Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(1)

vi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA, MOTIVASI BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELAJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta

IGNASIUS BUDI SANTOSO Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian dengan variabel status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel : 1) Status sosial ekonomi orang tua dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, 2) Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, 3) Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi 4) Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi .

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta pada bulan Oktober – November 2006. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS SMA Pangudi luhur Sedayu yang berjumlah 76 siswa, dan diambil seluruhnya sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan analisis korelasi product mo ment dan analisis regresi ganda dengan taraf signifikansi 5 %

Hasil dari analisis data adalah sebagai berikut : 1) Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (r = 0,514; t = 4,025). 2) Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (r = 0,506; t = 2,889). 3) Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (r = 0,581; t = 3,890). 4) Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (Ry (1,2,3) = 0,723)


(2)

vii ABSTRACT

THE RELATIONS HIP BETWEEN PARENT’S SOCIAL -ECONOMIC STATUS,STUDY MOTIVATION, ACADEMIC LEARNING ACHIVEMENT

TOWARD THE INTEREST TO COTINUE STUDY TO UNIVERSITY A Case Study in 12 th Graders Of Social Studies Department “Pangudi luhur” Senior High School Sedayu, Bantul, Yogyakarta

IGNASIUS BUDI SANTOSO Sanata Dharma University

This research with variables of parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement with the interest to continue study to university purposes to know the relations hips between : 1) parent’s social-economic status with the interest to continue study to university, 2) study motivation with the interest to study to university, 3) academic learning achivement the interest to continue study to university, 4) parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement taken together with the interest to continue study to university.

This research was conducted toward the students of XII class of social studies department in “Pangudi Luhur” Senior High School, Sedayu, Bantul, Yogyakarta from October to November 2006. The population in this research was all of students of XII class of social studies department in “Pangudi Luhur” Senior High School as many as 76 students, and all of them were taken as research samples

The data was gathered by using questionnaire and documentation.The data gained then was analyzed by using analysis of product moment correlation and multiple regression analysis by significance level of 5%.

The results of data analysis are as follows : 1) there is a positive and significant relations hip between parent’s social economic status with the interest to cotinue study to university, (count = 0,514; table = 4,025) 2) there is a positive and significant relationship between study motivation with the interest to continue study to university, (count = 0,506; table = 2,889) 3) there is a positive and significant relationship between academic learning achievement with the interest to continue study to university, (count = 0,581; table = 3,890). 4) The re is a positive and significance relations hip between parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement taken together with the interest to continue study to university ( Ry(1,2,3) = 0,723).


(3)

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA,

MOTIVASI BELAJAR, PRESTASI BELAJAR,

DENGAN MINAT MELAJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntasi

Oleh :

IGNASIUS BUDI SANTOSO NIM : 001334047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTASI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Jikalau kamu tinggal di dalam aku

dan firmanku tinggal di dalam kamu,

mintalah apa saja yang kamu kehenhaki

dan kamu akan menerimanya

( Yohanes 15:7 )

Hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan berbagai

cobaan

Terkadang kita menemui jalan yang berliku,

Terkadang kita menemui jalan yang terjal dan banyak kerikil

tajam menghadang,

Tetapi kita harus mencoba dan terus mencoba untuk tetap

berjalan dan melaluinya.

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Yesus kristus Sang Juru Selamatku

Bapak Ibu SUHARTONO. P

Kakak dan adikku terkasih


(7)

(8)

vi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA, MOTIVASI BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELAJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta

IGNASIUS BUDI SANTOSO Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian dengan variabel status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel : 1) Status sosial ekonomi orang tua dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, 2) Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, 3) Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi 4) Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi .

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta pada bulan Oktober – November 2006. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS SMA Pangudi luhur Sedayu yang berjumlah 76 siswa, dan diambil seluruhnya sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan analisis korelasi product mo ment dan analisis regresi ganda dengan taraf signifikansi 5 %

Hasil dari analisis data adalah sebagai berikut : 1) Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (r = 0,514; t = 4,025). 2) Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (r = 0,506; t = 2,889). 3) Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (r = 0,581; t = 3,890). 4) Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi, (Ry (1,2,3) = 0,723)


(9)

vii ABSTRACT

THE RELATIONS HIP BETWEEN PARENT’S SOCIAL -ECONOMIC STATUS,STUDY MOTIVATION, ACADEMIC LEARNING ACHIVEMENT

TOWARD THE INTEREST TO COTINUE STUDY TO UNIVERSITY A Case Study in 12 th Graders Of Social Studies Department “Pangudi luhur” Senior High School Sedayu, Bantul, Yogyakarta

IGNASIUS BUDI SANTOSO Sanata Dharma University

This research with variables of parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement with the interest to continue study to university purposes to know the relations hips between : 1) parent’s social-economic status with the interest to continue study to university, 2) study motivation with the interest to study to university, 3) academic learning achivement the interest to continue study to university, 4) parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement taken together with the interest to continue study to university.

This research was conducted toward the students of XII class of social studies department in “Pangudi Luhur” Senior High School, Sedayu, Bantul, Yogyakarta from October to November 2006. The population in this research was all of students of XII class of social studies department in “Pangudi Luhur” Senior High School as many as 76 students, and all of them were taken as research samples

The data was gathered by using questionnaire and documentation.The data gained then was analyzed by using analysis of product moment correlation and multiple regression analysis by significance level of 5%.

The results of data analysis are as follows : 1) there is a positive and significant relations hip between parent’s social economic status with the interest to cotinue study to university, (count = 0,514; table = 4,025) 2) there is a positive and significant relationship between study motivation with the interest to continue study to university, (count = 0,506; table = 2,889) 3) there is a positive and significant relationship between academic learning achievement with the interest to continue study to university, (count = 0,581; table = 3,890). 4) The re is a positive and significance relations hip between parent’s social economic status, study motivation, academic learning achievement taken together with the interest to continue study to university ( Ry(1,2,3) = 0,723).


(10)

viii

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas kasih, karunia, dan berkat-Nya, serta Bunda Maria yang telah melimpahkan rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi.

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntasi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya kecil ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang takpernah lelah memberikan dukungan. Oleh kerena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs.T.Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs.Sutarjo Adisusilo J.R selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma

3. S. Widanarto P.,S.Pd.,M.Si selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma

4. Drs. Bambang Purnomo, S.E.,M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah senantiasa meluangkan waktu dan memberikan masukan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

ix

5. Drs. F.X. Muhadi, M.pd. yang telah bersedia menyumbangkan saran dan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si. yang telah bersedia menyumbangkan saran dan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Bapak Drs.Markoes Padmonegoro selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu.

8. Bapak Candra.W. yang telah meluangkan waktunya membantu penulis dalam melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu

9. Bapak Suhartono.P dan Ibu Yulita Supriyati, yang telah memberikan segalanya baik meteri maupun dorongan semangat sehingga aku bisa seperti sekarang ini. Terimakasih atas kasih yang telah bapak dan ibu berikan selama ini.

10.Simbah Y.B Suwardi dan Ibu. Terima kasih atas doa simbah berdua yang tanpa lelah selalu mendukung dan mendoakan aku. Terimakasi Mbah akhirnya Budi lulus 11.Adiku FX. Budi Kustanto dan Budi Kustadi(Alm) terimakasi atas dukungan kalian

berdua selama ini kalian adalah segalanya bagiku.

12.Adek M.Yeni Ambarwati terimakasi atas kasih yang kamu berikan kepadaku. Kamu yang telah menyadarkanku dari keterpurukanku

13.Semua keluarga di Samigaluh: Simbah kakung(Alm), Simbah Putri, Bude dan Pakde sekeluarga, Bulek dan Paklik sekeluarga serta sodara-sodaraku yang lain terimakasi atas bantuan doa selama ini.


(12)

x

14.Kakak- kakakku: Mbak Monah, Kang Mono, Eko dan Dwi kalian adalah keluargaku yang selalu ada di saat aku membutuhkan terimakasih atas kebersamaan kita selama ini

15.Teman- teman PAK A angkatan 00 (Iwan & Kristin, Kodok, Tesy, Pet & Fitri, Dewi “Kotak”, Lilik & Yessi, Mboro, Buto terong, Endah, Basil, Bayu, Hery”PK”), terimakasi atas kebersamaannya selama ini.

