Jadi, benda akan terapung jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis fluida. Kanginan, 2013: 275.
2.1.10 Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. Siswa dikatakan tuntas
belajar secara individual apabila siswa tersebut mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Menurut Standar Penilaian Pendidikan bagian A, Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM adalah kriteria ketuntasan belajar KKB yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan
untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi. KKM adalah kriteria atau batasan paling rendah
untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan atau tidak. Sudjana 2004: 8 mengemukakan bahwa dalam konsep belajar tuntas keberhasilan siswa ditentukan
dalam kriteria yang berkisar antara 75 sampai 80. Menurut Masrukan 2014: 18, kriteria ketuntasan belajar klasikal ideal
sekurang-kurangnya adalah 75 siswa mencapai ketuntasan individual. KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 1 Brangsong untuk mata pelajaran IPA adalah 74.
Pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini mencapai ketuntasan individual apabila memperoleh nilai sekurang-kurangnya 74 dan mencapai ketuntasan
klasikal apabila sekurang-kurangnya 75 dari siswa dalam satu kelas mencapai ketuntasan individual.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Jananti 2013, melakukan penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika pada hukum Archimedes. Hal tersebut dilakukan karena
berdasarkan observasi dan pengalaman mengajar menunjukkan bahwa materi Hukum Archimedes sulit dipahami oleh siswa terutama tentang konsep benda
tenggelam, melayang, dan terapung. Hasilnilai ulangan harian siswa yang diperoleh pada konsep Hukum Archimedes di SMPNegeri 2 Batang tahun
pelajaran 20112012, hanya 40 dari 226 siswa yang mendapat nilai sesuai KKM yaitu 70.
Beberapa peneliti
menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Fuada 2013 dan
Restiono 2013. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah tipe PBL memberikan prestasi belajar fisika yang lebih baik,
meningkatkan keterampilan proses sains, dan penguasaan konsep yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Kencana 2013 menyatakan kemampuan penguasaan konsep dan hasil belajar siswa yang memperoleh materi pembelajaran
dengan model pembelajaran TAI lebih baik daripada kemampuan siswa yang memperoleh materi pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA kajian fisika saat ini masih cenderung guru yang menjadi pusat perhatian karena siswa hanya melaksanakan apa yang diperintahkan