Sejalan dengan pendapat diatas, Sudjana 2005: 5 menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
dan sebagai balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendapat tersebut sesuai pendapat Bloom dalam Arikunto 2009:110 bahwa hasil belajar dibedaan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil
belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu komponen pendidikan yang dilakukan untuk
mengukur perubahan tingkah laku pada diri siswa baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotorik, sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran dan mengadakan evaluasi serta perbaikan. Petunjuk suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil menurut Djamarah 1997: 120,
yaitu daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
a. Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinsip-prinsip penilaian. Prinsip penilaian yang dimaksud antara lain
adalah sebagai berikut, Sukardi, 2008:52 :
1 Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran. Artinya setiap guru melaksanakan proses pembelajaran harus melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud
adalah penilaian formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian, kemajuan belajar siswa dapat diketahui
dan guru dapat selalu memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya.
2 Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas
kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil
penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku terutama
tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi atau bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya.
3 Penilaian harus dilaksanakan secara
komprehensif ,
artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotiris. Dalam aspek kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara
proporsional. 4
Alat penilaian harus valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang seharusnya diukur ketepatan. Reliabel artinya hasil yang
diperoleh dari penilaian adalah konsisten atau ajeg ketetapan.
5 Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tidak lanjut
pembelajaran. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan program pembelajaran,
memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran, dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukan.
6 Penilaian hasil belajar harus obyektif dan adil sehingga bisa
mengambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Obyektif berarti nilai hasil dapat diketahui hasil belajar secara terbuka. Penilaian tidak
ada usur yang mempengaruhi siswa dan guru. Penilaian secara adil bukan berarti nilai hasil belajar harus sama. Maksudnya, siswa
mendapatkan nilai sesuai dengan kemampuannya.
b. Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar