Data kualitatif Data kuantitatif

47 cerita bergambar tentang tradisi nyadran. Data atau informasi yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan anak terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi nyadran.

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.

3.7.1 Data kualitatif

Data kualitatif yang didapat berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli bahasa dan sastra untuk memperbaiki prototipe pengembangan buku cerita. Selain itu diperoleh komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Adapun komentar tersebut diperoleh dari komentar para ahli yang akan memberikan masukan terhadap kelayakan buku cerita yang sudah disusun oleh peneliti. Jumlah item pada kuesioner tersebut adalah 10 item. Data dianalisis sebagai dasar untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

3.7.2 Data kuantitatif

Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Adapun komentar tersebut diperoleh dari komentar para pakar yang memberikan masukan terhadap kelayakan buku cerita bergambar tentang nyadran yang sudah dirancang oleh peneliti. Jumlah item pada kuesioner tersebut adalah 10 item. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah metode statistika yang sudah tersedia, seperti menguji hipotesis variabel. Peneliti dalam hal ini akan memberikan rentang skor atas komentar para pakar dan anak sehingga data yang awalnya berupa kuesioner akan menjadi data 48 interval. Skala penilaian terhadap pengembangan buku cerita bergambar, seperti sangat baik 5, baik 4, tidak baik 2, dan sangat tidak baik 1. Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan tabel konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian acuan patokan PAP atau skala Likert Widoyoko, 2012 sebagai berikut: Tabel 8. Skala Likert Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan sikap 4,2 sd 5,0 Sangat Baik SB 3,4 sd 4,2 Baik B 2,6 – 3,4 Cukup Baik CB 1,8 sd 2,6 Tidak Baik TB 1,0 sd 1,8 Sangat Tidak Baik STB Peneliti melakukan sedikit modifikasi dalam penghitungan nilai yang didapatkan untuk mempermudah dalam pemahaman maupun penghitungan data. Penghitungan sekala Linkert dangan sedikit modifikasi sebagai berikut. Keterangan kriteria kelayakan prototype: Tabel 9. Sekala Linkert Modifikasi Nilai Keterangan 90 – 100 Sangat layak 80 – 89 Layak 65 – 79 Cukup layak 55 – 64 Kurang layak 55 Sangat kurang layak Perhitungan kelayakan kelayakan prototipe: Nilai kelayakan prototype = .... 35 x 100 = ... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala empat. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan: Penjelasan dari hasil penelitian mencakup dua hal yaitu: 1 menjelaskan prosedur pengembanga prototipe, dan 2 mendeskripsikan kualitas prototipe. Selanjutnya peneliti akan membahas berkaitan dengan kualitas produk yang peneliti hasilkan. Semuanya itu akan peneliti uraikan berikut ini. 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Buku Cerita Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan Prototipe buku cerita dan mewarnai berjudul “Nyadran” disusun dengan mengadopsi enam tahap dari 10 langkah penelitian Sugiyono. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 4.1.1.1 Potensi dan Masalah Potensi yang peneliti soroti adalah mengenai tradisi nyadran. Tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa Harwati, 2010: 25. Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti kesadaran manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat jawa, menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati dan mendoakan leluhur yang telah meninggal.