Urutan proses produksi pembuatan trafo pada lantai produksi yang menunjukkan keterkaitan antar departemen pada lantai produksi dapat dilihat pada
Tabel 5.2. berikut.
Tabel 5.2. Urutan Proses Komponen Produk Komponen
Urutan proses
Inti A – B – C – D – E – H – I – K – L – M – N - O
Kertas isolasi F – G
F – H Casing
J – K
5.1.3. Volume Produksi Produk PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi transformator berdasarkan
jumlah pesanan make to order dan jumlah stok make to stock. Volume produksi produk trafo dalam satu tahun diperoleh yaitu 1434 unit per tahun.
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Penggambaran Block Layout Departemen Lantai Produksi
Letak masing-masing departemen dibuat dalam bentuk block layout sesuai dengan ukurannya seperti pada keadaan sebenarnya tanpa memperhitungkan gang
antar departemen. Block layout lantai produksi PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 5.2. Sedangkan gambar layout pabrik PT. Morawa
Electric Transbuana yang dilengkapi dengan gambar mesin dan aliran bahan dapat
dilihat pada halaman lampiran L-1.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22 24
26 28
30 32
34 36
38 40
42 44
46 48
50 52
54 56
58 60
O
2 4
6 8
1 1
2 14
16 18
20 24
26 28
30 22
M
N L
K J
D H
G F
E C
B I
A Skala 1 : 400
J K
L M
N Pengeringan Gulungan
Kumparan Area Penumpukan Casing
Trafo Turn Ratio Test
Pemasangan terminal, Penyatuan dengan tangki trafo
Pengisian Minyak ke dalam Trafo
Routine Test Pemasangan Nameplate, Merek,
Pengecatan Area Penumpukan Produk
Jadi PenghubunganKoneksi
Kumparan Penggulungan Kumparan
Pemotongan Kertas Isolasi Pengujian Rugi-rugi Inti
Pemanggangan Inti Penggulungan Inti
Pemotongan Core Inti
I H
G F
E D
C B
A KETERANGAN
KODE
O Penimbangan Berat Inti
Gambar 5.2. Block Layout Lantai Produksi Awal 5.2.2.
Penentuan Jarak Antar Departemen
Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear, dimana jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Jarak antar departemen dihitung
berdasarkan jarak antara titik pusat departemen. Cara perhitungan jarak Rectilinear ini memiliki rumus berikut:
Keterangan: d
ij
= jarak antar titik pusat fasilitas i dan j x
i
= koordinat x pada departemen i x
j
= koordinat x pada departemen j y
i
= koordinat y pada departemen i y
j
= koordinat y pada departemen j Untuk menentukan koordinat titik pusat atau titik berat dari departemen
yang bentuknya bukan persegi dilakukan dengan membagi bentuk departemen departemen tersebut menjadi bentuk persegi. Kemudian digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: TB
= Titik Berat M
= Momen L
= Luas Momen yang dimaksud dalam rumus ini adalah jumlah perkalian antara
koordinat x atau koordinat y dari departemen yang dibagi dengan luas dari
departemen yang dibagi. Contoh dari penentuan koordinat ini adalah penentuan koordinat untuk departemen A. Karena bentuknya bukan persegi maka untuk
penentuan koordinat departemen A digunakan rumus Titik Berat. Departemen A dibagi menjadi A
1
dan A
2
. Terlebih dahulu dicari koordinat A
1
dan A
2
, yaitu : Koordinat X
A1
= X +
2
1
X X
− = 17 +
2 17
23 −
= 17 + 3 = 20
Koordinat Y
A1
= Y +
2
1
Y Y
− = 0 +
2 5
− = 0 + 2,5 = 2,5
Koordinat X
A2
= X +
2
1
X X
− = 23 +
2 23
28 −
= 23 + 2,5 = 25,5
Koordinat Y
A2
= Y +
2
1
Y Y
− = 0 +
2 14
− = 0 + 7 = 7
Jadi koordinat A
1
adalah 20;2,5 dan koordinat A
2
adalah 25,5;7. Luas departemen A
1
adalah 6 x 5 = 30 m
2
dan luas departemen A
2
adalah 5 x 14 = 70 m
2
. Maka koordinat x dan y dari departemen A adalah sebagai berikut: koordinat X
A
: TB
X
= 85
, 23
100 2385
70 30
70 5
. 25
30 20
= =
+ +
= =
∑ ∑
x x
L L
X L
M
i i
i X
X
koordinat Y
A
: TB
Y
= 65
. 5
100 565
70 30
70 7
30 5
. 2
= =
+ +
= =
∑ ∑
x x
L L
Y L
M
i i
i Y
Y
Sehingga titik koordinat departemen A = x,y = 23.85, 5.65 Sedangkan untuk penentuan departemen yang berbentuk persegi
ditentukan dengan membuat perpotongan garis diagonal pada departemen tersebut dan perpotongan garis diagonal tersebut merupakan titik koordinat departemen
tersebut. Contoh penentuan titik koordinat dengan departemen yang berbentuk persegi ialah penentuan koordinat departemen B.
