Manfaat Penulisan Peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
11
Saudaranya yang menjadi imam dan dua orang pelayannya menemaninya. Di tengah perjalanan, ia mengajak saudaranya untuk melewatkan malam dengan
berdoa di dalam gereja Aranzazu di muka patung Maria, pelindung daerah itu. Di sini Ignatius mengucapkan kaul kemurnian dan memohon pertolongan Maria agar
dapat melaksanakannya Jou, 1991: 37. Ada tiga tahap dalam perjuangan rohaninya. Dalam tahap pertama,
peziarah ini menjalani denda dosa dengan berpuasa dan berdoa lama. Ia berdoa tujuh jam setiap harinya. Ia mengalami kedamaian dan kegembiraan dalam
hatinya. Dalam tahap kedua, perjuangan lebih sulit. Ignatius mulai merasa was- was tentang kehidupannya di masa lalu, dosa-dosanya dan pengakuan dosanya. Ia
takut jangan-jangan ia telah memilih jalan yang salah, kadang-kadang ia digoda oleh pikiran untuk bunuh diri. Semakin lebih banyak ia berdoa dan berpuasa,
semakin ia merasa sedih dan hampa. Tidak ada seorang pun dapat memberinya pertolongan. Sekali waktu ia mendapatkan penglihatan: seekor ular dengan
banyak mata berputar-putar dan bergulung di udara. Meskipun penglihatan ini memberinya rasa bahagia, ia kemudian tahu penampakan itu adalah olah roh jahat.
Penderitaan batinnya pada tahap ini berlangsung selama empat bulan. Tiba-tiba semua kegelisahan dan keragu-raguannya hilang dan mulailah tahap ketiga. Suatu
hari sewaktu duduk di pinggir sungai, ia merasa seakan-akan suatu cahaya semakin bersinar dalam jiwanya. Kesedihan dan ketakutan lenyap dan yang ada di
sekitarnya hanyalah terang, kegembiraan dan kedamaian. Pada saat itu ia lalu mengerti segala sesuatu tentang ajaran-ajaran iman Kristen, dan memahami
dengan cara khusus misteri Tri Tunggal Maha Kudus. Meskipun ia belum belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
apa pun, ia mulai menulis sebuah buku tentang misteri yang mahaluhur itu. Akibat dari pengalamannya yang luar biasa ini, Ignatius lalu mengurangi laku denda atas
segala dosanya, merasa lebih percaya diri, dan mulai menolong orang lain agar semakin dekat pada Tuhan. Ia menulis semua pengalamannya dalam sebuah buku
lain, yang ia selesaikan bertahun-tahun lamanya. Bukunya ini merupakan pegangan bagi mereka yang tertarik pada kesucian. Buku ini kemudian menjadi
bestseller. Judul buku ini “Latihan Rohani” Jou, 1991: 40
-41. Ia melepaskan segala miliknya dan mencari suatu tempat yang sepi,
menjalankan matiraga keras dan mengalami penampakan-penampakan mistik dekat kota Manresa. Ia mulai mencatat pengalamannya, yang menjadi inti
karyanya yang termasyhur, yaitu Exercitia spiritualia: Latihan Rohani. Setelah berziarah ke Yerusalem 1523, ia mulai belajar dari sekolah rendah sampai
memperoleh gelar Magister artes MA di Universitas Paris 1535. Waktu belajar, Ignasius sejak 1526 mulai mengumpulkan teman-teman
mahasiswanya dan menyemangati mereka dengan bantuan Latihan Rohani. Akhirnya, bersama enam teman ia mengikat diri dengan kaul kemurnian,
kemiskinan dan pengabdian di Tanah Suci di Gereja Montmorte 1534 di Paris. Sahabat pertama adalah Petrus Faber dari pegunungan Alpen bagian
Prancis. Sahabat kedua adalah Fransiskus Xaverius dari bagian utara Spanyol. Sahabat ketiga dan keempat adalah dua mahasiswa Spanyol yang sangat
mengagumi Ignatius. Namanya adalah Jakobus Lainez dan Alphonso Salmeron. Sahabat kelima adalah seorang Spanyol yang bernama Nicolas Alphonso de
Babadilla. Sedangkan sahabat Ignatius yang terakhir adalah seorang Portugis yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI