lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dalam networking adalah sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, menyatakan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan keterampilan siswa dalam berbahasa dengan
baik dan benar. Pada langkah ini, ada siswa yang mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan, sedangkan siswa lain dapat
menganggapi dengan mengajukan pertanyaan, menyanggah, atau memberi dukungan pada materi yang dipresentasikan.
Pada kegiatan ini guru berperan sebagai fasilitator. Guru akan melakukan penilaian autentik dalam proses pembelajaran dan
penilaian hasil belajar. Siswa yang aktif dan berani akan mendapatkan nilai yang lebih baik daripada siswa yang kurang
percaya diri dan memiliki rasa takut.
C. Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Kosasih 2014, pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang berdasar pada masalah-masalah yang dihadapi
siswa terkait dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari siswa. Masalah yang dimaksud bersifat nyata atau sesuatu yang menjadi
pertanyaan-pertanyaan pelik bagi siswa. Hal ini berbeda dengan model pembelajaran penemuan yang masalahnya cenderung direkayasa karena
tujuannya bukan mencari solusi, melainkan untuk menemukan sesuatu yang harus dikuasai oleh siswa.
Menurut Ridwan Abdullah Sani 2014, pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan
cara penyajian suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang
digunakan adalah masalah kontekstual yang dapat ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dari permasalahan tersebut, siswa dapat
menemukan konsep atau prinsip baru. Masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai sesuatu yang harus dipelajari oeh siswa untuk
melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang di
mana guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, kemudian siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan.
2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan utama pembelajaran berbasis masalah bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada siswa, melainkan pada pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan siswa untuk secara aktif
membangun pengetahuan sendiri. Pembelajaran berbasis masalah juga dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan
sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi
informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah Hosnan, 2014.
3. Tahapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah sebaiknya dimulai dengan menyajikan permasalahan kepada siswa. Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam
pembelajaran adalah memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan penyelesaian masalah sehingga mereka akan bertindak aktif membangun
pengetahuannya. Berikut ini adalah lima langkah pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan oleh guru Hosnan, 2014: 301.
a. Orientasi siswa pada masalah. Pada langkah ini guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai e.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa melakaukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
dan proses-proses yang mereka gunakan.
Menurut Ridwan Abdullah Sani 2014, tahapan awal yang dilakukan siswa setelah dihadapkan pada permasalahan yaitu sebagai berikut.
a. Mendefinisikan permasalahan
Mendefinisikan permasalahan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lebih rinci tentang kasus yang dibahas agar dapat diperoleh
gambaran yang lebih lengkap mengenai permasalahan yang dihadapi. b.
Menganalisis permasalahan Pada tahap ini siswa diminta untuk mencari penyebab terjadinya
suatu permasalahan. c.
Mengembangkan ide untuk menyelesaikan permasalahan Siswa diminta untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang
disajikan menggunakan konsep-konsep atau pengetahuan yang dimiliki. Pada tahap ini diharapkan siswa berpikir kritis dan kreatif dalam
memunculkan ide-ide untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan.
D. Penelitian dan Pengembangan