Jenis-jenis Pola Aliran Bahan Ukuran Jarak

d. Biasanya memerlukan ruang yang besar dan persediaan barang dalam proses yang tinggi. e. Memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi. 6 Sebagian besar pabrik mengatur tataletaknya berdasarkan kombinasi- kombinasi dari keempat jenis layout diatas. Dalam bentuk aslinya jarang sekali orang menetapkan bentuk layout tersebut secara sendiri-sendiri.

3.5. Jenis-jenis Pola Aliran Bahan

Pada umumnya orang akan berfikir bahwa produktivitas yang tinggi akan dapat diperoleh dengan cara mengatur aliran proses produksi secara efektif dan efisien. Aliran proses produksi diartikan sebagai aliran yang diperlukan untuk memindahkan elemen-elemen produksi mulai dari awal proses dilaksanakan sampai dengan akhir proses menurut lintasan yang dianggap paling efisien. 7 1. Bentuk garis lurus Straight Line Ada beberapa bentuk umum dari pola aliran bahan maupun aktivitas proses produksi, yaitu : Bentuk seperti ini umumnya dapat digunakan jika proses produksi yang dilakukan relatif pendek, sederhana dan hanya menyangkut beberapa komponen saja atau beberapa peralatan produksi. 6 Sritomo Wignjosoebroto, Op. cit., hal. 148-158. 7 Sritomo Wignjosoebroto, Op. cit., hal. 161. Gambar 3.5. Bentuk Garis Lurus Straight Line 2. Bentuk zig-zag Bentuk ini digunakan apabila proses produksi relatif lebih panjang dari ruangan yang digunakan, sehingga untuk memperoleh aliran yang lebih panjang, maka dibuat aliran berbelok-belok. Gambar 3.6. Bentuk Zig-zag 3. Bentuk U Dapat diterapkan bila diharapkan produk jadinya mengakhiri proses pada tempat yang relatif sama dengan awal proses karena alasan-alasan tertentu, misalnya keadaan fasilitas transportasi, pemakaian mesin bersama, dan lainnya. Gambar 3.7. Bentuk U 4. Bentuk Melingkar Bentuk ini digunakan apabila produk yang telah selesai diproduksi diharapkan kembali ke tempat awal dilakukannya kegiatan produksi atau bagian penerimaan dan penyimpanan berada pada lokasi yang sama. Gambar 3.8. Bentuk Melingkar 5. Bentuk sudut ganjil Bentuk sudut ganjil ini digunakan apabila diinginkan untuk mendapatkan garis aliran yang pendek di antara daerah kerja, jika pemindahannya mekanis, jika keterbatasan ruangan tidak memberikan kemungkinan pola lain atau jika lokasi permanen dari fasilitas yang ada menuntut pola seperti itu. 8 Gambar 3.9. Bentuk Sudut Ganjil

3.6. Ukuran Jarak

Material dapat dipindahkan secara manual oleh tangan maupun dengan menggunakan metode otomatis, material dapat dipindahkan satu kali ataupun beribu kali, material dapat dialokasikan pada lokasi yang tetap maupun secara acak, atau material dapat ditempatkan pada lantai maupun di atas. Apabila terdapat dua buah stasiun kerjadepartemen i dan j yang koordinatnya ditunjukkan sebagai x i ,y i dan x j ,y j , maka untuk menghitung jarak antar dua titik tengah d ij dapat dilakukan beberapa metode, yaitu: 1. Jarak Rectilinear Matriks Rectilinear ini disebut juga Manhattan, right-angle atau matriks rectangular. Cara ini umumnya banyak digunakan karena mudah untuk dihitung, mudah untuk 8 J. M. Apple Op. cit., hal. 121-123. dimengerti, dan sesuai untuk diterapkan dalam banyak masalah nyata. Cara perhitungan jarak Rectilinear ini memiliki rumus berikut: Keterangan: d ij = jarak antar titik pusat fasilitas i dan j 2. Jarak Euclidean Matriks Euclidean mengukur jarak garis lurus antar titik tengah dari fasilitas. Matriks ini dipakai untuk model conveyor yang tertentu, transportasi, dan jaringan distribusi. Menggunakan matriks Euclidean untuk jarak antar fasilitas mungkin lebih mendekati benar. Tetapi pada kasus lain, menggunakan matriks ini untuk menghitung jarak pengangkutan dengan overhead crane mungkin tidak tepat karena overhead crane bergerak sepanjang lintasan tegak lurus. Cara perhitungan jarak Euclidean ini menggunakan rumus: 9 9 Hari Purnomo. “ Perencanaan dan Perancangan Fasilitas” . hal. 81 Keterangan: d ij = jarak antar titik pusat fasilitas i dan j

3.7. Metode Heuristik