Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 potensi yang dimiliki. Kemampuan pengelolaan program merupakan faktor
penentu keberhasilan program karena melalui pengelolaan yang baik maka tujuan, sasaran, waktu dan pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Program yang baik adalah program yang dapat berjalan secara efektif, efisien dan hasil akhir sesuai dengan rencana awal.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM merupakan salah satu penyelenggara pendidikan luar sekolah. Lembaga ini memberikan pelayanan bagi
pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. Pendidikan dalam konteks ini dapat berupa pemberian pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada
pembelajaran masyarakat. Salah satu wujud dari pembelajaran masyarakat adalah program pendidikan keaksaraan. Pendidikan keaksaraan bertujuan untuk
memberikan pengenalan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang huruf dan angka yang dapat berfungsi sebagai fondasi bagi pengetahuan-pengetahuan yang
lain. Bagi orang dewasa keaksaraan sangat penting kaitannya dengan tingkat kualitas sumberdaya manusia. Keaksaraan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam mendukung proses peningkatan sumberdaya manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyebutkan bahwa:
Peningkatan angka keaksaraan orang dewasa adalah sebuah jalan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dimana secara
internasional dapat diukur human development HDI. Indeks HDI adalah 0.619 pada tahun 1990 dan meningkat menjadi 0.692 pada tahun 2002.
Tetapi angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia ataupun Thailand. Dengan peningkatan angka keaksaraan orang
dewasa menjadi 95 pada tahun 2009, HDI Indonesia akan meningkat secara signifikan. Pencapaian 5 pada tahun 2009 membutuhkan
pengurangan angka buta aksara secara signifikan dari sekitar 15,4 Juta orang tahun 2003 menjadi 8,23 juta orang pada tahun 2009 Soekartawi,
2007.
5 Angka buta aksara sejak tahun 1990 kemungkinan dilatarbelakangi oleh
kelompok tertentu. Kelompok tersebut antara lain: 1 penyandang cacat, 2 penduduk daerah terpencil, dan 3 masyarakat miskin dengan usia rata-rata 30
tahun keatas. Upaya memenuhi layanan pendidikan keaksaraan bagi kelompok tersebut terjadi banyak kendala. Beberapa kendala yang ada tersebut berasal dari
internal dan eksternal. Faktor internal seperti kurangnya motivasi dan kemampuan untuk belajar, sedangkan faktor eksternal seperti letak geografis wilayah maupun
terbatasnya penyelenggara pendidikan keaksaraan. Permasalahan yang sama juga muncul diwilayah Kabupaten Sleman.
Pertumbuhan penduduk di wilayah Kabupaten Sleman setiap tahun terus bertambah. Menurut hasil registrasi penduduk pada tahun 2010 pertumbuhan
penduduk tersebut mencapai 1.066.673 jiwa, terdiri dari laki-laki 534.018 jiwa dan perempuan 532.655 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut terdapat angka buta
aksara yang cukup besar yaitu sejumlah 10.277 orang. Angka ini merupakan angka yang tercatat di Seksi Dikmas, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
DIKPORA Kabupaten Sleman. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan program pemberantasan buta
aksara. Pada program pemberantasan buta aksara memerlukan tahapan atau rangkaian pelaksanaan. Untuk tahap pemberantasan alokasi waktu yang
disediakan adalah 144 jam, dilaksanakan selama 4 bulan, dalam satu bulan rata- rata 18 kali pertemuan dan dalam satu hari 2 jam pertemuan. Untuk tahap
pemeliharaan adalah 66 jam, dilaksanakan selama 3 bulan, dalam satu bulan rata- rata 11 kali pertemuan dan dalam satu hari 2 jam pertemuan serta untuk tahap
6 pelestarian adalah 36 jam, dilaksanakan selama 3 bulan, dalam satu bulan 6 kali
pertemuan dan dalam satu hari 2 jam pertemuan, difokuskan pada kegiatan praktik keterampilan atau kefungsionalannya. Hal yang menjadikan pertanyaan adalah:
apakah dalam waktu yang sedemikian singkat ini tujuan yang telah ditetapkan tercapai? dan bagaimana pengelolaan pembelajaran dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan program dalam waktu yang sangat singkat tersebut?. Keaksaraan Usaha Mandiri KUM sebagai salah satu program
pemberantasan buta aksara menempati posisi pada tahap pemeliharaan. Program ini merupakan program lanjutan dari keaksaraan dasar yang bertujuan untuk
memelihara pengetahuan yang dimiliki oleh warga belajar keaksaraan dasar. Sasaran program Keaksaraan Usaha Mandiri KUM adalah mereka yang telah
mempunyai Surat Keterangan Melek Aksara SUKMA. Program Keaksaraan Usaha Mandiri KUM merupakan program yang sesuai dengan harapan
masyarakat dimana dalam program ini menggabungkan antara pendidikan keaksaraan calistung dan ketrampilan life skill. Program keaksaraan usaha
mandiri merupakan alternatif yang memberikan multi manfaat dalam pendidikan dan kecakapan hidup. Selain memberikan pengetahuan tentang baca, tulis dan
hitung keaksaraan usaha mandiri juga memberikan pengetahuan tentang kegiatan usaha sesuai dengan minat dan kebutuhan. Program tersebut diharapkan mampu
menunjang perekonomian dan pemberdayaan masyarakat. Dari sekian kelompok dan penyelenggara program keaksaraan Usaha
Mandiri KUM di Kabupaten Sleman ada beberapa kelompok belajar yang unik dan menarik karena mempunyai ciri tersendiri, salah satunya yaitu kelompok
7 belajar PKBM “Bangun Mulya”. Anggota kelompok warga belajar di PKBM
Bangun Mulya adalah wanita dengan usia antara 32-81 tahun. Pembelajaran yang dilakukan bersumber pada komoditi masyarakat. Inilah yang menjadi ciri khusus
yang membedakan dengan kelompok keaksaraan usaha mandiri lainnya. Tata kelola program penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dimotori oleh tokoh
masyarakat dengan dikemas dan terintegrasi dengan kebutuhan masyarakat. Melihat pada latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian dengan judul: “PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI KUM DI PKBM BANGUN MULYA DESA
BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”.