Pada bait puisi Wén guān jūn shōu hénán héběi menggunakan
kalimat pertanyaan kemudian dijawab sendiri oleh penyair agar pembaca memikirkan makna dari pertanyaan. Pada bait dalam puisi
Wén guān jūn shōu hénán héběi yang ingin dijelaskan adalah penyair dan keluarganya
menerima sebuah surat yang mengabarkan berita kemenangan dari pasukan tentara Henan dan Hebei.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat bait puisi yang berjudul Lu Ye Shu Huai
menggunakan gaya bahasa erotesis, seperti berikut ini. 17
飘飘何所似? 地一沙鸥銔銙旅夜书怀銚
Piāo piāo hé suǒ shì? tiāndì yī shāōu.銙Lǚà àshūàhu i銚 Persis seperti apa yang berkibaran?
Camar antara langit dan bumi. Lu Ye Shu Huai, Jiang, 1996: 65
Pada bait puisi di atas menggunakan kalimat pertanyaan kemudian
dijawab sendiri oleh penyair agar pembaca memikirkan makna dari pertanyaan. Pada bait puisi Lu Ye Shu Huai yang ingin dijelaskan adalah
penyair terpaut akan perasaan yang sentimental terhadap pemerintahan pada saat itu.
4.2.2 Analisis Makna Gaya Bahasa pada Puisi Karya Du Fu
Berdasarkan pengertian makna yaitu setiap kata terdiri dari satu atau beberapa unsur yang membentuk makna kata atau makna leksikal.
Berikut makna gaya bahasa pada puisi karya Du Fu.
Universitas Sumatera Utara
1 㧐身思狡兔,侧目似愁胡銔銙画鹰銚
Sǒng shēn sī jiǎo tù, cèmù shì chóu hú. Hu à ī g Tubuh menjulang tinggi dan bermata elang, sisi pinggir mata dan alis
seperti kera sejenis monyet. Hua ying, Jiang, 1996:53
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada tahun 735 dan merupakan puisi lukisan pertama dalam karya awal penulis. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia KBBI, kata “elang” merupakan burung buas yang mempunyai daya penglihatan tajam, paruhnya bengkok dan cengkeramannya kuat,
menangkap mangsanya dengan menyambar. Kata ‘kera’ merupakan suku
paling sempurna dari kelas binatang menyusui, bentuk tubuhnya mirip manusia, berbulu pada seluruh tubuhnya, memiliki otak yang relatif lebih
besar dan lebih cerdas daripada hewan lain. Pada kalimat tersebut gaya bahasa perumpamaan digunakan untuk menggambarkan elang dan kera,
karena elang memiliki penglihatan tajam yang sama dengan penglihatan kera yang cerdas.
Penyair menggunakan bahasa yang ringkas dan padat untuk menjelaskan secara rinci lukisan elang tersebut. Teknik penulisan yang
sesuai dengan tema telah menunjukkan hasil suatu kesenian. Deskripsi puisi tentang lukisan pada gaya dan sikap elang, kemudian
menggambarkan mata elang dan kera adalah mirip membuat lukisan tersebut terlihat sangat nyata dan hidup.
Berikut adalah baris puisi Lu Ye Shu Huai yang menyatakan keindahan alam yaitu pemandangan alam dengan binatang.
Universitas Sumatera Utara
2 飘飘何所似? 地一沙鸥銔銙旅夜书怀銚
Piāo piāo hé suǒ shì? tiāndì yī shāōu. Lǚà àshūàhu i Persis seperti apa yang berkibaran? Camar antara langit dan bumi. Lu Ye
Shu Huai, Jiang, 1996:65
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada pemerintahan kaisar dinasti Tang tahun 765 di kota Yongtai provinsi Fuzhou. Latar belakang puisi ini adalah
pada saat Du Fu melewati musim panas bersama keluarganya untuk meninggalkan Chengdu, provinsi Yuzhou.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata “berkibar”
yaitubergerak-gerak mengombak karena ditiup angin . Kata “camar” yaitu
burung laut berwarna putih keabu-abuan, berparuh panjang dan runcing, bersayap panjang yang ujungnya meruncing, ekornya bercanggah seperti
garpu, badannya langsing, berkaki pendek kemerah-merahan dan berselaput renang. Pada bait puisi Lu Ye Shu Huai, gaya bahasa
perumpamaan digunakan untuk menyatakan hubungan sesuatu yang bergerak karena ditiup angin seperti mengungkapkan perasaan berkeliaran
penyair seperti perasaan yang mencerminkan kehidupan yang tidak stabil dari penulis, seperti burung terbang di sekitar.
