Sejarah Berdirinya McDonald’s Indonesia Filosofi McDonald’s Indonesia

1. Komitmen yang penuh dari pengelola di tiap Negara, yaitu mengelola bisnisnya secara penuh, dan 2. QSC dan V yaitu Quality, yang berarti kualitas-Service atau pelayanan kepada pelanggan, Cleanliness yang berarti kebersihan dan Value yang berarti nilai lebih yang diberikan kepada setiap pelanggan. Kemampuan untuk mempertahankan standar yang tinggi dari keempat filosofi ini juga merupakan hal utama yang selalu dituntut dari setiap pengelola. Selain itu dalam menjalankan bisnis restorannya, McDonald’s juga selalu mengembalikan keuntungannya pada komunitas terdekat giving back to the community we serve melalui kegiatan-kegiatan sosial antara lain: menyantuni anak-anak yatim piatukaum dhuafa, pengobatan cuma-cuma, donor darah dan sebagainya. Contoh lain adalah ketika turut mengumpulkan dana bagi keberangkatan tim Indonesia ke Olempade Sydney 2000, sosialisasi futsal sepakbola dalam ruangan 5 lawan 5, bantuan kepada korban banjir, beasiswa, dan yang saat ini sedang berjalan adalah program santunan kepada anak-anak Indonesia yang dikaitkan dalam rangka Hari Anak-anak sedunia World Children’s day yang jatuh pada tanggal 20 November.

B. Perkembangan McDonald’s Indonesia

Setelah beroperasi selama 10 tahun di Indonesia, kini McDonald’s Indonesia telah tersebar di 18 kota di Indonesia. Selama tahun 2000 saja telah dibuka 13 restoran baru. Jumlah total restoran McDonald’s di Indonesia kini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencapai 108 restoran. Restoran McDonald’s di Indonesia pada umumnya terdapat di Plaza atau Mall, Food Court, McDonald’s Drive Thru. Di restoran ini, selain memesan dan bersantap di restoran, pelanggan juga bisa memesan tanpa harus turun dari kendaraan, langsung diambil tanpa perlu memasuki ruangan restoran. Selain itu, juga restoran Mcdonald’s mcStop. Prinsipnya mirip dengan Drive thru, tapi McStop tidak bersatu dengan gedung restoran.

C. Partner Lokal McDonald’s Indonesia

Pada saat pertama kali beroperasi, McDonald’s Indonesia hanya menggunakan 15 bahan baku lokal. Hanya dalam waktu 5 tahun, komposisinya berubah menjadi 85 bahan baku lokal dan sisanya impor. Salah satu mitra lokal McDonald’s Indonesia adalah produsen patung Ronald McDonald’s. Siapa sangka di balik sosok patung McDonald’s yang menyambut tamu dengan senyum cerianya, ternyata ada sepenggal cerita sukses dari seorang pematung asal Yogyakarta. Meski cacat kaki dan jari tangan, Herry Maizul, pemuda kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat pantang untuk menyerah begitu saja. Kisah ini berawal saat pematung lulusan Institut Seni Indonesia ISI ini mengikuti pameran patung di purna Budaya Yogyakarta. Sebuah karyanya berupa patung perunggu dibeli oleh pemilik Mcdonald’s Indonesia, Bambang N. Rachmadi. Namun dengan perjanjian Herry harus mengantarkan ke Jakarta. Saat mengantarkan patung itulah, dia ditawari membuat patung Ronald McDonald. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI