Perhitungan Tulangan Balok Utama Perhitungan Kolom

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT Vu = bxd Vu = 5 , 402 225 93240 x = 1,02 Mpa 1,68 Mpa Jadi tidak memerlukan tulangan geser, cukup menggunakan tulangan geser praktis yaitu 8 – 200 yang dipasang ¼ L

6.5.3 Perhitungan Tulangan Balok Utama

Tinggi balok h = 700 mm Lebar balok b = 350 mm Tebal penutup beton = 30 mm Ø Tulangan = 19 mm Ø Sengkang = 8 mm Fc = 25 Mpa fy = 320 Mpa d = h – p – sengkang – ½ tulangan = 700 – 30 – 8 - ½ .19 = 652,5 ρ min = fy 4 . 1 = 320 4 . 1 = 0.0044 ρb = β 1 . fy x fy fc 600 600 . 85 , = 0,85 x 320 25 85 , x x 320 600 600 = 0,037 ρ max = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,037 = 0,027 Mu = 312,94 KNm Mn = Mu0,8 = 391,175 KNm = 391,175. 10 6 Nmm TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT Vu = 178,82 KN M tump, M tup dan Vu didapat dengan menggunakan program SAP. Rn = = = 2,86 m = = = 15,06 ρ perlu = 1 – ρ = 1 – ρ = 0,018 Karena ρ perlu ρ min maka yang digunakan ρ perlu As = ρ x b x d = 0,018 x 350 x 652,5 = 4110,75 mm 2 Jadi dipasang besi tulangan = 7 D19 4110,75 kontrol jarak antar tulangan utama N∆ = 350 – [ 2x Pentp Beton + 2x sengkang + 7x tul ] 4∆ = 350 – [ 2x30 + 2x8 + 7x19] ∆ = 103 mm Syarat 150 mm 103 mm 25 mm……………..ok Tulangan Geser Vu = 178,82 KN Vult = ϕ 12 = 0,75 x 12 x = 1,68 Mpa TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT Vu = bxd Vu = 5 , 652 350 178820 x = 0,78 Mpa 1,68 Mpa Jadi tidak memerlukan tulangan geser, cukup menggunakan tulangan geser praktis yaitu 8 – 200 yang dipasang ¼ L.

6.5.4 Perhitungan Kolom

Penulangan kolom dihitung berdasarkan momen terfaktor dan gaya aksial terfaktor hasil analisa struktur. Penulangan longitudinal kolom dihitung menggunakan diagram Mu vs Pu untuk biaksial bending dan penulangan tersebar pada keempat muka kolom. Setelah tulangan kolom diperoleh dari momen dan gaya aksial terfaktor hasil analisis struktur, kemudian dikoreksi dengan persamaan: Ʃ Me ≥ 65 Ʃ Mg Ʃ Me = jumlah momen tersedia kolom pada hubungan balok kolom Ʃ Mg = jumlah momen tersedia balok pada hubungan balok kolom Tujuan pengecekan tersebut adalah untuk menjamin bahwa sendi plastis tidak terjadi pada kolom, melainkan sendi plastis dibuat terjadi pada balok prinsip strong column weak beam . Tulangan kolom yang telah dikoreksi selanjutnya akan ditabelkan seperti di bawah ini. Hasil dari perencanaan kolom dengan menggunakan program SAP 2000. Tabel 6.2 Penulangan Kolom 450450 Kolom K1 K2 K3 Lantai 1 10 D19 10 D19 12 D19 TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT Lantai 2 10D19 10 D19 12 D19 Lantai 3 - 8 D19 8 D19 TUGAS AKHIR PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT

BAB VII PERENCANAAN PONDASI

7.1 Dasar Perencanaan Struktur bawah Sub Structure direncanakan dengan menggunakan konstruksi pondasi tiang pancang dengan bahan beton bertulang dengan mutu beton fc‟ =25 Mpa dan mutu baja fy = 320 Mpa. Perhitungan pondasi tiang pancang didasarkan pada kekuatan lekatan tanah friction, gaya geser tanah, dan serta memindahkan beban-beban dari kolom kepada tanah bawah tanpa dilampauinya daya dukung tanah. Peraturan – peraturan yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan adalah: 1. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 2847 – 2002 2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung. 3. Buku pengantar Teknik Pondasi Ir. Rudy Gunawan 76