Berikut ini adalah baris puisi Chun wang yang menyatakan kondisi atau keadaan yang terjadi pada masa itu.
3 感时花溅泪,恨别鸟惊心銔銙春望銚
Gǎn shí huā jiàn lèi, hèn bié niǎo jīng xīn.銙Chū àw g銚 Bunga yang mengeluarkan percikan air mata, jangan membenci burung
yang menajubkan. Chun wang, Jiang, 1996: 58
Puisi Chun wang ditulis oleh Du Fu pada bulan Maret, tahun 757. Puisi ini berlatar belakang tentang kehidupan Du Fu yang dimasukkan ke
Universitas Sumatera Utara
dalam penjara. Saat itu ia sebagai tahanan yang dikuasai oleh pemberontak Lushan Chang. Puisi ini mengungkapkan negara asal penyair dan juga
menyebutkan tentang alam. Puisi Chun Wang digambarkan hal menyenangkan bagi burung-burung, melihat bunga-bungamenangis,
bauburungmengejutkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI kata “percikan” yaitu
titik-titik air yang memercik.Gaya bahasa personifikasi dalam puisi memberikan perasaan yang lebih kaya dan hidup. Meskipun puisi ini
menulis tentang pemandangan, namun pemandangan ini memberikan pembaca kekayaan dari segi penglihatan dan pendengaran, seperti
mengajak pembaca ke dalam lingkungan yang digambarkan. “Bunga yang mengeluarkan perci
kan air mata” kalimat ini menyiratkan kesedihanyang terlihat mendalam yang dirasakan olehpenyair.
Berikut ini adalah baris puisi Chun ye xiyu yang menyatakan keadaan pada malam hari yang sepi.
4 随风潜入夜,润物细无声銔銙春夜喜雨銚
Suí fēng qiánrù yè, rùn wù xì wúshēng.銙Chū à à ǐ ǔ銚 Angin malam menyelinap masuk, melicinkan dan menghaluskan tanpa
suara. Chun ye xiyu, Jiang, 1996: 61
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada tahun 761, saat Du Fu bermukim di Chengdu bagian barat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBBI, kata me nyelinap” yaitu 1menyuruk menyusup, menyelundup,
dsb lekas-lekas;2 melantas ke dalam, masuk meresap, masuk terus;3
Universitas Sumatera Utara
menghindarkan diri dengan segera, mengendap menyembunyikan diri dsb.
Penyair membuat puisi menjadi lebih kuat dan luar biasa. Penyair menggunakan gaya bahasa personifikasi, “angin malam menyelinap
masuk” dibuat seolah-olah seperti manusia yang dapat melakukan pekerjaan “menyelinap”. Melalui gaya bahasa personifikasi, penyair
mengungkapkan perasaannya yang sedang menikmat angin malam yang sejuk dan larut dalam malam yang sepi.
Berikut ini adalah baris puisi Denggao yang menyatakan keindahan alam yaitu pemandangan tentang alam dengan binatang.
5 风急 高猿啸 ,渚清沙白鸟飞回銔銙登高銚
Fēng jí tiān gāo yuán xiào āi, zhǔ qīng shā bái niǎo fēi huí.銙Dē ggāo 銚
Angin kencang, langit tinggi dan kera bersiul sedih, negara hijau dan burung terbang kembali. Denggao, Jiang, 1996: 70
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada musim gugur tahun 767, pada saat itu Du Fu sedang berada di Kuizhou. Latar belakang puisi ini yaitu di
suasana sepi sungai Jiang pada musim gugur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI,
kata “kera” yaitu suku paling sempurna dari kelas binatang menyusui, bentuk tubuhnya mirip manusia, berbulu pada
seluruh tubuhnya, memiliki otak yang relatif lebih besar dan lebih cerdas daripada hewan lain, termasuk hewan pemakan buah, biji-bijian, dsb.