16.Teman – Teman Kost: Sang kepala Suku Dan Wakil Gusur & Lisa, Fitra, Kriwol

“Cimo” , Yoyok (sang pawang TiTit, ojo lali terus Yok leh piket), Kendil (sang Jin Botol), Trio Gunung bersodara “Anson, Sodrun, Solopok” bersama kalian aku menemukan arti persahabatan “Tank’s for all”

17.Para sesepoh “Gudel, Tionk (2nd streker) Simbah, Slamet (sang streker) Ndup-ndup & Mbak Sari kalian memang patut menjadi panutan (panutan Ratonjo) “ + teman - teman badminton terimakasih atas kebersamaanya selama ini.

.... dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berharap semoga karya kecil ini bisa berguna bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkanya.


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Batasan masalah ... 3

C. Rumusan masalah ... 3

D. Tujuan penelitian ... 4

E. Manfaat penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Status Sosial Ekonomi ... 6

B. Motivasi Belajar ... 8

1. Pengertian motivasi belajar ... 8

2. Tolak ukur motivasi belajar ... 10


(14)

xii

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ... 23

C. Prestasi Belajar ... 15

D. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 17

1. Pengertian minat ... 17

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 18

3. perguruan tinggi ... 19

E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relefan ... 21

F. Kerangka Berfikir ... 22

G. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ...25

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Populasi Dan Sempel ... 26

E. Variable Penelitian, Indikator Dan Pengukuran ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Pengujian Instrument Penelitian ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 46


(15)

xiii

C. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 48

D. Sejarah Sekolah ... 49

E. Visi Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 52

F. Sumber Daya Manusia SMA Pangdi Luhur Sedayu ... 53

G. Siwa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 55

H. Kondisi Fisik Dan Lingkungan Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu .... 56

I. Fasilitas Pendidikan Dan Latihan ... 58

J. Dewan Sekolah ... 60

K. Hubungan Antara SMA Pangudi Luhur Sedayu Dengan Instasi Lain ... 61

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data ... 62

B. Analisis Data ... 68

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

C. Saran ... 80 LAMPIRAN


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia masyarakat suatu negara. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting, karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai masa depan bagi seseorang dan mempunyai tugas memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya dapat berkembang secara optimal.

Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik. Seorang anak yang telah menamatkan sekolahnya diharapkan sanggup melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidak-tidaknya mempunyai dasar untuk mencari nafkah. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin besar harapan memperoleh pekerjaan yang baik, karena dengan bekal pendidikan yang tinggi menunjukan bahwa anak tersebut mempunyai suatu kemampuan intelektual yang lebih. Pendidikan yang ditempuh akan banyak menentukan seseorang dalam menjalankan pekerjaan yang akan dilakukan nantinya ( Nasution, 1983;16 )

Pada saat siswa tamat dari SMU atau SMK, mereka akan dihadapkan pada dua pilihah yaitu melanjutlan studi keperguruan tinggi atau langsung terjun ke dunia kerja. Minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi


(17)

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari luar yang dianggap sangat berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah status sosial ekonomi orang tua. Selain faktor dari luar diri siswa, faktor dari dalam diri siswa yang dianggap ikut mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah minat belajar dan prestasi belajar siswa.

Kondisi seperti ini dapat terlihat di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang terletak di Jln.Wates, Km.12, Sedayu, Bantul Yogyakarta. Sebuah sekolah menengah umum yang terletak daerah perbatasan antara kabupaten Sleman dan kabupaten Bantul mempunyai siswa yang berasal dari berbagai golongan status sosial ekonomi. Selain itu prestasi belajar dan motivasi belajar mereka juga bervariasi. Mereka yang berprestasi tidak hanya dari golongan menengah ke atas saja tetapi mereka yang berasal dari golongan menengah kebawah juga mampu berprestasi Minat belajar mereka juga bervariasi tidak hanya dari golongan menengah keatas saja yang berminat melanjutkan studi keperguruan tinggi tetapi mereka yang dari golongan menengah kebawah juga mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Menurut Djumhur, ada orang tua yang mempunyai harapan akan masa depan anaknya tanpa memperhitungkan kamampuan anaknya. Dan ada pula orang tua yang menaruh harapan tidak jelas akan masa depan anaknya. Misalnya saja orang tua tidak memperhatikan kemampuan otak anaknya, bakat, cita-cita, dan bahkan kondisi keuangan atau ekonomi keluarga yang


(18)

saat ini sangat berperan penting dalam manunjang pendidikan anak. Harapan ini akan menjadi tidak realistis apabila tidak disesuakan dengan kemampuan anak, dan juga kemampuan orang tua atau keluarga. Namun pada akhirnya semuanya dikembalikan pada siswa itu sendiri untuk mengabil keputusannya terhadap minat studi lanjutnya, mereka harus mempertimbangkan : ( Winkel, 1984;31 ) Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita dan kema mpuan finans ial, harapan dari keluarga serta kewajiban dari keluarga.

Dari penjelasan di atas, penulis ingin mengadakan penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar siswa, terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu. Agar penelitian ini lebih terarah dan efektif, maka obyek penelitian ini dibatasi hanya pada tiga faktor yang diperkirakan dominan mempengaruhi minat siswa untuk melajutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu, yaitu status sosial ekono mi orang tua, motivasi belajar, dan prestasi belajar.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi ?


(19)

2. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi ?

3. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara status sosial ekonomi orang dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan

minat siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi orang tua siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat baik bagi orang tua maupun siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi setelah lulus SMA atau SMK denagan mengingat bahwa pendidikan sangat penting untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di suatu negara, dan juga sangat berperan dalam meningkatkan status sosial ekonomi di lingkungan masyarakat

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan, khususnya referensi mengenai kependidikan


(20)

3. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi bekal pada penulis untuk terjun ke dunia pendidikan, mengingat progam studi yang selama ini dijalani oleh penulis sengaja dipersiapkan untuk terjun ke dunia pendidikan. Dengan penelitian ini diharapkan setelah terjun kedunia pendidikan, penulis dapat membentu memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang pandidikan yang lebih tinggi setelah lulus SMA atau SMK


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Status Sosial Ekonomi

Menurut Soerjono Sukanto (1990:264-265) status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.

Soerjono Sukanto kembali menyatakan bahwa status sosial berarti tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajibanya. Sehubungan dengan status sosial tersebut Soerjono Sukanto megolongkannya menjadi tiga yaitu :

1. Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan, contohnya kelahiran.

2. Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan

usaha- usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan dari masing-saing dalam mengejar serta mencapi tujuannya. Kadang-kadang kedudukan ini dibedakan dengan satu macam kedudukan yaitu Assigned status yang merupakan kedudukan yang diberikan.


(22)

3. Assigned status adalah kedudukan yang diberikan, misalnya kedudukan yang diberikan masyarakat di dalam lingkungan masyarakat.

Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan pekerjaan, pendapatan, Tingkat pendidikan dan kepemilikan barang-barang berharga dari orang tersebut.

Soerjono Soekanto mengemukakan beberapa kriteria untuk menggolongkan status sosial masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain: (Soerjono Sukanto, 1990:263)

1. Ukuran Kekayaan

Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran. Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara berpakaian, bahan pakaian yang dipakainya, dan kebiasaan berbelanja barang mahal.

2. Ukuran kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasan atau memiliki wewenang menempati lapisan tertinggi.

3. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekuasan. Orang yang paling disegani dan paling dihormati mendapat tempat teratas, aturan semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat


(23)

tradisio nal, biasanya mereka adalah golongan tua dan pernah berjasa pada masyarakat.

4. Ukuran ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan di pakai pada masyarakat- masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuaan, akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal ini menyebabkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut meskipun dengan cara yang tidak benar.

