bila dibandingkan dengan metode FIFO. Sedangkan, pada perusahaan yang variasi persediaannya yang tinggi akan menggunakan metode FIFO sehingga laba
perusahaan menjadi lebih besar Taqwa, 2001. Mukhlasin 2001 juga mengemukakan bahwa metode akuntansi persediaan rata-rata mempunyai
variabilitas yang relatif lebih stabil dibandingkan dengan FIFO. Investor cenderung memilih metode rata-rata disebabkan karena nilai persediaan akhir
yang dihasilkan oleh perusahaan relatif stabil, sehingga investor memiliki kemampuan untuk memprediksi dan membuat keputusan ekonomi yang tepat
dibandingkan jika perusahaan menggunakan metode FIFO, dimana metode tersebut akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang lebih bervariasi karena
pengaruh perubahan harga.
2.9. Variabilitas Harga Pokok Penjualan
Variabilitas harga pokok penjualan menunjukkan harga pokok atas sejumlah barang yang dijual selama periode akuntansi tertentu yang mencerminkan
operasional perusahaan dalam mengelola persediaan. Pada kondisi inflasi perubahan harga selain akan berpengaruh terhadap nilai akhir persediaan juga
akan berpengaruh pada harga pokok pernjualan Kieso, 2008. Perubahan harga penjualan akan berdampak pada net income perusahaan. Dengan adanya
perubahaan harga, pemilihan metode persediaan yang berdasarkan harga pokok akan memberikan pengaruh yang berbeda pada neraca dan persediaan akhir.
Muklasin 2001, menyatakan bahwa metode FIFO pada kondisi inflasi akan menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih kecil, hal ini disebabkan
penilaian atau pengakuan harga pokok penjualan berupa harga awal. Dengan
Universitas Sumatera Utara
variabilitas harga pokok penjualan yang rendah yaitu menggunakan metode FIFO sehingga menghasilkan laba yang tinggi dan metode rata-rata menghasilkan
variabilitas yang lebih besar sehingga menghasilkan laba yang relatif rendah dan dapat penghemat pajak tax saving.
2.10. Variabilitas Laba Akuntansi
Variabilitas laba perusahaan akuntansi merupakan kondisi terjadinya perubahan dari ukuran kinerja perusahaan selama satu periode. Laba yang tinggi
mengindikasikan harga saham perusahaan yang tinggi sehingga memotivasi investor menanamkan sahamnya di perusahaan. Laba yang rendah menunjukkan
harga saham yang rendah dan kurang mendorong investor menanamkan modalnya tetapi pajak yang dibayarkan perusahaan rendah. Penggunaan metode penilaian
FIFO menyebabkan laba yang dihasilkan akan tinggi. Dengan laba yang tinggi akan menarik para investor untuk berinvestasi. Penggunaan metode rata-rata
menyebabkan laba yang dihasilkan akan rendah. Dengan laba yang rendah maka pajak yang harus dibayar perusahaan juga rendah. Mukhlasin, 2001
mengemukakan variabilitas laba akuntansi dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal perusahaan, secara internal variabilitas ini dibentuk oleh
kebijakan perusahaan baik yang berkaitan dengan teknik operasional perusahaan maupun kebijakan akuntansi perusahaan sedangkan secara eksternal kondisi
ekonomi baik berupa inflasi maupun kebijakan pemerintah. Perbedaan variabilitas laba akuntansi antara metode FIFO dan rata-rata mengharuskan manajer memilih
metode yang dapat menghasilkan smoothing income dan dapat memperkecil biaya pajak yang harus dibayarkan. Metode rata-rata akan menghasilkan laba akuntansi
Universitas Sumatera Utara
yang cenderung lebih stabil dan lebih kecil dibandingkan dengan metode FIFO sedangkan metode FIFO jika terjadi perubahan harga akan menghasilkan laba
dengan variabilitas yang tinggi. Untuk alasan smoothing income maka manajer akan memilih metode rata-rata dibandingkan dengan metode FIFO Mukhlasin,
2001
2.11. Estimasi Penghematan Pajak