Universitas Sumatera Utara
Penyair menggunakan gaya bahasa personifikasi, yaitu “kera bersiul sedih” kemudian dibuat seolah-olah memiliki perasaan sedih seperti
manusia, walaupun kera hanyalah terlihat menyerupai wujud manusia. Melalui gaya bahasa personifikasi, penyair ingin menyampaikan
pemandangan yang menyedihkan. Terlihat pada kalimat “angin kencang” menandakan hal yang tidak baik
bagi “kera” karena kemungkinan akan turun hujan yang deras. Dan “burung terbang kembali” kemungkinan
burung sedang terbang kesana-kemari di atas sungai Jiang, ketika melihat angin kencang, burung kembali terbang untuk mencari tempat berteduh.
Berikut ini adalah baris puisi Chun ye xiyu yang menyatakan pemandangan alam.
6 好雨知时节,当春乃发生銔銙春夜喜雨銚
Hǎo yǔ zhī shíjié, dāng chūnnǎi fāshēng.銙Chū à à ǐ ǔ銚 Hujan yang baik pada musim ini, ketika musim semi disini.Chun ye xiyu,
Jiang, 1996: 61
Puisi ini ditulis oleh Du Fu padatahun 761, saat Du Fu bermukim di Chengdu bagian barat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBBI, kata “baik” yaitu 1elok; patut; teratur apik, rapi, tidak ada
celanya, dsb; 2mujur; beruntung tentang nasib; 3 menguntungkan tentang kedudukan dsb; 4 berguna; manjur tentang obat dsb;5tidak
jahat tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan, dsb; 6sembuh; pulih tentang luka, barang yang rusak, dsb; 7 selamat tidak kurang suatu
apapun; 8 selayaknya, sepatutnya; 9 untuk menyatakan entah ... entah ...; 10ya untuk menyatakan setuju; 11kebaikan; kebajikan.
Universitas Sumatera Utara
Penyair menggunakan gaya bahasa personifikasi , yaitu “hujan yang
baik pada musim ini” kemudian dibuat seolah-olah seperti manusia yang memiliki kelakuan atau sifat yang baik. Melalui gaya bahasa personifikasi,
penyair ingin menyampaikan suatu pemandangan yang selayaknya dan sepatutnya terjadi hujan di musim itu, karena akan menghidupkan bunga-
bunga di musim semi. Berikut ini adalah baris puisi Wang yue yang menyatakan
keindahan alam yang indah. 7 会当凌绝顶,一
山小銔銙望岳銚 Huì dāng líng juédǐng, yīlǎn zhòng shān xiǎo.銙Wàng yuè銚
Akhirnya suatu hari dapat mendaki hingga ke puncak gunung, melihat sekumpulan gunung yang tampak penuh harapan yang samar-samar.
Wang yue, Jiang, 1996: 52 Puisi ini ditulis oleh Du Fu padatahun 735, pada saat Du Fu
berusia 23tahun. Latar belakang puisi ini yaitu pada saat Du Fu sampai di Luoyang untuk mengikuti ujian sarjana, alhasil terlambat sampai Luodi
sehingga melakukan perjalanan ke negara Qilu bagian utara. Penyair dibuat tertarik oleh gunung Taishan, kemudian menuliskan sebuah puisi
yang sangat mengagumi kemegahan akan pemandangan yang indah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI kata “samar”
yaitu 1kabur, tidak kelihatan nyata, agak gelap; 2 sayup-sayup tentang pendengaran; 3 tersembunyi, kurang jelas apa yang dilihat, dilakukan,
dsb; 4 gaib alam yg tidak dapat dilihat dengan indra biasa.
Universitas Sumatera Utara
Penyair menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu “melihat sekumpulan gunung yang tampak penuh harapan yang samar-
samar” kalimat ini terlihat sangat melebih-lebihkan suatu bayangan gunung yang
saling berbaris yang dilihat dari puncak gunung Taishan. Melalui gaya bahasa hiperbola, penyair menggambarkan objek yang ada dengan sangat
detail, menunjukkan penyair sangat pandai dalam memperhatikan alam dan pandai menikmati pemandangan yang ada pada saat itu, serta
menuangkannya ke dalam puisi. Berikut ini adalah baris puisi Wang yue yang menyatakan
keindahan alam yang tak tertandingi.
