Teknik Analisis Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

alternative yang didefinisikan dengan jelas Sekaran, 2006: 82. Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Strata satu S1 Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur tahun 2010 yang menempuh studi dan tidak cuti.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan peneliti dengan menelusuri data historis berupa informasi diantaranya sejarah singkat berdirinya Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur serta visi misi, khususnya jurusan Akuntansi.

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

3.4.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square PLS, metode Partial Least Square PLS merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuruan skala ukuran variable tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan structural untuk menguji teori atau pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variable laten untuk tujuan prediksi, dan PLS dimaksudkan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. Ghozali, 2011:18-19 1. Inner Model Inner model yang kadang disebut juga dengan inner relation, structural model dan substantive theory. Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada substantive theory Ghozali, 2011:23. Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Persamaan Model Struktural: η 1 = γ 11 ξ 1 + γ 12 ξ 2 + γ 13 ξ 3 + ζ Keterangan:  η = Variabel Laten Endogen Variabel Terikat  ξ = Variabel Laten Eksogen Variabel Bebas  γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen  ζ = Galat model structural Sofyan Yamin, 2011: 38 2. Outer Model Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement model. Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya Ghozali, 2011:23. Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten Sofyan Yamin, 2011:10 Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen Bebas: X 1 = X 1  1 +  1 X 2 = X 2  1 +  2 X 3 = X 3  1 +  3 X 4 = X 4  1 +  4 X 5 = X 5  1 +  5 X 6 = X 6  1 +  6 X 7 = X 7  1 +  7 dan seterusnya sampai X 15 = X 15  1 +  15 Keterangan:  X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen   adalah variabel laten eksogen  X adalah loading faktor variabel eksogen   adalah galat pengukuran pada variabel eksogen Sofyan Yamin, 2011: 37 Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen Terikat Y 1 = Y 1  1 +  1 Y 2 = Y 2  1 +  2 Y 3 = Y 3  1 +  3 Dan seterusnya sampai Y 8 = Y 8  1 +  8 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Keterangan:  Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen   adalah variabel laten endogen  Y adalah loading faktor variabel endogen   adalah galat pengukuran pada variabel endogen Sofyan Yamin, 2011:38 3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi: a. Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item scorecomponent score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian pada tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup Ghozali, 2011:25. b. Discriminant Validity Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indicator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai square roof of average variance extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05 Ghozali, 2011:25. c. Composite Reliability Composite reliability blok indicator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas composite adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk Ghozali, 2011:25-26. 4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model Dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen dan diukur dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 nol menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance Ghozali, 2011:26. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.2. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 5 100

PENGARUH MOTIVASI, KETERAMPILAN SOSIAL, MINAT BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 1 92

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN MINAT BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 125

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 97

Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur.

0 4 98

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 3 135

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR SKRIPSI

0 0 24

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 25

PENGARUH MOTIVASI, KETERAMPILAN SOSIAL, MINAT BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 25