diperjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang akan dihadapi seseorang akan tetap berusaha untuk meraihnya. Oleh karena itu, cita-cita sangat mempengaruhi motivasi belajar seseorang. b Kemampuan Pembelajar Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga menuntut seseorang sebagaimana orang lain adalah tidak benar. Sebab orang yang berkemampuan rendah akan susah menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi. c Kondisi Pembelajaran Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan psikologis. d Kondisi lingkungan Belajar Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut belajar dan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. 3 Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivsi belajar menurut Brown, Ali Imron, 1996 ; 88 adalah sebagai berikut : a tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh. b tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. c mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada guru. d ingin selalu bergabung dalam kelas. e ingin identitas dirinya diakui orang lain. f tindakan kebiasaannya dan moralnya selalu dalam kontrol diri. g selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali. h selalu terkontrol oleh lingkungannya.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 2 15

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 4 13

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 19

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 15

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 P

0 0 16

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 P

1 4 13

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

1 9 151

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 3 152

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta - USD Repository

0 0 158

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 150