8 造 钟神秀,
割 晓銔銙望岳銚
Zàohuà zhōng shénxiù, yīnyáng gē hūn xiǎo.銙Wàng yuè銚 Keindahan alam yang terkonsentrasi, membagi gunung utara dan
gunung selatan menjadi fajar dan senja. Wang yue, Jiang, 1996: 52 Puisi ini ditulis oleh Du Fu padatahun 735, pada saat Du Fu
berusia 23tahun. Latar belakang puisi ini yaitu pada saat Du Fu sampai di Luoyang untuk mengikuti ujian sarjana, dan akhirnya terlambat sampai
Luodi sehingga melakukan perjalanan ke negara Qilu bagian utara. Penyair dibuat tertarik oleh gunung Taishan, kemudian menuliskan sebuah
puisi yang sangat mengagumi kemegahan akan pemandangan yang indah. Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia KBBI, kata
“konsentrasi” yaitu 1 pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal; 2 pemusatan tenaga, kekuatan, pasukan, dsb di suatu tempat.Penyair
Universitas Sumatera Utara
menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu “keindahan alam yang terkonsentrasi”, kalimat ini terlihat sangat melebih-lebihkan suatu
pemandangan mengenai keindahan alam yang dimiliki oleh gunung Taishan
. Melalui gaya bahasa hiperbola, penyair ingin menyampaikan
keindahan alam yang terkonsentrasi tersebut sungguh merupakan keindahan alam yang tak tertandingi kemegahan dan keindahnya,
termasuk juga pada saat gunung utara dan gunung selatan dibagi menjadi fajar yaitu pada saat matahari terbit, dan senja pada saat matahari
terbenam. Berikut ini adalah baris puisi Bei chen tao yang menyatakan alam
dengan manusia dan kesedihan yang terjadi pada saat itu.
9 孟冬十郡良家了,血 陈陶泽中水銔銙悲陈陶銚
Mèngdōng shí jùn liángjiāle, xiě zuò chéntáozé zhōng shuǐ. Bēià h à táo
Musim dingin bulan 10 yang layak, darah Chentaoze menjadi air. Bei chen tao
, Jiang, 1996: 57 Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada bulan 10 tahun 756. Latar
belakang puisi ini yaitu perdana menteri Chentao memimpin dan membagi tentara dalam 3 kelompok yaitu mengirimkan pasukan untuk menumpas
perang, pemberontak sejarah dan mencoba untuk memulihkan Chang’an. Tanggal 1 bulan 10 pemberontak pertempuran ingin memiringkan
Chentao , alhasil tentara tewas lebih dari empat penjuru, seluruhnya hampir
dimusnahkan. Pada saat itu, Du Fu tertangkap di kota Chang’an. Setelah
Universitas Sumatera Utara
mendengar dari pedagang keliling mengenai kekalahan tentara Tang yang menyedihkan dan juga menyaksikan pemberontak yang sombong dan
sewenang-wenang, Du Fu menuliskan sebuah puisi ini yang berjudul Kesedihan Chen Tao.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata “mengalir”
yaitu 1 bergerak maju tentang air, barang cair, udara, dsb; 2 meleleh tentang air mata, peluh, dsb; 3 berpindah tempat secara beramai-ramai.
Penyair menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu “darah Chentaoze
menjadi air” dengan melebih-lebihkan darah yang keluar sangat banyak seperti air yang terus mengalir. Puisi ini mencatat tentang
peristiwa yang ada pada saat itu, di dalam puisi ini tertulis waktu di mana pemberontakan itu terjadi, tempat dan kekalahan itu terjadi. Melalui gaya
bahasa hiperbola, penyair ingin menyampaikan setiap kata dan kalimat semuanya mengungkapkan kesedihan penyair yang tanpa batas terhadap
Chentao .
Berikut ini adalah baris puisi Chun Wang yang menyatakan kondisi yang menyedihkan yang tejadi pada saat itu.
10 烽火连
,家书抵万金銔銙春望銚 Fēnghuǒ lián sān yuè, jiāshū dǐ wàn jīn.銙Chū àw g銚
Perang sampai 3 bulan, surat rumah layak berjuta emas. Chun Wang, Jiang, 1996: 58
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada bulan 3, tahun 757.Latar belakang puisi ini yaitu pada saat Du Fu dilemparkan sebagai tahanan yang dikuasai
oleh pemberontak Lushan Chang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata “emas” yaitu 1 logam mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk,
biasa dibuat perhiasan seperti cincin; 2 sesuatu yang tinggi mutunya berharga; bernilai.
