Pengertian Kinerja Landasan Teori

gambaran akurat mengenai prestasi kerja karyawannya. Untuk tujuan ini sistem- sistem penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaannya, mempunyai standar, dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat diandalkan. Kinerja merupakan suatu yang dinilai dari apa yang dilakukan den seorang karyawan dalam kerjanya. Dengan kata lain, kinerja individu adalah bagaimana seorang karyawan melaksanakan pekerjaannya atau untuk kerjanya. Kinerja karyawan yang meningkat akan turut mempengaruhi atau meningkatkan prestasi organisasi, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan dapat dicapai. Berikut di bawah ini adalah defenisi-defenisi tentang kinerja karyawan menurut beberapa ahli, yaitu: Tiffin dan Mc Cormick 1997:211 mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai dari segi kualitas, kuantitas dan tingkat kemajuan karyawan dalam melaksanakan tugas, yang meliputi: kuantitas hasil kerja berupa laporan tertulis kualitas hasil kerja dari tingkat akurasi ketepatan penyampaian laporan. dan tingkat kemajuan yang dicapai dalam pelaksanaan tugas. Performance is defined as the record of outcomes produced on specified job functions or activities during a specified time period. Kinerja didefinisikan sebagai rekaman dari hasil menghasilkan pada pekerjaan ditetapkan berfungsi atau aktivitas selama satu periode waktu ditetapkan,Bernardin 2003;143 Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, Mangkunegara 2004;67. Performance atau kinerja adalah output drive from processes or otherwise jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses, August W. Smith yang dikutip oleh Sedarmayanti 2001;50 Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah merupakan suatu hasil kerja seorang karyawan dalam suatu proses atau pelaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya dan seberapa banyak pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan organisasi.

2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation. Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, yang diikutip oleh Mangkunegara 2004;67 : Human Performance = Ability + Motivation - Ability = Knowledge + Skill - Motivation = Attitude + Situation 1. Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata IQ 110-120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam menerjakan pekerjaaan sehari- hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaaan yan sesuai dengan keahliannya the right man in the right place, the right man on the right job. 2. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dan sikap attitude seorang pegawai dalam rnenghadapi situasi situation kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik, artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memenfaatkan, dan menciptakan situasi kerja. Menurut pendapat David C. McClelland yang di kutip oleh Mangkunegara 2004;68 bahwa “ada hubungan yang positif antara motif yang berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi adalah dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja dengan predikat terpuji Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, karyawan akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi, motif berprestasi yang perlu dimiliki karyawan harus ditumbuhkan dari dalam diri sendri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah.