16 Selanjutnya menurut Elida Prayitno 1989: 39 guna atau fungsi dari
motivasi berprestasi antara lain sebagai berikut : Siswa-siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak tertantang
untuk memilih tugas-tugas yang terlalu mudah an terlalu sukar. Siswa-siswa yang seperti ini memiliki kepercayaan diri atau mampu membuat
perencanaan atau perhitungan yang pantas dalam memilih tugas. Namun jika siswa mengalami kegagalan terus menerus akan kehilangan motivasi
untuk berprestasi.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditegaskan dalam hal ini siswa kelas kompetensi keahlian animasi yang memiliki motivasi tinggi dalam
belajar akan menampakkan minat dan perhatian penuh terhadap tugas-tugas belajar. Siswa akan memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun
psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal rasa bosan apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan menampakkan
keengganaan, cepat bosan dan berusaha menghindari kegiatan belajar.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi
Menurut Slameto 2003: 26 Motivasi Berprestasi dipengaruhi oleh 3 komponen, yaitu:
1 Dorongan Kognitif Termasuk dalam golongan kognitif adalah kebutuhan untuk
mengetahui, untuk mengerti, dan memecahkan masalah. Dorongan kognitif timbul di dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas
atau masalah.
2 Harga Diri Ada siswa tertentu yang tekun belajar melaksanakan tugas-tugas
bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, melainkan untuk memperoleh status dan harga diri.
17 3 Kebutuhan Berafiliasi
Kebutuhan berafiliasi sulit dipisahkan dari harga diri. Ada siswa yang berusaha menguasai bahan pelajaran atau belajar giat untuk
memperoleh pembenaran atau penerimaan dari teman-temannya atau dari orang lain atasan yang dapat memberikan statusnya kepadanya.
Siswa senang apabila orang lain menunjukkan melakukan tugas-tugas dengan baik, agar dapat memperoleh pembenaran tersebut.
Sedangkan menurut Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman A. M. 2006: 46 ada berbagai keinginan yang mendorong motivasi yaitu:
1 Adanya sifat ingin tahu, yaitu menyelidiki dunia yang lebih luas. 2 Adanya sifat kreatif dan keinginan untuk maju.
3 Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan kooperasi dan kompetisi.
4 Adanyanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman karena menguasai suatu bidang.
5 Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang lain. 6 Adanyan ganjaran dan hukuman.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditegaskan Motivasi Berprestasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil usaha
seseorang, bila usaha yang dimaksudkan adalah kegiatan belajar animasi maka Motivasi Berprestasi akan memperoleh Prestasi Belajar Animasi
siswa.
d. Indikator Motivasi Berprestasi
Indikator yang dapat menunjukkan bahwa seorang siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah cara siswa tersebut dalam
18 menggunakan waktu belajarnya. Ia akan menggunakan waktu luangnya
untuk berdiskusi dengan teman yang menguasai dalam bidang yang ia pelajari. Ia akan selalu ingin bersaing dengan cara yang sportif untuk
mendapatkan prestasi yang terbaik. Ia akan selalu berorientasi ke masa depan dan tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas secara mandiri.
Menurut Siti Rahayu Haditono yang dikutip oleh Suyatinah dan Enny Zubaidah 1992, menyimpulkan bahwa ada enam aspekfaktor untuk
mengukur motivasi berprestasi, yaitu: 1 Orientasi pada keberhasilan dan tanggung jawab prbadi
2 Diarahkan oleh tujuan dan orientasi sikap ke masa depan 3 Memilih kesukaran yang sedang-sedang.
4 Tidak suka membuang-buang waktu. 5 Tepat waktu disiplin.
6 Ingin meraih prestasi yang lebih tinggi.
Dari pendapat tersebut dapat ditegaskan mengenai indikator dari motivasi berprestasi dalam penelitian ini yaitu keinginan untuk berbuat lebih
dari orang lain, berprestasi lebih baik dari prestasi sebelumnya, berorientasi jauh kedepan, mengerjakan tugas sebaik mungkinsecara mandiri.
3. Hakikat Prestasi Belajar Animasi
a. Pengertian Prestasi
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil
usaha”. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perrenial. Dalam sejarah dan kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut
bidang dan kemampuannya masing-masing Zainal Arifin, 1990:2.