pendidikan pada umumnya dan teori-teori Pendidikan Agama Katolik PAK di sekolah-sekolah dan teori-teori Pendidikan Agama Katolik PAK Paroki
di lingkungan-lingkungan di dalam suatu Paroki yyang ditunjuk. Program Pengalaman Lapangan PPL merupakan salah satu mata
kuliah yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik IPPAK yang
dilaksanakan pada jenjang Pendidikan Menengah antara lain: Sekolah Menengah Atas SMA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan Sekolah
Menengah Pertama SMP. Program pengalaman Lapangan PPL adalah suatu program praktikum
bagi mahasiswa calon guru, yang dirancang untuk melatih mahasiswa agar menguasai kemampuan dan keterampilan keguruan dan persekolahan pada
umumnya secara menyeluruh dan terintegrasi. Maka program ini mencakup baik latihan mengajar maupun kegiatan-kegiatan persekolahan lainnya di luar
mengajar yang menunjang pengetahuan dan keterampilan yang harus dimengerti oleh seorang guru.
PPL Pendidikan Agama katolik Pendidikan Menengah PAK PM merupakan program praktikum bagi mahasiswa calon Guru Agama Katolik.
Sebagai kelanjutan dari PPL SD , PPL PAK SM diarahkan untuk membantu mahasiswa agar semakin mengembangkan keahliannya dalam pengajaran
PAK serta dalam kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Kuliah ini merupakan program pengalaman lapangan mahasiswa dalam melaksanakan
pendidikan agama Katolik di jenjang pendidikan menengah yang meliputi,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tujuan perkuliahan ini adalah agar mahasiswa dapat mengembangkan kemamapuan dan keterampilan dalam
melaksanakan pendidikan Agama Katolik di jenjang pendidikan menengah Pedoman prodi IPPAK, 2010: 71.
2. Tujuan Program Pengalaman Lapangan PPL Pendidikan Agama
Katolik PAK Pendidikan Menengah
Setelah mengikuti PPL PAK PM diharapkan mahasiswa semakin: a.
Mengenal secara cermat dan kritis lingkungan fisik, akademik administrasi-organisatorik, akademik dan sosial Sekolah tempat PPL
serta kegiatan-kegiatan yang ada. b.
Mampu menerapkan dan mengembangkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah
bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing. c.
Mampu menarik pelajaranmanfaat dari pengalamannya selama praktik latihan melalui evaluasi dan refleksi yang merupakan ciri penting
pekerjaan profesional. d.
Menghayati serta mencintai tugas seorang Guru Agama sebagai pendidik iman.
3. Kedudukan Pendidikan Agama Katolik PAK di Sekolah
PAK di sekolah memiliki kedudukan yang sama seperti mata pelajaran yang lain yang diajarkan di sekolah, Pendidikan Agama Katolik merupakan
suatu pelajaran yang selalu ada dan diajarkan di sekolah Katolik, namun begitu juga tetap terbuka bagi semua warga sekolah, sifat agama Katolik di
sekolah bukanlah semata sebagai media Kristenisasi, melainkan lebih menekankan apresiasi dan perwujudan dari nilai kebaikan dan kebenaran
yang harus ada dalam masyarakat. 4.
Guru Pendidikan Agama Katolik PAK di Sekolah
Guru agama adalah seorang Pembina iman yang harus memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengalaman iman yang memadai dan sekaligus
terampil mengkomunikasikan iman mereka. Oleh karena itu seorang guru yang akan melaksanakan tugasnya dalam kelas seharusnya adalah seorang yang
mengetahui, mendalami, mampu menyampaikan dan mampu melatih murid Setyakarjana, 1997: 70. Beberapa sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang
guru agama sebagai Pembina iman meliputi: a.
Kristosentris Pembina iman akan mewartakan kabar gembira Yesus Kristus melalui
kesaksian hidupnya, maka sebagai pembina hendaknya terus-menerus mendalami hidupnya dalam Yesus Kristus dan membina dari hidup dan karya
pribadi Yesus Kristus itu. b.
Berusaha mencintai Kitab Suci Sebagai guru agama akan mewartakan sabda Allah yang ada dalam Kitab
Suci. Guru agama hendaknya berusaha semakin mencintai Kitab Suci karena pengalaman iman yang terkandung dalam Kitab Suci itu, tidak dapat
ditemukan dengan sekali baca dan merenungkannya sepintas, melainkan membaca dan merenungkannya berulang-ulang. Dengan demikian seorang
Guru agama perlu akrab dengan Kitab Suci.
c. Mencintai Anak
Mencintai anak merupakan salah satu sikap dasar yang harus dimiliki oleh guru agama, sekaligus Pembina iman. Apabila Pembina mencintai anak-anak
maka ia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan anak Luk 11:11. Pembina juga perlu berusaha untuk mengerti
dan menyelami kebutuhan-kebutuhan anak sesuai situasi konkretnya. Anak merupakan ciptaan kesayangan Allah dan Pembina dipanggil untuk menjadi
“perpanjangan tangan Tuhan” d.
Sabar Kesabaran dituntut dari setiap pembina iman Kristiani sebagai bagian tak
terpisahkan dari hukum cinta kasih. Seorang Pembina iman dituntut untuk sabar, karena ia berhadapan dengan pribadi anak-anak yang sedang tumbuh;
anak-anak yang mempunyai watak, kebiasaan, latar belakang yang berbeda satu sama lain. Tanpa adanya kesabaran, maka segala usaha akan cepat
runtuh. e.
Tegas Dalam kegiatan belajar, diperlukan ketegasan, karena tanpa ketegasan
seorang guru akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam pembinaan. Ketegasan yang bijaksana akan dapat menyadarkan dan menumbuhkan rasa
tanggungjawab anak. Dengan demikian ketegasan yang bijaksana itu, tidak mematikan kreativitas anak, karena ketegasan itu muncul dari rasa cintanya
kepada mereka, sehingga anak-anak menerima dan menghormatinya. f.
Disiplin
Disiplin merupakan salah satu penentu keberhasilan. Seorang guru agama adalah pendidik, maka diharapkan daripadanya suatu disiplin yang tinggi,
karena akan memperkokoh dan menunjang kewibawaan. Contoh: menepati waktu.
Dokumen Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Gravissimum Educationis menegaskan dua tujuan dasar pendidikan adalah demi tercapainya
perkembangan pribadi secara utuh dan memperjuangkan kesejahteraan umum bdk. art. 1. Maka setiap penyelenggaraan pendidikan lebih-lebih PAK harus
bervisi spiritual, yang dimaksud spiritual adalah hal-hal yang berhubungan dengan inti hidup manusia Heryatno, 2008: 14 . Maka PAK diharapkan membantu
naradidik menemukan makna hidup dari kenyataan sehari-hari. Inti segala tujuan PAK adalah demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, karena Kerajaan Allah
adalah karya Allah, untuk menyelamatkan hidup manusia, di samping itu ada tiga alasan mengapa terwujudnya Kerajaan Allah merupakan inti dari segala tujuan
PAK, pertama seperti telah diwartakan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama bahwa terwujudnya Kerajaan Allah untuk setiap manusia dan seluruh ciptaan merupakan
kehendak Allah sendiri, kedua seirama dengan yang pertama dalam Kitab Suci Perjanjian Baru disampaikan bahwa Kerajaan Allah adalah inti dari segala
pewartaan dan tindakan Yesus Kristus. Ketiga, di dalam hidup dan sejarahnya Kerajaan Allah menjadi inti Injil dan sekaligus menjadi inti hidup orang Katolik.
Heryatno, 2008: 25-26.