Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan

Setiap transaksi yang terjadi tidak boleh dilakukan oleh satu orang atau satu unit organisasi dari awal sampai akhir tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. Adanya campur tangan dari pihak lain secara tidak langsung akan menimbulkan internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait. Perputaran atau rotasi jabatan juga harus dilaksanakan untuk menjaga independensi jabatan dalam melaksanakan tugasnya,sehingga persekongkolan di antara mereka dapat dihindari. Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti tersebut jabatan karyawan yang bersangkutan akan digantikan sementara oleh pejabat lain sehingga seandainya terjadi kecurangan atau penyalahgunaan dalam departemen yang bersangkutan diharapkan dapat diungkap oleh pejabat sementara tersebut. Pemeriksaan mendadak dilaksanakan dengan jadwal yang tidak diatur. Jika pemeriksaan mendadak ini dilakukan diharapkan akan mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah diterapkan. Perusahaan juga harus mengadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya secara periodik dan pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain Mulyadi, 2001: 164-172. Unsur yang terakhir adalah karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Dari keempat unsur pokok pengendalian intern tersebut, unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting. Hal ini disebabkan karena bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, serta cara-cara yang lain yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya bergantung pada manusia yang melaksanakannya. Merekrut karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya dilakukan dengan menyeleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaanya kemudian pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaanya Mulyadi, 2001: 168-173.

C. Kebijakan dan Sistem Akuntansi Kas

1. Kas a. Pengertian Kas Baridwan 1990: 4 memberikan pengertian kas sebagai berikut: Kas merupakan elemen aktiva yang paling likuid dan hampir semua transaksi pada akhirnya akan berhubungan dengan kas. Kas di dalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas adalah uang tunai dan yang setara dengan uang tunai serta saldo rekening giro yang tidak dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan entitas. Setara kas cash equivalent adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang siap dikonversikan menjadi kas dengan jumlah tertentu, tergantung pada risiko perubahan nilai yang tidak signifikan Bastian, 2006: 118. Sedangkan menurut Ferdinan 2012: 104 setara kas diartikan sebagai berikut: Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid yang selalu siap dikonversi menjadi sejumlah kas dan yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, sehingga tidak terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, dan simpanan di bank dalam bentuk rekening giro demand deposit atau checking account. Instrumen-instrumen seperti money order, bank draft, cek terjamin, cek kasir, dan cek pribadi. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa kas merupakan alat pertukaran yang berupa uang atau yang dapat dipersamakan dengan uang baik yang ada di perusahaan maupun yang ada di bank yang dapat diambil sewaktu-waktu tanpa mengurangi nilai nominalnya. Kas sangat mudah dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan kepemilikannya, sehingga kas sangat mudah untuk diselewengkan atau disalahgunakan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang tepat terhadap kas dengan menerapkan sistem pengendalian intern yang baik.