Aswandi Bahar (1989:127) mengemukakan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang status sosialnya ekonominya rendah cenderung mempunyai aspirasi yang rendah terhadap pendidikan. Dan sebaliknya anak yang berasal dari latar belakang status sosial ekonomi tinggi, cenderung mempunyai aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan.

Tiap-tiap orang atau keluarga akan mempunyai unsur- unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kuantitas maupun kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi yang dimilikinya.

B. Motivasi belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi keadaan psikologis atau fisiologis dalam diri pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan . Herbert L. Petir (1981) mengatakan :


(24)

“Motivasion is the concept we use when we decribel the forces acting on or within an organism to initiate an direct behavior.”

Menurut Winkel, adalah keseluruhan daya penggerak psikis dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan tertentu (Winkel, 1989;93)

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dari diri seseorang. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelektual. Perannya yang kas adalah dalam hal penumbuhan gair ah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman, 1988;75). Motivasi belajar terbentuk dalam dua bentuk, yaitu :

a. Motivasi ekstrinsik

Bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu doronga n yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijajikan kepadanya oleh orang tua. b. Motivasi Intrinsik

Bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan


(25)

dengan aktivitas belajar. Misalnya anak belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap- lengkapnya.

Motivasi pada seseorang menurut Wood Wort (Purwanto, 1984;67)

berkembang melalui kematangan, latihan, dan mela lui belajar. Perkembangan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan karena telah siapnya suatu fungsi tertentu. Sedangkan latihan dan belajar menyebabkan perkembangan individu yang bersangkutan melaksanakan suatu latihan atau belajar untuk memperoleh perubahan. Perkembangan yang disebabkan karena kematangan biasanya menunjuk pada perkembangan yang bersifat fisisik, sedangkan perubahan yang disebabkan karena latihan dan belajar lebih dalam menyangkut fisik kejiwaan, dan keseluruhan pribadi. Dalam arti luas proses belajar adalah suatu aktifitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaktif langsung dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap perubahan dalam belajar mencakup tingkah laku

2. Tolok Ukur Motivasi

Martin Handoko (1992;59) mengemukakan bahwa kekuatan relatif motif- motif yang sedang menguasai seseorang pada umumnya dapat dilihat melalui kekuatan kemauan untuk berbuat, jumlah waktu yang di sediakan, kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain, kerelaan untuk mengeluarkan biaya untuk perbuatan itu, ketekunan dalam mengerjakan tugas.


(26)

Karakteristik diatas adalah karakteristik motivasi secara umum. Sedangkan motivasi yang menjadi pokok penelitian ini adalah motivasi belajar. Berikut ini pendapat para ahli tentang karakteristik visual pada siswa yang mempunyai motivasi belajar :

a. Menurut Brown dalam Ali Imron (1996;88)

Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai oleh tertarik pada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta memusatkan perhatian pada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moral selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, selalu terkontrol oleh lingkungan.

b. Menurut Sardiman dalam Ali Imron (1996;88)

Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai oleh tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam- macam masalah belajar, lebih bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah.


(27)

3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Ada delapan prinsip-prinsip motivasi belajar menurut Thombrug

(Prayitno, 1989;28-30) :

a. Pengenalan tugas-tugas belajar penting dalam usaha mendorong siswa untuk mempelajari uruta- urutan belajar selanjutnya.

b. Motivasi menyangkut keinginan berprestasi dalam menguasai berbagai hal dan keinginan untuk sukses. Dalam hal ini penyusunan tujuan yang realistis sangat penting.

c. Penyusunan dan pencapaian tujuan harus dengan memberi tugas-tugas belajar yang pantas, perasaan sukses terhadap tugas-tugas belajar yang terakhir akan meningkatkan motivasi untuk menyelesaikan tugas berikutnya.

d. Mendapatkan informasi tentang pengerjaan tugas-tugas yang benar dan pembetulan tugas-tugas belajar yang salah, mendorong siswa melakukan penampilan yang lebih baik dan bersikap yang lebih bermanfaat terhadap tugas-tugas belajar.

e. Mengamati dan mencontoh seorang model yang memungk inkan siswa bertingkah laku prososial, seperti self control, self reliace dan ketabahan, mendorong motivasi siswa.

f. Menceritakan nilai- nilai dan tingkah laku prososial serta alasan mengapa diberikan konsep-konsep dasar untuk pengembangan tingkah laku itu, mendorong motivasi siswa.


(28)

g. Harapan untuk mendapatkan penghargaan bagi tingkah laku dan prestasi tertentu itu. Tidak adanya penguatan sesudah adanya respon, cenderung mematikan respon itu. Ketakutan menerima hukuman terhadap tingkah laku yang tidak diinginkan akan mematikan aktifitas. h. Pengalaman yang mencemaskan dan stres terkait dengan prestasi

belajar yang rendah, tingkah laku yang menyimpang dan berbagai gangguan kepribadian.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Ada enam unsur yang mempengaruhi motivasi belajar (Dimyati dan Mijiono,1999;97-101). Unsur-unsur tersebut adalah :

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Setiap siswa mempunyai keinginan dalam hidupnya. Keinginan tersebut akan selalu ia perjuangkan. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan, bahkan kemudian hari menimbulkan cita-cita dikemudian hari. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik, karena tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani memperngaruhi motifasi belajar. Kondisi seperti sakit, lapar atau marah akan menggagu perhatian belajar. Sementara kondisi sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.


(29)

c. Kemampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemauan atau kecakapan mencapainya. Keberhasilan dalam mencapai keinginan tersebut akan dapat menimbulkan kegemaran terhadap hal tersebut. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemauan dapat memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam tempat tinggal, teman sebaya dan kehidupan bermasyarakat. Lingkungan yang aman, tentram, tertip dan indah akan dapat memperkuat semangat dan mitivasi belajar.

b. Unsur-unsur dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Lingkungan budaya siswa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film membangkitkan motivasi siswa.

c. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru sebagai tenaga pendidik profesional mempunyai tugas untuk membelajarkan siswa. Guru yang tinggi gairahnya akan membelajarkan siswa, menjadikan siswa bergairah juga untuk belajar. Bahan pelajaran yang terbaru, terbaik dan disampaikan secara menarik bisa menjadikan tingginya motivasi belajar siswa.


(30)

C. Prestasi belajar Siswa

Prestasi belajar yang diperoleh sisiwa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan belajar siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar,

W.S.Winkel (1984;3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai. Sedangkan belajar sendiri diartikan sebagai suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan dengan didapatnya kemampuan baru yang diperoleh. “ ( Sumadi Suryabata, 1984:3 ) Dengan demikian belajar merupakan suatu perubahan yang disengaja, untuk mencapai perubahan yang diinginkan dan berlangsung relatif lama. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa dalam belajar maka diadakan tes prestasi.

Prestasi yang diperoleh siswa, merupakan perubahan dari hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa: “prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik” (Sunaryo,1983:4). Prestasi belajar dapat diukur secara langsung dengan tes dan dapat dihitung langsung hasilnya.

Prestasi belajar dalam wujud angka-angka yang diperoleh dari ulangan, ujian, tugas-tugas merupakan hasil pengukuran dari prestasi belajar. Menurut pengalaman, untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam mengikuti perlajaran di sekolah digunakan nilai rapor. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh sumadi suryabrata (1984:3) bahwa prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor, dan merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama masa tertentu.


(31)

Dari uraian pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai, dan lazim ditunjukan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor dan didapat dalam masa tertentu. Dalam hubunganya dengan penelitian ini, maka untuk meneliti prestasi belajar siswa digunakan nilai yang tercantum dalam rapor, dan nilai yang dimaksud adalah nilai yang telah diklasifikasikan menjadi program IPA dan IPS. Bagi siswa yang menginginkan suatu jurusan tertentu harus memenuhi syarat nilai minimal bagi jurusan yang bersangkutan. Siswa yang memiliki prestasi tinggi baik dalam program IPA atau IPS diberi kebebasan untuk memilih jurusan sesuai dengan minatnya. Sedangkan siswa yang memiliki prestasi rendah baik dalam program IPA atau IPS, maka dijuruskan ke program yang terdekat. Dalam penelitian ini untuk meneliti prestasi belajar siswa digunakan nilai rapor kelas II semaster II. Selanjutnya menurut Gene Lucas (1977:16), Student achievement influenced by five factor: (1) student’s talent, (2) Student’s time to study, (3) Student’s time for explaining lessons, (4) Teaching qualiti, (5) Student’s ability.

“The four factor (1,2,3,5) mentioned above are related to indifidual’s ability while student’s ability is related to environment”. Penulis mengartikan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu: (1) Bakat belajar, (2) Waktu yang tersedia untuk belajar, (3) Waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (4) Kualitas pengajaran, dan (5) Kemampuan individu.

Sementara itu Winkel (1984:43) menyatakan bahwa hal- hal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:


(32)

a. Faktor pihak siswa

1. Faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual. 2. Faktor fisik atau kondisi fisik

b. Faktor diluar diri siswa

1. Faktor pengaruh proses sekolah meliputi kurikulum, disiplin, guru, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

2. Faktor sosial di sekolah meliput i, sistem sekolah, status, sosial, interaksi guru dan siswa.

3. Faktor situasional meliputi keadaan politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim, dan iklim.

Pendapat winkel tersebut diatas sangatlah lengkap karena memasukan faktor dari dalam dan faktor dari luar diri siswa, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi prestasi belajar siswa.

D. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 1. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang. Selain itu juga merupakan suatu faktor psikologis yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat.

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang


(33)

berkecimpung pada bidang itu (winkel, 1983;30 ). Pendapat mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap objek tertentu disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu (Bimo Walgito, 1977;38).

Berdasarkan uraian di atas maka minat melanjutkan ke perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMA atau SMK, yang ditandai dengan adanya perasaan senang, tertarik, dan perasaan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut dengan kebutuhannya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi.

Menurut Giatama (Giatama, 1990;6) minat dapat digolongkan menjadi dua :

1) Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupan minat yang timbut dari dalam diri individu sendiri tanpa pangaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, pretasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelejensi.

2) Minat secara ektrinsik

Minat secara ektrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ektrinsik timbul antara lain karena pangaruh latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.


(34)

Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi dan proses interaksi di sekolah, masyarakat, dan di dalam keluarga. Winarno Surakhmat

(1978;64) mengatakan bahwa minat di pengaruhi oleh jenis kelamin,

intelegesi, kesempatan, lingkungan dan apa yang menjadi minat teman sebaya. Dalam hal ini Andi Mappiare (1980;64) mengatakan minat di pengaruhi oleh latar belakang linkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman.

Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang, dalam hal ini adalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tetapi dalam hal ini penulis hanya ingin mengambil tiga faktor saja, yaitu :

a. Status sosial ekonomi orang tua biasanya hanya meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, tetapi dalam penelitian ini akan di tambah dengan fasilitas yang dimiliki oleh orang tua.

b. Motivasi belajar c. Prestasi belajar siswa. 3. Perguruan Tinggi

Dalam lingkungan usaha usaha pend idikan GBHN 1983 menegaskan bahwa :

Perguruan tinggi dijadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pusat kegia tan penelitian sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa yang akan datang. Perguruan


(35)

tinggi mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memliki rasa tanggung jawab besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai ma syarakat kampus yang berbudaya, bermoral pancasila dan berkepribadian Indonesia.

(S.V.Wessencgaft, 1957) 4. Tujuan pendidikan tinggi

1) Menyiapkan peserta didik me njadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan,mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi atau kesenian.

2) Mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau kesenian serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan budaya nasional. 5. Bentuk-bentuk perguruan tinggi

Sesuai dengan Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, menetapkan perguruan tinggi, berupa akademi, sekolah tinggi, institut, univesitas serta bentuk-bentuk lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan kejuruan yang linkungannya biasa dikena l sebagai pendidikan profesional.


(36)

2) Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan suatu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan.

3) Institut adalah sua tu perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari sejumlah jurusan .

4) Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Terdiri dari banyak fakultas dan jurusan.

E. Kajian Hasil Penelitian yang Relefan

Esti Budiarti (2001 : 82) dalam penelitian yang berjudul Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar, dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan tinggi, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar, dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

FX. Indaryanti (2000 : 103) dalam penelitian tang berjudul Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar siswa, dengan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.


(37)

F. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat Siswa Malanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor yang sangat penting mempengaruhi siswa dalam hal melajutkan studi ke perguruan tinggi, karena semakin tinggistatus sosial ekonomi, semakin orang tua mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat membiayaai studi anaknya, sehingga cenderung mendorong anaknya untuk melajutkan studi ke perguruan tinggi. Sedangkan orang tua yang status sosial ekonominya rendah, cenderung mendorong anaknya untuk langsung terjun ke dunia kerja, meskipun sebenarnya juga memikirkan pendidikan yang lebih tinggi untuk anaknya. Tetapi ada kalanya yang berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah mempunyai kemauan yang besar untuk melajutkan studi ke perguruan tinggi karena terdorong untuk melepaskan diri penderaitaan lingkungan dan orang tua, maka berusaha dengan segenap tenaga untuk melajutkan studi keperguruan tinggi sambil bekerja. Dapat di ambil kesimpulan bahwa status sosial ekonomi orang tua siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat siswa untuk melajutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Minat Siswa Untuk Melajutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Motivasi merupakan kecenderungan seseorang untuk berbuat, bertindak untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian mitivasi belajar siswa


(38)

adalah kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yaitu prestasi belajar.jika motivasi belajar tinggi, diharapkan siswa mampu mencapai prestasi belajar yang baik, sehingga timbul minat yang besar untuk melajutka studi ke perguruan tinggi. Para siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi maka akan lebih cenderung mempunyai minat untuk melajutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berlaku sebaliknya, bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, maka akan cenderung kurang berminat melajutkan studinya ke perguruan tinggi.

3. Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Minat Melajutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa pada masa periode tertentu yang ditunjukkan dengan nilai- nilai yang tertera pada buku rapor hasil belajar siswa. Prestasi belajar dapat menjadikan bukti usaha yang telah dicapai oleh siswa, sehingga prestasi belajar siswa dapat menjadi pemicu timbulnya minat siswa untuk melajutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan prestasi belajar yang tinggi, maka siswa akan terdorong semangatnya untuk melajutkan studinya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


(39)

Dari uraian di atas, maka berikut ini merupakan kerangka berfikir yang akan digunakan penulis dalam melakukan penelitian

Keterangan : X1 = Status sosial ekonomi orang tua X2 = Motivasi Belajar Siswa

X3 = Prestasi Belajar Siswa G. Hipotesis

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

X1

X2

X3

Y


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang subjek tertentu, di mana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diperoleh tersebut (Herman Warsito, dkk, 1986: 8). Oleh karena itu hasil kesimpulan penelitian mengenai hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motiva si belajar, prestasi belajar, dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hanya berlaku bagi jumlah 76 siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan hasil penelitian tersebut tidak berlaku lagi bagi subyek yang berbeda, jumlah subyek yang berbeda dan waktu penelitian yang berbeda.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : SMA Pangudi Luhur Sedayu, Yogyakarta Waktu : Oktober – November 2006

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau menjadi sumber informasi. Sub jek penelitian dalam hal ini adalah siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu, khususnya Kelas XII IPS.


(41)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena danya karakteristik yang berlainan. Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas XII IPS1, XII IPS2 dengan total siswa 76 orang.

2. Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Mengenai pengambilan sampel ini, Suharsimi (1993: 107) mengemukakan bahwa, bila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

E. Variabel Penelitian, Indikator dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi obyek penelitian, yaitu :

a. Variabel terikat ( dependen variable)

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan di diramalkan (Y) dan harus diregresikan terhadap variabel bebas (Supranto, 1979:244). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.


