c. Aspek psikomotorik
Dave 1967
dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar psikomotorik dapat dibedakan menjadi lima perangkat, yaitu
:
1 I mitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan
sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.
2 Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana
yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pedoman atau petunjuk saja.
3 Presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang
akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi. 4
Artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan presisi sehingga produk kerjanya merupakan sesuatu yang
utuh. 5
Naturaslisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga
efektivitas kerja tinggi. Dalam lembar observasi aspek psikomotorik terdiri dari lima
komponen penilaian yaitu
:
persiapan, proses, hasil, efisiensi waktu, dan K3. Apabila siswa selama praktikum sesuai dengan kriteria terbaik yang
terdapat pada komponen yang dinilai yaitu persiapan, hasil, efisiensi waktu, dan K3 maka siswa berhak mendapatkan nilai maksimum yaitu 15
dan untuk komponen yang dinilai adalah proses maka nilai maksimal sebesar 40. Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dicapai siswa pada
21
penilaian psikomotorik adalah 75,00. Pengolahan nilai untuk mendapatkan rata-rata persentase kelulusan aspek psikomotorik seluruh siswa yang
ingin dicapai pada setiap pertemuan, keseluruhan ditinjau dari perolehan nilai observasi afektif siswa. Dengan rumus sebagai berikut
:
� = �����ℎ ����� ������������ ����� ���� �������� ���
�����ℎ ������ℎ ����� �100
Keterangan
:
P
=
rata-rata persentase kelulusan siswa Siklus ini akan diberhentikan dan dinyatakan berhasil apabila 75
dari jumlah seluruh siswa memperoleh nilai 75,00 dari Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 75,00
.
4. Strategi Pembelajaran a. Pengertian strategi pembelajaran
Menurut Abdul Majid dalam Kemp Wina Sanjaya, 2012: 130 mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang hatus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Menurut Waluyo Adi 2000: 80, memilih strategi pembelajaran harus memperhatikan kriteria berikut: 1 Kemampuan guru; 2 Tempat
terjadinya interaksi pembelajaran; 3 Karakteristik peserta; 4 ketersediaan prasarana sara media; 5 Waktu yang tersedia; 6 Situasi
setempat. Didasarkan atas kriteria di atas maka sebelum memilih strategi pembelajaran. Kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi
pembelajaran juga berdampak terhadap hasil pembelajaran.
22
Dari beberapa penjelasan di atas bisa diambil kesimpulan bahwasanya strategi pembelajaran adalah cara penyajian, penyampian
dan penjelasan materi dari pengajar kepada siswanya.
b. Jenis- jenis strategi pembelajaran
Adapun strategi pembelajaran menurut Sanjaya 2007: 177-286, strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1 Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Menurut Roy Killen 1998 menamkan strategi ekspositori
ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung direct
instruction. 2
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian akivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. 3
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang kegiatan belajarnya dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
4 Strategi pembelajaran kontekstual CTL merupakan suatu proses
pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari.
23