64
jejaring  sosial  facebook  sebagai  media  pembelajaran  dan  8  orang  siswa  yang memiliki  tanggapan  yang  tinggi.  Sementara  itu  terdapat  13  orang  siswa  yang
memiliki  tanggapan  yang  rendah  terhadap  penggunaan  jejaring  sosial  facebook sebagai  media  pembelajaran  dan  3  orang  siswa  yang  memiliki  tanggapan  yang
sangat  rendah.  Untuk  lebih  jelasnya  maka  disajikan  presentase  masing-masing kategori pada grafik berikut:
Gambar 7. Grafik Tanggapan Penggunaan Jejaring Sosial Facebook
B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  perbedaan  hasil  belajar  mata pelajaran  TIK  siswa  kelas  XI  SMA  Muhammadiyah  1  Muntilan  yang
menggunakan  jejaring  sosial  facebook  sebagai  media  pembelajaran  dan  yang menggunakan  modul.  Berdasarkan  tujuan  penelitian  tersebut,  maka  penelitian
yang  dilakukan  adalah  penelitian  eksperimen.  Penelitian  ini  melibatkan  dua
Sangat Tinggi 14
Tinggi 29
Rendah 46
Sangat Rendah 11
Tanggapan Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Pembelajaran
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Sangat Rendah
65
sampel  kelas  yaitu  kelas  XI  IPS  1  sebagai  kelas  eksperimen  dan  kelas  XI  IPS  3 sebagai  kelas  kontrol.  Kelas  eksperimen  diberi  perlakuan  dengan  menggunakan
jejaring  sosial  facebook  sebagai  media  pembelajaran  sedangkan  kelas  kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan modul sebagai media pembelajaran.
Sebelum  diberi  perlakuan,  terlebih  dahulu  diadakan  pretest  baik  pada  kelas eksperimen  maupun  kelas  kontrol.  Hal  tersebut  dilakukan  untuk  mengetahui
apakah  kemampuan  awal  kedua  kelas  sama  atau  tidak.  Untuk  mengetahui kemampuan awal kedua kelas dapat diketahui dari besar rata-rata nilai pretest dan
hasil  uji  kesamaan  nilai  pretest.  Dari  data  hasil  penelitian,  nilai  rata-rata  pretest pada  kelas  eksperimen  sebesar  6,66  dan  pada  kelas  kontrol  sebesar  6,67  dengan
nilai  maksimal  10  jika  siswa  mampu  menjawab  semua  soal  dengan  benar. Berdasarkan  data  tersebut  diketahui  nilai  rata-rata  pretest  kelas  eksperimen  dan
kelas  kontrol  setara.  Untuk  melakukan  uji  kesamaan  kemampuan  kelompok terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai pretest
dengan  menggunakan  software  SPSS.  Hasil  uji  normalitas  menunjukkan  bahwa kedua  kelas  berdistribusi  normal  dan  hasil  uji  homogenitas  menunjukkan  bahwa
kedua kelas memiliki varian yang sama. Karena kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varian  yang sama maka dapat  dilakukan uji kesamaan  kemampuan
kelompok  dengan  Uji-T  sampel  independent  Equal  Variance  Assumed.  Dari
hasil  perhitungan  dapat  dilihat  bahwa  kedua  kelas  tersebut  mempunyai kemampuan  awal  yang  sama.  Hal  ini  dibuktikan  dari  hasil  perhitungan  nilai
signifikansi  sebesar  0,976.  Karena  nilai  signifikansi  0,05  maka  dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel  tersebut  memiliki kemampuan awal
66
yang  sama.      Kesamaan  kemampuan  awal  pada  kedua  kelas  merupakan  pijakan awal  dalam  pelaksanaan  penelitian  ini,  karena  jika  kedua  kelas  mempunyai
perbedaan  atau  tidak  sama  dalam  kemampuan  awalnya  kemungkinan menyebabkan  kegagalan  dalam  penelitian  ini  karena  syarat  dari  penelitian
komparasi  ialah  kedua  kelompok  sampel  harus  mempunyai  kemampuan  awal yang seimbang.
Setelah  pretest  pada  kedua  kelas  selesai  dilaksanakan,  langkah  selanjutnya ialah  memberikan  kegiatan  pembelajaran  materi  Microsoft  PowerPoint  kepada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan materi pembelajaran ini didasarkan pada  silabus  mata  pelajaran  TIK  yang  ada  di  SMA  Muhammadiyah  1  Muntilan.