(42)

b. Variabel bebas atau ( independen variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Status sosoal ekonomi orang tua, Motivasi belajar, Prestasi belajar

2. Indikator Variabel Penelitian

Indikator masing- masing variabel adalah sebagai berikut a. Status sosial ekonomi orang tua

Status sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan, pendapatan orang tua, kedudukan dalam masyarakat, dan juga fasilitas keluarga dari orang tersebut. Indikator dari variabel penelitian ini adalah :

1. Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pend idikan orang tua siswa yaitu tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai oleh orang tua siswa, pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan di ukur dengan memberi skor terhadap setiap jenjang pendidikan seperti pada pengukuran variabel penelitian.

2. Kedudukan yang diberikan dalam masyarakat

Kedudukan yang dimaksud oleh penulis adalah jabatan yang diduduki dalam lingkungan tempat tinggal orang tua siswa. Kedudukan dalam masyarakat di uk ur dengan memberikan skor pada tiap jenis kedudukan yang diberikan dalam masyarakat seperti terdapat pada pengukuran variabel.


(43)

3. Tingkat pendapatan orang tua

Pendapatan atau penghasilan orang tua yang dimaksud oleh penulis adalah pendapatan secara keseluruhan yang diperoleh orang tua siswa yang dinyatakan dalam satuan rupiah baik dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan setiap bulan. Untuk mengukur tingkat pendapatan orang tua, dikelompokan berdasarkan jumlah pendapatan, kemudian diberi skor seperti terdapat pada pengukuran variabel.

4. Fasilitas keluarga

Fasilitas keluarga merupakan kekayaan yang berupa harta benda yang dimiliki oleh orang tua siswa. fasilitas keluarga dikelompokan berdasarkan nominal rupiah yang di keluarkan untuk memperoleh barang tersebut. Kemudian dari kelompok kelompok tersebut diberikan skor seperti terdapat dalam pengukuran variabel.

Berikut ini adalah tabel kisi-kisi rancangan kuesioner status sosial ekonomi orang tua

Tabel 3.1

Kisi-kisi Rancangan Kuesioner Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Variabel Indikator No. Butir JML

Status sosial ekonomi orang tua

1. Tingkat pendidikan orang tua. 2. Jabatan yang diberikan oleh

masyarakat.

3. Tingkat pendapatan orang tua. 4. Kekayaan yang dimiliki orang

tua 1 2 3 4,5,6,7,8,9 ,10,11,12, 13,14,15, 1 1 1 17


(44)

16,17,18, 19,20

Jumlah 20

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin malakukan sesuatu.

Ada dua kategori pernyataan yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif yang dinilai dengan selalu, sering, sekali-kali, dan tidak pernah. Pembagian sikap menjadi dua kategori ini karena pada dasarnya sikap seseorang terhadap obyek tertentu terdiri dari sikap mendukung dan sikap netral. Peneliti mengharap responden mempunyai sikap mendukung atau menolak, karena itu jawaban netral dihilangkan. Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan tersebut adalah :

Tabel 3.2 Norma skor

SKOR Pernyataan sikap

Selalu Sering Sekali-kali Tidak pernah Pernyataan positif

Pernyatan negatif

4 1

3 2

2 3

1 4

Indikator variabel motivasi belajar dikembangkan menjadi instrumen penelitian, meliputi kemampuan belajar, hasrat untuk berprestasi tinggi, usaha untuk meningkatkan prestasi tinggi, usaha untuk


(45)

menghindari diri dari kegagalan, dan hasrat untuk meningkatkan kualitas belajar. Adapun tabel kisi-kisi motivasi belajar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kisi-kisi rancangan kuesioner motivasi belajar Positif Negatif

NO Indikator

Item Jumlah Item Jumlah 1 2 3 4 5 Kemauan belajar

Hasrat untuk berprestasi tinggi

Usaha untuk meningkatkan prestasi tinggi

Usaha untuk menghindarkan diri dari kegagalan

Hasrat untuk memelihara atau meningkatkan kualitas belajar

1,2,3,4, 5,6,7, 8,10 12,13 17,18 22 23,24 7 4 2 1 4 - 9,14 15,16 20,21 25 0 2 2 2 1

c. Prestasi belajar

Pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan studi dokumentasi terdiri dari satu aspek pengukuran yaitu dari nilai rapor siswa. Kuesioner prestasi belajar siswa menunjukkan prestasi belajar siswa menunjukkan prestasi yang diperoleh siswa selama satu semester. Prestasi adalah sejauh mana siswa mengasai materi pelajaran, yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai peserta didik. Prestasi belajar di kelompokan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Siswa yang nilai raportnya berada diatas rata-rata kelas dikelompokkan sebagai siswa yang berprestasi belajar tinggi.


(46)

Sementara siswa yang berada dibawah rata-rata kelas termasuk siswa yang berprestasi belajar rendah.

d. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Minat marupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek yang disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktifkan dengan obyek tersebut. Kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melajutkan studi ke perguruan tinggi sebagai kelajutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMU, yang di tandai dengan adanya perasan senang, tertarik, kesesuaian, kecenderungan, perhatian. Berikut ini adalah kisi-kisi rancangan kuesioner minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi:

Tabel 3.4

Kisi-kisi rancangan kuesioner minat melajutkan studi ke perguruan tinggi

Variabel Indikator No.Butir Jumlah

Minat melajutkan studi ke perguruan tinggi

1. Keinginan untuk mela jutkan studi ke perguruan tinggi 2. keinginan dari dalam

diri

3. Dorongan atau motivasi dari orang tua

1,2,3,4,5,11,12,14

3,8,9,7,12 6,10

7

5 2


(47)

3. Pengukuran Variabel penelitian a. Status sosial ekonomi

1) Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pend idikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang tua siswa. Dalam hal ini pendidikan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

•Lulus SD skor 1

•Lulus SLTP skor 2

•Lulus SMU/sederajat skor 3

•Akademi/Sarjana skor 4 2) Kedudukan dalam masyarakat

Kedudukan dalam masyarakat adalah jabatan yang diduduki dalam masyarakat tempat tinggal.

•Tidak menjabat skor 1

•Penguru RT / RW / LKMD skor 2

•Kadus skor 3

•Pamong Desa / Sekdes / Kades skor 4 3) Pendapatan orang tua

Pendapatan orang tua yaitu seluruh penghasilan yang diterima dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan selama satu bulan. Dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut:

•Kurang dari Rp 750.000 skor 1


(48)

•Antara Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 skor 3

•Lebih dari Rp 4.500.000 skor 4 4) Fasilitas keluarga

Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus, benda dan barang yang dimiliki keluarga responden. Untuk mempermudah pengukuran, maka masing- masing fasilitas yang dimiliki keluarga responden diberi skor. Jenis-jenis fasilitas yang dijadikan ukuran antara lain :

1. Kendaraan (mobil,sepeda motor,sepeda) 2. Video/VCD Player

3. Televisi

4. Radio/ Tape rekorder 5. Lemari es

6. Ponsel 7. Mesin cuci 8. Komputer 9. Lokasi tinggal 10.Tempat tinggal 11.Dinding rumah 12.Lantai rumah 13.Jenis penerangan 14.Lahan


(49)

Selanjutnya untuk pengelompokan dan pengukuran fasilitas yang dimiliki keluarga dengan kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dibagi dan diberi skor dengan skala sebagai berikut:

• Sangat rendah, 0 – 20 skor 1

• Rendah, 21 – 40 skor 2

• Sedang, 41 – 60 skor 3

• Tinggi, 61 – 80 skor 4

Selanjutnya untuk menentukan pengelompokan status sosial ekonomi orang tua secara keseluruhan dengan kategori tinggi rendah digunakan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skor yang dicapai responden dari ma sing-masing indikator penelitian

b. Data yang diperoleh dari pengukuran disusun dari skor terendah sampai skor tertinggi

c. Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan diberi skor serta pengukuran sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kategori Syarat pengukuran Tinggi

Rendah

> M lebih dari Mean


(50)

f

- 1SD M + 1SD

Mean dicari dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2001: 177): Mean =

