PENUTUP: KERESAHAN JALANAN DALAM PEMAKNAAN

polemik namun kesemuanya tetap berjalan dalam kehidupan masyarakat Indonesia hingga sekarang.

A. Seni jalanan Yogyakarta

Seni jalanan atau biasa juga disebut street art kemudian muncul menjadi istilah yang dipakai untuk membedakan dengan karya seni yang dibuat dan ditempatkan di jalanan dengan meminta ijin kepada pihak yang berwenang. Seni jalanan merupakan perkembangan dari grafiti yang biasanya dibuat dengan cat semprot aerosol kemudian berkembang menggunakan berbagai teknik pembuatan misalnya: stensil, stiker, tempelan kertas wheatpasting, poster atau campuran dari berbagai bentuk seni. 2 Penempatannya dilakukan tanpa ijin dari pihak berwenang dan dilakukan dengan sengaja misalnya: Gerbong kereta, pos polisi, papan reklame dan lain-lain terkadang memicu timbulnya perkara. Perkara inilah yang seringkali menyebabkan pelaku seni jalanan dianggap sebagai pelaku vandalism. Kata “jalanan” pada seni jalanan bukan sekedar menunjukkan tempat tetapi lebih menekankan kepada kebebasan sebab jalanan memiliki sifat longgar yang memungkinkan kebebasan ekspresi berlangsung. Apakah itu dalam bentuk kebebasan berpendapat, seni, maupun kebebasan bertingkah laku. Jalanan telah menjadi tempat dimana orang-orang memiliki kesempatan untuk menunjukkan rasa kemanusiaan dan kebinatangannya yang tersembunyi. Di jalan raya, misalnya, pengendara kendaraan berubah menjadi “binatang” yang saling berebut kesempatan menyalip tanpa aturan, bahkan dapat mencelakakan orang 2 http:tembokbomber.comblogweblog.php, diakses 17 Oktober 2007, disebutkan dalam situsnya: Seni adalah ekspresi, Tembok adalah kanvas, jalanan adalah galeri. Kira-kira seperti itulah paham yang dianut pelaku street art. Sebagian orang mungkin menganggap apa yang mereka kerjakan sebagai vandalisme, sebagian lagi boleh saja menganggapnya seni. Seni jalanan street art adalah segala jenis seni yang lain. Kepatuhan hanya terjadi jika polisi hadir disekitarnya, bukan karena kesadaran tentang keselamatan dirinya maupun orang lain. 3 Menurut Abdullah, grafiti yang biasa ditemukan di jalan dan tembok-tembok kota merupakan bentuk lain dari ekspresi kebebasan yang muncul dengan cara yang sama juga. 4 Hasil dari wawancara terhadap beberapa pelaku seni jalanan terungkap bahwa motivasi para pelaku seni jalanan sangat beragam, tergantung pada diri yang bersangkutan. Misalnya, bagi pelaku yang berlatar belakang pendidikan seni rupa atau yang mengerti keilmuan seni rupa, maka alasan mereka menempatkan karya seni di jalanan atau ruang publik dianggap sebagai usaha mendekatkan karya dengan publik yang sesungguhnya. Pandangan ini timbul karena menganggap kurangnya antusias masyarakat umum mengunjungi ruang pamer seni rupa museum atau galeri. Pandangan ini sangat elitis jika dibandingkan dengan pelaku yang tidak mengerti sama sekali tentang ilmu seni rupa, alasan membuat grafiti biasanya hanya sekedar iseng atau untuk menunjukkan batas wilayah kekuasaan suatu kelompok atau semata-mata sebagai media kebebasan berunjuk diri. Karya seni yang mereka hasilkan, sepositif apapun tujuan dan motivasinya, sering dipandang sebagai tindakan ilegal yang merusak dan mengotori keindahan lingkungan serta dikategorikan sebagai kegiatan liar yang tidak disukai oleh pemerintah. Namun dengan melihat semakin maraknya jumlah grafiti yang bermunculan di Yogyakarta saat ini, dikembangkan di jalan dan ruang publik. Termasuk dalam kategori ini adalah grafiti alias corat-coret di tembok. Selain itu juga mencakup seni lain seperti stiker, stensil, patung, wheat-pasting, dan banyak lagi. 3 Gunawan. 2000.”Siasat dan Kuasa di Jalan Raya”, dalam PM Laksono et.al, Permainan Tafsir: Politik Makna di Jalan pada Penghujung Orde Baru. Yogyakarta: Insist dan Jerat Budaya p.7. 4 Abdullah, Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar p.198. Dijelaskan juga bahwa kebebasan telah menjadikan jalanan sebagai daya tarik yang hakiki dan sulit dibendung dengan cara melarang, membatasi, menghambat, mengusir dan menghukum karena jalanan merupakan simbol dari persoalan sosial yang jauh lebih kompleks.