Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah senjangan anggaran budgetary slack. Sedangkan variabel bebas independent variable dalam penelitian ini adalah asimetri informasi dan variabel pemoderasi dalam penelitian ini adalah self esteem harga diri. Definisi dari setiap variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Terikat Dependent Variable

Budgetary slack adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang diajukan dengan estimasi terbaik Anthony Govindarajan, 2005. Sesuai dengan studi sebelumnya yang dilakukan oleh Steven 2002, Tri S. Nugraheni dan Slamet Sugiri 2004, dan Ria 2013 maka penelitian ini mengukur variabel senjangan anggaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sedangkan yang dimaksud dengan expected performance merupakan rata-rata hasil produksi 1 dan 2. Adapun perhitungan expected performace adalah sebagai berikut: Budgetary slack diketahui dengan melihat perbedaan antara expected performance dengan proyeksi kemampuan partisipan dalam menyelesaikan tugas produksi yang diajukan.

2. Variabel Bebas Independent Variable

Asimetri informasi merupakan situasi atau keadaan dimana dalam suatu organisasi, manajer atas selaku principal tidak selalu mengetahui aktivitas manajer bawah selaku agent dan kondisi aktual pada unit tanggung jawab agen tersebut. Kondisi tersebut kemudian memunculkan informasi privat bagi manajer bawah atas anggaran yang diusulkan. Untuk membedakan pengaruhnya terhadap senjangan anggaran, peneliti membagi asimetri informasi menjadi tiga tingkatan, yaitu: a. Asimetri informasi rendah Berarti manajer bawah memberikan informasi hasil produksi dari tugas produksi 1 sampai 3 kepada manajer atas. Pada kondisi asimetri informasi rendah, manajer atas mengetahui kemampuan kinerja manajer bawah dari informasi produksi yang diberikan manajer bawah. Manajer atas dapat mengevaluasi secara akurat target produksi yang diajukan manajer bawah sehingga ketika manajer bawah menentukan target produksi di bawah kemampuan kinerja yang sesungguhnya maka manajer atas akan mengetahuinya. b. Asimetri informasi sedang Berarti manajer bawah memberi informasi hasil produksi 1, tetapi tidak memberikan laporan hasil produksi 2 dan 3. Dalam asimetri informasi sedang, manajer atas tidak mengetahui kemampuan kinerja manajer bawah pada tugas produksi 2 dan 3, tetapi manajer atas dapat mengestimasi kemungkinan hasil produksi 2 dan 3 berdasar hasil produksi 1, namun estimasi tersebut bisa saja tidak akurat sehingga menyebabkan manajer atas kurang bisa mengevaluasi target produksi yang diajukan manajer bawah. Karena manajer atas kurang bisa mengevaluasi secara akurat target produksi yang diajukan manajer bawah maka ketika manajer bawah menentukan target di bawah kemampuan kinerja sesungguhnya, ada kemungkinan manajer atas tidak mengetahuinya. c. Asimetri informasi tinggi Berarti manajer bawah tidak memberi informasi hasil produksi 1 sampai 3. Manajer atas sulit untuk mengetahui kemampuan produksi yang sebenarnya dari manajer bawah karena tidak mengetahui hasil produksi 1 sampai 3. Karena manajer bawah tidak menyerahkan hasil tugas produksi 1 sampai 3, manajer atas menjadi tidak bisa mengevaluasi secara akurat target produksi yang diajukan manajer bawah sehingga ketika manajer bawah menentukan target produksi di bawah kemampuan kinerja sesungguhnya, manajer atas tidak mengetahuinya. Semua kelompok asimetri informasi diberikan informasi mengenai skema insentif sebagai metode pembayaran kepada manajer bawah. Sesuai dengan metode yang pernah dilakukan oleh Stevens 2002 dan Ria 2013, penelitian ini menggunakan perhitungan insentif Fixed Pay Plus-Bonus FPB yang merupakan pembayaran manajer bawah dengan gaji tetap dan jika hasil produksi manajer bawah melebihi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Internal Audit Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Aset Tetap Pada PT. Perkebunan Sumatera Utara

54 331 89

Pengaruh Anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Tahun 2009

1 60 117

Pengaruh Audit Operasional terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit (Studi Kasus pada Rumah Sakit Immanuel Bandung).

46 173 22

Pengaruh Audit Operasional terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit (Studi Kasus pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Limijati Bandung).

1 3 23

Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Kesehatan Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Sekar Kamulyan.

0 0 20

Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Farmasi (Studi Kasus pada Rumah Sakit Immanuel).

0 0 21

Peranan Audit Operasional dalam menunjang Efektivitas Pelayanan Kesehatan Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit "X".

0 1 17

Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan.

0 2 21

PENGARUH AUDIT OPERASIONAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Queen Latifa Yogyakarta).

1 13 181

Pengaruh pelaksana audit operasional dan pelaksana pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit (studi kasus pada rumah sakit umum haji Medan) - Repository UIN Sumatera Utara

0 2 91