Sedangkan “berjuta” mengartikan jumlah yang banyak.
Penyair menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu “surat rumah layak berjuta emas” dengan melebih-lebihkan surat rumah seperti berjuta
emas yang berharga. Melalui gaya bahasa hiperbola, penyair ingin menyampaikan pada saat itu terjadi perang selama 3 bulan dan sangat sulit
untuk menulis surat kepada keluarga yang ditinggalkan. Perang ini sungguh mengungkapkan suasana penyair yang kacau karena kehilangan
kerabat tercinta. Puisi ini memberikan kesan yang mendalam pada pembaca mengenai kondisi orang-orang pada saat itu, dan dalam puisi ini
juga terlihat perasaan depresi penyair dan memiliki seni bahasa yang kuat. Berikut ini adalah baris puisi Chun Wang yang menyatakan
keindahaan alam yaitu alam dengan manusia.
11 国破山河在,城春草木深銔銙春望銚
Guó pò shānhé zài, chéng chūn cǎomù shēn. Chū àw g 感
花溅泪,恨别鸟惊心 Gǎn shí huā jiàn lèi, hèn bié niǎo jīng xīn.
Negara rusak gunung dan sungai dalam, kota musim semi dan kayu yang mendalam. Bunga yang mengeluarkan percikan air mata,
jangan membenci burung yang menajubkan. Chun Wang, Jiang, 1996: 58
Universitas Sumatera Utara
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada bulan 3, tahun 757.Latar belakang puisi ini yaitu pada saat Du Fu dilemparkan sebagai tahanan yang dikuasai
oleh pemberontak Lushan Chang. Gaya penulisan pada awal kalimat mulai terlihat sangat kaku dalam mengembangkan puisi ini.
Kata “negara” dan “kota musim semi” menyatakan kondisi yang berbeda, “gunung” dan “rumput”, “sungai” dan “kayu” menyatakan
pemandangan alam. “Dalam” dan “mendalam” menyatakan kata kerja yang memiliki arti bagian di dalam dan meresap masuk. Pada kalimat
kedua, “rasa” dan “benci” menyatakan kondisi yang berbeda,“bunga” dan “burung” menyatakan pemandangan alam yang berupa tanaman dan
hewan, “percikan air mata” dan “ menajubkan” menyatakan kata kerja yang menyentuh suatu perasaan sedih dan mengagumkan.
Penyair menggunakan gaya bahasa pararelisme yang terlihat pada kalimat pertama dan kalimat kedua menceritakan suatu kondisi yang
berbeda, dan menggunakan pemandangan alam, hewan dan tanaman. Puisi ini mempunyai efek kesedihan dibagian awal dan juga dibagian akhir.
Melalui penggunaan gaya bahasa ini, penyair meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca mengenai kondisi yang kacau balau pada saat
itu. Berikut ini adalah baris puisi Shuxiang yang menyatakan
keindahan alam yaitu tumbuhan dengan binatang.
12 阶碧草自春色,隔叶黄鹂空好音銔銙蜀相銚
Universitas Sumatera Utara
Yìng jiē bì cǎo zì chūnsè, gé yè huánglí kōng hǎo yīn.銙ìhǔ iā g銚 Bayangan hijau rumput yang cocok sejak musim semi, setiap daun
dan burung oriole berwarna kuning tebang dengan suara yang indah. Shuxiang, Jiang, 1996: 60
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada musim semi tahun 760, pada saat itu Du Fu sedang mengunjungi aula vihara Zhuge di kota Chengdu bagian
barat. Kata “bayangan” dan “setiap daun” menyatakan kondisi yang bersamaan, “hijau” dan “kuning” menyatakan sifat warna, “rumput” dan
“burung oriole” menyatakan tanaman dan hewan, “cocok sejak musim semi” dan “suara yang indah” menyatakan kata sifat yang menimbulkan
keindahan. Puisi ini menggunakan gaya bahasa pararelisme, pada kalimat
tersebut menggunakan pemandangan alam yang berupa hewan, tanaman dan jenis warna yang memberikan pembaca kenikmatan dalam segi
penglihatan.Melalui penggunaan gaya bahasa ini, penyair ingin menyampaikan kesenangannya terhadap pemandangan indah yang berada
disekitarnya, seperti memandangi rumput hijau di musim semi dan mengamati burung oriole bewarna kuning terbang dengan suara yang
indah. Berikut ini adalah baris puisi Lu Ye Shu Huai yang menyatakan
keindahan alam.
