kognitif mencapai puncak perkembangan. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang
hakekat berpikir serta mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog. Bergaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa
remaja yang merupakan cerminan kecakapan berpikir abstrak dalam atau melalui bahasa.
Berdasarkan teori kognitif yang diungkapkan oleh Piaget dapat diketahui bahwa peserta didik usia SD berada pada tahap operasional
konkret 7-11 tahun, oleh karena itu dalam pembelajaran harus disesuaikan
dengan menggunakan
benda-benda konkret
untuk memepermudah pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan
khususnya dalam pembelajaran PKn
b. Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik atau tingkah laku menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku sebagai interaksi antara stimulus dan respon
Suprihatiningrum, 2012: 16. Menurut penganut teori ini, belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diukur, diamati dan dinilai secara konkret.
Suprihatiningrum 2014: 16 mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku terjadi melalui rangsangan stimulans yang menimbulkan hubungan perilaku
reaktif respons berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang
menajdi penyebab belajar. Sementara respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans.
Pelaksaan pembelajaran PKn dapat berdasar pada teori behavioristik agar terjadi perubahan tingkah laku utamanya pada karakter siswa. Pembelajaran yang
menganut teori ini akan mengubah perilaku yang kurang baik menjadi baik sehingga minat siswa dalam memepelajari materi pelajaran juga semakin
meningkat.
c. Teori Kontruktivisme
Berdasarkan pendapat Suprihatiningrum 2014: 22 teori kontruksivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan dapat mentransformsikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apanbila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-
benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya., berusaha
dengan susah payah dengan ide-ide. Kotruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang
menyatakan bahwa manusia membangun dan memahami pengetahuan dari pengalamanya sendiri. rifa’i, 2012: 189. Esensi pembelajaran kontruktivisme
adalah peserta didik secara individu menemukan dan mentransfer informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi itu menjadi miliknya. Salah satu tujuan
pembelajaran kontruktivisme adalah peserta didik belajar mempelajari sesuatu dengan cara memberikan pelatihan untuk mengambil prakarsa belajar.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah belajar lebih dari mengingat. Siwa harus penuh dengan ide-ide untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh
guru. Tugas guru adalah mengusahakan bagaimana konseo-konsep penting dapat sangat berguna dan tertanam kuat dalam diri siswa
7. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together berbantuan