33
canada balsam, diusahakan supaya tidak terdapat gelembung udara dan diberi label lalu diamati di bawah mikroskop.
3.5. Parameter Pengamatan 3.5.1. Pengukuran Kadar Gula Darah Mencit
Pengukuran kadar gula darah mencit diukur dengan menggunakan glukometer pada hari ke-1, ke-4, dan k e-16. Pengambilan darah dilakukan pada
pembuluh darah ekor hewan coba. Mencit dikatakan DM bila KGD ≥ 200 mgdl. Jika kadar glukosa mencit menunjukkan kenaikan yang berarti, maka diujikan
ekstrak biji mahoni, tetapi jika belum menunjukkan kenaikan yang berarti, maka diinduksi aloksan kembali sampai menunjukkan kenaikan yang berarti.
3.5.2. Pengukuran Berat Badan
Mencit ditimbang dengan menggunakan timbangan digital sebelum dan sesudah diberi perlakuan, untuk melihat perubahan yang terjadi pada berat badan
mencit pada masing-masing perlakuan.
3.5.3. Pengamatan Histologis Limpa
Pengamatan mikrostruktur limpa modifikasi dari Prasetiyo et al., 2010. Preparat histologis limpa diamati di bawah mikroskop cahaya untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada limpa dilakukan melalui penghitungan tingkat kerusakan limpa pada lima luas bidang pandang yang berbeda, dengan perbesaran
40 x 10 kali setiap satu ekor mencit.
3.6. Analisis Statistik
Data yang didapat dari setiap parameter variabel pengamatan dicatat dan disusun ke dalam bentuk tabel. Data kuantitatif variabel dependen yang
didapatkan, diuji kemaknaannya terhadap pengaruh kelompok perlakuan variabel independen dengan bantuan program statistik komputer yakni program SPSS
release 15. Urutan uji untuk berat pankreas diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila hasil uji menunjukkan p0,05 maka data tersebut
ditransformasi dan dilanjutkan dengan uji non parametrik. Untuk melihat perbedaan dari 2 perlakuan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Apabila hasil uji
normalitas dan uji homogenitas menunjukkan p0,05 maka dilanjutkan uji sidik
Universitas Sumatera Utara
34
ragam ANOVA satu arah untuk data dengan pengamatan berulang lebih dari 2 kali atau lebih dari 2 perlakuan. Jika berbeda nyata p0,05 maka dilanjutkan
dengan uji analisis Post Hoc-Bonferroni taraf 5. Sebagai sumber keragaman dari uji sidik ragam ANOVA yaitu perbedaan pengamatan berat limpa
berdasarkan perbedaan konsentrasi perlakuan yang diberikan. Kemudian data skor tingkat kerusakan limpa dianalisis dengan non-parametrik Kruskal Wallis
membedakan 2 perlakuan dan uji Mann-Whitney membedakan 2 perlakuan pada taraf 5.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap efek hipoglikemia ekstrak etanol biji mahoni Swietenia mahogani Jack. pada mencit yang diinduksi diabetes
dengan aloksan diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1. Pengaruh ekstrak biji mahoni Swietenia mahogani Jack. terhadap
kadar gula darah pada mencit yang diindulsi diabetes dengan aloksan
4.1.1. Grafik rerata Kadar Gula Darah KGD hari ke-1 yang dipuasakan
Hasil pengamatan terhadap rerata kadar gula darah mencit pada hari pertama dimana mencit dipuasakan selama kurang lebih 16 jam, yang kemudian akan
diinduksi diabetes dengan aloksan menunjukkan adanya pengaruh terhadap penurunan KGD mencit. Secara statistik, perlakuan mencit yang dipuasakan
menyebabkan penurunan KGD yang berbeda nyata P0,05 pada KP, P1 dan P3 dibandingkan dengan KN. Sedangkan jika dibandingkan dengan P2, KN memiliki
penurunan yang tidak berbeda nyata. Dari data dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah KGD pada KN 128,8; KP76,6; P171,4; P293,2 dan P72,6. Hasil
selengkapnya disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Kadar Gula Darah Mencit pada hari ke-1. Keterangan:
KN=Kontrol Negatif Kontrol Normal; KP= Kontrol Positif Kontrol DM, P1= Diabetes+ekstrak etanol biji mahoni 1,4
mgkg BB; P2= Diabetes+ekstrak etanol biji mahoni 2,8 mgkg BB; P3= Diabetes+ekstrak etanol biji mahoni 4,2
mgkg BB
Universitas Sumatera Utara