N FX

• Status sosial ekonomi tinggi, apabila berkecukupan, mampu, kaya. Pendidikan orang tuanya termasuk tinggi, penghasilannya lebih dari cukup karena pekerjaannya mapan sehingga fasilitas khusus yang dimiliki keluarga terpenuhi bahkan berlebihan

• Status sosial ekonomi rendah, apabila kurang berada, miskin, pendidikan orang tuanya rendah, pekerjaannya memberikan penghasilan yang kurang cukup sehingga fasilitas khusus yang dimiliki pun hampir tidak ada.

b. Motivasi belajar

Penelitian menggunakan Skala Likert untuk memberi skor pada Skala Motivasi Belajar. Skala Likert ini merupakan salah satu skala yang digunakan untuk mengukur sikap. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan yaitu pernyataan positif dan negatif, yang dinilai dengan selalu, sering, sekali- sekali dan tidak pernah. Pembagian sikap menjadi dua kategori ini, karena pada dasarnya sikap seseorang terhadap objek tertentu pada dasarnya terdiri dari sikap mendukung


(51)

(positif), sikap menolak (negatif), dan sikap netral. Penelitian mengharapkan responden mempunyai sikap mendukung atau menolak. Sehingga jawaban netral dihilangkan skor yang digunakan untuk menilai pernyataan-pernyataan tersebut adalah:

Tabel 3.6 Norma skor

Skor Pernyataan sikap

Selalu Sering Sekali-kali Tidak pernah Pernyataan positif

Pernyataan negatif 4 1

3 2

2 3

1 4

c. Prestasi belajar

Menunjukkan hasil setelah proses belajar yang merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai siswa. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dihitung dengan cara prestasi belajar dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah, sebagai berikut: nilai rapor siswa di atas nilai rata-rata kelas dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan nilai rapot siswa masuk rata-rata dan dibawah rata-rata kelas dimasukkan dalam kategori rendah, cara menghitung nilai rata-rata kelas adalah dengan cara: Rata-rata kelas =

2

terendah Nilai

tertingi Nilai +


(52)

d. Minat melanjutkan ke perguruan tinggi

Kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat SMU. Untuk mengukur minat melanjutkan ke perguruan tinggi cara yang digunakan penulis adalah kuesioner tipe pilihan dengan 4 alternatif jawaban. Adapun pedoman untuk skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

- Jawaban a diberi skor 1 - Jawaban b diberi skor 2 - Jawaban c diberi skor 3 - Jawaban d diberi skor 4

Selanjutnya minat melanjutkan ke perguruan tinggi dikelompokkan menjadi tinggi dan rendah

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal- hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1998: 140). Kuesioner akan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Dokumentasi adalah suatu metode untuk mengungkap data yang bersifat historis, di mana data yang diperoleh merupakan dokumen yang diyakini


(53)

kebenarannya. Dokumentasi ini untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa dan sebagai ukuran pedomannya adalah nilai rapor siswa kelas XI pada semester genap tahun ajaran 2005/2006.

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Kevalidan alat ukur diuji dengan menggunakan metode analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin diselidiki. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus (Suharsimi, 1991: 69):

rxy =

{

2

( )

2

}

( )( )

{

2

( )

2

}

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Keterangan:

N = total responden;

Y = total skor dari seluruh item; X = total skor dari setiap item;

r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga r korelasi product moment pada tabel. Jika harga r perhitungan lebih besar daripada r tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila harga perhitungan lebih kecil daripada r tabel berarti butir soal tersebut tidak


(54)

valid. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini menggunakan bantuan Komputer Seri Program Statistik (SPS) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai r pada taraf signifikansi 5% dan N = 30.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian ini memiliki arti bahwa apabila alat ukur tersebut diberikan beberapa kali pada sekelompok subjek yang sama akan diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek dalam diri subjek ya ng diukur memang belum berubah (Suharsimi Arikunto,1990:224). Cara yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus alpha. Rumus yang mengunakan jawaban dengan penilaian jawaban bertingkat. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus alpha sebagai berikut:

=

11

r

(

)

 −Σ     − Κ Κ 2 2 1 1 t b σ σ Dimana :

R11 = reliabilitas instrumen K = jumlah aitem

2

b

σ

Σ = jumlah variasi butir 2

t


(55)

Untuk mengadakan intar pretasi mengenai besaernya koefisien korelasi adalah senagai berikut :

Tabel 3.7

Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian

No Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan

1 0,800 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,600 – 0,799 Tinggi

3 0,400 – 0,599 Cukup

4 0,200 – 0,399 Rendah

5 < 0,200 Sangat rendah

Untuk proses penghitungan reliabilitas, penulis mengunakan bantuan komputer program spss.

H. Teknik Analisis Data

1. Pengujian prasyarat analisis a. Pengujian normalitas data

Tujuan dilakukan pengujian analisis ini agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya.

Untuk mengetahui apakah dari dari masing- masing variabel berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus Kolmogorav-Smirnov. Menurut sugiyono (1999:255) yang dinyatakan dengan rumus :

D maksimum =

[

sn

( )

x1sn

( )

x2

]

Dimana :

D maksimum = Deviasi maksimum


(56)

Sn

( )

Χ1 = Distribusi kumulatif yang diobservasi b. Uji linearitas regresi

Uji linearitas regresi ini dilakukan untuk mengetahui linear tidaknya hubungan antara variabel terikat, yaitu minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y) dengan variabel bebasnya yaitu status sosial ekonomi orang tua (X1), motivasi belajar (X2), prestasi belajar siswa (X3).

Uji linearitas garis regresi dilakukan dengan analisa varians dengan menggunakan rumus F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut:

2 2 Se TC S F =

F = harga bilangan f garis regresi S2TC = tuna corak dicari dengan cara =

2 ) ( − k TC JK

Se2 = kekeliruan dicari dengan cara =

k n E JK − ) (

Setelah didapatkan F (F hitung) kemudian diuji dengan taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut (n-k). Jika F hitung = f (1-α) (k-2, n-k) hipotesis mode regresi linear ditolak (Sudjana, 1996: 332).

1) Pengujian Hipotesis


(57)

Untuk menguji hipotesis ke-1, ke-2, dan ke-3 penulis menggunakan analisis korelasi product moment (Suharsimi, 1991: 20).

rxy =

{

2

( )

2

}

( )( )

{

2

( )

2

}

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi Y = variabel terikat X = variabel bebas N = jumlah sampel

Nilai r terletak pada -1 hingga +1, ini berarti nilai korelasi dapat bervariasi dari 1 melalui 0 hingga -1

Bila r = 0, maka antara variabel bebas dengan variabel terikatnya tidak ada hubungan.

Bila r = 0 hingga +1, maka antara variabel bebas dengan variabel terikatnya bernilai positif.

Bila r = 0 hingga -1, maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat bernilai negatif.

Ho = tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y.

Ha = ada hubungan positif dan signifikan antara variabel X dan Y


(58)

Untuk menguji signifikansi korelasi sederhana digunakan tabel t dengan menggunakan statistika uji t sebagai berikut:

2 1 2 r n r t − − =

Diterima jika t hitung > t tabel, dengan taraf signifikansi 5% b) Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel bebas dengan

variabel terikat secara bersama-sama adalah dengan cara : (1) Menentukan persamaan regresi ganda melalui persamaan

sebagai berikut:

y = ao + a1x1 + a2x2 + a3x3 Keterangan:

ao = konstanta y = variabel terikat x1 = variabel bebas 1 a1 = koefisien x1 x2 = variabel bebas 2 a2 = koefisien x2 x3 = variabel bebas 3 a3 = koefisien x3

Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi y = ao + a1x1 + a2x2 + a3x3 harga koefisien prediktor a1, a2, dan a3 dapat dicari dengan:

= + 2 1 2+ 3 1 3 2

1 1

1y a x a x x a xx

x

= + + 3 2 3

1 2 2 2 1 1

2y a x x a x a x x

x

= + + 2

3 3 3 2 2 3 1 1

3y a x x a x x a x

x

(2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor X1, X2, dan X3 dengan rumus:


(59)

+

+

= 1 1 2 22 3 3

) 3 , 2 , 1 ( y y x a y x a y x a Ry Keterangan:

Ry(1,2,3) = koefisien korelasi antara y dengan x1, x2, dan x3 a1 = koefisien variabel bebas x1

a2 = koefisien variabel bebas x2 a1 = koefisien variabel bebas x3

x1y = jumlah produk antara x1 dengan y

x2y = jumlah produk antara x2 dengan y

x3y = jumlah produk antara x3 dengan y

(3) Untuk menguj i signifikansi koefisien korelasi antara variabel- variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan uji F dengan rumus (Sudjana, 1996: 385): ) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − − − = k n R k R F Keterangan:

k = banyaknya variabel bebas n = banyaknya responden R2 = koefisien determinan

Harga Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel dengan db (derajat bebas) : {k:(n-k-1)} pada taraf signifikansi 5%. Jika Fhitung > Ftabel, maka koefisien korelasi


(60)

tersebut signifikan pada taraf signifikansi alpha 0,05 demikian pula sebaliknya.


