bergelombang, melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
.
c. Uji Multikolinieritas
Multikololinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Varience Inflation Factor melalui program SPSS 13. Menurut Uyanto 2006:58 “Jika
nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 5, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas”
Tabel 4.21 Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Tolerance
VIF .933
.909 .839
.803 1.071
1.101 1.191
1.246
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 diolah Berdasarkan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel
mempunyai angka VIF 5, hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian statistik dengan model regresi linier berganda tidak terdapat pelanggaran
asumsi klasik sehingga model regresi linier berganda dapat digunakan sebagai alat uji statistik dalam penelitian ini.
4.2.6 Metode analisis statistik
a. Pengujian dengan menggunakan analisis jalur
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis jalur, Uji F dan uji t. Ringkasan
hasil pengujian dengan menggunakan analisis jalur dapat dilihat pada Tabel 4.22 dan 4.23 berikut ini.
Tabel 4.22 Hasil Uji Regresi Analisis Jalur Persamaan 1
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 diolah
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa nilai koefisien standardized beta nilai kinerja produk pada persamaan 1 sebesar 0.217 dan signifikan karena p =
0.0200.05 dan nilai 0.217 ini merupakan nilai koefisien jalur P
1
. Nilai standardized beta nilai pelayanan sebesar 0.135 dan tidak signifikan karena p = 0.1580.05 dan
nilai 0.135 ini merupakan nilai koefisien jalur P
2
. Nilai standardized beta nilai emosional sebesar 0.319 dan signifikan karena p = 0.001005 dan nilai 0.319 ini
merupakan nilai koefisien jalur P
3
. Dengan demikian dapat disimpulkan :
1. P1 = 0.217 signifikan 2. P2 = 0.135 tidak signifikan
3. P3 = 0.319 signifikan
Tabel 4.23 Hasil Uji Regresi Analisis Jalur Persamaan 2
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 diolah
Coefficients
a
.675 .737
.917 .362
.294 .125
.217 2.359
.020 .167
.117 .135
1.424 .158
.356 .105
.319 3.378
.001 Constant
NilaiKinerjaProduk NilaiPelayanan
NilaiEmosional Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kepuas anPelanggan a.
Coefficients
a
2.365 .743
3.183 .002
-.030 .129
-.023 -.232
.817 .178
.119 .152
1.498 .137
.041 .112
.039 .365
.716 .236
.102 .248
2.301 .024
Constant NilaiKinerjaProduk
NilaiPelayanan NilaiEmosional
KepuasanPelanggan Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: LoyalitasNasabah a.
Pada Tabel 4.23. dapat dilihat bahwa nilai koefisien standardized beta nilai kinerja produk pada persamaan 2 sebesar -0.023 dan tidak signifikan karena p =
0.8170.05 dan nilai -0.023 ini merupakan nilai koefisien jalur P
4
. Nilai standardized beta nilai pelayanan sebesar 0.152 dan tidak signifikan karena p = 0.1370.05 dan
nilai 0.152 ini merupakan nilai koefisien jalur P
5
. Nilai standardized beta nilai emosional sebesar 0.039 dan tidak signifikan karena p = 0.716005 dan nilai 0.039 ini
merupakan nilai koefisien jalur P
6
. Nilai standardized beta kepusan pelanggan sebesar 0.248 dan signifikan karena p = 0.024005 dan nilai 0.248 ini merupakan nilai
koefisien jalur P
7
. Dengan demikian dapat disimpulkan : 1. P4 = -0.023 negatif dan tidak signifikan
2. P5 = 0.152 tidak signifikan 3. P6 = 0.039 tidak signifikan
4. P7 = 0.248 signifikan
Tabel. 4.24. Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi dengan Variabel Intervening
Variabel Pengaruh
Langsung Pengaruh Tidak
Langsung Pengaruh Total
Nilai Kinerja Produk
0.217 0.023 x 0.248 =
0.0057 0.217 + 0.0057 =
0.2227 Nilai Pelayanan
0.135 0.152 x 0.248 =
0.038 0.135 + 0.038 =
0.173 Nilai Emosional
0.319 0.039 x 0.248 =
0.0096 0.319 + 0.0096 =
0.3286 Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 diolah
Berdasarkan analisis di atas, maka besarnya pengaruh langsung nilai kinerja
produk terhadap loyalitas nasabah adalah sebsar 0,217 atau 21,7 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung adalah sebesar 0,0057 atau 0,57. Oleh karenanya total
pengaruh nilai kinerja produk terhadap loyalitas nasabah adalah sebesar 0,2227 atau 22,27.
Analisis di atas juga menunjukkan bahwa besarnya pengaruh langsung variabel nilai pelayanan terhadap loyalitas nasabah adalah 0,135 atau 13,5 sedangkan besarnya
pengaruh tidak langsung adalah sebesar 0,038 atau 3,8. Oleh karenanya total pengaruh nilai pelayanan terhadap loyalitas nasabah adalah sebesar 0,173 atau 17,3.
Besarnya pengaruh langsung variabel nilai emosional terhadap loyalitas nasabah adalah 0,319 atau 31,9 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung nilai emosional
terhadap loyalitas nasabah adalah 0,0096 atau 0,96. Oleh karenanya total pengaruh langsung dan tidak langsung nilai emosional terhadap loyalitas nasabah adalah sebesar
0,3286 atau 32,86. Hasil analisis jalur dapat digambarkan sebagai berikut : Menurut Ghozali 2005, Untuk nilai
∈
1
: 1 – R Square
2
= 1 – 0.197
2
= 0.803
2
= 0.64
Untuk nilai ∈
2
: 1 – R Square
2
= 1 – 0.111
2
= 0.889
2
= 0.79
Sumber : Palilati 2006, Lupiyoadi Hamdani 2006, diolah
Gambar 5.1 Gambar Kerangka Hasil Analisis Jalur
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa pengaruh total nilai kinerja produk terhadap loyalitas nasabah lebih besar dari pengaruh langsungnya. Sehingga kepuasan
pelanggan sebagai variabel intervening memberikan kontribusi atas pengaruh nilai kinerja produk terhadap loyalitas nasabah oleh karenanya kepuasan pelanggan berfungsi
sebagai variabel intervening. Pengaruh total nilai pelayanan terhadap loyalitas nasabah lebih besar dari
pengaruh langsungnya. Sehingga kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening memberikan kontribusi atas pengaruh nilai pelayanan terhadap loyalitas nasabah oleh
karenanya kepuasan pelanggan berfungsi sebagai variabel intervening. Pengaruh total nilai emosional terhadap loyalitas nasabah lebih besar dari
pengaruh langsungnya. Sehingga kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening memberikan kontribusi atas pengaruh nilai emosional terhadap loyalitas nasabah oleh
karenanya kepuasan pelanggan berfungsi sebagai variabel intervening. Nilai kinerja produk
nilai pelayanan
nilai emosional kepuasan
pelanggan Loyalitas
Pelanggan
0,127
0,135
0,319 0,023
0,152
0,039
0,248 0,64
0,79
b. Uji Signifikansi Simultan Uji F