Masing-masing  kelas  diberikan  materi  dan  jumlah  pertemuan  yang  sama  yaitu sebanyak 4 kali pertemuan dengan 8 jam mata pelajaran. Perbedaanya yaitu hanya
terletak  pada  media  pembelajaran  yang  digunakan  saja.  Alasan  digunakan  4  kali pertemuan  dalam  penelitian  ini  dikarenakan  cakupan  kompetensi  dasar  yang  ada
dalam silabus tidak terlalu banyak dan cukup untuk 4 kali pertemuan. Pada  akhir  pembelajaran  diberikan  posttest  untuk  mengetahui  peningkatan
kemampuan  siswa.  Posttest  dilakukan  setelah  kedua  kelas  menyelesaikan  materi Microsoft PowerPoint dengan memberikan tes yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dari pemberian posttest diketahui perbedaan hasil belajar siswa setelah diberikan pengajaran dengan media pembelajaran yang berbeda. Dari data
hasil  penelitian,  nilai  rata-rata  posttest  pada  kelas  eksperimen  sebesar  8,8  dan kelas kontrol sebesar 8,4 dengan nilai maksimal 10 jika siswa mampu menjawab
semua  soal  dengan  benar.  Kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol  sama-sama
67
mengalami peningkatan hasil belajar. Akan tetapi peningkatan hasil belajar kelas eksperimen  lebih  tinggi  dibandingkan  peningkatan  hasil  belajar  pada  kelas
kontrol.  Perbandingan  rata-rata  nilai  posttest  kedua  kelas  menunjukkan  adanya perbedaan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan yang berbeda.
Untuk  menjawab  rumusan  masalah  yang  ada  diperlukan  pengujian  hipotesis. Untuk  melakukan  uji  hipotesis  terlebih  dahulu  dilakukan  uji  normalitas  dan  uji
homogenitas  terhadap  nilai  posttest  dengan  menggunakan  software  SPSS.  Hasil uji  normalitas  menunjukkan  bahwa  kedua  kelas  berdistribusi  tidak  normal  dan
hasil  uji  homogenitas  menunjukkan  bahwa  kedua  kelas  memiliki  varian  yang sama.  Karena  kedua  kelas  berdistribusi  tidak  normal  dan  memiliki  varian  yang
sama  maka  uji  hipotesis  menggunakan  metode  statistik  non  parametrik  yaitu dengan  menggunakan  Uji  Mann-Whitney  sebagai  alternatif  dari  Uji-T  di  dalam
statistik  parametrik.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  dengan  Uji  Mann-Whitney tersebut diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,030. Karena nilai signifikansi 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis diterima yaitu terdapat perbedaan pada hasil belajar mata pelajaran TIK siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Muntilan
yang menggunakan jejaring sosial facebook sebagai media pembelajaran dan yang menggunakan modul.
Dari  analisis  hasil  kuesioner  tanggapan  siswa  terhadap  penggunaan  jejaring sosial  facebook  sebagai  media  pembelajaran  diketahui  bahwa  terdapat  4  orang
siswa  yang memiliki  tanggapan  yang sangat  tinggi  terhadap penggunaan  jejaring sosial  facebook  sebagai  media  pembelajaran  dan  8  orang  siswa  yang  memiliki
tanggapan  yang  tinggi.  Sementara  itu  terdapat  13  orang  siswa  yang  memiliki
68
tanggapan  yang  rendah  terhadap  penggunaan  jejaring  sosial  facebook  sebagai media  pembelajaran  dan  3  orang  siswa  yang  memiliki  tanggapan  yang  sangat
rendah.  Hasil  kuesioner  tersebut  menunjukkan  bahwa  frekuensi  terbesar tanggapan  siswa  dalam  pembelajaran  menggunakan  facebook  ini  masih  dalam
kategori  rendah  yaitu  sebanyak  13  orang.  Hal  ini  dikarenakan  siswa  yang  baru pertama  kali  ini  diterapkan  pembelajaran  dengan  menggunakan  jejaring  sosial
facebook  sebagai  media  pembelajaran  sehingga  siswa  belum  terbiasa  dan  masih perlu adaptasi.
2. Kebermaknaan Hasil Penelitian