(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. GAMBARAN UMUM SEKOLAH Data kelembagaan Sekolah

1. Nama sekolah : SMA Pangudi luhur Sedayu 2. Status Sekolah : Swasta Disamakan

3. Alamat Sekolah : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 55752

B. Tujuan pendidikan SMA

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia maka pemerintah melalui bidang pendidikan telah melaksanakan upaya nyata yang barangkali tidak diketahui oleh pihak-pihak di luar lingkup pendidikan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia diawali dengan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan diawali dengan adanya peningkatan mutu sekolah.

Program peningkatan mutu sekolah bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi dan sosial yang selalu berkembang. Untuk itu perlu adanya penetapan tujuan sekolah yang dapat digunakan sebagai pijakan pelaksanaan pendidikan. Adapun tujuan SMA Pangudi Luhur dapat diuraikan sebagai berikut:


(62)

a. Tujuan Umum

1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitarnya (ps.2 PP.29 th 1990).

b. Tujuan Kelembagaan SMA Pangudi Luhur Sedayu

1. Meningkatkan peserta didik agar mengembangkan potensinya secara optimal dalam bidang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai- nilai hidup yang diperlukan untuk siap melanjutkan ke perguruan tinggi maupun untuk hidup di tengah masyarakat.

2. Mendampingi peserta didik agar secara terus-menerus dapat mengembangkan diri sehingga pada waktunya dapat menjadi orang yang telah dipersiapkan sebelumnya demi kemajuan masyarakat, bangsa, negara dan gereja.

Atas dasar uraian di atas maka mission statement SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah:

Seluruh personil yang terlibat dalam penyelenggaraan SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan persekutuan yang menekankan kerja sama yang disemangati oleh Yesus Kristus yang diimani sebagai Sang Juru Sejati bersama dengan para orang tua/wali murid, serta pihak-pihak yang terkait yang secita-cita, baik secara


(63)

intern maupun ekstern ingin berjuang secara implisit dan eksplisit mendampingi peserta didik pada umumnya dan terutama bagi mereka yang lemah, miskin dan terlupakan. Mengupayakan agar mereka dapat berkembang secara utuh untuk memperoleh keunggulan, keharmonisan, intelektualitas, sosialitas, humanitas, religiusitas dengan cara luwes dalam pencapaiannya.

C. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Sedayu

Tujuan pendidikan SMA Pangudi Luhur Sedayu secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa agar mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahua n, teknologi dan kesenian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan interaksi sosial, budaya dan alam sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan kurikulum tahun 1994 (SK Mendikbud RI No. 061/U/1993) tanggal 25 Februari 1993. Dalam pelaksanaannya SMA pangudi Luhur Sedayu memperkaya dan menambah dengan:

a. Pendidikan nilai

Pendidikan nilai sangat penting ditanamkan kepada siswa agar para siswa dapat berkembang secara harmonis antara jasmani, rohani dan sosialnya. Spiritualitas hidup, nilai moral, nilai persatuan persaudaraan dan


(64)

humaniora merupakan nilai pembentuk pribadi manusia yang amat besar artinya. Kurangnya pemahaman suatu nilai bagi suatu generasi akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Pembentukan pribadi

Pribadi yang tangguh merupakan bekal hidup dalam alam yang serba majemuk seperti sekarang ini. Melalui perenungan, kedisiplinan dalam latihan-latihan memperhatikan lingkungan sosial diharapkan dapat melahirkan pribadi yang kuat dalam menghadapi berbagai gejolak sosial. c. Pendidikan keterampilan

Untuk menghadapi hal- hal yang praktis dalam kehidupan ini diperlukan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini.

D. Sejarah Sekolah

a. Sejarah SMA Pangdi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur Sedayu me rupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama-sama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu, visi SMA Pangudi Luhur Sedayu sama dengan visi SPG Pangudi luhur dengan penyesuaian, karena SMA bukan lembaga terminal sistem seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta berhubung kurang mampu dalam hal biaya.


(65)

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG St. Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Kaliduren (Moyudan).

Sejak berdirinya, SMA Pamgudi Luhur Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti sampai sekarang minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur Sedayu masih tinggi. b. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Alamat : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta 55752

Telp. : (0274) 7494179

Fax : (0274) 7482229

Nomor Data Sekolah : 3004010011

Tahun Berdiri : 1989 (alih fungsi dari SPG menjadi SMA)

NSS : 302040104005

Jenjang Akreditasi : Disamakan

No. Keputusan AK : 273/C.c7/Kep/MN/99 Tanggal Keputusan : 17 September 1999 Waktu Sekolah : Pagi


(66)

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Pangudi Luhur Alamat : Jl. Dr. Sutomo No. 4 Semarang 50244

Telp. : (024) 314004, (024) 317806

Akta Notaris : No. 16 Tgl 6 Oktober 1954 Ketua Yayasan : Bruder Frans Sugi, FIC

Bendahara Yayasan : Bruder Drs. Ignasius Ngadiso, FIC

Kepala Kantor : Bruder Theodorus Suwariyanto, FIC, MM d. Landasan Penyelenggaraan SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Seperti diamanatkan pada pembukaan UUD 1945 alenia I “…….bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa…….”. Pendidikan berusaha membebaskan bangsa dari kebodohan, dari ketergantungan dengan bangsa lain. Pendidikan berusaha untuk mendorong, mengajak, mendampingi warga negara untuk mencapai tujuan negara.

Pendidikan adalah hak seluruh warga negara, maka setiap lembaga pendidikan wajib memberikan hak tersebut tanpa memperhatikan suku, ras, golongan, agama dan keadaan sosial ekonomi warga negara. Yayasan melalui lembaga pendidikan Pangudi Luhur merasa terpanggil untuk mewujudkan cita-cita tersebut dengan penjabaran sesuai dengan cita-cita Yayasan Pangudi Luhur yaitu Para Bruder FIC.

Landasan Ideologis


(67)

2. UUD 1945 dan Pancasila 3. Konstitusi Bruder FIC Landasan Konstitusional

1. UU No. 2 Th. 1989 tentang Pendidikan Nasional

2. AKTA Pendirian Yayasan Pangudi Luhur: Tan A Siong Sema rang, No. 16, tanggal 6 Oktober 1954

3. SK Pendirian SPG dari Yayasan Pangudi Luhur Sedayu Pusat No. B/3581/1968, tanggal 4 Oktober 1968

4. SK Pendirian dan Penyelenggaraan SPG No. 19/I.13.12/E.1985, tanggal 7 Januari 1985

5. SK Mendikbud RI No. 034/I.13/H/Kpts/1989 tanggal 28 Februari 1989 tentang Pendirian SMA (Alih fungsi dari SPG)

6. Keputusan No. AK: 273/C.c/Kep/MN/99 Dirjen Dikdasmen Seksi Sekolah status Disamakan SMA Pangudi Luhur Sedayu

E. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu 1. Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.


(68)

2. Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut: 1) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional. 2) Mengembangkan keterampilan komputer, akuntansi dan bahasa Inggris. 3) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang

berbudi pekerti luhur.

4) Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan kekurangan.

5) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha- usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

F. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur terdiri dari 8 guru tetap yayasan, 7 guru tidak tetap, 7 guru negeri yang diperbantukan dan 7 karyawan. Adapun kesemuanya itu adalah:

No Nama NIP /No. G Mata

Pelajaran/Jabatan 1. Drs. Markoes Padmonegoro No.G. 11062 Biologi

Ke-FIC-an Kepala Sekolah

2. Drs. Sadjad. A.G. NIP.

130518396

Sosiologi B. Jawa 3. Drs. Agustinus Sahid. NIP.

130887022

Ekonomi

Wakasek Ur. Kesiswaan


(69)

4. Dra. C. Sri Purwaningsih NIP. 131615753

B. Indonesia Wali Kelas XB

5. Drs. Paena Andreas NIP.

131885448

Matematika

Wakasek Ur. Kurikulum

6. Drs. Y. Purwoko Agus S. NIP. 131885396

Matematika Tekh. Informatika Wali Kelas XIA 7. Drs. Alex Sutaryo Dwidoso NIP.

131885436

Geografi Sosiologi

8. Drs. P. Samsuhari NIP.

132128492

PKn Sejarah

Wali Kelas XIS1 Wakasek Ur. Sarana Prasarana

9. Drs. Al. Candra Widyantara Ekonomi

Akuntansi

Wali Kelas XII S2

10. Drs. Y. Bambang Suharya B. Inggris

Wali Kelas XIIS1

11. Drs. Y. Ujang Sukasna Penjaskes

Sejarah, BP Pembina OSIS

12. F.X. Purwonggo Fisika

Ketr. Elektro Wali Kelas XC

13. C. Ratna Siwi W.,S.Pd. Kimia

Ketrampilan PKn

Wali Kelas XIIA

14. RB. Pirngadi No.G. 9782 B. Jawa

Koordinator BK UKS

15. AG. Budi Susanto, S.Pd. B. Indonesia

PKn

Wali Kelas XIS2 16. Agnes Erna Setyorini, S.Pd. B. Inggris

Ekstrakurikuler 17. Y. Eni Purwaningsih, S.Si. Biologi

Ketrampilan PKn


(70)

18. Sr. Elisa HK. S.Pd. BP- Agama Ketr. Menjahit Ka. Asrama

19. Drs. P. Suhartana Seni Lukis

20. Br. Y. Wariso Religiositas

21. Alb. Juni Ashadi, S.Pd. Fisika/ Informatika Ekskul. PMR

22. Dra. Agustina Marwati Seni Musik

23. An. Krismastuti No.G. 11164 Penataan Akuntansi 24. FX. Suradiyo No.G. 10593 Tata Usaha

25. Kristina Septiasih Pustakawan

26. Ig. Suharyanto No.G. 10995 Satpam 27. Petrus Sumarji No.G. 11165 Satpam

28. YP. Lasiman No.G. 11166 Satpam

29. P. Wawan Setiadi Laboran

G. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki 308 siswa yang terdiri dari 3 kelas untuk setiap angkatannya, yaitu kelas XA, XB, XC, XI IPA, XI IPS1, XI IPS 2, XII IPA, XII IPS1, dan XII IPS 2 dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut:

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X A 14 21 35

X B 14 22 36

X C 15 19 34

XI IPS 1 12 23 35

XI IPS 2 17 17 34

XI IPA 4 13 17

XII IPS 1 19 18 37

XII IPS 2 20 19 39

XII IPA 17 24 41


(71)

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur Sedayu beralamatkan di Jalan Wates Km. 12 Sedayu Bantul Jogyakarta. Dari jalan raya Wates masih masuk ke utara kurang lebih sejauh 1,2 km. Terletak diantara sawah-sawah penduduk dan tepat berada di sebelah selatan rel kereta api, sehingga kadang-kadang kegiatan belajar- mengajar sedikit terganggu ketika ada kereta api yang melintas. Meskipun begitu, karena jauh dari rumah penduduk, suasananya sangat sepi, cocok untuk belajar. Jalan penghubung dari jalan raya wates adalah jalan aspal kelas III.

Bentuk SMA Pangudi Luhur Sedayu beraturan dan ada sebagian gedung yang bertingkat. Kondisi bangunannya permanen, kokoh dan berlantai tegel. Sirkulasi udara sangat baik dan terdapat banyak jendela sehingga cahaya cukup mendukung proses belajar-mengajar. Terdapat taman di depan semua kelas sehingga menambah kesejukan, keindahan dan kenyamanan lingkungan. Untuk berolahraga telah disediakan lapangan di bagian selatan.

SMA Pangudi Luhur Sedayu dikelilingi pagar permanen terbuat dari batu bata dan batako, dengan rincian sebagai berikut:

1. Timur : gedung aula sekaligus sebagai pagar 2. Selatan : batako setinggi 2 m

3. Barat : batako setinggi 2 m

4. Utara : batu bata setinggi 1 m dengan 2 buah pintu gerbang dari besi. Untuk pengamanan, kecuali pagar, maka dibuat pintu-pintu besi yang


(72)

menghubungkan halaman luar dengan halaman dalam sebanyak 5 buah pintu.

Halamannya tergolong sempit namun sungguh indah, yang terbagi menjadi: a. bagian dalam : taman dengan kolam ikan; dari petak taman yang satu

dengan petak taman yang lain dibuat jalan penghubung antarkelas bagian utara dengan bagian selatan,

b. bagian luar : halaman luar dimanfaatkan untuk lapangan olah raga yaitu lapangan bola basket permanen, lapangan voli dan lapangan atletik.

Setiap jenjang kelas memiliki 3 kelas, sehingga jumlah kelasnya ada sembilan ruang kelas. Adapun ruangan-ruangan lain yang ada di SMA PL Sedayu antara lain:

a. Ruang Kepala Sekolah : 1 (5 x 6 m) b. Ruang Guru : 1 (7 x 8 m) c. Ruang Tata Usaha : 2 (@ 3 x 5 m)

d. Ruang BK : 1 (4 x 5 m)

e. Perpustakaan : 1 (12 x 7 m) f. Kapel/Ruang Doa : 1 (2 x 8 m)

g. Aula : 1 (15 x 40 m)

h. Kantin : 1 (7 x 8 m)

i. Lab. Fisika : 1 (7 x 8 m) j. Lab. Biologi : 1 (7 x 8 m) k. Lab. Kimia : 1 (7 x 8 m)


(73)

l. Ruang Multimedia : 1 (8 x 8 m) m. Ruang Komputer : 1 (7 x 8 m) n. Ruang Dapur : 1 (2 x 2 m) o. Toilet Siswa : 7

p. Toilet Guru : 2 (1 x 1 m) q. Tempat Parkir Guru : 2 (2 x 5 m) r. Tempat Parkir Siswa : 1

s. Rumah Dinas Jaga Sekolah : 1

t. Gudag : 2

u. UKS : 2

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Pangudi Luhur Sedayu telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif sehingga tercipta tujuan pendidikan secara optimal. Adapun fasilitas vital untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:

1. Perpustakaan

Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja bagian integral dari lembaga pendidikan. Tujuan didirikannya perpustakaan pada hakekatnya adalah untuk menyediakan sumber informasi bagi semua warga sekolah untuk menunjang


(1)

119

Kemudian untuk menentukan harga-harga garis regresi dilakukan uji signifikansi sebagai berikut :

(

)

(

)

1 1 2 2 − − − = K n R K R F =

(

)

(

76 3 1

)

522 , 0 1 3 522 , 0 − − − = 72 478 , 0 174 , 0 = 89 0066388888 , 0 174 , 0 = 26,213


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 19

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 15

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 SUKOHAR

0 1 18

Hubungan status sosial ekonomi dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

1 6 153

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 3 152

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, aktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 0 188

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, aktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi - USD Repository

0 0 186

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 158

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, PRESTASI BELAJAR, DENGAN MINAT MELAJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 149