13 垂平
阔, 涌大江流銔銙旅夜书怀銚
Xīng chuí píngyě kuò, yuè yǒng dàjiāng liú.銙Lǚà àshūàhu i銚 Cahaya bintang menerangi sejagat raya, sinar bulan menyinari
sungai Jiang. Lu Ye Shu Huai, Jiang, 1996:65
Universitas Sumatera Utara
Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada pemerintahan kaisar dinasti Tang
tahun 765 di kota Yongtai provinsi Fuzhou. Latar belakang puisi ini adalah pada saat Du Fu melewati musim panas bersama keluarganya untuk
meninggalkan Chengdu, Yuzhou nama provinsi. Kata “bintang” dan “bulan” menyatakan kondisi yang
berhubungan, “menerangi” dan “menyinari” menyatakan kata kerja yang memberi terang dan memancarkan cahaya, “sejagat raya” dan “sungai
Jiang ” menyatakan tempat yang dibuat terang dan dipancarkan cahaya.
Puisi ini menggunakan gaya bahasa pararelisme, pada kalimat tersebut menggunakan pemandangan malam hari yang tampak berupa
bintang dan bulan. Jika dilihat dari angkasa bintang menerangi sejagat raya, dan bulan menyinari sungai Jiang. Melalui penggunaan gaya bahasa
ini, penyair ingin menyampaikanperasaan kesepian dan suasan hati yang sedih untuk meninggalkan Chengdu pada saat itu.
Berikut ini adalah baris puisi Wang yue yang menyatakan keindahan alam.
14 岱
如何?齐鲁青未了銔銙望岳銚 Dài
zōngfū rúhé?Qílǔ qīng wèiliǎo.銙Wàng yuè銚 Gunung yang tertinggi dan menakutkan adalah gunung Taishan,
bagaimana mendreskripsikannya? Dari negara Qi sampai negara Lu, pegunungan yang berwarna hijau masih juga belum terlihat.
Wang yue, Jiang, 1996: 52
Puisi ini ditulis oleh Du Fu padatahun 735, pada saat Du Fu berusia 23tahun. Latar belakang puisi ini yaitu pada saat Du Fu sampai di
Universitas Sumatera Utara
Luoyang untuk mengikuti ujian sarjana, alhasil terlambat sampai Luodi sehingga melakukan perjalanan ke negara Qilu bagian utara. Penyair
dibuat tertarik oleh gunung Taishan, kemudian menuliskan sebuah puisi yang sangat mengagumi kemegahan akan pemandangan yang indah.
Puisi ini menggunakan gaya bahasa erotesis, yaitu menggunakan pertanyaan yang ingin ditanyakan, kemudian dijawab sendiri oleh penyair
agar pembaca dapat memikirkan kembali makna dari pertanyaan tersebut. Melalui gaya bahasa erotesis, penyair ingin menyampaikan gunung
Taishan yang terkenal akan ketinggian puncak gunungnya.
Berikut adalah baris puisi Shuxiang yang menyatakan keindahan alam dengan manusia.
15 丞相祠堂何处 ?锦 城外柏森森銔銙蜀相銚
Chéngxiàng cítáng hé chù xún? Jǐn guān chéng wài bǎi sēnsēn.銙 ìhǔ iā g銚
Dimana mencari kuil perdana menteri? Di luar hutan pohon sipres Jinguancheng
. Shuxiang, Jiang, 1996: 60 Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada musim semi tahun 760, pada saat
itu Du Fu sedang mengunjungi aula vihara Zhuge di kota Chengdu bagian barat.Pemandangan puisi ini diambil dari pemandangan yang berada
disekitar vihara. Puisi ini menggunakan gaya bahasa erotesis, yaitu menggunakan pertanyaan yang ingin ditanyakan, kemudian dijawab
sendiri oleh penyair agar pembaca dapat memikirkan kembali makna dari pertanyaan tersebut. Melalui gaya bahasa erotesis, penyair ingin
Universitas Sumatera Utara
menyampaikan rasa hormat dan kekagumannya kepada perdana menteri yang merupakan politikus pada dinasti San Guo.
