TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT
7.5. ADMIXTURE.
7.5.1. Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan
dan pengerasan maupun maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.
7.5.2. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui
terlebih dahulu oleh konsultan MK. 7.5.3.
Admixture yang telah disimpan lebih lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak boleh dipergunakan.
7.6. MUTU BETON.
7.6.1. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 03-2847-2002.
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai berikut :
Beton struktural untuk balok, kolom ,sloof, dengan menggunakan mutu beton fc = 25 MPa
Beton untuk plat lantai dan plat tangga dengan menggunakan mutu beton fc = 20 MPa.
Beton untuk Pile Cap dengan menggunakan mutu beton fc = 33,2 MPa.
Beton untuk pondasi tiang pancang dengan menggunakan mutu beton
fc = 25 MPa. Beton non struktural K125, meliputi beton lantai kerja
TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT
7.6.2. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan trial mix untuk
mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan segregation dari
agregat. 7.6.3.
Pekerjaan pembuatan adukan percobaan trial mix tersebut diatas harus dilakukan untuk menentukan beton yang harus dimulai.
7.7. TEST KUBUS
7.7.1. Konsultan MK berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk
membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat. 7.7.2.
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji. Setiap 5 m
3
adukan beton dibuat 1 buah benda uji. 7.7.3.
Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dan memenuhi syarat-syarat pada SNI 03-2847-2002.
7.7.4. Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15x15x15 cm
3
. Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah
konsultan MKan. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 03-2847-2002.
7.7.5. Ukuran identifikasi, kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang
dapat menunjukan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat.
7.7.6. Pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, termasuk juga pengujian-
pengujian slump dan pengujian-pengujian tekanan.
TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT
7.7.7. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi
tanggung jawab Kontraktor. 7.7.8.
Semua kubus coba harus ditest pada laboratorium yang berwenang dan disetujui konsultan MK.
7.7.9. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada konsultan MK segera
sesudah percobaan, paling lambat 7 tujuh hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standar,
campuran adukan, berat kubus benda uji dan data-data lain yang diperlukan.
7.7.10. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang tidak memenuhi spesifikasi, maka konsultan MK berhak meminta Kontraktor agar
mengadakan percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan coring.
Percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Apabila gagal, maka bagian tersebut harus dibongkar dan dibangun kembali
sesuai dengan petunjuk Konsultan MK. Semua biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. 7.7.11. Kontraktor diharuskan mengadakan slump test menurut syarat-syarat
dalam aturan yang ada. Slump beton berkisar antara 8 – 12 cm.
7.8. CETAKAN BETON