Untuk Kebebasan Manusia Tujuan Pendidikan Agama Katolik

22 mendengarkan dengan empati, memahami, mengenal masing-masing peserta didik secara individu, hangat, penyemangat dan yang paling penting adalah mencintai pribadi peserta didik. Miller dalam Heryatno 2008: 86 menguraikan bahwa guru harus memiliki visi ke depan bagi perkembangan setiap peserta didiknya. Visi yang dimaksudkan adalah agar peserta didik dapat mencapai tahap perkembangan kognitif, emosi, moral dan iman. Oleh karena itu, guru harus menjadi sahabat dan pendamping bagi perkembangan pribadi peserta didik sehingga visi di atas dapat tercapai. Miller juga menegaskan bahwa PAK sungguh-sungguh perlu menekankan interaksi dan komunikasi yang fasilitatif dan kondusif bagi peserta didik supaya secara terus-menerus berkembang ke tahap berikutnya. Komunikasi sangat penting dalam tingkat perkembangan kognitif, emosi, moral, iman peserta didik. Menurut Heryatno 2008: 113-117 sikap dasar dan semangat para guru harus diwujudkan di dalam tugasnya yaitu: a. Meneguhkan pribadi dan jati diri Para guru diharapkan menghormati harkat dan martabat para peserta didik yang mulia, menghargai segala talenta dan keunikan serta memahami kemampuan mereka sebagai titik tolak dari seluruh kegiatan pendidikan mereka. Guru juga membantu para peserta didik yang lemah dan bermasalah agar mereka memiliki peluang dan kesempatan yang sama dengan teman-teman lainnya, agar mereka pun dapat berkembang menjadi lebih baik. 23 b. Tahap yakin dan penuh harap Sebagai pendidik, guru harus memiliki harapan dan keyakinan bahwa semua peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat-bakat yang mereka terima dari Tuhan. Guru juga harus yakin bahwa semua peserta didik dapat sampai pada kelimpahan dan kepenuhan hidup karena kebaikan dan kemurahan hati Tuhan. c. Mengasihi Sikap yang tidak kalah penting dari para guru adalah mengasihi peserta didik. Beriman, berharap, dan mengasihi hidup para peserta didik itulah yang menjadi sikap, tekad, dan kesadaran yang wajib diwujudkan dalam melaksanakan tugas panggilan mereka sebagai pendidik. Dengan kasih yang bersedia berkorban seperti Yesus dari para pendidik sungguh dapat mengubah sikap dan perilaku peserta didik sekaligus memberikan hasil yang baik dan menyenangkan. d. Menghormati peserta didik sebagai subjek Peserta didik adalah subjek pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memperlakukan dan menghormati peserta didik sebagai subjek pendidikan. Dengan memperlakukan peserta didik sebagai subjekpelaku utama, dalam proses pembelajaran guru mewujudkan relasi antara pendidik dan peserta didik bukan relasi subjek dengan objek melainkan subjek dengan subjek. Di dalam relasi tersebut yang diharapkan oleh para peserta didik bukan semata-mata isi mata pelajaran tetapi inspirasi dan teladan hidup. Dengan memperlakukan peserta didik sebagai subjek, para guru akan memberdayakan mereka sebagai pelaku pendidikan yang aktif, kreatif, dan realistis. Para guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif yaitu suasanan akrab, saling menerima, dan menghargai 24 serta suasana kebersamaan yang sungguh menghormati inspirasi, aspirasi, dan gagasan peserta didik. Dengan suasana ini diharapkan bahwa pendidik dapat memperkembangkan kepribadian peserta didik secara utuh. Yang dimaksud perkembangan kepribadian yang utuh adalah bukan hanya intelektual tetapi juga perasaan, emosi, hati dan perilaku mereka. Hal ini perlu diusahakan agar pendidikan menjadi proses perkembangan diri mereka secara utuh dan seimbang. e. Menghormati kebebasan, hak dan tanggungjawab Kebebasan terwujud jika pendidik menghormati hidup peserta didik sebagai pribadi dan mendorong mereka untuk bersikap serta bertindak berdasar hati nuraninya. Dengan menghormati kebebasan dan semua hak peserta didik, para guru diharapkan menyelenggarakan proses pendidikan yang bersifat sungguh membebaskan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu hal penting yang dituntut dari seorang pendidik adalah mengasihi para peserta didik. Dengan mengasihi peserta didik, seorang pendidik dapat mengantar mereka kepada kebenaran yang telah Allah letakkan pada inti hidup mereka dan membantu mereka menjadi orang-orang yang bebas. Dengan demikian, mereka dapat mengambil bagian di dalam perjuangan mewujudkan kehadiran nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tengah kehidupan mereka.

b. Tenaga kependidikan

UU NO. 20 tahun 2003 pasal 140 ayat 3 menyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang meliputi: pertama, kepala