Berikut adalah baris puisi Wen guan jun shou henan hebei yang menyatakan perasaan sukacita.
16 却看妻子愁何在?漫卷诗书喜欲狂銔銙闻 军收河南河 銚
Què kàn qīzi chóu hézài? Mànjuǎn shī shū xǐ yù kuáng.銙Wén guān jūn shōu hénán héběi銚
Melihat kembali istrinya, dimana letak kesedihan? Menggulung dengan cepat puisi sukacita hingga menjadi gila. Wen guan jun
shou henan hebei
, Jiang, 1996: 62 Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada bulan 1 tahun 763. Latar belakang
puisi ini yaitu prajurit Shi Li mengalami kekalahan dan bunuh diri, semua anak buahnya menyerahkan diri, dinasti Tang menerima kembali lahan
yang luas disekitar sungai kuning bagian utara dan selatan, berlangsung sampai tujuh atau delapan tahun dan kekacauan berakhir. Setelah
mendengar kabar ini, perasaan Du Fu bahagia dan bercampur dengan rasa terkejut karena beliau masih memiliki harapan untuk kembali ke Luoyang.
Puisi ini menggunakan gaya bahasa erotesis, yaitu menggunakan pertanyaan yang ingin ditanyakan, kemudian dijawab sendiri oleh penyair
agar pembaca dapat memikirkan kembali makna dari pertanyaan tersebut. Melalui gaya bahasa erotesis, penyair ingin menyampaikan perasaan
bahagia dan keluarganya atas kemenangan dari pasukan tentara Henan dan Hebei.
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah baris puisi Lu Ye Shu Huai yang menyatakan keindahan alam yaitu alam dengan binatang.
17 飘飘何所似? 地一沙鸥銔銙旅夜书怀銚
Piāo piāo hé suǒ shì? tiāndì yī shāōu.銙Lǚà àshūàhu i銚 Persis seperti apa yang berkibaran? Camar antara langit dan bumi.
Lu Ye Shu Huai, Jiang, 1996:65 Puisi ini ditulis oleh Du Fu pada pemerintahan kaisar dinasti Tang
tahun 765 di kota Yongtai provinsi Fuzhou. Latar belakang puisi ini adalah pada saat Du Fu melewati musim panas bersama keluarganya untuk
meninggalkan Chengdu, Yuzhou nama provinsi. Puisi ini menggunakan gaya bahasa erotesis, yaitu menggunakan
pertanyaan yang ingin ditanyakan, kemudian dijawab sendiri oleh penyair agar pembaca dapat memikirkan kembali makna dari pertanyaan tersebut.
Melalui gaya bahasa erotesis, penyair ingin menyampaikan perasaannya yang sentimental, tulus dan melayang terhadap politik yang terjadi pada
saat itu.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis lima gaya bahasa pada 15 buah puisi karya Du Fu
yang dapat dalam kumpulan puisi berjudul Tángshī jīngcuì Lǜshī
唐诗精萃 律诗, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut: 1.
Gaya bahasa yang terdapat di dalam puisi karya Du Fu yang dapat dilihat pada setiap kalimat yang mengandung kelima gaya bahasa tersebut.
Pertama, gaya bahasa Biyu dapat memperkuat daya imajinasi pembaca atau memberikan gambaran akan suatu halbenda. Kedua, gaya bahasa
Bini membuat kalimat dalam puisi menjadi lebih hidup atau membuat hal
yang disebutkan menjadi lebih nyata. Ketiga, gaya bahasa Kuazhang dapat dengan kuat mengungkapkan emosi dan perasaan dari penyair. Keempat,
gaya bahasa Dui’ou mempersembahkan puisi yang indah memberikan
pesona kepada pembaca seolah-olah berada dalam lingkungan tersebut. Kelima, gaya bahasa Shewen dapat mencuri perhatian para pembaca nya
dan membuat pembaca lebih memikirkan makna dari hal yang ditanya dan jawaban dari pertanyaan dalam puisi tersebut. Gaya bahasa masing-masing
memiliki peran untuk menghidupkan puisi, merenungkan sesuatu dan tentunya memperindah puisi.
Universitas Sumatera Utara