85
rumah dapat terpapar pestisida, pencampuran tidak menggunakan wadah atau ember khusus, dan pencampuran dilakuakan di dekat sumber air yang
memungkinkan pestisida mencemari air yang ada di sana jika terjadi tumpahan. Selain itu, pencampuran pestisida sangat berisiko tinggi pada ibu hamil karena
pestisida masih berkonsentrasi tinggi, sehingga lebih berbahaya jika dibandingkan dengan pestisida yang sudah diencerkan atau siap semprot. Hal tersebut akan lebih
berbahaya lagi jika saat pencampuran ibu hamil tidak menggunkan APD lengkap, terutama masker dan sarung tangan. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh
melalui percikan di permukaan kulit maupun saat terhirup oleh hidung.
5.1.4 Hubungan antara Kelengkapan APD dengan Kejadian BBLR
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelengkapan alat pelindung diri APD yang digunakan saat bekerja di lahan
dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Ngablak dan Puskesmas Pakis, dengan hasil analisis bivariat diperoleh nilai-
p value
sebesar 0,003. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk.
2012 di Wanasari Kabupaten Brebes. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan alat pelindung diri
dengan kejadian BBLR dengan nilai
p value
0,044. Pemakaian APD yang tidak lengkap dapat memungkinkan pestisida masuk ke dalam tubuh melalui kulit,
saluran pernafasan, mata, dan mulut. Dalam penelitian ini responden dengan bayi BBLR cenderung tidak
menggunakan APD lengkap ketika berada di lahan, yaitu tidak memakai masker dan sarung tangan. Kebanyakan pestisida golongan
piretroid
memiliki efek
86
kontak yang sangat kuat, meskipun memiliki efek sebagai racun perut Djojosumarto, 2008:206. Selain itu beberapa jenis pestisida golongan lainjuga
dapat masuk melalui kulit, seperti
diazinon
dan
mancozeb
Sudarmo, 1991:24-26. Sedangkan pestisida yang dapat masuk melalui inhalasi adalah jenis
klorpirifos
yang termasuk golongan
organofosfat
. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden yang mengaku tidak pernah menggunakan masker karena merasa
terganggu
sumpek
ketika bekerja. Mereka hanya memakai masker ketika menyemprot jenis tanaman yang tinggi, seperti cabai dan tomat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kemungkinan masuknya pestisida ke dalam tubuh responden yang tidak menggunakan APD lengkap,
terutama masker dan sarung tangan sangat mungkin terjadi. Pestisida yang masuk ke dalam tubuh akan diabsorbsi oleh organ tubuh dan dapat mengakibatkan
gangguan hormonal, misalnya pada kelenjar tiroid. Hal tersebut menyebabkan produksi hormon
tiroid
menjadi tidak adekuat
hipotiroidisme
yang jika terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin di
dalam kandungannya. Kurangnya edukasi tentang penggunaan pestisida bagi para petani sangat
terlihat dari cara peteni mengaplikasikan pestisida, mereka menyemprot dengan tidak memperhatikan arah angin dan ada juga petani yang menyemprot sambil
merokok. Sebagian besar petanidi kecamatan Ngablak dan kecamatan Pakis menganggap pestisida bukanlah hal yang membahayakan diri dan tidak perlu
diwaspadai. Bahkan saat dilakukan observasi terdapat petani penyemprot yang memperbaiki sumbatan
nozzle
menggunakan tangan secara langsung tanpa APD
87
dengan pestisida yang mengalir keluar dari
nozzle
kemudian petani tersebut melanjutkan penyemprotan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya BBLR akibat paparan pestisida adalah pemakaian APD yang lengkap, yaitu minimal memakai
baju lengan panjang, celana panjang, masker, sarung tangan, dan penutup kepala. Oleh karena itu paparan pestisida baik ketika melakukan pencampuran pestisida,
menyemprot tanaman, maupun ketika melakukan aktivitas pertanian yang lain dapat dicegah, sehingga tidak masuk ke dalam tubuh ibu hamil yang dapat
membahayakan janin yang dikandungnya.
5.1.5 Hubungan antara Penanganan Peralatan Penyemprotan dengan