Sejarah Singkat dan Status Perusahaan

26 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat dan Status Perusahaan

Perkebunan teh hijau di PT. Rumpun Sari Kemuning I, dirintis oleh bangsa Belanda yang pada waktu itu sedang menjajah Bangsa Indonesia, dengan nama ”NV. Cultuur Masstschapij Kemuning”, dengan pusat pengolahan di Belanda. Berdasarkan undang-undang pemerintah di Belanda pada tahun 1854 pasal 62 dan Undang-undang Agraria pada tahun 1870 yang mengatur mengenai Hak Guna Usaha HGU, maka pada tanggal 11 April 1852 pemerintah Belanda memberikan HGU dalam jangka waktu 50 tahun kepada kakak beradik warga Belanda yang bernama Jonan De John dan Van Mender Van yang tinggal di Den Hagg Belanda. Lahan HGU yang diberikan tersebut berada di dua kecamatan yaitu Kecamatan Ngargoyoso dengan luas 812,127 Ha dan Kecamatan Jenawi dengan luas 238,828 Ha sehingga luas totalnya 1.051 Ha. Pada saat itu lahan tersebut ditanami kopi dan teh yang pengolahannya diserahkan pada Firma Watering dan Labour yang berkedudukan di Belanda. Pada tahun 1942, karena Jepang datang ke Indonesia, maka perkebunan diambil alih oleh pemerintahan Jepang sampai pada tahun 1945. Pada saat kedudukan Jepang, kegiatan komersial mengalami kemacetan karena kebun diserahkan kepada penduduk setempat sehingga mengakibatkan tanaman teh dan kopi banyak yang mati karena tidak terawat dengan baik. Pada tahun 1945 sampai awal tahun 1948 perkebunan Kemuning dikelola oleh Mangkunegaran Surakarta dengan pimpinan Ir. Sarsito. Sedangkan pada tahun 1948 sampai dengan tahun 1950, Kebun Kemuning dikuasai oleh pemerintah Militer Republik Indonesia dan hasil 49 produksinya digunakan untuk membiayai perjuangan kemerdekaan. Berdasarkan Konferensi Meja Bundar KMB pada tanggal 19 Mei 1950 sampai dengan 30 Desember 1952, Kebun Kemuning diserahkan kembali kepada NV. Cultuur Maatschapij. Pada tanggal 1 Januari 1953 berdasarkan Undang-undang No. 31952RI Hak Guna Usaha HGU Kebun Kemuning, dicabut dari NV. Cultuur Maatschapij. Tahun 1965 dipegang sementara oleh KODAM Diponegoro dengan luas area 546,868 Ha. Hal ini disebabkan karena adanya rongrongan PKI dalam usaha merebut sebagian area perusahaan. Berdasarkan SK Mendagri No. 17HGUNIA71 maka pada tanggal 3 November 1971 pengolahan kebun Kemuning diserahkan kepada yayasan Rumpun Diponegoro dan dibentuk PT. Rumpun. Pada tahun 1980 PT. Rumpun dipecah menjadi 2 yaitu : a PT. Rumpun Antan dengan komoditi karet, kopi, kelapa, cengkeh, dan randu yang meliputi perkebunan : 1 Perkebunan CuraiRejodadi di Cilacap 2 Perkebunan Samudra di Banyumas 3 Perkebunan Darmokadrenan di Banyumas 4 Perkebunan Cluwak di Pati 5 Perkebunan jati Pablengan di Semarang b PT. Rumpun Teh dengan komoditi kopi, teh yang meliputi : 1 Perkebunan Kemuning di Karanganyar 2 Perkebunan Medini di Kendal 3 Perkebunan Kaligantung di Semarang Pada tahun 1990 tepatnya pada bulan Maret PT. Rumpun bekerja sama dengan PT. Astra Agro Niaga di Jakarta yang pengolahannya diserahkan kepada PT. Astra Agro Niaga yang sahamnya 60 milik PT. Astra, dengan demikian, dibentuklah nama baru untuk perkebunan Kemuning, yaitu PT. Rumpun Sari Kemuning yang dikenal sampai sekarang. Tapi sekarang PT. Rumpun Sari Kemuning tidak lagi bekerja 26 50 sama dengan PT. Astra selama 4 tahun terakhir, melainkan dengan PT. SAT Sumber Abadi Tirto Sentosa.

2. Lokasi Pabrik