Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan di jenjang pendidikan menengah Winkel dan Hastuti, 2012. SMK merupakan sekolah lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama SMP. SMK terdapat banyak program keahlian, yaitu: Boga, Busana, Pertanian, Listrik, Pertenakan, dan Pemesinan SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Teknik yang ada di Klaten. SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten termasuk SMK yang menjadi favorit calon peserta didik yang masih duduk kelas IX SMP. Hal tersebut didapatkan dari pendaftaran Try Out yang diselenggarankan oleh SMK Leonardo Klaten pada bulan Januari 2015. Walaupun masuk ke SMK Pangudi Luhur Leoardo Klaten dengan melalui beberapa tahap dan gelombang bukan berarti menghilangkan niat-niat mereka supaya bisa masuk ke SMK Pangudi Luhur Leonardo. SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten sangat mengutamakan peraturan-peraturan dan nilai-nilai yang dikembangkan, baik di kelas maupun di bengkel. SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten mempunyai beberapa Program keahlian yang diselenggarakan, yaitu: Teknik Pemesinan, Teknik Kendaran Ringan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Mekatronika. Peserta didik SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten termasuk siswa yang sangat patuh dengan peraturan. Salah satunya yaitu rajin dan tepat waktu dalam mengerjakan tugas, akan tetapi tingkat kepercayaan diri yang ada didalam diri mereka masih terlihat rendah, terlihat dari mereka saat menyelesaikan tugas-tugas praktik. Rata-rata peserta didik SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten adalah laki-laki. SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten juga terdapat peserta didik perempuan, jumlahnya perempuan lebih sedikit dibandingkan peserta didik laki-laki. Walaupun perempuan hanya sebagian kecil dari laki-laki bukan mejadikan penghalang mereka untuk bisa mendapatkan nilai yang lebih bagus. Peserta didik sangat dituntut untuk mendapatkan nilai yang optimal pada setiap mata pelajaran dan peserta didik juga dituntut untuk lebih kreatif dan aktif dalam mengikuti pratik. Peserta didik kelas X masa usia sekolah menengah merupakan masa remaja. Masa remaja yaitu masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa Yudrik, 2013. Sebagai peranan remaja mereka mulai menentukan pendirian hidupnya untuk peralihan masa selanjutnya yaitu ke masa dewasa. Pada usia remaja ini juga peserta didik biasanya mengalami masalah terkait kepercayaan diri. Kepercayaan diri merupakan aspek penting bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan potensinya. Lauser 2012 menjelaskan mengenai aspek-aspek yang terdapat di dalam kepercayaan diri peserta didik, yaitu: aspek kemampuan pribadi, interaksi sosial, kosep diri dan berani mengungkapakan pendapat. Apabila peserta didik memiliki bekal kepercayaan diri yang baik sesuai dengan aspek-aspek kepercayaan tersebut, maka peserta didik akan mampu mengembangkan potensi dengan optimal. Namun jika peserta didik memiliki kepercayaan diri yang rendah dan tidak sesuai dengan aspek aspek, maka peserta didik akan cenderung menutup diri, mudah frustasi ketika menghadapi kesulitan, canggung dalam menghadapi orang, ragu-ragu menyelesaikan tugas-tugas praktek. Jadi, peserta yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi didalam dirinya dapat membantu mencapai prestasi dan hasil belajar yang optimal dan memuaskan . Kepercayaan diri tidak muncul begitu saja dan bukan bawaan sejak lahir. Kepercayaan diri terbentuk melalui pengalaman dan proses belajar seseorang dalam hidupnya. Orang tua dan guru sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan remaja dan memiliki peran besar dalam pembentukan kepercayaan diri remaja. Pembentukan kepercayaan diri merupakan proses yang membutuhkan waktu yang tidak singkat Hurlock, 1997. Proses tersebut yaitu waktu dan usaha yang cukup keras dalam meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Semuanya itu tidak lepas dari usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru serta diri sendiri. Sebagian besar peserta didik tidak menyadari bahwa rendahnya rasa percaya diri dapat menimbulkan hambatan besar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Sebagian peserta didik yang tidak percaya diri antara lain, kelainan fisik atau cacat, ekonomi kurang, status sosial, kurang siap dalam menghadapi situasi dan kondisi, mudah mengalami kecemasan, penakut, sering gugup, mutu pendidikan yang kurang baik, sering menghindar atau pemalu, tidak bisa menarik simpati orang lain. Berdasarkan hasil observasi ketika peneliti melakukan PPL-BK, peneliti mendapatkan informasi dari kepala sekolah dan guru bimbingan dan konseling bahwa, tingkat kepercayaan diri peserta didik rendah. Selain itu ketika peneliti memberikan bimbingan klasikal pada saat ber-PPL Bimbingan dan Konseling di SMK, peneliti juga mengamati bahwa, kepercayaan diri pada peserta didik masih kurang nampak terlihat dari cara peserta didik masih ragu-ragu dalam menyelesaikan tugas didepan kelas. Secara umum, peserta didik sudah mengerti apa itu kepercayaan diri, tetapi belum sepenuhnya dapat menerapkan kepercayaan diri pada dirinya sendiri. Gejala kurang percaya diri tampak pada peserta didik SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten, khususnya kelas X, seperti saat peserta didik mengikuti praktik, sebagian dari mereka ragu-ragu bisa menyelesaikan tugas praktik dengan baik atau memuaskan, merasa takut salah dengan apa yang dilakukan, dan tidak berani bertanya ketika materi yang dijelaskan kurang dipahami. Kepercayaan diri pada remaja dapat disebabkan oleh beberapa hal. Beberapa penyebab yang mengakibatkan remaja kurang memiliki kepercayaan diri diantaranya: remaja kurang melatih diri untuk berani dalam melakukan tantangan baru, merasa kesulitan untuk mempercayai dan bergaul dengan orang lain. Penyebab lain kurangnya kepercayaan diri pada remaja yaitu penampilan fisik. Beberapa penyebab tersebut dapat mempengaruhi pada pengembangan kepercayaan diri pada peserta didik. Pengembangan kepercayaan diri pada remaja sangat penting. Pengembangan kepercayaan diri terutama dilakukan pada masa awal remaja. Peranan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan untuk membantu remaja atau peserta didik yang mengalami permasalahan yang berkaitan dengan kepercayaan diri. Bimbingan pribadi sosial merupakan salah bentuk dari layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu untuk mencapai tugas perkembangan pribadi Tohirin, 2007. Berangkat dari permasalahan tersebut dan melihat fakta yang ada, peniliti tertarik untuk mengadakan penelitian kuantitatif diskriptif dengan judul “KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK SMK PANGUDI LUHUR LEONARDO KLATEN Studi Deskriptif pada Peserta Didik Kelas X SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten 20142015 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi- Sosial”.Penelitian ini dilakukan terutama terhadap kelas yang berdasarkan pengisian kuisoner dengan hasil kurang memiliki kepercayaan diri”.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pelayanan sosial bagi gelandangan dan pengemis di panti sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi

2 36 127

Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran di SMK Averus

0 6 120

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pangudi Luhur Bandar Lampung Ta

0 8 70

PENGARUH GENDER TERHADAP POLA ADOPSI INTERNET OLEH GURU SMA SWASTA DI BANDAR LAMPUNG (Studi Komparatif Pada SMA Al-Kautsar, SMA Pangudi Luhur dan SMA Tunas Harapan Kota Bandar Lampung)

0 10 93

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Intensitas Bermain Game Online dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Bullying 2.1.1 Pengertian Bullying - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 17

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 0 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 20