Koordinat X
B
= X +
2
1
X X
− = 17 +
2 17
23 −
= 17 + 3 = 20
Koordinat Y = Y +
2
1
Y Y
− = 5 +
2 5
15 −
= 5 + 5 = 10 Titik koordinat Departemen B = x,y = 20,10.
Penentuan titik koordinat untuk Departemen C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N dan O juga dilakukan dengan cara yang sama sesuai dengan bentuk departemennya.
Hasil penentuan titik koordinat lokasi untuk masing-masing departemen dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Titik Koordinat Tiap Departemen
Departemen Koordinat
X Y
A 23,85
5,65 B
20,00 10,00
C 25,50
19,00 D
25,50 14,50
E 20,00
19,00 F
4,50 24,00
G 7,85
10,71 H
13,00 19,00
I 25,50
27,00 J
25,50 33,50
K 20,00
30,50 L
20,00 45,50
M 25,50
44,50 N
13,00 29,50
O 7,94
45,42
Skala 1 : 400
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22 24
26 28
30 32
34 36
38 40
42 44
46 48
50 52
54 56
58 60
B 20; 10 C 25,5; 19
D25,5; 14,5
E20;19 F 4,5; 24
G 7,85; 10,71 H 13;19
I 25,5; 27 J 25,5; 33,5
K 20; 30,5 L 20; 45,5
M 25,5; 44,5
N 13; 29,5 O 7,94; 45,42
A 23,85; 5,65
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22 24
26 28
30
J K
L M
N Pengeringan Gulungan
Kumparan Area Penumpukan Casing Trafo
Turn Ratio Test Pemasangan terminal,
Penyatuan dengan tangki trafo Pengisian Minyak ke dalam
Trafo Routine Test
Pemasangan Nameplate, Merek, Pengecatan
Area Penumpukan Produk Jadi PenghubunganKoneksi
Kumparan Penggulungan Kumparan
Pemotongan Kertas Isolasi Pengujian Rugi-rugi Inti
Pemanggangan Inti Penggulungan Inti
Pemotongan Core Inti
I H
G F
E D
C B
A KETERANGAN
KODE
O Penimbangan Berat Inti
Gambar 5.3. Koordinat x,y Tiap Lokasi Departemen
Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Contohnya, koordinat A 23.85, 5.65 dan B 20, 10, maka jarak A
ke B adalah: d
ij
= |x-a| + |y-b| A-B = |23.85-20| + |5.65-10| = 8.20 m
Perhitungan untuk jarak antar departemen lain juga dilakukan seperti contoh diatas. Hasil perhitungan jarak antar departemen secara keseluruhan untuk
tata letak awal dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Jarak Antar Departemen Produksi d
ij
meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
M N
O A
8.20 15.00 10.50 17.20 37.70 21.06 24.20 23.00 29.50 28.70 43.70 40.50 34.70 55.67 B
8.20 14.50 10.00
9.00 29.50 12.86 16.00 22.50 29.00 20.50 35.50 40.00 26.50 47.47 C
15.00 14.50 4.50
5.50 26.00 25.93 12.50 8.00 14.50 26.00 32.00 25.50 23.00 43.97
D 10.50 10.00
4.50 10.00 30.50 21.43 17.00 12.50 19.00 26.00 36.50 30.00 27.50 48.47
E 17.20
9.00 5.50 10.00
20.50 20.43 7.00 13.50 20.00 20.50 26.50 31.00 17.50 38.47
F 37.70 29.50 26.00 30.50 20.50
16.64 13.50 24.00 30.50 36.00 37.00 41.50 14.00 24.86 G
21.06 12.86 25.93 21.43 20.43 16.64 13.43 33.93 40.43 32.65 46.93 51.43 23.93 34.80
H 24.20 16.00 12.50 17.00
7.00 13.50 13.43 20.50 27.00 27.50 33.50 38.00 10.50 31.47
I 23.00 22.50
8.00 12.50 13.50 24.00 33.93 20.50 6.50 26.00 24.00 17.50 15.00 35.97
J 29.50 29.00 14.50 19.00 20.00 30.50 40.43 27.00
6.50 26.00 17.50 11.00 16.50 29.47
K 28.70 20.50 26.00 26.00 20.50 36.00 32.65 27.50 26.00 26.00
15.00 19.50 8.00 26.97
L 43.70 35.50 32.00 36.50 26.50 37.00 46.93 33.50 24.00 17.50 15.00
6.50 23.00 12.14 M
40.50 40.00 25.50 30.00 31.00 41.50 51.43 38.00 17.50 11.00 19.50 6.50
27.50 18.47 N
34.70 26.50 23.00 27.50 17.50 14.00 23.93 10.50 15.00 16.50 8.00 23.00 27.50
20.97 O
55.67 47.47 43.97 48.47 38.47 24.86 34.80 31.47 35.97 29.47 26.97 12.14 18.47 20.97
5.2.3. Penentuan Frekuensi Perpindahan Material Antar Departemen